Semua Bab BEKAS PACAR ( INDONESIA ): Bab 11 - Bab 20
25 Bab
Bag 11
Mereka masih saling terdiam dengan tatapan yang sama-sama sulit diartikan. Tak berapa lama, Zeta menghela napas panjang. Wanita manis ini memalingkan wajah ke arah rumahnya. "Memposisikan diri seperti apa? Apakah dengan menjauhiku?" tanya Zeta sambil memalingkan wajah kembali ke arah Daru. "Bisa jadi seperti itu. Aku gak mau berharap terlalu banyak, kalau memang kamu dan Bang Fahri ada hubungan lebih selain hubungan mantan suami istri. Aku juga gak mau jadi orang ke tiga di antara hubungan orang lain. Kamu tentu tau, kalau aku mendekati mu karena ingin kembali mendapatkan hatimu dan kembali bersama." Zeta menelan saliva susah payah. Pria ini masih seperti dulu, tidak pernah bertele-tele dan selalu to the point. Dulu, saat pria ini cemburu pada salah satu teman sekelas  Zeta yang berjenis kelamin laki-laki, Daru dengan lantang mengatakan jika dia cemburu. "A-aku udah pernah bilang, kalau kita gak
Baca selengkapnya
Bag 12
Tubuh Daru mundur beberapa langkah karena tinjuan seniornya. Pria ini merasakan pipi kanannya memanas. Daru juga merasakan sudut bibirnya mengeluarkan cairan kental. Pria ini menyeka sudut bibirnya, dan menemukan darah menempel di kulit tangannya.Daru menegakkan tubuh, lalu menatap Fahri yang menatapnya nyalang dengan rahang mengeras. "Ternyata kamu yang memutuskan Zetaya dengan cara yang tidak gentle sama sekali itu kan?" tanya Fahri.Tubuh Daru menegang seketika. Jantungnya berdetak tak karuan. Seniornya tahu tentang masa lalu Zeta? Zeta menc
Baca selengkapnya
Bag 13
Daru tersadar dari lamunan, saat mendengar suara besi bergesekan, menandakan pagar rumah seseorang yang sejak tadi dipantaunya terbuka.Daru merapatkan tubuh pada tiang listrik yang berdiri kokoh tak jauh dari rumah seseorang itu. Matanya memperhatikan setiap gerak gerik seseorang yang berjalan kembali ke arah motor matic berwarna putih setelah membuka pagar bercat hijau muda. Kalau Daru tidak salah ingat, motor itu bernama Shiro. Motor yang sempat membuat Daru cemburu karena sang pemilik terlihat sangat menyayangi motor itu.Daru menggelengkan kepala guna mengeny
Baca selengkapnya
Bag 14
"Ini pesanan Anda." Zeta segera meletakkan cappuccino buatannya di atas meja di depan Daru. Wanita ini bertolak pinggang dengan sebelah tangan, sementara sebelah tangan lagi memegang baki coklat. "Silakan dihabiskan, lalu setelah itu silakan pergi dari tempat ini. Kopi itu gratis!" ucap Zeta ketus, lalu wanita ini membalikkan tubuh untuk segera pergi dari hadapan Daru. Di samping dia kesal dengan mantan kekasihnya itu, jantungnya pun tak bisa ia kendalikan jika berhadapan dengan Daru. Selalu, sejak dulu sampai detik ini. Dan Zeta tahu, jika usahanya untuk melupakan Daru selama sepuluh tahun ini tak pernah berhasil. Bagaimana Zeta bisa yakin? Tentu saja dia sangat yakin dan memahami dirinya sendiri. Apalagi setelah kejadian Daru tak menampakkan diri sejak wanita ini sengaja membuat Daru mundur untuk mendekatinya. Hidup Zeta seperti tersiksa. Ralat, buka
Baca selengkapnya
Bag 15
*REBECCA WIRYAWAN TERLIHAT SEMAKIN SERING BERKUNJUNG KE RUMAH KELUARGA BRATADIKARA. APAKAH KABAR YANG MENGATAKAN ANDARU BRATADIKARA DAN REBECCA WIRYAWAN AKAN RUJUK BENAR ADANYA?*TAK!!Zeta meletakkan kasar ponselnya ke atas meja kasir setelah membaca judul berita terpanas yang tiba-tiba saja muncul di layar ponselnya.Hati wanita ini memanas hanya karna berita itu. Andaru dan Rebecca
Baca selengkapnya
Bag 16
Hening beberapa saat. Hanya deru napas tiga orang yang berada di ruangan ini yang terdengar. Sampai tak berapa lama, mama Daru kembali berbicara."Anggota keluarga Bratadikara tidak boleh ada yang mencoreng nama baik keluarg—""Coret Ansel dari keluarga Bratadikara."Wanita paruh baya ini tertegun sesaat mendengar jawaban dari anaknya. Lalu tak berapa lama, senyum sinis muncul dari bibirnya. "Wah... hebat sekali. Kamu tidak ingat siapa k
Baca selengkapnya
Bag 17
Tubuh Zeta lemas seketika, sampai Daru langsung melangkah pasti untuk merengkuh tubuh Zeta agar wanita ini tak terjatuh. Mereka saling pandang dengan jarak sedekat ini. Napas mint Daru menerpa bibir Zeta."Kamu tidak apa-apa?" tanya Daru cemas.Zeta memperhatikan wajah Daru dengan seksama. Apakah ucapan mantannya ini bukan candaan? Tapi kalau hanya candaan, tidak mungkin wajah Daru terlihat penuh penyesalan seperti ini."Ka-kamu serius melakuk
Baca selengkapnya
Bag 18
Matanya nyalang menatap Daru. Sebelah tangannya mengusap kasar bibir yang baru saja Daru nikmati. "Aku bukan wanita murahan, Ansel!" ucap Zeta tajam. Mata wanita ini berkaca-kaca. "Hiks... a-aku—"Sreeet!Zeta terkejut saat Daru menarik sebelah tangannya sampai tubuh wanita ini kembali berada di dalam rengkuhan Daru.
Baca selengkapnya
Bag 19
"Ki-kita udah sampai di depan rumahku. Kamu... kamu masih mau pegangin tangan aku terus?" tanya Zeta menyindir, namun suaranya terdengar gugup. Wajah Zeta masih merona malu. Dirinya tak menyangka bisa kembali menjalin hubungan dengan Daru.Daru terkekeh geli sambil menatap tangan kirinya yang sejak pria ini mengemudi, bolak balik memegang tangan kanan Zeta. Pria ini mengusap sayang punggung tangan Zeta, yang membuat tubuh Zeta meremang."Aku gak lagi mimpi kan, bisa genggam tangan kamu lagi kayak gini?"
Baca selengkapnya
Bag 20
Zeta menguap, sesekali mengusap matanya, karena matanya masih saja lengket minta dipejamkan. Memang sih semalam wanita manis ini tidur sangat larut. Alasannya apa lagi kalau bukan hubungan yang baru kembali dibinanya dengan Daru. Sepanjang malam, Zeta tak pernah berhenti tersenyum dengan jantung berdetak kencang. Wanita ini masih tak habis pikir dengan dirinya sendiri yang berani mencium Daru lebih dulu. Padahal hanya mencium di pipi, tapi rasanya seperti melepaskan semua pakaiannya di depan Daru. Antara malu, tapi senang tak terkira. Bagaimana jika nanti wanita ini benar-benar ‘polos’ di depan Daru?Zeta segera menggelengkan kepala guna mengenyahkan pikiran tak pantas yang tiba-tiba saja hadir di kepala. Pa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status