All Chapters of GARA-GARA SALAH KIRIM: Chapter 61 - Chapter 70
75 Chapters
DENDAM ADAM
Daniel perlahan bangkit, kemudian mendudukkan diri di sisi sang istri. Tiba tiba lidahnya begitu kaku saat mencoba ingin mengatakan apa yang terjadi pada Hani.  "Pagi tadi Diva datang menemuiku ...." Ucapannya menggantung. Hani menatapnya dengan pandangan penuh tanya.  "Dia bilang ... Adam tidak menginginkan anak darinya. Adam tidak menunaikan kewajibannya sebagai suami." "M-maksudnya?" Bukan hanya kaget, tapi mata Hani sampai membelalak mendengar penjelasan suaminya.  "Itulah kenapa aku marah. Aku tidak terima adikku diperlakukan seperti itu." Tangan Daniel mengepal. Teringat kembali bagaimana Diva terisak tadi pagi saat menceritakan semuanya padanya. Bahwa Adam tidak pernah menyentuhnya selama ini.
Read more
TAK BERMAKSUD
Adam tahu, cepat atau lambat hubungannya dengan Diva akan berakhir juga. Padahal selama ini, dia sudah berusaha untuk selalu memperbaiki setiap kesalahan.  Adam sadar bahwa penyebab awal dari semua prahara rumah tangganya ini adalah dirinya. Tentang apa yang dia rasakan, tentang perasaannya pada Hani yang sebenarnya belum sepenuhnya hilang.  Saat dulu dia akhirnya mendengar bahwa Hani memutuskan untuk menikah dengan Daniel, sahabatnya sendiri. Meskipun pada awalnya dia marah, namun akhirnya Adam berusaha untuk menerima. Tapi cara yang dia pilih untuk menerima takdirnya ternyata salah. Adam mengira, dengan dekatnya dia dengan keluarga Daniel dan Hani akan membuatnya bisa melupakan perasaannya sedikit demi sedikit. Walaupun itu tak mudah, namun Adam berusaha setengah
Read more
PERPISAHAN
Daniel memarkirkan mobilnya sedikit tergesa di sebuah pelataran parkir perkantoran berlantai 20 di pusat kota. Dengan langkah tergesa juga, dia pun menuju lobby. "Kantor PT. Diwangga Karya lantai berapa, Bu?" tanyanya pada seorang resepsionis yang menyambutnya. "Mohon maaf, dengan Bapak siapa saya bicara?" kata sang resepsionis cantik itu dengan gaya sedikit menggoda.  "Daniel Devanno," katanya.  "Oh, Pak Daniel Devanno. Silahkan langsung menuju ke lantai 10 Pak. Sudah di tunggu ibu Maretha di ruangannya," kata si cantik berseragam setelan jas warna ungu itu.  Tak berlama lama, Daniel segera melangkah menuju lift. Beberapa staf yang kebetulan
Read more
PENGKHIANATAN?
Dalam hidupnya, pantang bagi Hani untuk mengkhianati pasangannya. Reyfan, suami pertamanya, adalah masa lalu yang tak akan mungkin dia terima kembali apapun yang terjadi. Karena bagi Hani, tidak akan pernah ada ruang untuk kembali bagi orang yang sudah berkhianat. Meskipun pada kenyataaanya, hubungannya dengan Reyfan cukup baik pada akhirnya. Namun Hani menganggap itu hanya sebuah cara yang dilakukannya demi Keenan tetap mengenal siapa ayah kandungnya.  Kehidupan rumah tangganya dengan lelaki luar biasa yang membawakannya kebahagiaan dua tahun terakhir diharapkannya akan menjadi akhir dari perjalanan cintanya. Namun bagaimana jika seandainya kenyataan berkata lain? "Siapa yang mengirimkannya ke sini tadi, Bik?" tanya Hani masih penasaran. 
Read more
JEBAKAN
Pagi sekali Daniel sudah pergi meninggalkan rumah. Dia tahu bahwa istrinya tidak bisa tidur semalaman. Hani tidur membelakangi suaminya, namun Daniel tahu bahwa wanita itu tidak memejamkan mata. Hingga saat dia bangkit untuk sholat, Hani baru terlihat bisa memejamkan mata dengan lelap. Di sisinya, Daniel tak sedikit pun ingin mengganggu. Sesekali saat dia terbangun dan melihatnya masih terjaga, betapa ingin dia menyentuh. Tapi kekesalannya masih belum sepenuhnya sirna.  "Mbok, Bik, Ibu jangan dibangunin dulu. Dia baru tidur habis subuh tadi," katanya berpesan pada dua asisten rumah tangganya.  Mbok Jum dan Bik Marni nampak mengangguk mengerti.  "Bapak tidak sarapan dulu?" tanya Bik Marni.
Read more
KACAUNYA DANIEL
Hani menunggu dengan gelisah di ruang tamu. Semua penghuni sudah tidur kecuali dirinya. Daniel melakukannya lagi. Dia mengabaikan pesan dan panggilan Hani hari ini. Padahal, siang tadi suaminya itu memberinya kabar bahwa dia akan pulang cepat hari ini. Bahkan Daniel bilang akan mengajaknya keluar tanpa anak anak. Hani pikir, itu usahanya untuk memperbaiki hubungan mereka yang dari kemarin memang sedang bermasalah.  Tapi ini sudah lewat jam 9 malam. Pesannya bahkan tidak dibuka dan beberapa panggilannya tadi pun diabaikan olehnya. Apa yang sebenarnya terjadi padamu, Dan? Hani memejamkan matanya, ada perih yang tiba tiba menggelayut dalam hatinya.  Tak berapa lama kemudian, terdengar suara mobil Daniel yang semakin mendekat ke pekarangan rumah, lalu berhenti di garasi. Hani sebenarnya ingin sekali keluar untuk menyambutnya se
Read more
TERBONGKAR
"Pak, ada perkembangan terbaru kasus Diwangga," kata seorang ajudan yang baru saja masuk ke ruangan Daniel siang itu. Setelah memerintahkan anak buahnya itu untuk duduk, Daniel pun memeriksa berkas yang baru saja diserahkan. "Jadi gudang yang terbakar itu sebenarnya sudah tidak dipakai?" tanya Daniel kemudian. Dahinya nampak berkerut. "Betul, Pak. Tim sudah menyelidiki semuanya. Bahkan menurut warga setempat, semuanya juga bilang seperti itu. Jadi, ada kemungkinan ini bukan sabotase, melainkan memang sengaja dibakar." Dahi Daniel makin berkerut.  "Lalu apa kira kira motifnya?"  "Itu yang
Read more
MENGALAH
"Kalau boleh aku sarankan, pertimbangkan lagi rencanamu untuk menaikkan kasus direktur PT Diwangga Karya itu, Daniel. Itu tidak akan baik untuk karirmu." Kapten Gunardi, lelaki yang masih nampak gagah di usianya yang sudah hampir menginjak masa pensiun itu menatap lekat bawahannya dari kursi kebesarannya.  Daniel baru saja menceritakan semua kejadian yang telah menimpanya dan keluarganya pada atasannya itu dan semua hal yang berkaitan dengan kasus PT. Diwangga Karya.  "Tapi saya sudah merasa dirugikan dengan kelakuan direktur itu, Pak. Saya hanya ingin minta keadilan. Lagipula, dia telah melakukan pelanggaran hukum dengan membuat laporan palsunya. Merekayasa kejadian demi untuk mencapai tujuannya." "Aku ta
Read more
PELARIAN DIVA
"Setelah sidang putusan minggu depan, datanglah ke kantor. Aku sudah menyiapkan semuanya untuk kamu," ucap Adam siang itu saat bangkit dari tempat duduknya di sebuah restoran mewah di kota itu.  Diva mendongak, memandangnya dengan senyuman remeh.  "Menyiapkan apa?" tanyanya. Sebenarnya Diva sudah tahu apa maksud dari kata-kata lelaki yang sebentar lagi akan menjadi mantan suaminya itu. Namun Diva tak mudah begitu saja untuk merendahkan dirinya. Apalagi di hadapan Adam, yang menurutnya telah menghancurkan impian dan masa depannya.  "Bagianmu. Itu sudah kewajibanku sebagai mantan suami," jawab Adam singkat. Diva pun melengos mendengar itu. Baginya, ucapan Adam itu adalah sebuah penghinaan. "Ambil saja u
Read more
OBSESIF
"Sudah dibayar sama mas yang di sana, Bu."  Hani dan 3 orang teman wanitanya saling pandang. Lalu bersamaan menoleh ke arah yang di tunjuk oleh kasir restoran.  "Yang mana? Yang di dalam ruangan itu?" tanya salah seorang teman Hani.  "Iya, yang sedang memimpin rapat itu, Bu."  Hani tak mungkin tak mengenalnya. Di dalam ruang meeting dengan dinding kaca itu memang ada Adam dan beberapa orang yang mengenakan seragam yang dia kenali sebagai karyawan kantor Adam.  "Kamu kenal, Han?" tanya salah seorang temannya lagi, melihat Hani seolah sedang menunggu orang itu membalikkan badan untuk melihat ke arah mereka.  
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status