Semua Bab SEDUCING HOT DUDA: Bab 11 - Bab 20
84 Bab
10 - Persetan!
Mata Verena menjelajah ke seluruh ruangan kamar David, walau laki-laki itu menguncinya dari dalam dia tidak akan kehabisan akal. Pandangan gadis itu menyapu seluruh ruangan, jika bisa memanjat tembok akan dia lakukan, dan akhirnya hanya bisa mendesah lelah. Gadis itu duduk di atas kasur, sambil memainkan ponselnya. Berpikir bagaimana untuk memperkosa David, atau bagaimana laki-laki itu tergoda padanya, dengan begitu dia akan mengikat laki-laki tua itu menjadi miliknya selamanya. "Huh, Pak Tua menyusahkan!" gerutu Verena, masih terduduk diam. Diam-diam, Verena sudah berpikir untuk membuat kunci duplikat agar dia bebas masuk dalam kamar laki-laki ini, dan bisa memperkosa David. "Aku tak sabar, Pak Tua itu mau bercinta denganku." Saat Verena mendesah kasar, pintu dibuka. Wajah gadis itu mendadak cerah, tidak dengan David yang memasang tampang ingin memakan orang lain. "Aku sudah beli makanan." Verena langsung meloncat dar
Baca selengkapnya
11 - Ultimatum Verena
"Mommy aku sangat merindukanmu." Verena memeluk ibunya saat dirinya dijemput di bandara, Verena juga meminta Gerald untuk ikut menjemput, tapi Gerald harus kerja, akhirnya Rara dan Asher yang menjemputnya. "Kau benar-benar tak merindukan aku? Aku bahkan pulang demi kau!" Verena bersungut-sungut pada Asher yang memasang tampang malas melihatnya. Sifat Asher sama-sama seperti ayahnya, walau Verena lebih mendominasi. "Mommy, Asher jahat! Lebih baik aku pulang saja, dia tidak meyambutku." Verena memasang tampang cemberut, mencari-cari alasan dan kesalahan, dia ingin pulang ke Indonesia, atau terbang ke Perth demi bertemu David kembali, dia benar-benar jatuh cinta pada laki-laki tua itu. Verena merasa begitu iri, pada orang-orang yang tumbuh bersama David. Saat masih cemberut, Verena merasakan Asher menarik rambutnya. "Asher sialan!" Rara hanya bisa menggeleng melihat tingkah dua anaknya ini. Mereka seperti kucing dan anjing, walau sang
Baca selengkapnya
12 - Perth Jadi Saksi Bisu
Berpisah dari David ribuan mil membuat Verena uring-uringan, rasanya ingin menendang kepala orang atau ingin makan orang. Ditambah Mark yang terus saja menganggu dirinya, sebagai pelajar Jerman yang rajin belajar dan mempersiapkan diri menghadapi ujian jauh-jauh hari, Verena bukan orang yang tekun, dia hanya mahasiswa standar, walau pertanyaan apa pun, bisa lolos dari kepalanya. Gadis berambut keriting itu meniup-niup poninya, memeriksa ponsel satu menit ribuan kali, berharap David membalasnya, atau laki-laki itu menyemangati dirinya, dan menunggu Verena, mereka akan segera menikah punya tiga anak lucu. Bosan memeriksa ponsel, Verena mengambil pena dan mencoret-coret kertas. Dear, Pak Tua! Aku, Verena Rachel Willson, telah berjanji akan menjadikan engkau sebagai suamiku, akan selalu menemani dalam suka dan duka, walau kau sudah tua, tapi aku cinta mati padamu. Pak Tua, aku dari dulu selalu suka dengan bayi
Baca selengkapnya
13 - Hangover
Musim dingin Perth membuat keduanya hanya bergumul dalam selimut, walau sudah memakai pemanas ruangan tak juga mendinginkan ruangan yang terasa serba canggung sekarang. Dengan masing-masing wine di tangan, berisi setengah di gelas kecil kaca. "Jadi, istrimu meninggal satu bulan yang lalu?" Tak banyak yang David ceritakan, hanya saja laki-laki itu mengatakan jika dia sedang kehilangan istri tercinta. Keduanya kembali terdiam, hanya keheningan yang tercipta. Kembali ke tempat ini, artinya David kembali mengulang memori bersama sang istri. Terlalu banyak hal bersama, bukan waktu satu, dua tahun. Puluhan tahun. David kembali terdiam, menatap figura di atas Auri yang tersenyum, dengan latar Sydney Harbour Bridge, rambut panjangnya tergerai dengan kacamata hitam, dan seolah menatap ke arah matahari terbenam dengan senyum yang tak pernah lepas dari wajahnya. David yang mengambil potret itu hanya bisa menggeleng t
Baca selengkapnya
14 - Sedikit Bertanya Kabar
Weekend selalu dihabiskan Verena dengan kedua orang tuanya, begitu juga dengan Asher. Rumah mereka yang ramai hanya tersisa empat orang, Kelsea dan Skye sudah punya kehidupan masing-masing. Biasanya, Rara akan memasak makanan enak, atau mereka pergi ke luar makan bersama. Verena punya keluarga yang utuh, harmonis bahkan, walau orang tuanya pernah membayar semua kebahagiaan yang dirasakan kini dengan tangisan, dan luka yang mungkin tak bisa sembuh. Sedikit banyak, Verena tahu kisah kelam itu, walau dia tidak tahu detailnya, dan tidak merasakan semua kepedihan itu. Hari ini, Verena tampil lebih diam, gadis itu memikirkan banyak hal, terutama tentang David. Perasaan terlarang pada Pak Tua itu membuatnya semakin bertekad, walau banyak tembok tinggi menghalangi setiap jalannya. "Belum apa-apa, aku sudah dibuat patah hati." Verena berguman, pandangannya tertuju ke luar jendela, sepanjang jalan melihat banyak ladang, dan pohon apel, pir,
Baca selengkapnya
15 - Godaan yang Memikat
Verena percaya pada takdir, dan mungkin tak percaya pada sebuah kebetulan, karena baginya kebetulan itu adalah sebuah kesengajaan, yang pada akhirnya menuju pada takdir. Gadis itu ikut merusuh Ibunya yang sedang mengurusi anak-anaknya (bayi-bayi, tanaman Rara). Jika musim panas, wanita pendek itu akan sibuk mengurus berbagai macam bunga, buah-buahan. "Uncle David seperti sangat tidak menyukai diriku. Apa aku berisik?" Verena bertanya pada ibunya, separuhnya kesadaran diri, setengahnya dia ingin mengorek-ngorek informasi tentang Pak Tua itu. David terlihat begitu akrab dengan ibunya. Rara menoleh pada putri kecilnya. Walau sudah dewasa, dia tetap menganggap semua anak-anaknya seperti anak kecil. "Tidak. Dia orang baik, dia suka menolong. Hatinya mulia, Mommy banyak berutang padanya." Verena tersenyum, cuaca yang cerah membuat moodnya juga ikut membaik. "Hm. Aku takut dia membenciku, karena aku sangat berisik waktu itu."
Baca selengkapnya
16 - Nyonya Miller
Rasanya Verena ingin kencing di kasurnya saking gadis itu terlalu senang. Dia merasa seperti melayang-layang di di udara.  Dengan menendang-nendang kakinya, sambil berjingkrak-jingkrak, di atas kasur.  "Iya, apa?" ujarnya dengan nada begitu keras, setengah berteriak, menggigit bibirnya dengan gaya norak.  Verena menelpon David, itulah yang membuat gadis itu seperti kesurupan.  "Ouh, Pak Tua. Aku hampir orgasme karena suaramu itu."  "Bagaimana kuliahmu?" Hanya basa-basi dari David, tapi Verena menanggapi dengan hal berbeda.  "Tentu saja sebentar lagi aku lulus dan kita akan bersama." Terdengar desahan dari suara di ujung. Sebenarnya, Verena memaksa David untuk menelpon, dia ingin menanyakan tentang kebenaran perasaan David pada ibunya dulu, karena entah kenapa dia tak senang dengan berita ini. David tak boleh suka orang lain, hany
Baca selengkapnya
17 - Hadiah Absurd Verena
Menunggu adalah paling membosankan bagi banyak orang, tak terkecuali Verena. Menunggu waktu agar dirinya menjadi istri David rasanya seperti menunggu satu abad, atau seperti menunggu bulan pacaran dengan matahari. Hufh, sangat mengesalkan!  Verena sedang mengisi formulir skripsi, di formulir itu dia menuliskan berapa lama dia menuliskan skripsi, Bagian Akademik punya waktu selama dua minggu untuk memeriksa, apakah tema skripsi tersebut diijinkan atau tidak, misalnya apakah judul skripsi tersebut sudah pernah ada atau belum.  Bila disetujui, maka dia punya waktu selama 9 minggu untuk menyelesaikan dan menyerahkan tiga eksemplar skripsi. Dalam surat keputusan tersebut juga tertulis tanggal terakhir penyerahan skripsi. Dari tiga eksemplar tersebut, dua diberikan kepada dosen pembimbing. Jadi secara keseluruhan ia punya waktu 11 minggu untuk menyelesaikan skripsi setelah menyerahkan formulir pendaftaran skripsi. Se
Baca selengkapnya
18 - Pesona Hot Duda
Hadiah absurd itu sangat menggangu Vanessa. Wanita itu merasa terusik, dia tahu jika dia tidak sendirian mengejar David. Huh, dasar pak tua menyusahkan!  Vanessa kembali menyiapkan makanan untuk menyambut David. Wanita itu memikirkan cara agar David tetap stay bersamanya. Vanessa berharap yang mengirimkan hadiah pada David adalah manusia kurang kerjaan, atau memang orang gila yang salah sasaran. Ya, anggap saja seperti itu.  Vanessa menyiapkan semua makanan di atas meja, wanita melihat apa saja yang kurang, setelah merasa lengkap dia mengganti pakaian terbaik yang dia punya. Dengan dress model sabrina lengan panjang berwarna merah terang, lipstik berwarna merah menggoda, rambutnya yang dia cat pirang digerai. Ketika David pulang kerja dalam keadaan lelah, ada orang yang menyambutnya, orang yang bisa memberikan senyuman hangat, agar David tak merasa sendiri ketika istrinya meninggalkan dirinya.  Ketika Davi
Baca selengkapnya
19 - OBAT PERANGSANG
Jika boleh berkata jujur, David sangat risih dengan Verena hasil kondom bocor. Anak itu sangat berisik dan sangat menganggu dirinya, bagi David, Verena hanya anak kecil peganggu Verena di matanya hanya upil yang sangat membuat tidak nyaman. Laki-laki itu mengabaikan banyak pesan yang masuk ke ponselnya. Dia selalu menyalahkan Gerald akan hal ini. Apa dia tidak pernah mengajarkan manner pada anak-anaknya? Apa anak-anak Gerald juga tidak menghormati orang tua, apalagi privasi dan ketenangan orang lain? David menarik napas panjang, tak habis pikir dengan anak cacing kepanasan tersebut. Laki-laki itu sibuk dengan pekerjaan miliknya, Verena yang tak tahu waktu memang tidak ingat waktu jika dia butuh jarak. Jika dia punya sihir, orang pertama yang akan dia hilangkan adalah Verena. Gadis kecil yang sangat berisik. David jadi berpikir jika Verena kurang kasih sayang, dia butuh perhatian. Benar begitu? Apa Gerald tidak perhatian pada anak-a
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
DMCA.com Protection Status