Weekend selalu dihabiskan Verena dengan kedua orang tuanya, begitu juga dengan Asher. Rumah mereka yang ramai hanya tersisa empat orang, Kelsea dan Skye sudah punya kehidupan masing-masing.
Biasanya, Rara akan memasak makanan enak, atau mereka pergi ke luar makan bersama. Verena punya keluarga yang utuh, harmonis bahkan, walau orang tuanya pernah membayar semua kebahagiaan yang dirasakan kini dengan tangisan, dan luka yang mungkin tak bisa sembuh.
Sedikit banyak, Verena tahu kisah kelam itu, walau dia tidak tahu detailnya, dan tidak merasakan semua kepedihan itu.
Hari ini, Verena tampil lebih diam, gadis itu memikirkan banyak hal, terutama tentang David. Perasaan terlarang pada Pak Tua itu membuatnya semakin bertekad, walau banyak tembok tinggi menghalangi setiap jalannya.
"Belum apa-apa, aku sudah dibuat patah hati." Verena berguman, pandangannya tertuju ke luar jendela, sepanjang jalan melihat banyak ladang, dan pohon apel, pir,
Verena percaya pada takdir, dan mungkin tak percaya pada sebuah kebetulan, karena baginya kebetulan itu adalah sebuah kesengajaan, yang pada akhirnya menuju pada takdir.Gadis itu ikut merusuh Ibunya yang sedang mengurusi anak-anaknya (bayi-bayi, tanaman Rara). Jika musim panas, wanita pendek itu akan sibuk mengurus berbagai macam bunga, buah-buahan."Uncle David seperti sangat tidak menyukai diriku. Apa aku berisik?" Verena bertanya pada ibunya, separuhnya kesadaran diri, setengahnya dia ingin mengorek-ngorek informasi tentang Pak Tua itu. David terlihat begitu akrab dengan ibunya.Rara menoleh pada putri kecilnya. Walau sudah dewasa, dia tetap menganggap semua anak-anaknya seperti anak kecil."Tidak. Dia orang baik, dia suka menolong. Hatinya mulia, Mommy banyak berutang padanya." Verena tersenyum, cuaca yang cerah membuat moodnya juga ikut membaik."Hm. Aku takut dia membenciku, karena aku sangat berisik waktu itu."
Rasanya Verena ingin kencing di kasurnya saking gadis itu terlalu senang. Dia merasa seperti melayang-layang di di udara.Dengan menendang-nendang kakinya, sambil berjingkrak-jingkrak, di atas kasur."Iya, apa?" ujarnya dengan nada begitu keras, setengah berteriak, menggigit bibirnya dengan gaya norak.Verena menelpon David, itulah yang membuat gadis itu seperti kesurupan."Ouh, Pak Tua. Aku hampir orgasme karena suaramu itu.""Bagaimana kuliahmu?" Hanya basa-basi dari David, tapi Verena menanggapi dengan hal berbeda."Tentu saja sebentar lagi aku lulus dan kita akan bersama." Terdengar desahan dari suara di ujung. Sebenarnya, Verena memaksa David untuk menelpon, dia ingin menanyakan tentang kebenaran perasaan David pada ibunya dulu, karena entah kenapa dia tak senang dengan berita ini. David tak boleh suka orang lain, hany
Menunggu adalah paling membosankan bagi banyak orang, tak terkecuali Verena. Menunggu waktu agar dirinya menjadi istri David rasanya seperti menunggu satu abad, atau seperti menunggu bulan pacaran dengan matahari. Hufh, sangat mengesalkan!Verena sedang mengisi formulir skripsi, di formulir itu dia menuliskan berapa lama dia menuliskan skripsi, Bagian Akademik punya waktu selama dua minggu untuk memeriksa, apakah tema skripsi tersebut diijinkan atau tidak, misalnya apakah judul skripsi tersebut sudah pernah ada atau belum.Bila disetujui, maka dia punya waktu selama 9 minggu untuk menyelesaikan dan menyerahkan tiga eksemplar skripsi. Dalam surat keputusan tersebut juga tertulis tanggal terakhir penyerahan skripsi. Dari tiga eksemplar tersebut, dua diberikan kepada dosen pembimbing. Jadi secara keseluruhan ia punya waktu 11 minggu untuk menyelesaikan skripsi setelah menyerahkan formulir pendaftaran skripsi.Se
Hadiah absurd itu sangat menggangu Vanessa. Wanita itu merasa terusik, dia tahu jika dia tidak sendirian mengejar David. Huh, dasar pak tua menyusahkan!Vanessa kembali menyiapkan makanan untuk menyambut David. Wanita itu memikirkan cara agar David tetap stay bersamanya. Vanessa berharap yang mengirimkan hadiah pada David adalah manusia kurang kerjaan, atau memang orang gila yang salah sasaran. Ya, anggap saja seperti itu.Vanessa menyiapkan semua makanan di atas meja, wanita melihat apa saja yang kurang, setelah merasa lengkap dia mengganti pakaian terbaik yang dia punya. Dengan dress model sabrina lengan panjang berwarna merah terang, lipstik berwarna merah menggoda, rambutnya yang dia cat pirang digerai. Ketika David pulang kerja dalam keadaan lelah, ada orang yang menyambutnya, orang yang bisa memberikan senyuman hangat, agar David tak merasa sendiri ketika istrinya meninggalkan dirinya.Ketika Davi
Jika boleh berkata jujur, David sangat risih dengan Verena hasil kondom bocor. Anak itu sangat berisik dan sangat menganggu dirinya, bagi David, Verena hanya anak kecil peganggu Verena di matanya hanya upil yang sangat membuat tidak nyaman.Laki-laki itu mengabaikan banyak pesan yang masuk ke ponselnya. Dia selalu menyalahkan Gerald akan hal ini. Apa dia tidak pernah mengajarkan manner pada anak-anaknya? Apa anak-anak Gerald juga tidak menghormati orang tua, apalagi privasi dan ketenangan orang lain?David menarik napas panjang, tak habis pikir dengan anak cacing kepanasan tersebut.Laki-laki itu sibuk dengan pekerjaan miliknya, Verena yang tak tahu waktu memang tidak ingat waktu jika dia butuh jarak. Jika dia punya sihir, orang pertama yang akan dia hilangkan adalah Verena. Gadis kecil yang sangat berisik.David jadi berpikir jika Verena kurang kasih sayang, dia butuh perhatian. Benar begitu? Apa Gerald tidak perhatian pada anak-a
David tetap bersikap sopan, tapi laki-laki punya hasrat terhadap dirinya. Pelan-pelan semuanya akan berubah menjadi bentuk kepemilikan, David akan melupakan istrinya yang sudah jadi abu tersebut.Pagi hari, hatinya sudah berbunga, bagaimana tidak, David terlihat semakin menggoda, laki-laki itu keluar dari ruangan gym. Dengan dada telanjang, laki-laki itu menyeka keringat di tubuhnya. David terlihat seperti laki-laki yang sering terlihat dalam model pakain dalam. Laki-laki itu sebelum kerja melakukan gym terlebih dahulu, pulang lembur, atau pulang cepat dan dia akan menghabiskan waktu di gym. Semua adalah bentuk pelampiasan, karena kesedihan, kehilangan, dan juga rasa kesepian yang dia rasakan.Vanessa kian tersenyum lebar, David hanya tersenyum tipis padanya. Laki-laki matang itu seperti memelihara kumis, yang membuat David semakin menggoda iman."Biasanya setelah gym, minum apa?" tanya Vanessa, David hanya menoleh sekilas."Air putih saja." D
"Bikini, lingerie, dildo, kondom, obat kuat jaga-jaga kalau Pak Tua itu impoten." Verena berkata pada dirinya sendiri, mengabsen apa saja yang dia butuhkan untuk menggoda David, meyakinkan David. Gadis berisik itu memeriksa koper miliknya.Butuh waktu dua bulan bagi Verena untuk mempersiapkan semua dokumen, dan juga bahasa. Gadis itu beralasan pada orang tuanya jika dia ingin healing, setelah pusing dengan tugas akhir, Verena hanya menunggu beberapa minggu mengambil ijazah miliknya. Tidak ada acara wisuda buang toga di Jerman. Verena bisa dibilang sudah bebas, walau ibunya sudah mulai sibuk untuk mencari pekerjaan. Verena meminta waktu tiga bulan sebelum dia bekerja, karena yang dia inginkan adalah meyakinkan David dan menikah bersama Pak Tua itu, setelah itu Verena hanya ingin mengabdi pada David, mereka akan punya banyak anak. Beginilah kalau orang sedang jatuh cinta.Verena keluar dari kamar melihat ibunya yang sedang sibuk di depan laptop, diam-diam Rara menulis ki
David melirik dengan ekor matanya pada gadis cacing di hadapannya. Entah dosa apa yang membuat dia kembali bertemu dengan gadis ulat bulu ini. David terdiam, berkali-kali mengutuk kesialan yang dia rasakan."Pak Tua, aku sangat rindu padamu," ujar Verena manja sambil memeluk lengan David. Setelah beberapa bulan berpisah, Verena kembali berjumpa dengan sang pujaan hati. Kali ini dia bersumpah tidak akan melepaskan duda hot ini, rasanya Verena ingin sungkeman pada orang tuanya karena punya rekan yang begitu tampan dan menggoda sekaligus."Pak Tua, apakah kau tidak merindukan aku? Kau jahat!" Verena memukul-mukul dada David. Laki-laki dewasa itu masih terdiam tak habis pikir ada orang gila menyusup dalam rumahnya. Berisik, menggatal, manja, ceroboh, semua sifat buruk dia dapatkan. David bisa menduga, saat cetak anak Gerald tidak baca doa terlebih dahulu sehingga hasilnya seperti ini."Pak Tua," ujar Verena bermanja-manja sambil memeluk dada David. Modus, tapi