Semua Bab My Mysterious Wife (INDONESIA): Bab 11 - Bab 20
132 Bab
11. Berduka.
   "Awwww." Teriakan Lexa terdengar membahana seiring dengan tubuhnya yang melayang dari atas balkon.   "Bhummm." Suara dentuman sesuatu yang keras, menyeruak di  indra pendengarannya Jose."   Jose yang masih setengah terlelap akibat kelelahan, seketika terbelalak matanya. "Lexaaaaaa." Jose segera memungut boksernya lalu memakainya asal. Ia berlari keluar kamar sambil memanggil semua pelayannya.   "Tian, Ema, Mag semuanya segera ke halaman samping!" Teriakan Jose menggema di seluruh penjuru mansion. Melihat tuannya bertelanjang dàda berlari bagai orang gila, seluruh pelayan di mansion segera berlarian mengikuti langkah sang majikan.   "Brakkk." Dengan sekuat tenaga, Jose menendang pintu yang menghubungkan dengan halaman samping mansion.   Mata Jose terbelalak melihat istrinya yang hanya memakai handuk putih, terkulai tak bergerak dengan darah yang telah mengalir di bawah kepalanya. "T
Baca selengkapnya
12. Posesif.
   "Lexaaaaa tidak, tidak. Jangan tinggalkan aku sayang. Aku mohon aku--    Tubuh Jose membeku melihat wajah cantik istrinya tepat di hadapannya dengan mata yang masih tertutup, bibirnya sedikit terbuka dan embusan napasnya yang ber aroma mint menyapu wajahnya.   "Ngkhhhhhh." Lexa melenguh, menggeliatkan tubuhnya. "Aduh badanku sakit semua." Lexa menggerakkan badanya ke kanan dan ke kiri.   Jose masih terbengong, mencerna kejadian yang tadi menimpanya. Tapi kenapa istrinya masih hidup, bukankah tadiiiii?   "Awwwww." Lexa memekik keras karena Jose menubruknya dan memeluknya dengan sangat erat. "Aduhhhh sakit Jose, kau ingin membunuhku hah!"   Jose tidak menjawab bentakannya Lexa, ia malah menciumi wajah Lexa berulang-ulang."   "Bhugh bhugh bhugh." Lexa memukuli tubuh Jose karena tidak melepaskan pelukannya yang membuat Lexa sesak napas.   "Aoww." Jose menga
Baca selengkapnya
13. Cemburu*
"Ngkhh." Lexa menggeliat merenggangkan otot-otot di tubuhnya yang terasa pegal. Ia heran ketika tidak mendapati Jose di sampingnya." Ke mana dia pergi pagi-pagi begini?" Biasanya saat Lexa membuka matanya, pertama yang ia lihat adalah wajah tampan suaminya yang memeluknya dengan posesif. Lexa meraba permukaan kasur yang telah dingin, menandakan Jose sudah bangun dari tempat tidur sejak lama. Sudah satu minggu sejak mereka berbaikan, Jose memperlakukan Lexa bak seorang ratu. Lexa dilarang mengerjakan sesuatu yang berat, bahkan sekedar memasak makanan saja tidak diperbolehkan. Pernah sekali Jose mengetahui Lexa memasak makanan kesukaanya, Jose langsung menghukum para pelayan yang ada di mansion. Hari berikutnya, Lexa yang ingin masuk ke dapur langsung dihadang para pelayan yang tidak mengizinkan Lexa untuk masuk."Maaf nyonya, kasihani kami. Jika nanti Tuan tahu, kami akan di hukum lagi." Begitulah sepenggal kata-kata dari para pelayan yang ketakutan gara-gara Lexa memasak makanan kesuk
Baca selengkapnya
14. Alex Dan Jo.
"Sayang bangun, sudah siang." Jose membangunkan Lexa yang masih nyenyak dalam tidurnya."Ngkh … apa sih Jose. Masih ngantuk tahu, badanku pegal semua." Lexa kembali menelusupkan kepalanya di bawah selimut."Hehehe maaf ya, semalam membuatmu capek." Jose tersenyum bahagia melihat mata istrinya yang kembali terlelap. Semalam Jose terlalu bersemangat setelah libur selama tiga hari yang membuat Lexa tak berdaya karena di gempur habis-habisan."Sudah, jangan ganggu ah, ini semua gara-gara kau.""Iya-iya semua adalah salahku, lain kali aku akan lebih mengontrol nafsuku biar tidak meledak.""Aku mandi dulu, ya? Pagi ini ada meeting di kantor. Bastian sedang pergi ke Kuba untuk mengecek gudang senjata di sana. Jadi mau tidak mau aku harus menghadiri meeting ini.""Serah ah, berisik." Lexa sudah cemberut karena Jose memainkan rambutnya dan terus mengajaknya berbicara.***Beberaoa saat kemudian."Belum bangun juga." Jose telah selesai membersihkan dirinya, ia juga sudah berpakaian rapi. Jose me
Baca selengkapnya
15. Honeymoon*
Setelah hampir enam jam perjalanan dari Sao Paulo Brazil ke moscow Rusia, akhirnya jet pribadi yang di tumpangi oleh Lexa dan Jose mendarat dengan selamat di bandar udara Sheremetyevo Alexander.S Pushin. Beruntung Jose memakai jet pribadinya yang menguntungkan Lexa untuk tidur di manapun yang ia suka. Lexa juga bisa berteriak atau mengumpat kepada Jose dengan sesuka hati tanpa perlu menjaga imagenya. Selama ini Lexa selalu menjaga imagenya di luar rumah, bukan karena ia ingin terlihat baik namun ia paham bahwa image Jose sebagai pengusaha yang sukses perlu dijaga. Apa kata orang di luar sana kalau Jose sebagai seorang pengusaha sukses tapi takut kepada istrinya alias menjadi budak cinta. Pasti akan menurunkan pamornya Jose dan pandangan rendah dari lawan bisnisnya. Satu poin plus dari Lexa yang dilihat oleh Jose, walaupun terkesan cuek namun istrinya mampu berpikir secara dewasa. Sebuah limosin mewah sudah menanti mereka, Jose menggandeng Lexa yang saat ini memakai mantel bulu warna
Baca selengkapnya
16. Tragedi di Pegunungan Siberia*
"Pegunungan Siberia?" Jose menautkan alisnya. "Ya, aku ingin ke sana, Jo." Lexa memasang wajah melasnya. "Di sana sangat dingin, Lex." Jose mengetatkan syal yang berada di lehernya. "Ayolah, aku janji, akan kuberikan yang hangat-hangat sepulang dari sana." Lexa mengedipkan mata birunya. "Ah, kau ini." Jose mengusap mukanya. "Oke, kita ke sana besok pagi. Sekarang … bisa kita saling menghangatkan?" Jose merapatkan tubuhnya, mendekati Lexa. Dinding besi lift yang dingin membuat Jose semakin merinding. Ia heran dengan istrinya, bagi mereka yang berasal dari negara tropis seperti Brazil, harusnya merasakan kedinginan karena perbedaan musim yang sangat mencolok. Tapi Lexa seperti kebalikannya, ia terlihat lebih segar dan bersemangat. Jose berharap, istrinya tidak lupa untuk memberikan kehangatan padanya. 'Semoga saja,' gumam Jose dalam hati.***"Jo, bangun, sudah siang." Jose semakin mengeratkan selimut yang menutupi tubuhnya, walaupun penghangat ruangan telah dinyalakan, tapi ba
Baca selengkapnya
17. Istriku Seorang Mafia?
  "Cih." Lexa meludah, ia tahu lelaki yang ada di hadapannya, hanyalah seorang manusia serigala dari klan kecil yang kekuatannya tidak sebanding dengan klannya, terlebih jika dibandingkan dengan dirinya. Lexa menarik napas, ia tidak ingin merusak pakaian mahal hadiah dari suaminya. Dengan sekedip mata, fisiknya kembali ke wujud manusia biasa. Lexa meloncat, melewati tubuh Jose yang terbaring di lantai, sambil mengepalkan tangannya, ia berlari ke arah laki-laki itu, dan-------" Krak." Bunyi gemeretak tulang di dada lelaki itu, terdengar nyaring akibat pukulan dari Lexa, dalam hitungan detik, tubuh lelaki itu terpental ke belakang, menghantam dinding gerbong, lalu luruh ke lantai, seiring suara batuk, darah segar, menyembur ke udara, keluar dari mulut lelaki itu. Terkapar tak berdaya, tubuh laki- laki itu terlihat pucat karena kehilangan darah yang cukup banyak.Jose masih belum benar-benar kehilan
Baca selengkapnya
18. Apa Kabarmu?*
Jose menatap Lexa dengan dalam, dipindai wajah cantik istrinya, beberapa kali ia mengembuskan napasnya. Harus kah ia bertanya langsung tentang jati diri istrinya, informan bayarannya sungguh tidak berguna sama sekali. Mereka tidak mengetahui Lexa mahir berbahasa Rusia, mahir adu jotos dan bagaimana istrinya bisa naik ke atas gerbong kereta dengan begitu mudahnya? Mungkinkah ia adalah seorang under cover mafia yang ingin menjebaknya? Mengingat bisnis jual beli senjata yang digelutinya, ia takut, Lexa adalah salah satu suruhan yang menyamar untuk menghancurkannya. Tapi ia sedikit ragu, kalau menyamar, kenapa harus sangat totalitas, sampai menyerahkan keperawanannya untuk dirinya.Jose berdoa semoga segala asumsinya salah, karena ia sudah benar-benar jatuh cinta kepada istri kecilnya itu. "Awww," teriakan Lexa menyadarkan Jose dari lamunannya. "Sakit?" Jose bertanya. "Sedikit." Lexa pura-pura meringis, memegang perutnya. "Sayang di sini tidak ada dokter, secepatnya setelah kereta ini
Baca selengkapnya
19. Serigala Merah.
"Kak ty, Lexa." Seekor serigala abu-abu muncul dari dasar jurang. "Kak Xander," Lexa membuka matanya melihat Xander sudah berdiri di hadapannya. Alexander Druva, kakak sepupu Lexa. Berpostur tinggi 185 cm, rambut pirang gelap, bermata abu-abu dan berwajah tampan ala aksen eropa timur. "Lupa denganku?" Xander merentangkan tangannya. Lexa bergerak maju, namun di tengah jalan ia berhenti. "Kenapa?" Xander menatap Lexa dengan pandangan tidak suka. "Maaf kak, kita sudah dewasa, seharusnya kita batasi interaksi di antara kita berdua, dan----- aku sudah menikah." Xander mengetatkan rahangnya, menahan marah. Dengan nada dingin, ia hanya menjawab, "oh." "Aku ingin tahu, kenapa kakak mengijinkan klan-klan kecil untuk membuat kekacauan, mereka bahkan berani mengganggu manusia di siang hari dan pada sembarangan tempat." "Oh, kau baru ingat dengan masa depan klan kita." Xander berkata dengan sarkas. "Kak Xander, aku-------" "Kau sudah lupa dengan tugasmu sebagai seorang alpha?"
Baca selengkapnya
20. Apa Maumu?
Lolongan serigala keluar dari mulut Lexa, ia berlari menghadang Alexander lalu merubah wujudnya menjadi seekor serigala merah.Jose tersentak, jatuh ke belakang dengan posisi duduk, matanya mengerjap beberapa kali, ia hampir pingsan melihat dengan mata kepala sendiri, istri cantiknya berubah menjadi seekor serigala.  "Jadi dia seorang manusia serigala. Pantas saja, dia bisa melumpuhkan seorang laki-laki dengan satu pukulan. Tapi benarkah di zaman sekarang masih ada manusia serigala." Jose berbicara sendiri bagaikan orang linglung.  "Oh, demi laki-laki itu, kau bisa sejauh ini, sepupuku sayang." Alexander menyindir.Lexa yang sudah berubah menjadi serigala merah langsung berlari menerjang Alexander, seketika Serigala berwarna hitam yang tak lain adal
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
14
DMCA.com Protection Status