Semua Bab Unconditional Love for Riski: Bab 41 - Bab 50
60 Bab
Bab 41 : Persaingan Sengit Dimulai.
Rumah Sakit Medistra.Tim medis sudah menangani Saskia, sedangkan Bayu menunggu di ruang tunggu dan terus menelepon Vendra, yang sedari tadi tidak mengabarinya."Kemana anak ini? Kenapa dia tidak menjawab teleponku. Aish, bikin khawatir saja. Tidak biasanya dia seperti ini." ucap Bayu yang sangat mengkhawatirkan temannya."Aish lebih baik, aku mengabari Kak Indah..." sambung Bayu.Bayu pun menelepon Indah dan setelah beberapa detik, akhirnya panggilan pun diangkat oleh Kakak perempuan Saskia."Kak Indah," ujar Bayu.[Iya, kenapa Bayu?]"Indah sekarang berada di rumah sakit, apa Kakak bisa datang kesini? Aku ingin mencari Vendra yang sedari tadi tidak mengabariku. Aku jadi khawatir dengan Vendra." jelas Bayu.[Astaga, adikku di rumah sakit? Baiklah Kakak akan kesana.]"Baiklah, Kak." jawab Bayu yang langsung mematikan ponselnya.Jelang beberapa menit, akhirnya Indah dan yang lain tiba di rumah sakit. Bayu langsung menghampiri Kakak perempuan Saskia."Bagaimana keadaan Saskia?" tanya Ind
Baca selengkapnya
Bab 42 : Hilangnya Bukti.
Jam sudah menujukkan pukul 18.00 WIB.Riski keluar dari ruang terapi dan menghampiri Cinta yang tengah duduk sambil melamun dibangku, saat melihat jasad teman lamanya tadi. "Cinta," ucap Riski sambil memegang bahu sang kekasih. Cinta terkejut dan langsung melihat ke arah samping, kemudian dia tersenyum saat melihat Riski tengah duduk di sampingnya. "Sudah selesai terapinya?" tanya Cinta.Riski mengangguk dan tanpa sengaja ia melihat Adam tengah berjalan ke arahnya. Ia langsung mengejar sang Kakak dan tersenyum ke arah Adam."Eh, kenapa disini?" tanya Adam."Tadi Riski baru siap terapi. Kakak ngapain di sini?" balas Riski. "Ah, Saskia masuk rumah sakit makanya Kakak ada di sini..." sambung Adam.Riski hanya diam dan menganggukkan kepalanya, James masuk ke dalam rumah sakit membawa beberapa makanan, dan tidak sengaja melihat sahabatnya, kemudian ia menghampiri Cinta yang masih melamun."Dor! Li ngapain melamun? Mau kesurupan setan nyai ronggeng?" ucap James.Namun tidak ada respon sed
Baca selengkapnya
Bab 43 : Tempat Sampah.
Setelah Agus dan anggota kepolisian lainnya, pergi dari rumah sakit. Adam dan Bi Minah masuk ke rumah sakit, mereka pun menuju ke ruangan tempat Saskia di rawat. Saat sudah berada di depan ruangan, Cinta langsung memeluk bibinya dan mencium pipi wanita paruh baya yang sudah menjaganya selama 3 tahun lamanya."Bi, kenapa penampilannya kusut seperti ini?" tanya Cinta yang merapikan rambut bibinya, yang berantakan."Tadi Bibi naik ke mobil yang mengangkut banyak sayur-sayuran, makanya penampilan Bibi kusut, seperti ini." jawab Bi Minah."Kok gak pakai taksi, Bi?" tanya Alex."Yang masih kecil harap diam," sambung Bi Minah sambil tertawa."Hua, iya Bi. Ini curut masih kecil, bantet lagi, haha." ucap Kenzo yang tertawa puas. "Ngajak baku hantam lo!" teriak Alex."Aish, kalian mah sehari kagak ribut bisa gak? Kepala gue sakit ini, bukti yang gue ambil kok bisa hilang ya? Padahal gua letakin di saku jaket tadi," ujar James yang bingung."Bukti apa?" tanya Adam."Yang tadi kita lihat di ruang
Baca selengkapnya
Bab 44 : Jatuhnya Tuan Bima.
"Pak Dadang, lagi ngapain disana?" tanya Cinta yang baru saja keluar rumah dan menghampiri satpam kompleks."Eh, Neng Cinta. Ini neng ada orang yang hancurin tempat sampah. Jadi, Pak Dadang suruh ganti rugi, dianya malah kabur. Pak Dadang mah gak punya uang, gaji udah habis beliin obat buat anak. Tapi kalau gak diganti nanti Pak Dadang dimarahain, Neng." jawab Pak Dadang satpam kompleks.Cinta mengeluarkan uang dari saku celananya dan memberikan pada Pak Dadang. "Ini Pak, jadi gak perlu pusing lagi..." ucap Cinta. "Alhamdullilah, makasih atuh Neng. Kalau gak ada Neng, mungkin Pak Dadang dimarahin atasan dan ujung-ujungnya dipecat..." balas Pak Dadang."Gak papa, Pak. Jadi gak perlu mikirin uang untuk ganti tempat sampah," ujar Cinta yang membantu Pak Dadang membersihkan sampah yang berserakan.Pak Dadang dan Cinta pun bekerja sama memindahkan sampah yang berserakan ke tempat sampah depan kompleks. Setelah itu mereka berjalan masuk ke dalam kompleks dan berhenti di depan rumah Kenzo."
Baca selengkapnya
Bab 45 : Hilangnya Bi Minah.
Mark menghentikan mobilnya di depan warung yang tidak jauh dari rumah sakit. Ia memukul stir mobil dan mengacak rambutnya karena kesal dengan ucapan Bi Minah tadi."Aku akan memusnahkan orang yang berusaha menghalangi rencanaku! Kau akan mati di tanganku nenek peyot! Siapa suruh kau bermain-main denganku?" tegas Mark memukul mobilnya.Semua orang yang berada di luar mobil menghampiri Mark, dan pria itu langsung menghidupkan mobilnya menjauh dari warga yang berdiri di dekat mobilnya tadi.***Bi Minah masuk ke dalam rumah sakit dan menghampiri Cinta. Ia langsung memeluk keponakannya dengan erat yang berada di ruang tunggu, ia seperti orang yang ingin mengucapkan perpisahan pada keponakan kesayangannya. Cinta membalas pelukkan bibinya dan menatap bingung saat melihat Bi Minah meneteskan air mata."Bibi kenapa?" tanya Cinta."Bibi tidak kenapa-napa kok, kamu sudah makan?" jawab Bi Minah."Sudah, Bi." balas Cinta."Yah, padahal Bibi mau makan bersamamu," sambung Bi Minah."Kalau begitu bai
Baca selengkapnya
Bab 46 : Sungai.
Jam sudah menunjukkan pukul 21.00 WIB. Sudah hampir 5 jam Bi Minah belum juga ditemukan. Cinta masih setia terduduk di lantai ruang tamu, sambil memeluk Riski dengan sangat erat. James, Alex dan Kenzo masuk ke dalam rumah, membawakan makanan untuk sepasang kekasih tersebut."Makanlah, kalian dari tadi belum makan," ucap James mengeluarkan makanan dan minuman, kemudian meletakkan di depan Riski dan Cinta."Terima kasih, James." jawab Riski yang mengambil makanan tersebut dan menyodorkan makanan ke arah Cinta."Makanlah," ujar Riski sambil menyodorkan sendok yang berisi makanan, namun Cinta membalas dengan menggelengkan kepalanya."Makanlah sedikit, isi perutmu sayang..." sambung Riski.Cinta tetap tidak mau, dan mengeratkan pelukannya. Riski meletakkan makanan di lantai, James, Alex dan Kenzo hanya diam menatap sahabatnya yang sudah sangat lemas, dipelukan Riski."Cinta, makanlah. Satu sendok saja ya, dari tadi kamu belum makan Lo. isi perut kamu," ucap Kenzo duduk di depan Cinta, samb
Baca selengkapnya
Bab 47 : Search.
Jenazah Bi Minah sedang berada di ruang autopsi. Cinta, James, Kenzo dan Alex, menunggu hasil di depan ruang autopsi. Mereka ingin mengetahui penyebab kematian Bi Minah, sedangkan Riski berada di depan ruang ICU, karena harus menjaga ayahnya yang masih dalam keadaan koma. Sampai Adam dan Nyonya Putri kembali, dari rumah mereka. Cinta terus saja melamun di depan ruangan, Kenzo terus merangkul sahabatnya dan memegang tangan Cinta dengan sangat erat."Kita cari makan ya, dari tadi kamu belum makan loh.." ucap Kenzo."Iya Cinta, kamu harus makan..." sambung Alex."Aku belikan makanan ya, kalau kamu malas untuk bergerak..." ujar James berjongkok di depan sahabatnya.Ucapan ketiga pria tampan itu, tidak juga di respon oleh Cinta. Ia tetap terus melamun sambil menatap ke arah pintu ruang autopsi. Tiba-tiba Cinta sadar dan menatap ke sekelilingnya, karena ia tidak melihat keberadaan kekasihnya."Riski dimana?" tanya Cinta menatap James yang berjongkok di depannya."Dia sedang berada di ruang I
Baca selengkapnya
Bab 48 : Mark Tiada.
Riski terbangun dari tidurnya dan terkejut saat tidak ada Cinta di atas brankar ruangan. Ia membangunkan ketiga sahabatnya, mereka pun terbangun dengan wajah masih mengantuk."Kalian lihat Cinta gak?" tanya Riski."Lah, bukannya dia tidur di---, eh kemana tuh anak?" jawab James dan langsung berdiri saat melihat Cinta tidak ada di dalam ruangan."Woi, jangan-jangan Cinta diculik," teriak Alex."Wah! Kita cari dia sekarang. Perasaan gue gak enak ini." sambung Kenzo.Mereka pun akan keluar ruangan dan terkejut saat melihat Cinta, tengah berdiri di depan pintu dengan kedua tangan dilipat pada dadanya. Riski langsung berlari dan memeluk kekasihnya dengan erat."Kamu kemana saja? Membuat kami panik, tau gak. Aku kira kamu diculik," ucap Riski."Aku hanya keluar sebentar, bosan tau di ruangan bau obat ini," jawab Cinta membalas pelukan kekasihnya."Kenapa tidak membangunkan ku, di luar sangat bahaya loh," sambung Riski mengeratkan pelukkannya."Aku tidak ingin mengganggu tidur nyenyak mu," ba
Baca selengkapnya
Bab 49 : Kebersamaan.
Dikediaman Kenzo.James dan yang lain sudah berada di dalam rumah. Mereka duduk di ruang keluarga sambil menatap ke layar televisi."Wah, asli gue gak nyangka dia mati secepat itu..." ujar Alex."Sudah ajalnya, toh kalau dia di bunuh sudah hukuman untuknya. Siapa suruh dia jahat dan membunuh orang yang tak bersalah. Jadi mati kena azab 'kan, dibunuh sama orang." jawab Kenzo."Kamu benar juga, Zo. Tumben pinter, biasanya bego banget." sambung Alex sambil tertawa."Minta gue tampol mulut Lo, ha." balas Kenzo menatap tajam Alex.James, Cinta dan Riski hanya diam, mereka terus menatap ke layar televisi. Setelah beberapa menit kemudian. Mereka semua memilih untuk masuk ke dalam kamar masing-masing. Riski dan Cinta masuk ke satu kamar, mereka ingin melakukan sedikit pekerjaan disana.***"Kita mau ngapain di kamar?" tanya Cinta.Riski mendekati kekasihnya sehingga ia terjatuh ke atas kasur. Cinta membulatkan kedua matanya dengan sempurna dan sangat terkejut, saat Riski terus mendekati wajahn
Baca selengkapnya
Bab 50 : Riski dan Cinta.
Pukul 00.00 WIB.Cinta dan Riski tertidur di kursi depan ruang ICU. Nyonya Putri keluar dari kamar, kemudian menyelimuti tubuh Cinta dan Riski. Sontak Cinta merasa terganggu, ia membuka kedua matanya dan menatap Nyonya Putri yang tengah berdiri di hadapannya."Eh, Nyonya." ucap Cinta yang membenarkan duduknya."Maaf membuatmu terganggu, Tante hanya ingin menyelimuti kalian. Agar tidak kedinginan." jawab Nyonya Putri."Tidak apa-apa, Nyonya mau kemana?" tanya Cinta."Mau ke toilet sebentar, bisa jaga Ayah Riski sebentar," sambung Nyonya Putri yang menatap Cinta."Bisa, Nyonya." balas Cinta."Baiklah, Tante ke toilet bentar ya," jawab Nyonya Putri.Cinta membalas dengan anggukan, dan Nyonya Putri pun melangkahkan kakinya ke arah toilet. Riski masih saja tertidur pulas di samping Cinta, tanpa disengaja kepala Riski bersandar ke bahu kekasihnya. Gadis itu tersenyum kecil dan menggenggam tangan kekasih, kemudian mencium punggung tangan Riski. Cinta menyelimuti tubuh kekasihnya dan menatap w
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status