"Tak kuduga, lukanya sedalam ini," lirih Jhon. Ia segera mengambil kotak P3K dari dashboard mobil. Pertama-tama, ia membersihkan darah yang terus mengalir. Lalu, dengan hati-hati, ia menjahit luka itu sendiri. Setelah selesai, Jhon membiarkan dadanya tetap terbuka. Ia bersandar pada kursi, menghitung detik demi detik yang berlalu. Tepat pada detik ke-59, seorang mahasiswi cantik mengetuk kaca mobil Jhon. Kebetulan, kaca itu memang sedikit terbuka. "Permisi, apakah aku mengganggu?" Jhon melirik dari ujung matanya. Cantik, batinnya. Namun di dalam kesadarannya, hanya ada satu nama—Aleta. "Ehm, dari tadi aku memperhatikanmu... anu, kau sangat tampan. Bolehkah aku minta nomor—" "Aku bodyguard-nya Aleta," potong Jhon cepat. "Kau teman sekelasnya?" Ia berbalik menatap gadis itu. Seketika, mahasiswi itu mundur gugup. "Tidak... maaf!" Baru mendengar nama Aleta, wajahnya sudah panik. Apalagi kalau bertemu langsung—bisa-bisa kencing berdiri. "Dasar anak muda," gerutu Jhon. Kring… Pon
Last Updated : 2021-01-30 Read more