Share

VII. Suspicious Suspect (part 2)

11 Juni 2014

08 : 37 wib

Balai kota madya, Surabaya

POV : Penulis (Narator)

KLOONTAANNGGGG...!!!

"Suara apa itu..? Ada yang menguping kita..!! Cari dia..!!", ujar Hariyanto.

"Sial.........", Ujar arul sambil bersembunyi di belakang tumpukan drum.

"Tidak ada siapa-siapa pak.. mungkin dia sudah kabur..", ujar wartawan.

"Bodoh!!.. bagaimana kalau penguping itu mendengar semua nya.. cepat cari!!", ujar Hariyanto.

"Akan saya cari kembali pak, mungkin dia tidak jauh...", sahut wartawan.

"Urus semua ini..!! Aku tidak ingin ada masalah..", ujar Hariyanto sambil kembali ke kerumunan orang.

"Kayak nya aman deh... Gue harus beritahu yang lain soal ini..", gumam Arul sembari keluar mengendap-endap, kembali ke kerumunan pengungsi.

Arul pun telah kembali ke kawan-kawan nya. Dan setelah dia menjelaskan, apa yang baru saja dia lakukan, dia pun menunjukkan video yang baru saja dia rekam. Mereka sontak kaget dengan pembicaraan orang di dalam video tersebut.

"Ini.... Lu beneran ini Rul..?", Ujar Mifta.

"Ya beneran lah, barusan gue rekam... tuh.. orang nya tuh.. lu lihat kan, dia yang di foto-foto ama orang-orang tuh..", ujar Arul sambil menunjuk pak Hariyanto yang tengah menjelaskan sesuatu pada awak media.

"kayak nya, gue pernah liat dia di tv... dia kan salah satu staff di kementrian pertahanan, lupa apa jabatan nya... Jadi.. dia orang yang bikin semua kejadian ini...??", Ujar Fiki.

"Entahlah Fik... Cuman dari video ini, bisa di pastikan kalau ini semua... Sudah di rencanakan..", ujar Arul.

"Bedebah!!... Kalo orang biasa, udah gue hajar habis-habisan tuh...", umpat Ali.

"sabar bro, ada waktu nya nanti... Kayak nya video ini... Bisa kita sebarin bro... Supaya jadi bukti... Buat melawan orang itu...", ujar Radit.

"Jangan dulu... Bukti ini belum kuat.. kalau kita publikasikan sekarang, bisa-bisa kita yang kalah... kita selidiki dulu kasus ini... Begitu kita punya cukup bukti, bahkan saksi... Kita bisa melawan dia...", Ujar Fiki.

"Yah bener.. bukti pertama ini sudah kita genggam, selanjut nya apa..? Kita ikuti mereka atau gimana..", ujar Mifta.

"kita gak semudah itu ngikuti dia, Orang itu memiliki pasukan militer... kayak nya dia berpangkat cukup ting-...", ucapan Fiki terhenti.

"Pengungsi nomor 3578... Ada di sini pengungsi nomor 3578..? Arfiki Zamdhiran..??", Teriak seorang petugas di dekat mereka.

"kayak nya gue di panggil... Saya pak..!! Di sini pak...!!", Sahut Fiki.

"Saudara Arfiki..?", tanya petugas tersebut.

"saya sendiri pak, gak sama saudara...", ujar Fiki.

"jangan melawak... Ikut saya sebentar.. ada yang ingin bertemu dan di bicarakan..", ujar petugas.

"oh iya pak... mari saya antar", sahut Fiki.

"Sudah saya bilang.. jangan melawak!!", ujar petugas kesal.

Sekitar 30 menit berlalu, Fiki kembali bertemu teman-teman dan mengatakan, bahwa dia di evakuasi ke jakarta terlebih dahulu, karena ada seseorang yang ingin bertemu dia di sana.

"Gimana Fik..? Habis ngapain lu tadi..?", ujar Radit.

"Maaf temen-temen, gue harus ke jakarta duluan... Kata nya ada seseorang yang ingin bertemu ama gue...", Ujar Fiki.

"Oh.. tapi lu balik lagi ke sini kan..?", Ujar Mifta.

"Bego... Lah kan kita semua di evakuasi ke jakarta.. jelas-jelas kita nanti juga ke sana.. otak lu gak beres gara-gara nabrak gue semalem ya....", Sahut Arul.

"gue kan nanya, lu gak usah nyolot napa... Yang di tanya siapa, yang jawab siapa...", Sahut Mifta.

"Hehehe... Bener kata Arul Mif.. kita semua di evakuasi ke sana pake helikopter.. tapi gue berangkat duluan, ada sesuatu yang penting... Gue tunggu kalian di sana..", ujar Fiki.

"Yah.. hati-hati Fik.. semoga selamat sampai tujuan... lu kasih kita kabar kalau bisa..", ujar Ali.

"Makasih... Gue tinggal dulu ya..", ujar Fiki sambil pergi.

"Terus giliran kita kapan...", Ujar Mifta.

"Sini ikut gue... Mending lu makan dulu... Kayak nya lu mulai lapar..", ujar Arul.

"Eh lu tau gak... Gue dulu waktu kecil, kalo laper, biasa nya makan orang...", sahut Mifta.

"Hahahaha...", Tawa Ali dan Radit.

Fiki pun berangkat terlebih dahulu, bersama para ilmuwan dalam satu helikopter. Beberapa menit telah berlalu, mereka berempat pun masih berbincang-bincang, sambil menunggu giliran di panggil untuk evakuasi. Namun, saat mereka sedang mengobrol, suara sirine darurat berbunyi.....

“Di mohon untuk tetap tenang, jangan ada yang panik, saat ini ada sesuatu yang ingin mendekat....kami ulangi, jangan panik..!!”, ujar seorang tentara lewat pengeras suara.

BRRAAAAAAKKKKKKK..........!!!!!!!!!!

AAAAAAAAAAAAAAAA....!!!!!!

Semua orang panik seketika, setelah  mendengar gerbang utama di terobos oleh sesosok makhluk tinggi besar, menyerupai sosok manusia, namun memiliki ekor dan cakar yang panjang. Arul dan teman-teman nya, pergi mencoba untuk bersembunyi dari makhluk yang mulai membunuh dan memakan satu persatu pengungsi tersebut. Juga nampak terlihat beberapa makhluk lagi dari arah gerbang yang lain.

Saat semua orang panik, Arul dan teman-teman nya masuk ke dalam tenda besar, tenda utama di tempat evakuasi tersebut. Mereka mencari dan mencari beberapa benda yang bisa di gunakan untuk melindungi diri, yang tentu saja senjata api. 

Setelah beberapa menit, mereka berhasil menemukan tempat penyimpanan senjata api. Semakin ramai terdengar jeritan dan auman dari luar, namun yang mereka pedulikan hanyalah persiapan mereka agar bisa kabur dari tempat itu. Setelah mereka mengambil beberapa senjata, pelindung, amunisi yang lebih, dan bekal konsumsi di sana, mereka pun menuju ke tempat bagian kendaraan.

"Wooow....... Ada banyak banget mobil tempur nya...", Ujar Mifta.

"Norak lu... Maka nya lihat tivi... Turing aja sih lu...", Sahut Arul.

"Gue kagum pak... Bukan nya norak..", sahut Mifta.

"Udah-udah... Cepetan, kita gak punya banyak waktu buat bercanda... naik yang mana nih..", ujar Ali.

"Yang itu aja, cukup kuat kayak nya..", ujar Radit.

"Pilihan pintar lu Dit... Kendaraan lapis baja ini nama nya humvee...", ujar Arul.

Mereka pun keluar dengan mengendarai sebuah humvee milik tentara. Namun, mereka harus keluar melewati gerbang utama, dan melalui para makhluk tersebut.

Setelah mereka melewati halaman kota madya, tidak ada kehidupan yang tersisa, sama seperti tempat evakuasi yang sebelum nya. Zombi, zombi, dan monster yang terlihat. Saat akan mendekati gerbang, mereka di hadang puluhan zombi dan beberapa monster. Dan mereka pun memulai serangan pertahanan diri.

"Gila... Gue kira pistol tuh ringan... Berat juga...", Ujar Ali.

"Ya lumayan Li... monster nya di belakang.. tembak.. tembak..!!", Ujar Arul.

DOORR...DOORRR..DORRRRR..!!!!

DOOORRR...DOORRR...DOOORRRRR..!!

"Wow... Awas Dit... Lu bisa kepental ke belakang kalo gak lu pegang kuat senjata nya...", Ujar Arul.

"Untung gue milih pistol...", Ujar Ali.

"Mif.. nyetir yang bener.. jangan sampe nubruk...", Ujar Radit.

"Bacot lu...!! Di pikir gue main GTA apa...", Umpat Mifta.

RAAAAAAARRRGGHHHHH.....!!

Mereka berusaha menembak makhluk tersebut, berharap bisa melumpuhkan. Namun tidak, peluru tersebut hanya menghambat saja, tidak melukai. Kulit makhluk tersebut seperti baja, bahkan tak setetes darah pun keluar dari luka tembakan. Lalu Ali pun melihat ada sebuah tong bertuliskan bahan bakar, yang akan di lewati oleh monster tersebut. Dan dia pun menembak tong tersebut.

BOOOOOOOMMMMMM....!!!!!

Makhluk tersebut pun terpental cukup jauh ke belakang, dan tak lagi memburu mereka. Dan dengan keberuntungan, mereka selamat keluar dari tempat evakuasi, yang sudah mulai hancur, seperti joyoboyo.

"Syukurlah.... Kita selamat.. tadi hampir aja.. di belakang kita persis..", ujar Arul.

"Bagus Li... Untung lu sigap..", ujar Radit.

"ah biasa aja.... Gue pernah main Counter Strike soal nya...", Ujar Ali.

"... sombong...", umpat Arul.

“Jadi, ini mau kemana?”, tanya Radit.

“Gak tau...gue masih bingung”, jawab Mifta.

“Lu gimana sih.. ya jelas kita ke jakarta lah... Mau kemana lagi..", ujar Arul.

“heh... Lu habis hirup lem fox..? Jakarta lu pikir deket, kayak dari sini ke sidoarjo..? Lagian kita gak tahu dimana tempat evakuasi nya di sana...", Ujar Mifta.

"Lu ngomong santai dikit napa..? Lagian lu mau kemana lagi coba, semua korban di terbangin ke jakarta... Dan Jakarta tempat terakhir untuk selanjut nya di ungsikan ke pulau yang netral virus...", Sahut Arul.

"bener, Kita bisa cari tempat nya begitu sampai di sana Mif...", Sahut Radit.

"Nanti kita coba hubungi Fiki.. siapa tau dia bisa kita hubungi, buat ngasih tahu tempat nya...", Ujar Arul.

“Ya udah lah kalau gitu... Kita mampir dulu ke minimarket, ama pom bensin... Perjalanan kita lintas provinsi...", Ujar Mifta.

"Oke.. gue juga butuh shampoo.. Kepala gue gatel kena darah...", ujar Radit.

"Gue juga butuh snack, buat di jalan nanti.... Daripada gue harus makan orang...", ujar Ali.

"Astaga... gue bawa beban mental... Moga aja gue kuat nyetir...", Gumam Mifta.

"Perjalanan ini.... Terasa sangat, menyedihkan...", Ujar Arul sambil bernyanyi.

"Diem lu kampret..!!", Sahut Mifta.

Perjalanan mereka, masih jauh, jauh menuju tempat teraman di pulau tersebut. Setelah Angga menghilang, Fiki pun juga tak bersama mereka. Namun, mereka tetap saling bahu membahu, saling menyelamatkan, saling berbagi luka, untuk saling hidup. Dan mereka, juga berniat menyelidiki apa yang sebenar nya terjadi. Video tersebut adalah harapan mereka, berharap agar semua orang di luar sana, tidak mengalami kejadian ini, berharap semua ini cuma mimpi...

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status