Setelah kepergian Ibu dan mbak laila ke mall, kulangkahkan kaki ku menuju kamar ku ambil handuk lalu aku pun mandi,
Tiba-tiba aku teringat dengan perkataan mbak laila dan ibu, "Yaa aku ngak boleh kalah dari mereka lihat saja aku akan mempertahankan rumah tanggaku dengan Mas Rendi" kata ku dengan tepat Selesai mandi ku buka laptopku aku ingin melihat pemasukan dari butik ku, Ya aku mempunyai butik yang terkenal di kalangan elit, aku sudah mendirikan sepuluh cabang butik, Semuanya aku sembunyikan dari Mas Rendi dan juga keluarga Mas Rendi makanya selama ini mereka menganggapku kampungan karena yang mereka tahu aku datang ke Jakarta untuk merantau dan mereka juga tidak mengetahui ladang sawit dan sawah ku yang ada di desaku. ya ladang dan sawah itu peninggalan warisan dari bapak dan ibu kandungku, ibu dan bapak sudah lama meninggal sejak aku tamat kuliah, Dulu aku kuliah di Amerika dengan beasiswa yang kuraih, aku mengambil jurusan manajemen perkantoran, aku menempuh kuliah sampai S2, keluarga suamiku tidak ada yang mengetahui itu semua, aku berencana akan memberitahukanya pada Mas Rendi di waktu yang tepat saja tidak sekarang karena ku lihat Mas Rendi masih tidak membelaku, Kubuka leptopku lalu aku melihat pemasukan butiku lumayan sangat besar, dan pemasukan uang sawit dan sawahku juga lumayan, sepertinya aku akan membuka usaha pabrik minyak kelapa sawit tampa sepengetahuan mereka semua, Kututup kembali leptopku lalu ku ambil hp ku, Aku ingin menghubungi orang kepercayaan ku di butik, [Reva] : "hallo anita, kamu apa kabar?" [Anita] :" hallo juga bu, kabarku baik bu, kalau kabar ibu bagaimana apakah ibu baik-baik saja?" [Reva] : "aku baik-baik saja anita, oh iya bagaimana perkembangan dengan butik kita apakah ada kemajuan? Tanya ku pada anita" [Anita] : "semuanya berjalan dengan baik bu, sepuluh cabang butik kita ramai semua pengunjung nya bu, kata anita pada ku" [Reva] : "bagus kalau begitu, yasudah aku hanya menanyakan itu saja aku tutup dulu ya nit", kata ku pada anita" [Anita] : "baik bu sampai jumpa kapan-kapan ya bu" Tut..tut..tut.. telfon kami pun mati (Di kantor mas rendi) "Hai bro kenapa tuh wajah kusut amat? Kata temen nya mas rendi yaitu bayu "Ehh elu yu, ngak ini gua pusing aja yu sama istri dan ibuku mereka kalau ketemu selalu saja berantem", curhat rendi ke bayu "Owh itu biasa dalam hal menantu dan mertua ren, emang apa sih yang membuat mereka berantem terus ren? kata bayu pada rendi "Yahh masalah uang belanja yu", jawab rendi "Emang lu kasih uang belanja sama istri lu berapa ren? Tanya bayu "Satu juta yu", jawab mas rendi sambil garuk-garuk kepala yang tidak gatal. "Astagfirullah.." "Ren.. ren lu yang bener aja kasih istri lu uang belanja satu juta yah ngak cukup lah ren", kata bayu "Tidak cukup bagai mana bay kan satu juta itu udah banyak yu", jawab rendi "Bagi lu cukup hanya untuk uang bensin pulang pergi selama satu bulan tapi lu berpikir deh ren uang satu juta itu kecil untuk kebutuhan keluarga lu, belum bayar air,listrik dan juga wifi di tambah uang kebersihan itu aja udah mau sampai satu juta ren", lah terus uang belanja kebutuhan rumah mana ada lagi ren "Nih ya sedangkan gua aja semua gaji gua yang pengan istri gua ren karena gua tau pengeluaran itu banyak ren", "Trus lu juga ngak kasih uang nafkah sama reva ren? Tanya bayu "Kagak yuk", jawab rendi "Tega bener lu ren uang nafkah aja lu ngak kasih sama reva, bagaimana iya mau merawat diri kalau itu aja lu kagak kasih", kata bayu sambil geleng geleng kepalanya. "Tapi yuk kalau aku kasih pasti ibu ku marah yu, ibuku pasti bilang aku durhaka lah, surga ku hanya di kaki ibuku lah dll lah yuk!, kata rendi lemas "Gini ya ren lu kan udah nikah lu juga udah ucapin janji suci di hadapan para saksi dan ustad, saat lu ngucapin itu berarti reva itu udah tanggung jawab lu ren seharusnya nya lu kasih uang nafkah yang sudah sepatutnya dia dapatkan dari lu ren!", kata bayu degan kesal "Tapi yu ibuku pasti marah", jawab randi "Gini ren memang surga anak laki-laki itu ada pada ibunya tapi kalau kelakuan ibumu udah diluar nalar lu gpp memberontak ibu lu demi kebaikan rumah tangga lu ren, kalau lu durhaka sama istrimu, sama aja lu masuk neraka ren rezky mu juga bakalan surut ren", kata bayu pada rendi "kalau menurutku sih ya ren kan jabatan lu kan di kantor ini udah jadi manager keuangan ngak ada salahnya semua gaji lu istri lu yang pengan biar dia yang ngatur semuanya termasuk mengatur uang bulanan ibu dan adik lu" kata bayu pada rendi "tapi Setelah ku pikir-pikir apa yang dibilang bayu bener juga, aku ngak boleh dzolim pada istriku "Makasih ya yu atas nasehatnya gua akan tetap mencintai istri ku, kata mas rendi pada bayu "Iya sama-sama bro, yaudah yuk kita masuk nanti pak bos marah lagi", kata bayu pada rendi "Lah kan gua atasan lu yuk", kata rendi "Hehe iya ya hehe", tawa bayu Tring pertanda ada pesan yang masuk, rendi melihat ponselnya yang berbunyi dilihatnya ternyata itu pesan dari ibunya "Ren nanti jam makan siang kamu datang ke mall ya, ibu sama mbak mu lagi di mall kita makan sama-sama ya, pesan ibu melalui WA". Rendi membalas pesan ibunya, "Iya bu nanti jam makan siang rendi otw ke sana" Ting pertanda rendi membalas pesan ibunya, Bu marni membaca pesan itu dengan senyum yang mengembang, "bagaimana bu apa mas rendi mau bu? Tanya laila "Iya abang mu mau", jawab ibu dengan senyum begitu juga dengan laila Di mall ibu dan mbak laila mereka pun berbelanja dengan uang yang di kasih mas rendi tadi pagi, Saat sudah jam makan siang namira sudah sampai di maal lalu iya pun menelfon mbak laila, [Namira] : "hallo mbak aku sudah di mall mbak di mana?" Tanya namira [ laila] : "naik aja ke lantai 3 nam, di restoran seafod" [Namira] : "okey mbak" Telfon pun mati, Sebelum namira datang ternyata rendi sampai terlebih dahulu di restoran seafod itu, Nami pun melangkahkan kaki nya menuju lantai 3 dengan memakai lift yang ada di mall tersebut, Saat sudah sampai di depan restoran seafod itu namira mencari keberadaan laila, "Nah itu dia mbak laila nya" saat Sudan menemukannya namira menghampiri laila, "Hai mbak", kata namira "Hai juga nam", jawab laila "Ehh ada tante, perkenalkan tante nama saya namira saya temenya mbak laia", namira memperkenalkan dirinya kepada bu marni "Duhh cantiknya, kata ibu pada namira "Makasih tante", jawab namira dengan senyum "Duhh ngak usah panggil tante, panggil aja ibu", kata marni pada namira "Baiklah Bu, namaira duduk dulu ya", jawab namira "Owh iya sampai lupa yuk duduk sini deket rendi", kata ibu "Tampa malu namira duduk di sebelah rendi, "Hai ren lama tidak berjumpa tambah ganteng aja", kata namira pada rendi "Iya hai juga namira", kata rendi cuek Ibu dan laila tampak bingung, "Hmmm ada yg kami tidak ketahui? Tanya laila kepada namira dan rendi "Oh iya mbak laila aku sama rendi mantan pacar mbak,dulu waktu kuliah aku dan rendi pernah bepacaran mbak", jawab namira pada laila ibu dan laila saling berpandangan dan senyum-senyum seolah olah mereka berdua tau isi pikiran mereka, "Kenapa senyum-senyum mbak? Kata namira "Oh tidak apa-apa nam, jawab laila "Yaudah kita pesen makan aja yuk", ajak laila Setelah selesai memesan makanan yang ingin mereka makan, namira mengambil kesempatan untuk mendekati rendi kembali "ternyata rendi makin tampan dan kaya aja, ini kesempatan aku untuk deketin rendi lagi mumpung ibu dan adik nya menerima aku", kata namira dalam hati "hmmm aku foto mereka ah trus aku buat story wa biar si babu itu melihatnya dan menangis, hahaha uppss keceplosan ketawanya" "Kenapa kamu la? Tanya randi pada adik nya "Haa ngak papa kok bang", jawab laila pada rendi Tampa sepengetahuan rendi, laila menjalankan rencananya dia memotret rendi dengan namira dari arah yang kelihatan mesra, "nah tinggal buat story wa tapi aku privasi dulu ke semua kontak ku kecuali reva si babu itu" laila berbicara dalam hati.Hari minggu pagi seperti perkataan rendi semalam bahwa laila di suruh untuk datang ke rumah rendi"Kamu mau ke mana lai? Tanya ibu"Laila mau kerumah mas rendi bu semalam kan mas rendi berpesan padaku katanya mau ada yang di bahas" jawab laial"Membahas soal apa? Tanya bu marni"Laila juga tidak tau bu kalau laila tau mana mungkin laila ke rumah mas rendi lagi bu" jawab laila"Isss kamu ini yaudah kamu jagan lupa minta duit rendi lagi ya" pesan ibu marni"Apaan sih bu duit mulu yang ibu pikirin, kemarin kan mbak reva udah kasih bu dua puluh juta loh bu" jawan laila kesal"Duit itu udah habis" kata ibu begitu saja"Emang ibu kemanain uang yang di berikan mbak reva bu? Tanya laila"Udah ibu buat beli perhiasan soalnya kemarin ibu Lihat ada model baru" jawab ibu degan enteng"Pokoknya kamu harus bawa uang nanti ya" kata ibu lagi"Laila tidak bisa janji bu, kata laial"Pokonya kam....Tin...tinggal...Belum sempat ibu berbicara mobil bima sudah sampai di halaman rumah ibu"Laila berangkat
Hari ini adalah hari sabtu dimana para pekerja sedang libur begitu juga degan perusahaan milik reva, seminggu ini perusahaan reva berjalan degan lancar dan untuk teman bima hari itu dia di terima sebagai staf biasa, awalnya dia menolak menjadi staf biasa tetapi reva berkata padanya maj tidak maunya rian bagi reva tidak bermasalah masih untuk reva mau menerimanya walaupun degan status nya di di penat karena korupsi uang perusahaan.Do pagi hari yang cerah dimana aku dan mas rendi sedang bersantai di dalam kamar, semenjak hamil aku lebih betah di dalam kamar saja dan hari ini juga bude nisa dan paman anto akan pulang ke kampung karena pak de anto mendapat kabar bahwa sawah milik reva yang ada di dekat sekarang jalan akan di beli oleh pemerintah untuk proyek pembangunan jalan tol"Reva... rev sini turun nak bude mu sama pakde mu mau pulang" teriak tante alma dari luar kamar"Iya tante sebentar lagi reva dan mas rendi keluar" kata revaTaklama reva dan rendi pun keluar dari kamar menuju
Malam berganti pagi, di pagi hari yang cerah ini dimana hari ini reva dan rendi akan berangkat menuju perusahaan milik reva di mana juga hari ini reva,rendi dan bima akan menginterview karyawan baru reva dan rendi bertugas untuk menginterview bagian manager dan juga staf sedang kan bima bertugas menginterview bagian produksi jam enam tiga puluh rendi dan reva sudah berada di parkiran khusus begitu juga degan bima melihat rendi dan reva sudah datang dan keluar dari mobil bima pun menghampirinya"Pagi rendi, pagi reva" sapa bima"Pagi juga mas bima" jawab reva dan rendi bersamaan"Yuk kita masuk mungkin para pelamar sudah berdatangan nanti jam tujuh pas kita akan mulai menginterview mereka" jawab reva dan akhirnya merekamemasuki gedung perusahaan ituSaat berjalan di loba tak sengaja bima melihat temanya yang dulu menngfitnah dia di kantor lama nya"Mas kenapa berhenti? Jawab rendi"Itu ren ada temen mas yang mau melamar di sini" jawab bima"Yaudah nanti kita bantuin dia agar dapat beke
Pagi harinya reva terbagun akibat mual yang membuat rendi terbagun dari tidurnya di hampirinya reva yang berada di kamar mandi dan mengusap-usap punggung reva aga lebih enakan setelah di rasa sudah enakan akhirnya rendi memapah reva ke tempat tidur dan membaringkannya dan tiba-tiba reva memeluk suaminya dan berkata"Mas sebaiknya mas di rumah aja ya tidak usah berangkat bekerja soalnya aku nyaman seperti ini mual ku hilang setelah menghirup wangi tubuhmu" kata reva degan mata memohon melihat istrinya seperti itu rendi tak mampu menolak nya"Yaudah mas ke bawah dulu mau bilang ke om supaya mas libur hari ini" jawab rendi dan di anggukin oleh reva"Jagan lama ya mas" teriak reva saat rendi keluar dari kamar menuju meja makan dan menghampiri om dodi yang sedang sarapan"Pagi om"sapa rendi"Pagi juga ren, reva mana ren? Tanay om dodi"Di kamar om tadi habis mual-mual jadi bawaan nya lemas, oh iya om rendi hari ini izin cuti ya om soalnya reva merengek minta di temenin" kata rendi"Yaudah
Pagi tu aku bagun dan berjala ke dapur untuk memasak akan tetapi ku lihat tante alma,bibi nisa dan bu surti sedang memasak sarapan pagi, semenjak aku hamil mereka semua melarang ku untuk melakukan aktifitas seperti biasanya,aku hanya di suruh duduk saja sama mereka yang membuatku bosanPikirku dari pada bosan mending aku melihat pemasukan butik ku saja kata ku dalam hati dan berjalan ke arah kamar untuk mengambil laptopku setelah dapat aku pun membangunkan mas rendi dan berjalan kembali ke dapur, kedudukan bokong ku di kursi meja makan sembari memeriksa penghasilan butiku, karena hari ini hati libur jadi kami bangun agak saingan"Waahh wangi banget, tante masak apa nih? Tanya ku"Ini masak rendang daging buat kita semua, kamu lupa ya semalam kamu bilang pingin makan rendang daging" jawab tante almaYa, malam itu saat kami berkumpul tak sengaja aku melihat di toktok ada artis toktok sedang kuliner nasi padang rendang melihat itu aku meminta tante alma membuatkan rendang untuk ku karena
Pagi itu entah kenapa aku merasa tidak enak badan sehingga membuatku merasa males untuk memasak untung ada bu surti jadi aku tidak takut lagi mas rendi tidak sarapan untungnya juga tadi aku sudah membangunkan mas rendi tapi tiba-tiba aku ingin muntah dan berlari ke arah kamar mandi"Hueekk....hueek" aku muntah tapi tidak ada yang keluar, hanya cairan benig yang keluar sehingga membuat aku merasa lemas dan pusing, mas rendi panik dan menghampiriku"Dek kamu kenapa? Tanya rendi"Aku tidak tau mas tiba-tiba kepala ku pusing dan rasanya aku mual banget" jawab reva"Kamu tunggu sebentar ya dek mas minta tolong sama ibu dulu biar di buatin teh hangat" kata rendi panik"Iya mas" jawab reva lemah sembari membayangkan tubuh nya di tempat tidurRendi berlari kebawah untuk meminta ibu membuatkan teh hangat rendi takut reva kecapean sampai di dapur rendi memanggil ibu surti"Ibuu tolong ibu buatin reva teh hangat ya bu" kata rendi"Reva kenapa ren? Tanya bu surti"Reva lagi tidak enak badan bu di