Semua Bab GEISHAKU KARMILA: Bab 51 - Bab 60
154 Bab
TERIAKAN YANG TERDENGAR
Antara sadar dan mimpi. Dia seperti mendengar suara wanita yang tengah memanggil dirinya. "Lazuarrdiii ...." Suara itu kembali terdengar lamat-lamat. Membuat kedua matanya mengerjap beberapa kali. "Apa aku ini mimpi? Atau--" Belum selesai dia berkata. Lazuarrdi merasa ada orang lain yang berada dalam kamarnya. Saat dia memaksa kedua matanya terbuka lebar. Sosok Karmila telah terlihat di dekat pintu.  "Ka-Karmila?" Sosok wanita itu hanya diam. Raut wajahnya terlihat pucat. Dengan tatap mata yang kosong.  "Kamu, menemui aku di sini, kenapa? Tolong katakan, siapa kamu sebenarnya?" "Segera bawa pulang pedang itu ke sini!" "Iya, pasti itu. Tapi menunggu semua urusan aku selesai. Pedang itu benar-benar mengganggu aku, Karmila!" "Segera bawa pulang pedang itu ke sini!" Kembali sosok wanita itu, mengulang lagi kalimatnya. Lazuarrdi berpikir keras. Apa maksud dari Karmila sebenarnya? "Ka
Baca selengkapnya
SEBUAH FOTO
Seketika tangan Lazuarrdi bergerak mematikan kran shower. Dia seperti mendengar suara seseorang yang berteriak melengking tinggi. Sangat terdengar jelas di telinga.Membuat Lazuarrdi mengedarkan pandangannya lagi. Tak terlihat siapa-siapa. Jantungnya kembali berdegup lebih kencang dari semula."Suara apa tadi?" Dia pun segera menyelesaikan kegiatan mandi. Bergegas dia keluar dan segera berganti pakaian. Sejenak dia masih terdiam dengan pandangan yang mengarah pada kamar mandi."Aneh. Lagi-lagi kejadian aneh."Lalu dia keluar kamar. Langkahnya bergerak cepat menuruni anak tangga. Aroma kopi wangi begitu menyengat hidungnya. Bagai menyambut kedatangan Lazuarrdi yang berjalan mengarah pada ruang makan."Woooiii, Bro! Sorry gue nangkring duluan di sini.""Santai, Bro."Keduanya menikmati roti dan kopi yang masih panas. Kemudian Lazuarrdi mengamati kawan baiknya itu. Yang lahap menyuapkan roti ke mulutnya."Lu lapar?"
Baca selengkapnya
SEORANG WANITA
Seketika Danang mengerutkan keningnya. Dengan sorot mata yang tajam, mengarah pada Lazuarrdi yang seperti sudah malas untuk bercerita."Kapanlah gue ceritain. Yang jelas Kazumi penampakan seorang wanita Jepang berpakaian kimono berwarna hijau. Cantik tapi penuh misteri."Buru-buru Danang mengeluarkan ponsel. Dan menunjukkan sebuah foto pada Lazuarrdi."Apakah ini?"Dia menyodorkan ponselnya. Seketika Lazuarrdi yang melihat penampakan foto itu terperanjat."Dari mana lu dapat?""Ini sudah pembesaran beberapa kali Bro. Biarpun samar tapi sosoknya masih kelihatan. Iya 'kan?"Tanpa bersuara, Lazuarrdi hanya manggut-manggut. Namun pandangannya tak lepas dari foto yang dia lihat di ponsel Danang. Apa yang dikatakan Danang ternyata benar. Sosok yang terpampang samar ini memang terlihat sebagai Kazumi."Bagaimana menurut lu, Bos? Lu juga bisa melihatnya 'kan?""Yup, lu benar. Kalau cuman melihat asal, tak begitu terlihat, Nang.
Baca selengkapnya
PERTEMUAN DENGAN ROY KENZO
"Silakan ikuti saya, Tuan Lazuarrdi.""Ka-kamu juga tahu nama saya?" tanya Lazuarrdi terbata.Wanita itu hanya tersenyum, sembari berkata,"Tuan Roy Kenzo sudah menunggu anda Tuan Lazuarrdi.""Ohhh, kamu sekretaris Tuan Roy ya?"Dia hanya tersenyum. Wanita cantik dengan tubuh tinggi semampai itu, berjalan cepat mendahului Lazuarrdi."Pintar sekali Tuan Roy mencari sekretaris. Sangat cantik dan menarik," gumam Lazuarrdi.Sampai wanita itu berhenti di depan sebuah kamar presidential suite. "Silakan masuk, Tuan Lazuarrdi.""Terima kasih, Miss."Wanita itu pun menuntunnya menuju sebuah sofa mewah yang menghadapa arah jendela. Terdapat beberapa sofa lengkap dengan meja serta nakas.Terdengar derap langkah yang berjalan mengarah pada Lazuarrdi. Betapa terkejutnya dia, saat melihat sosok Roy Kenzo yang ternyata sudah berusia tua. Mungkin seumuran kakeknya.  "Tuan Lazuarrdi!"
Baca selengkapnya
SEBUAH PERTANYAAN
Entah mengapa, kedua matanya membulat lebar. Seakan terkejut oleh foto-foto yang diperlihatkan oleh Lazuarrdi."A-ada apa Tuan? Apa saya salah?"Lelaki itu masih saja terdiam."Siapa yang menyimpan pedang itu?" tanya Roy Kenzo. Dia tak bisa menyembunyikan keterkejutannya."Dulu Kakek, Tuan Roy. Dan sekarang pun masih di rumah Nenek saya."Dari kilatan matanya menggambarkan sesuatu yang aneh. Dia terlihat seperti benar-benar terkejut. Yang tak bisa dia sembunyikan perubahan pada wajahnya. Azuna bisa menangkap hal itu. "Papa, ada apa?"Lelaki itu hanya menggeleng."Bisa kau tinggalkan sebentar kami berdua?""Ohhh, baik Pa.""Gadis baik. Dia anak bungsu saya. Disaat usia istri saya hampir lima puluh tahun. Hamil Azuna. Anak gadis satu-satunya.""Iya, dia sosok gadis yang sangat baik." "Lazuarrdi apa yang sebenarnya ingin kamu ketahui?"Sejenak lazuarrdi terdiam."Banyak sih Tua
Baca selengkapnya
DANANG MULAI PENASARAN
"Kamu seperti ingin bilang sesuatu Lazuarrdi?""Maafkan aku sebelumnnya. Apa kamu tahu soal pedang samurai ini?""Maksud kamu?"Ting!Suara pintu lift yang terbuka. Lazuarrdi mempersilakan wanita cantik itu untuk megikutinya."Pedang apa Lazuarrdi?""Kita lanjutkan setelah sampai cafe. Oke, Azuna?""Oke."Mobil pun mulai merayap memecah keramaian kota malam ini. "Apa jauh kah?""Tak terlalu jauh. Hanya saja macet yang bikin lama."Kembali wanita cantik ini tersenyum. Membuat Lazuarrdi betah bincang santai bersamanya. butuh waktu lima belas menit. Akhirnya mereka sampai di sebuah cafe yang terkenal dengan penyajian kopi yang sangat menarik, dengan beberapa pilihan menu beragam."Aku mau coffee latte saja Lazuarrdi.""Banyak snack yang mungkin kamu sukai di sini.""Kamu pesan saja Lazuarrdi. Kalau enak aku suka."Lazuarrdi segera memilih beberapa dishes. Kemudian berbincang s
Baca selengkapnya
PENAMPAKAN
Saat kakinya mulai menapak ruangan itu. Tercium aroma melati yang sangat wangi. Namun kelamaan berubah menjadi aroma yang busuk."Bau apa ini? Kok tiba-tiba gue merinding kayak gini ya?"Danang yang penasaran semakin memberanikan dirinya untuk menjelajahi ruangan yang disebut sentong.Tangannya menyapu debu yang berada di atas nakas. Yang terletak di samping ranjang.Kemudian langkahnya kembali bergerak. Hingga berhenti tepat di depan kotak seperti tempat harta karun. Saat dia mencoba untuk membukanya. Seperti terkunci. Danang kembali mengusap pelan, gambar seperti sebuah logo yang berbentuk matahari di bagian penutup atas."Hemmm, sepertinya ada hal yang penting di dalam sini. Apa Ardi tak mengetahuinya?"Sejenak dia terdiam. Danang terpikirkan untuk menelepon Lazuarrdi. Buru-buru dia mengeluarkan ponsel di saku kemeja.Cukup lama hingga deringa terkahir, barulah Lazuarrdi mengangkat teleponnya."Hallo!""Ada apa, Nang?"
Baca selengkapnya
FOTO
Saat dia perhatikan dengan seksama lagi. Danang bergerak mundur. Dalam penglihatannya. Seraut wajah itu seperti melayang."Ba-badannya ke mana?" Suara Danang terdengar bergetar."Aku ... di sini Mas Danang!""Haaaaaahhh!" teriak Danang. Dia menoleh ke belakang. Tak terlihat siapa-siapa. Dia kembali memberanikan diri melihat cermin. Seketika kedua kakinya tak bisa bergerak. Dianang langsung terduduk lemas."Saaaat ... Satriyooo!" Dia berteriak kencang. Akan tetapi tak ada suara yang keluar dari bibirnya. Danang kembali berteriak. "Satriyooo!" Tetap saja suara nya masih tak terdengar.Aroma anyir dan amis mulai merasuk ke rongga hidungnya. Danang pun mulai berani mendongak. Mengarah pandangannya pada pedang samurai itu.Kedua bola mata membulat lebar. Dengan mulu terperangah. Danang sampai tak bisa berkata-kat. Dari manik mata yang membulat, dia melihat tetesan darah segar yang mengalir. Berasal dari pedang itu."Busyet, dah! Itu, darah
Baca selengkapnya
JAM DUA BELAS MALAM
"Aku pikir foto itu sudah dibawa Mas Ardi. Kok masih ada di sini?""Memangnya ini foto siapa?" tanya Danang penasaran. Kemudian memperhatikan dan mengamati foto itu dengan serius."Dari fotonya, ini sekitar tahun kuno ini.""Ya, pasti kuno Mas. Tapi kisaran tahun berapa?""Mungkin 1940 an, Sat. Terus wanita ini siapa?""Kalau kata Mas Ardi, dia ini yang namanya Karmila.""Karmila?"Satriyo mengangguk cepat. "Bahkan sewaktu Mas Ardi di rumah Eyang sini. Selalu mimpi Karmila.""Dan bilangnya Ardi siapa cewek ini?""Dia berada di jaman penjajahan Jepang, Mas.""Berarti sekitar trahun 1942-1945?""Bisa jadi sekitar tahun itu, Mas."Tampak Danang tertarik dengan foto itu. Dia terus memandang wanita yang berada di dalamnya."Wajahnya seperti pernah gue lihat. Tapi, siapa ya?""Wajah ini?"Danang mengangguk. Tanpa melepas pandangannya dari foto. Dia terlihat sa
Baca selengkapnya
LONCENG BERBUNYI
"Ya, udah. Kita balik lagi sekarang!" ajak Danang ketakutan."Bentar dulu, Mas! Ada satu hal lagi!" sergah Narmi.Satriyo dan Danang kembali duduk. Dia merapat pada Narmi."Apa lagi, Mbak?""Kemarin malam, Eyang kembali mengikat pedang itu sama tali rawe. Aku takut kejadian sama Kakung dulu itu terjadi.""Tali rawe?" tanya mereka berdua serempak."Iya, Mas.""Apaan itu, Mbak? Gue kagak paham Sat," bisik Danang pada Satriyo."Tali rawe sama kayak seratnya karung goni itu loh Mas. Cuman punya Eyang memang asli dari tanamannya sendiri. Bikin sendiri juga. Katanya sih peninggalan dari orang tua Kakung.""Mungkin juga tali itu sudah disarati Mas. Untuk jadi penangkal setan. Katanya sih begitu. Tali itu juga mujarab buat nangkep babi ngepet sama keblek," sahut Satriyo.Membuat Danang semakin mengernyit. Tak mengerti apa yang di jelaskan oleh Satriyo."Kalau babi ngepet. Paham lah gue. Cuman tuh keblek, apaaan lag
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
16
DMCA.com Protection Status