Semua Bab Benaran Mantan?: Bab 31 - Bab 40
51 Bab
Mencoba Biasa
Dari banyak hal, semoga bisa untuk tanpa kamu disini seperti biasanyaNaya melenggang menyusuri koridor sekolah dengan mata semua siswa seperti mengintimidasi nya dalam tatapan, namun Naya tak peduli ia melanjutkan jalannya tanpa sedikitpun merasa terusik. Bukan ada sesuatu yang aneh dari penampilan Naya hari ini melainkan seseorang yang berjalan disamping nya itu, Dia adalah Gara Pratama cowok kasar yang mengejar Naya menguna kan cara apapun namun tetap saja yang ia dapat  adalah penolakan mutlak berkali-kali.Setelah seminggu uring-uringan karena tak ada Fano menemani. Akhirnya hari ini Naya kembali seperti semula. Ada atau tidaknya Fano kehidupan akan tetap berjalan bukan? Lalu, dimana sekarang keberadaan si mantannya itu? Entahlah, yang jelas Naya sudah tak ingin berada disana lagi sebagai seorang yang berharap tanpa kepastian."Oke, sampai tuan putri." Ucap Gara sambil mengelus pelan rambut Na
Baca selengkapnya
Kebenaran Yang Sebenarnya
Entah kenapa aku merasa semua seperti mempermainkan ku dalam diam tentang muGerbang berwarna hijau menjulang tinggi, dari celah-celah nya nampak bangunan berwarna putih bertingkat dua. Rumah yang masuk dalam kategori megah itu adalah rumah yang sangat Naya kenal. Belom sempat Naya membuka mulutnya untuk bertanya pada Galih, gerbang pun dibuka oleh kedua satpam sambil mempersilahkan pada keduanya untuk masuk.Baru saja menjejakkan kaki turun dari motor, lagi-lagi Naya dikejutkan dengan pemandangan yang mirip seperti sinetron itu. "Assalamualaikum bu." Ucap Galih pada wanita separuh baya yang menyambut kedatangan mereka sambil mencium tangannya."Wa'alaikum salam." Jawab wanita itu dengan senyum tak pernah pudar dari bibirnya. Naya sangat menyukai wanita didepannya ini. Kenal? Sudah pasti.  Dia itu adalah ibu dari Fano Arga Tara dan Naya tak pernah lupa meski baru beberapa kali bertemu.Ma
Baca selengkapnya
Jawaban
Aku sudah terlalu beku sebelum angin bertiup memberikan rasa dingin itu lewat bisikan yang mengantarkan rindu bertema candu.Semilir angin bertiup membelai lembut rambut yang sengaja Naya uraikan itu, menikmati malam berteman angin dengan segelas susu coklat beserta beberapa cemilan ringan. Hampir satu jam Naya duduk di balkon kamarnya namun belum ada tanda-tanda ia akan segera masuk membalut tubuh yang sudah dingin dengan selimut tebal. Matanya masih saja menatap bulan dan bintang jauh diatas langit sana, sesekali tampak ia tersenyum dengan aktivitas yang ia lakukan itu.Naya menoleh menatap kamarnya yang tak berpenghuni dengan tataan tempat tidur yang masih saja rapi di jam segini. Biasanya tempat tidur itu sudah seperti kapal pecah dengan bantal dan selimut tidak pada tempatnya lagi.Saat sedang mengamati kamarnya itu, mata naya menoleh pada sebuah amplop putih disamping meja belajarnya. Ia baru ingat bahwa ia belum membaca surat
Baca selengkapnya
Akhir Dari Kisah Kita
Dari banyak hal, kehilangan bukan lah sebuah kemudahan dalam mengikhlaskanMasih dipandangi nya sebuah amplop berwarna putih yang ditinggal oleh bundanya tadi. Hatinya belum sangat siap untuk menerima kenyataan pahit yang dituangkan di dalam amplop itu. Entahlah malam ini terasa sangat panjang bagi Naya yang sudah ingin memeluk pagi sambil mengembara membawa hati kesana kemari untuk melepaskan gundah dan sesak yang bersarang di dadanya.Naya merebahkan dirinya di atas kasur berukuran king mencari posisi nyaman. Matanya menatap ponsel yang tergeletak di samping bantal guling nya. Diambilnya ponsel yang ternyata sedang berbunyi menandakan ada telepon masuk, belum sempat menjawab panggilan sudah berakhir.Naya membelalakkan matanya ketika melihat bahwa 130 kali panggilan tak terjawab yang berasal dari nomor Fano. Sebanyak itu Fano menelpon namun tak satupun terangkat karena ponsel nya sedang berada pada mode silent. Naya langsung menge
Baca selengkapnya
Bersama Gara
Dari banyak hal gue selalu berharap lo akan kembali muncul seperti biasanya, tapi sayangnya itu nggak akan pernah terjadi  "Jadi gimana menurut lo Nay?" Tanya Gara yang berada disampingnya. Naya menoleh ke sumber suara melihat Gara yang akhir-akhir ini sering sekali berada disampingnya untuk menemani dirinya seperti saat ini. mereka sedang berada di salah satu pantai untuk melihat matahari terbenam. "Apa?" Tanya Naya Gara membuang napas nya kasar, "Jadi sejak tadi gue ngomong nggak lo dengerin ya." Tanya Gara Naya mengembangkan senyum nya sambil menggeleng kan kepala, "gue kurang fokus Gar." "Kenapa? Masih mikirin Fano?" Ta
Baca selengkapnya
8 Tahun Berlalu
Meski waktu berlalu namun kamu masih tetap sama dihati dan pikiran ini. Masih kamu yang selalu terlintas di pikiran walaupun saat aku sedang tak ingin mengenang mu  Hari terus berganti tanpa di sadari sudah 8 tahun berlalu kepergian Fano tapi entah kenapa ia merasa baru kemarin. Masih begitu hangatnya pelukan Fano pada dirinya di dalam kamar ini. Masih terngiang-ngiang dengan jelas di telinga Naya ucapan Fano yang waktu itu mampu membuat dirinya bahagia. Namun sayangnya semua itu hanya janji manis tanpa pembuktian yang nyata. Naya merebahkan tubuhnya diatas kasur sambil menatap langit kamarnya itu. Pikirannya menerawang jauh ke masa saat ia dan Fano masih bersama. Flashback on "Nay," "Hm," "Bahagia itu sederhana ya." Ucap Fano yang langsung membuat Naya menoleh ke arahnya. Kini sepasang kekasih itu sedang berada di sebuah dan
Baca selengkapnya
Mimpi Seperti Nyata
Bahkan waktu pun tidak bisa membuat ku lupa tentang kamu yang hanya tinggal cerita"Oke, saya rasa cukup sampai disini dan rapat selesai." Ucap Fano menutup rapat yang hampir 1 hari berlangsung karena perusahaan sedang dalam masalah. Jika salah bertindak bisa-bisa ia mengalami kebangkrutan.Setelah mengucapkan itu, semua karyawan keluar menyisakan Fano dan Liam di dalam ruangan yang sangat besar.Liam tampak sedikit ragu-ragu untuk mengeluarkan kata karena
Baca selengkapnya
Masih Menggenang Mu
Entah mengapa kamu selalu menghiasi setiap hari ku meski sebenarnya aku tahu kamu sudah semu untukku  Fano membaringkan tubuhnya diatas kasur ukuran king miliknya sambil matanya menatay langit-langit kamar nya itu. Ia suka memandangi langit kamarnya karena disana ada sebuah foto dirinya dan juga Naya yang sengaja ia pasang dengan ukuran besar. Alasannya hanya ingin saat ia menutup mata sebelum tidur dan membuka mata saat bangun tidur orang yang pertama ia lihat adalah Naya meski hanya sebuah foto namun itu sudah lebih cukup mengobati rasa rindunya. Ah entahlah, meski sudah 8 tahun berlalu tapi wanita itu masih sama, masih menjadi ratu di hatinya yang bertahta. Fano menerawang mengingat dengan jelas saat-saat ia masih bersama dengan Naya waktu itu, waktu dimana belum ada Syasa yang menjadi dinding pemisah antara mereka berdua dulu. Flashback on "N
Baca selengkapnya
Bertemu Sahabat
Seseorang akan terbentuk menjadi keras mengikuti lingkungannya yang bertujuan untuk melindungi dirinya sendiri  "Nay," panggil seseorang yang langsung menghentikan langkah kakinya. Naya menoleh ke sumber suara namun tak lama kemudian Naya langsung melanjutkan langkah kakinya lagi tanpa memperdulikan orang yang memanggilnya. "Nay tungguin." Ucap orang itu lagi namun bukannya berhenti Naya malah mempercepat langkah kakinya untuk menghindari orang yang memanggil nya itu. "Nay tunggu, kita perlu bicara." Ucap orang itu sambil berlari untuk mengejar langkah kaki Naya yang semakin cepat itu. "Nay, mau sampai kapan kita seperti ini? 8 tahun sudah berlalu Nay. Apa dendam di hati lo itu masih hangat hingga lo tidak mau bertemu dengan kita?" Ucap orang itu yang langsung membuat langkah kaki Naya berhenti. "Mau sampai kapan lo giniin kita? Kita ini teman Nay, apa sedikit pun te
Baca selengkapnya
Bersama Bian
Kehidupan mu begitu baik-baik saja saat ini setelah beberapa kali mencoba bangkit dan kembali terjatuh karena mengharapkan mu untuk kembali dan aku rasa kehidupan mu disana juga baik-baik saja bukan?  Naya duduk di salah satu meja kosong di sebuah cafe menunggu kedatangan tunangannya. Mereka janji akan bertemu disini setelah melakukan operasi pada pasiennya. Iya, tunangan Naya adalah seorang dokter di salah satu rumah sakit terkenal di Jakarta. Masih terngiang-ngiang di telinga nya tentang ucapan para sahabatnya itu, eh salah mantan sahabat nya. Gara-gara mereka Naya kembali teringat ke masa sekolah dulu. Naya sebenarnya sangat merindukan akan kebersamaan mereka dulu waktu masih bersama. Masih teringat dengan jelas bagaimana mereka melalui setiap hari selama 3 tahun bersama-sama. Ada suka dan dukanya menghiasi hari-hari mereka. Saling usil namun tetap untuk saling menjaga, jika diingat-i
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status