Share

kekuatan sang naga
kekuatan sang naga
Author: Mas bon

bab 1

Author: Mas bon
last update Last Updated: 2025-08-14 20:54:30

"Bagaimana aku bisa melunasi uang sewa rumah bulan ini?"

"Sedangkan aku baru saja dipecat gara-gara sering telat datang bekerja!"

"Uangku tidak cukup untuk membayar sewa bulan ini"

"Hmmm,,"

"Untuk sekarang aku harus mencari beberapa pekerjaan paruh waktu supaya cepat mendapatkan uang agar bisa membayar sewa rumah ini" Ucap Leo Yang sedang merebahkan tubuhnya di kasur

Leonardo tumbuh besar di tempat panti asuhan, semenjak menginjak usia remaja, pemerintah tidak lagi memberikan dia tunjangan di panti asuhan tersebut.

Oleh karena itu Leonardo menghidupi dirinya sendiri dengan bekerja di toko roti milik seorang pengusaha di tempatnya itu.

Namun kelalaian Leonardo membuat dirinya dipecat dari tempat dia bekerja, dia sering terlambat datang bekerja bukan karena tidak punya alasan.

Melainkan Leonardo harus menjalani kuliahnya di salah satu universitas ternama, walaupun universitas itu diisi oleh orang-orang kelas atas, namun kecerdasan leo membawa dirinya untuk mendapatkan beasiswa dari Universitas tersebut.

Selain mempunyai bakat kecerdasan, Leonardo juga pemuda yang tampan dan berkharismatik, sehingga tidak sedikit wanita di kampusnya itu selalu mendekati Leonardo.

Leo terdiam sesaat menatap langit-langit kamarnya yang tampak menghitam akibat bekas air hujan dari atap yang bocor.

Jam dinding terdengar berdetak kencang menemani kesunyian dikamar leo ketika itu.

Hingga handphone milik leo berbunyi menyadarkan leo dari lamunannya.

"Erina?"

"Ada apa dia menelponku?"

"Apakah dia sudah tau bahwa aku telah dipecat dari pekerjaanku?" Ucap leo.

Erina adalah teman leo yang memiliki rupa yang begitu cantik, Erina merupakan bintang dikampus leo pada saat itu, dan tentu saja Erina juga anak dari pemilik perusahaan toko roti tempat leo bekerja.

"Leo?"

"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Erina

"Iya Erina, tentu saja"

"Maafkan aku leo"

"Aku baru mendengar kabar bahwa kau telah dipecat dari pekerjaanmu"

"Aku akan berbicara kepada ayahku supaya kau bisa bekerja lagi" Ucap Erina.

"Tidak apa-apa Erina"

"Itu semua memang kesalahanku"

"Aku tidak mau kau merasa bersalah dengan semua ini"

"Mungkin aku akan mencari pekerjaan yang lebih banyak waktu supaya tidak menganggu dengan kuliahku dan pekerjaanku" Ucap leo

"Tidak apa-apa leo"

"Kau tenang saja, ayahku pasti akan menuruti perkataanku" Ucap Erina yang langsung menutup teleponnya.

Erina pun langsung menemui ayahnya untuk membicarakan tentang pemecatan leo.

"Ayah!"

"Apa yang sudah ayah lakukan kepada leo?"

"Kenapa ayah memecat dia?" Tanya Erina dengan nada tinggi

"Putriku"

"Ayah tidak mau diperusahaan ayah ada pegawai yang tidak disiplin"

"Itu akan mempengaruhi para pegawai yang lain"

"Dan ayah tidak mau itu terjadi" Ucap ayah Erina

"Tapi ayah"

"Kenapa leo saja yang ayah pecat!"

"leo walaupun sering terlambat masuk kerja, tapi dia selalu memberaskan pekerjaannya dengan rapi dan teliti"

"Sedangkan banyak pegawai yang lain yang kerjanya asal-asalan tapi masih ayah pertahankan!" Ucap Erina

"Ini tentang disiplin Erina"

"Bukan yang lain" Ucap ayahnya.

"Ayah terlalu naif!"

"Jika ayah tidak mempekerjakan leo lagi, Erina tidak mau masuk kuliah lagi" Ucap Erina mengancam

Ayah Erina hanya terdiam mendengar putrinya berkata seperti itu.

Tentu saja ayah Erina tidak ingin anak semata wayangnya berhenti kuliah gara-gara dia memecat leo.

"Baiklah Erina"

"Suruh leo untuk datang besok ke tempat kerjanya" Ucap ayah Erina.

Erina yang mendengar langsung dari ayahnya sangat bahagia dengan permintaannya yang berhasil mempekerjakan leo.

"Baiklah ayah, aku akan menghubungi leo supaya besok dia kembali bekerja lagi di perusahaan kita" Ucap Erina yang langsung meninggalkan ayahnya di ruang kerja.

Keesokan harinya Erina dengan diantar supir pribadinya sudah tiba dikampus untuk menunggu kedatangan leo.

Erina tidak sabar ingin memberitahu leo bahwa dirinya hari ini bisa bekerja lagi diperusahaan ayahnya.

Erina sengaja menunggu kedatangan leo di pintu gerbang universitas, tetapi leo tak kunjung datang, Erina berdiri lumayan lama.

Ketika Erina sedang menunggu datanglah sebuah mobil sport mewah menghampiri Erina.

"Tuan putri yang cantik, apa yang sedang kau lakukan disini?" Ucap alex yang berada di dalam mobil sport itu.

Tanpa sepatah katapun Erina hanya memalingkan wajahnya dari hadapan alex.

Alex adalah salah satu mahasiswa di Universitas tersebut, selain orang tuanya kaya raya, alex merupakan keponakan dari komite di Universitas tersebut.

Alex sangat menginginkan Erina untuk menjadi pacarnya, namun Erina tidak pernah menanggapi keinginan alex tersebut.

"Apa yang sedang kau tunggu Erina?"

"Aku tidak ingin kulit indahmu itu terbakar oleh panasnya matahari"

"Lebih baik kau ikut bersama ku Erina, jangan kau pikirkan tentang mata kuliahmu"

"Aku akan berbicara pada pamanku agar nilai mata kuliah mu mendapatkan nilai yang bagus"

"Sekarang ayo masuklah Erina, kita akan pergi jalan-jalan ke tempat yang kau sukai"

"Aku akan mengantarkan mu ke tempat yang kau mau Erina" Ucap alex dengan menunjuk ke arah mobil sport miliknya.

Tetapi Erina tidak menghiraukan ucapan dari alex sama sekali, Erina hanya fokus melihat ke arah jalan menunggu kedatangan leo saat ini.

Hingga leo pun dari kejauhan terlihat datang dengan mengendarai sepeda motor klasik, motor itu leo dapatkan dari pemilik rumah yang dia sewa.

Semenjak kematian suaminya, motor itu hanya tergeletak di gudang dan tidak terpakai lagi.

Karena melihat leo yang selalu berjalan kaki menuju kampusnya, akhirnya pemilik sewa rumah tersebut memberikan motor itu kepada leo untuk dipakai.

"Leo" Teriak Erina memanggilnya

Seketika leo berhenti tepat didepan Gerbang universitas.

"Erina?"

"Apa yang sedang kau lakukan?" Tanya leo

"Aku ingin berbicara dengan mu leo"

"Tapi bisakah kita berbicara ditempat lain?"

"Aku tidak ingin ada orang lain yang tau tentang pembicaraan kita" Ucap Erina.

"Baiklah Erina, ikutlah denganku" Ucap leo

Erina pun langsung naik dibelakang motor leo, tanpa menghiraukan alex yang berada di dekatnya.

Alex hanya mendengus dongkol melihat leo dan Erina berboncengan, namun alex tidak berani menentang leo sedikitpun.

Alex sangat tau bahwa leo pemegang sabuk beladiri tertinggi di kampus itu, beberapa kali dalam kelas olahraga beladiri, alex selalu kalah dalam pertarungan melawan leo.

Sehingga alex hanya menatap kesal dengan kepergian leo dan Erina dari hadapannya.

"Sialan kau leo"

"Kau belum tau siapa aku!"

"Aku tidak akan membiarkanmu merebut Erina dari tanganku!"

"Kupastikan kau akan segera keluar dari Universitas ini!" Ucap alex dengan menutup pintu mobilnya dan melaju kencang meninggalkan kampus.

Sedangkan leo dan Erina sudah sampai di depan kelas mereka.

"Leo" Ucap Erina dengan menahan senang ketika akan memberitahu leo tentang pekerjaannya.

"Aku sudah berbicara dengan ayahku"

"Aku memintanya untuk tetap mempekerjakan mu di perusahaan ayahku" ucap Erina

"Erina"

"Mengapa kau lakukan itu?"

"Aku bahkan tidak terpikirkan tentang semua ini"

"Lagipula aku sering melakukan kesalahan Erina" Ucap leo

Erina pun meyakinkan leo untuk tetap bekerja di perusahaan ayahnya.

Dengan begitu leo mau tidak mau menerima permintaan dari Erina.

"Baiklah leo"

"Setelah pulang kuliah kau bisa langsung masuk kerja seperti biasanya" Ucap Erina yang langsung meninggalkan leo ke kelasnya.

Walupun leo serba kekurangan, namun Erina sangat mengagumi sosok dari leo, betapa tidak, selain tampan leo juga mahasiswa paling cerdas di Universitas itu.

Hari mulai menjelang sore, leo yang sudah berjanji akan bekerja lagi ditempat ayah Erina langsung bergegas mengendarai motor antiknya itu ke tempat perusahaan ayah Erina berada.

Sesampainya disana leo langsung masuk ke perusahaan roti dimana ayah Erina sudah menunggu kedatangan leo disana.

"Selamat sore tuan davison?"

"Apakah benar jika aku bisa bekerja lagi ditempat tuan?" Tanya leo.

Davison hanya terdiam sinis melihat leo, davison melihat dari ujung kaki hingga ujung kepala leo.

Tanpa banyak perkataan davison mengeluarkan segepok uang dari saku celananya dan melemparkan ke arah leo.

Jelas leo kaget dengan tindakan davison yang melemparkan uang yang begitu banyak kepadanya.

"Tuan davison?"

"Apa maksud anda dengan semua ini?" Tanya leo.

"Leonardo!" Ucap davison dengan nada mengeram

"Atau siapapun kau"

"Mulai dari sekarang kau jauhi anaku!"

"Ambilah uang itu dan jangan pernah untuk mendekati putriku lagi!"

"Jika uang itu kurang kau bisa kembali kesini lagi untuk aku berikan kepadamu!" Ucap davison

"Tapi tuan?"

"Aku sama sekali tidak mengharapkan imbalan sebanyak ini"

"Dan aku tidak pernah sekalipun untuk mendekati Erina, putri anda" Ucap leo.

"Baguslah jika kau sadar diri"

"Erina tidak cocok berteman dengan mu leo"

"Asal kau tau, kedekatanmu dengan Erina membuat kalangan para bangsawan di keluargaku menjadi perbincangan"

"Bahkan keluarga yang jelas asal usulnya pun belum pantas dekat dengan putriku"

"Apalagi kau!"

"Bahkan kau tidak jelas asal usulmu darimana!"

"Mungkin saja kau anak haram yang dibuang ke panti asuhan itu!" Ucap davison yang memekakan telinga leo.

Hati leo terasa tersambar petir setelah mendengar ucapan dari davison.

Tapi leo mengerti akan keberadaannya saat ini, bahkan leo sendiripun tidak tau dimana orang tuanya berada, apakah mereka masih hidup atau telah tiada.

Atau leo benar-benar anak buangan seperti yang telah davison katakan.

Tanpa sepatah katapun leo langsung pergi meninggalkan davison dan uang terlihat berceceran di lantai itu.

"Hei!"

"Kau sombong sekali meninggalkan uang sebanyak ini!"

"Dasar anak tidak jelas!" Teriak davison kearah leo yang langsung keluar dari perusahaan itu.

Leo mengendarai motor klasiknya dengan kencang menuju ke rumah tempat dia menyewa.

Meskipun hujan deras leo tetap memacu kendaraannya itu tanpa mengurangi kecepatan sedikitpun.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • kekuatan sang naga   bab 5 kecurigaan

    Leo baru saja selesai mengajarkan rumus-rumus Fisika kepada Shizuka di ruang belajar rumah besar itu.Dinding-dinding bergaya klasik Jepang berpadu dengan sentuhan modern, namun suasana terasa aneh — seperti ada yang disembunyikan.Shizuka duduk bersila di lantai, memperhatikan Leo dengan tatapan berbeda. Matanya seolah penuh rahasia yang belum ia ungkapkan."Kamu selalu bawa kalung itu ya?" tanya Shizuka tiba-tiba, suaranya datar namun tajam.Leo reflek menggenggam liontin naga di dadanya."Iya, ini peninggalan satu-satunya waktu aku ditinggal di panti asuhan," jawabnya jujur, sedikit heran dengan nada suara Shizuka.Shizuka tersenyum samar, matanya menatap liontin itu dalam-dalam."Aku pernah lihat simbol itu…" bisik Shizuka pelan, nyaris seperti bicara pada dirinya sendiri.Leo langsung terkejut. "Kamu pernah lihat? Di mana?"Shizuka terlihat ragu sejenak, namun akhirnya berdiri dan mengisyaratkan Leo mengikutinya.Mereka berjalan melewati lorong rumah besar itu.Aroma kayu tua dan

  • kekuatan sang naga   bab 4 gelisah

    Langit malam gelap tanpa bintang, hanya lampu taman yang redup menemani sepi.Leo duduk di bangku taman, memandangi kalung dan kunci pemberian Suster Maria. Pikirannya kacau.Tiba-tiba langkah kaki terdengar di belakangnya."Leo..." suara lembut itu familiar.Leo menoleh. Erina berdiri di sana, mengenakan sweater abu-abu, matanya merah seperti habis menangis."Erina? Kenapa kau di sini malam-malam begini?" tanya Leo, sedikit cemas.Erina duduk di sampingnya, menatap ke depan tanpa bicara beberapa detik.Udara malam dingin, tapi keheningan lebih menusuk."Aku... aku dengar ayahku akan melakukan sesuatu pada dirimu," ucap Erina akhirnya, suaranya bergetar.Leo terkejut, namun mencoba tetap tenang. "Aku sudah biasa ditekan orang-orang seperti ayahmu."Erina menggeleng, air mata mulai mengalir. "Kau tidak mengerti, Leo.Ayahku... dia bukan orang yang hanya bicara. Dia akan menghancurkanmu, dengan cara apapun."Leo menarik napas dalam. "Aku tidak takut, Erina. Aku sudah melewati banyak hal

  • kekuatan sang naga   bab 3 prediksi

    Erina," panggil Leo lembut , "aku mengerti perasaanmu. Tapi, aku mohon jangan terlalu memikirkan hal ini""Aku akan berusaha mencari pekerjaan yang lebih baik."Erina mengangguk pelan, air matanya kembali menetes."Aku hanya tidak ingin kehilanganmu, Leo.""Aku mengerti Erina," balas Leo tulus."Tapi, kita harus menghadapi kenyataan. Kita berbeda.""Tapi cinta tidak mengenal perbedaan, bukan?" tanya Erina lirih.Leo terdiam. Ia tahu Erina benar, namun kenyataan hidup seringkali terlalu kejam. Ia tidak ingin menyakiti hati Erina, namun ia juga tidak ingin memberikan harapan palsu."Aku tidak tahu harus berkata apa lagi, Erina," ucap Leo akhirnya.Erina tersenyum pahit. "Tidak apa-apa, Leo. Aku mengerti."Setelah itu, Erina pamit pulang. Leo kembali masuk ke dalam kamarnya. Ia merasa sangat lelah, baik fisik maupun mental.Sementara itu, Jimmy sedang menyusun rencana jahatnya.Ia ingin menghancurkan hidup Leo dan merebut Erina darinya.Dengan foto yang telah ia ambil, Jimmy yakin rencan

  • kekuatan sang naga   bab 2 harapan

    Sudah dua hari leo hanya mengurung diri dirumah sewaannya, tanpa beranjak dari tempat tidurnya leo terus memikirkan nasib dirinya.Jelas leo sangat sedih dengan asal-usul dirinya itu, kenapa dia bisa berada dipanti asuhan.Apalagi leo masih terngiang dengan ucapan davison bahwa dirinya adalah anak yang tidak jelas asal usulnya.Leo pun membuka lemari yang berada di samping tempat tidurnya, sebuah kotak diambilnya dari dalam lemari.Didalam kotak itu berisikan sebuah kunci yang terbuat dari platinum dan sebuah kalung yang mempunyai liontin naga.Hanya benda itu satu-satunya yang leo miliki dari tempat panti asuhan yang diberikan kepadanya sebagai warisan dari keluarganya.Namun beberapa kali leo menanyakan kepada pengurus panti asuhan dimana orang tuanya berada, pihak panti asuhan hanya menggelengkan kepalanya tanda tidak tahu."Aku yakin orang tua ku masih hidup!""Tapi dimana mereka sekarang?""Kenapa mereka meninggalkanku di panti asuhan?"Apa mungkin aku ini memang anak yang tidak

  • kekuatan sang naga   bab 1

    "Bagaimana aku bisa melunasi uang sewa rumah bulan ini?""Sedangkan aku baru saja dipecat gara-gara sering telat datang bekerja!""Uangku tidak cukup untuk membayar sewa bulan ini""Hmmm,,""Untuk sekarang aku harus mencari beberapa pekerjaan paruh waktu supaya cepat mendapatkan uang agar bisa membayar sewa rumah ini" Ucap Leo Yang sedang merebahkan tubuhnya di kasurLeonardo tumbuh besar di tempat panti asuhan, semenjak menginjak usia remaja, pemerintah tidak lagi memberikan dia tunjangan di panti asuhan tersebut.Oleh karena itu Leonardo menghidupi dirinya sendiri dengan bekerja di toko roti milik seorang pengusaha di tempatnya itu.Namun kelalaian Leonardo membuat dirinya dipecat dari tempat dia bekerja, dia sering terlambat datang bekerja bukan karena tidak punya alasan.Melainkan Leonardo harus menjalani kuliahnya di salah satu universitas ternama, walaupun universitas itu diisi oleh orang-orang kelas atas, namun kecerdasan leo membawa dirinya untuk mendapatkan beasiswa dari Univ

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status