Semua Bab Rain Sound: Bab 31 - Bab 40
60 Bab
Luka tersembunyi
Pemuda itu masih memandang wajahnya dalam pantul cermin yang diberikan oleh Oza, gadis itu mengulum bibirnya dalam lalu lintas begitu selesai membersihkan luka pada wajah sang kekasih. Pemuda itu jelas agak sedikit menjauh dari gadis yang habis mengobatinya mulanya ia agak sedikit merasa itu terlalu dekat, akan tetapi sepertinya gadisnya tersebut terlihat begitu kompeten saat mengobatinya. Badra menatap manik gelap itu dari dekat, cekalan tangannya menguat setelah beberapa menit menyelesaikannya. Oza mendengkus geli lalu menangkup wajah bulat Badra, gadis itu tersenyum cukup manis saat mengingat bagaimana kekhawatirannya tadi. Bahkan dia tak mengetahui penyebab pasti dari luka yang timbul pada garis rahang pemuda itu, "jangan ribut mulu. Hehe, ..." Badra tertegun kemudian memandang wajahnya lurus tanpa mengatakan apa-apa lagi.Pada saat itu Bahrain tak sengaja melihat pemandangan memuakkan tersebut, alasan mengapa tiba-tiba ia ingin bertemu de
Baca selengkapnya
Pertunangan
Pesta berjalan dengan lancar setelah beberapa menit menunggu para tamu undangan datang dari berbagai negara tetangga hadir membuat sang empunya acara, merasa tersanjung karena para tamu lainnya menyukai dekorasi dan santapan lezat yang lagi mereka santap. Badra mengerutkan keningnya heran ketika melihat sosok dihadapannya begitu cantik dan memesona, lelaki itu bahkan tidak sadar telah menarik satu garis melengkung membentuk sebuah senyuman. Saat senyuman itu terlihat manis dipandangnya, pemuda tersebut langsung memukuli kepalanya perlahan sambil merapalkan nama sang gadis yang lagi menunggunya di kota asalnya sana. Nida memiringkan kepalanya perlahan sambil mengulas tipis bibirnya, lelaki itu membuang wajahnya tak peduli dan berjalan meninggalkan tempat itu sembari mencoba menghubungi nomor Oza. Gadis yang berada di Malang sana tersenyum gembira ketika melihat nama siapa yang tertera pada layar ponselnya, ... Pemuda itu masih diam saja ketika menden
Baca selengkapnya
Masuk sekolah
Pagi ini gadis yang sedang duduk bersandar pada punggung kursi kantin menyumpal telinganya dengan earphone agar tidak terlalu mendengarkan celotehan para siswa ataupun siswi lain, entahlah rasanya gadis itu jadi lebih acuh setelah beberapa hari libur. Saat ini ia tengah menunggu teman-temannya yang lain juga, ... Perempuan itu tersenyum manis saat melihat Bahrain datang dengan pakaian santai khas alumni mereka, by the way, ia baru akan masuk ke semester kedua. Dan ya, kelas dua belas masih banyak libur setelah utbk kemarin. Gadis itu mendengus bosan lalu melengang keluar dari kantin sekolah dengan wajah ditekuk, gadis yang kini sedang berjalan ke arah kelas itu tak sengaja melihat kedatangan Nida bersama seseorang yang dirinya yakin bahwa itu orang gadis itu kenali. Gadis itu mengulum bibirnya dalam lalu melangkah hendak menghampiri namun keduanya sudah sama-sama saling pergi meninggalkan sekolah, ... Nida menolehkan kepalanya sembari melambaikan tangannya
Baca selengkapnya
Keluarga Belgia
Bahrain berencana untuk mengajak gadis itu menemui kedua orang tuanya, namun lelaki itu selalu melupakan sikap kasar sang ayah yang melakukan semuanya semaunya, ... Ah, ya, ... Seharusnya ia tau darimana namanya sebenarnya berasal. Pemuda itu masih tetap bertahan dengan keluarganya yang bahkan tak pernah memikirkan perasaan pribadinya sendiri, lelaki tersebut semakin mengeratkannya genggaman ditangannya pada kenop pintu kala itu. Bahrain mencoba mendekati pintu dengan melangkah diam-diam, sang ibu yang terlihat begitu dekat dengannya membuat sang pemuda merasa agak aneh ketika ibunya tersenyum kecil akan menahan rasa sakit disudut bibirnya. Wanita cantik paruh baya ini menepak telapak tangan anak kesayangannya begitu pelan. “Jangan pegang! Sakit sayang!” Teguran dari sang ibu hanya dibalas dehaman singkat pemuda itu.“Mama lagi sih, ... Jangan terlalu sering menanyakan hal yang buat papa marah.” “Apa salahnya, untuk kebaikan papamu
Baca selengkapnya
Harapan
Hari ini Badra pulang dari London seharusnya ia menjemput sang pemuda karena lelaki itu memintanya untuk datang, namun entah mengapa tiba-tiba ia merasa malas jika harus melakukannya tanpa berkendara dengan orang lain, gadis itu mengulum bibirnya kelu saat melihat Badra sudah berdiri dihadapannya saat ini. Oza menatap manik mata setajam elang itu tak terasa pupilnya melebar dan berair, pemuda itu tersenyum lalu memeluk tubuh gadis itu seraya menyalurkan rasa rindunya. Oza menangis dibahu sang pemuda tersebut kemudian mengeratkan pelukannya sambil menumpahkan rasa rindunya yang selama ini ia tahan. Gadis itu semakin terisak dalam diamnya ketika mendengar kata maaf yang terucap pada mulut Badra. “Kangen,” Oza mengangguk sambil menyetujui apa yang dikatakan oleh pemuda didekapnya.“Juga,” sahut gadis itu yang sedikit merenggang tubuhnya lalu menatap wajah tampan tersebut. Badra benar-benar lega setelah melihat sosok gadis dihadapannya, beberapa bu
Baca selengkapnya
Perhatian Bahrain
 Selepasnya kepergian Badra gadis itu menyandarkan tubuhnya pada punggung sofa panjang yang berada di dekat ruang depan, ouh, ya, teman-temannya kini sudah ada lantai bawah bersamanya. Oza mendengkus geli ketika melihat pemandangan yang sebenarnya awam baginya, ... Gadis itu mengulum bibirnya masam pada saat Puri berpura-pura tak melihatnya, Puri bahkan meneguk air liurnya kasar saat maniknya bertabrakan dengan manik Oza. Bahrain tergelak renyah lalu menaruh beberapa bungkus makanan yang telah ia bawakan, pemuda itu masih tetap duduk dipinggir tangga menuju lantai atas. “Seharusnya kakak gak perlu repot-repot,” desah gadis itu yang merasa tak enak hati karena terlalu banyak menyusahkan orang seperti Bahrain.“Gak apa-apa, aku gak merasa direpotkan sama sekali.” Senyum itu tak memudar sampai saat kedua orang tua Oza datang senyum itu masih tetap terukir disudut bibirnya. Bunda tersenyum pada setiap anak yang berada di dalam rum
Baca selengkapnya
Perihal hubungan
 Badra benar-benar merasa bersalah karena telah membuat janji untuk diingkari oleh Oza, pasalnya perempuan itu terus menunggu sang pemuda hingga hari menjelang malam. Pemuda itu saja masih berpakaian santai berbalut kaos distro murahan yang kerap kali ia pakai jika sedang berada di Malang, ... Gadis itu sudah bosan menunggu sampai akhirnya sosok yang bukan ia tunggu datang, itu Bahrain. Dengan senyum yang terpatri di sana, helaan panjang kemudian keluar begitu saja dari gadis itu, Oza melangkah ke arah parkiran motor lalu menatap sekilas pada Bahrain. Perempuan itu curiga dengan aktivitas yang dilakukan oleh pemuda dibelakangnya saat ini hanya sebuah tipuan agar ia tak menemui Badra. “Kakak ngapain di sini!?” Geram gadis itu yang sedikit merasa kesal karena pemuda itu terus saja menganggunya. “Apa? Aku gak ngapa-ngapain Cuma, disuruh sama cowok kamu.” Ujarnya dengan santai.Oza memanggil taksi lalu pergi meninggalkan tempat te
Baca selengkapnya
Ulangan dadakan
 Disekolah Nida tak banyak bicara dengan Oza. Entahlah suasananya sangat canggung, padahal mereka juga bersikap layaknya seorang teman baik, akan tetapi rasanya berbeda dari sebelumnya, ... Nida duduk di dekat pintu kantin gadis itu tampak sendirian dan tak bersama siapapun, bahkan Oza pun tak terlihat bersamanya. Gadis itu menghela panjang sesaat ia memikirkan apa yang akan terjadi jika dirinya mencoba melepaskan seseorang seperti Badra, baginya sulit melepas semua yang telah dirinya dapatkan dengan susah payah. Nida tersenyum mencemooh dirinya sendiri, tak ada yang tersisa dari dalam hatinya saat ini, hanya ada kebencian dan dendam. Walaupun demikian ia berharap agar tidak terlalu mempersulit dirinya suatu saat nanti. “Udah lama nunggunya?” Tegur Vera yang dibarengin dengan kedatangan Puri juga Oza.“Gak kok,” ketiganya menganggukkan kepalanya mengerti. Oza mendengkus panjang seraya melirik arlojinya lalu kemudian memandang ke arah kedai
Baca selengkapnya
Makan siang bareng
Oza sebenarnya merasa dighostingin sama Badra karena lelaki itu selalu menjadikannya pelarian namun jika perihal cinta apapun akan ia lakukan hingga maut merenggutnyapun ia rela jika itu lelaki seperti Badra, hari ini pemuda itu mengajaknya makan siang entah ada angin apa. Yang jelas ia sangat bahagia dan mulai merasa diperhatikan seperti dulu lagi, ... Pemuda itu terus mengabaikannya selama beberapa hari terakhir ini. Gadis itu mengulum bibirnya dalam, lelaki itu menarik satu kursinya dan menatap manik legam sang kekasih kemudian menutup ponselnya begitu saja."Udah lama?" Tegur sang pemuda, Oza tampak terpesona dengan penampilan Badra. Pemuda itu tak terlihat seperti ingin menemuinya karena hanya mengenakan kaos dan celana training biasa saja, gadis itu agaknya dibuat tidak berselera tinggi buat memesan."Loe kaya gak niat ketemu sama gue," lirihnya yang tak lekas menatap wajah sang pemuda. Badra tertegun mendengar kata-kata itu kemudian menggeleng kepalanya perlah
Baca selengkapnya
Rencana jalan-jalan
Saat ini Oza dan keluarganya sedang merencanakan untuk melakukan refreshing keluar kota, namun disaat seperti ini bukankah gadis itu harus ikut berpartisipasi dalam prosesnya? Tidak untuk kali ini. Oza akan dengan senang hati menerima keputusan apapun dengan tak melibatkannya dalam banyak hal, kenapa? Karena gadis itu tak mau hanya jadi pembantu yang hanya mendapatkan perintah dari sang kakak’. Arasya kesal akan sang adik yang bisa-bisanya tertidur pulas di pangkuan ibunya, perempuan itu tersenyum jahil dan segera mengurus tugas kampusnya. Tak lama gadis itu langsung membeliak ketika sang kakak menjejalnya dengan cabai merah, ... Ayah yang melihat hal itu menggelengkan kepalanya seraya tak habis pikir.“Mikir!” Pekik sang kakak yang tak diambil pusing oleh gadis itu, Oza melengos pergi meninggalkan ruang tamu sembari meminum air teh milik ayahnya. “Bun, kok gak dimarahin si!” Protes Arasya yang tak ditanggapi apapun oleh sang bunda.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status