All Chapters of My Crazy Boss (Indonesia): Chapter 31 - Chapter 40
188 Chapters
Ch. 31 Cemburu
Sisca menatap bayangan dirinya di cermin, bagaimana ia bersikap setelah ini? Apakah tetap biasa-biasa saja atau harus jaga jarak? Lebih baik pura-pura tidak tahu bukan?Mana dia tahu kalau Arnold jatuh hati padanya? Padahal selama ini sikap Sisca begitu menyebalkan bukan? Lantas apa yang membuat sosok Arnold Argadana itu lantas jatuh cinta kepadanya?"Tok ... Tok ... Tok ...."Pintu kamar Sisca di gedor dengan begitu heboh, siapa lagi yang melakukannya kalau bukan bos rese itu?"Tok ... Tok ... Tok ...."Nggak sabaran banget sih? Sisca jadi naik pitam, ia bergegas membuka pintu kamar hotelnya, sosok itu sudah berdiri dengan jas rapi di depan pintu kamarnya."Jam berapa ini? Lu dandan lama banget sih, Sis? Mau kondangan?" gerutu sosok itu kembali pada mode menyebalkan."Sabar kenapa sih? Meeting masih tiga puluh menit lagi!" Salak Sisca galak. Dasar lak
Read more
Ch. 32 Cemburu (2)
Sisca celingak-celinguk mencari keberadaan bosnya itu, di loby depan tidak ada. Tadi dia pergi mengantarkan koleganya keluar dari ruangan meeting bukan? Harusnya kan dia berada di sekitar sini, tapi kenapa orang itu tidak nampak batang hidungnya? Kemana perginya?Sisca mengedarkan pandangannya ke sekeliling, nihil! Tidak ada sosok Arnold Argadana di sana. Sisca menghela nafas panjang, ia bergegas membalikkan badannya dan melangkah menuju lift, paling dia sudah balik ke kamar kan? Jadi kenapa Sisca harus panik mencarinya? Toh dia sudah besar bukan? Nggak mungkin kan sosok itu kemudian hilang atau diculik?Eh ... kalau diculik sih kemungkinan besar bisa terjadi, kan bapak dia konglomerat. Jadi diculik terus minta tebusan berapa milyar gitu, bisa saja kan? Sisca menahan senyum, ia bergegas masuk ke lift guna kembali ke kamarnya.Mendadak ia teringat apa yang tadi Rizal katakan kepadanya. Dia mau ngomong apa sih sebenarnya? Kenapa rasanya Sisca jadi tidak sabar hend
Read more
Ch. 33 Arrived
Arnold hendak menyumpalkan headset ketika Sisca mencolek-colek lengannya. Ia menoleh dan mendapati Sisca tersenyum lebar sambil mengangkat kedua alisnya."Apaan sih?" tanya Arnold tidak mengerti."Bos, tukeran kursi mau? Pengen yang dekat jendela," renggek Sisca sambil menaikkan kedua alisnya sambil memasang puppy eyes yang sontak langsung membuat Arnold luluh seketika.Arnold menghela nafas panjang, ia bergegas bangkit lalu memberikan kursinya untuk Sisca. Senyum Sisca merekah sempurna, laki-laki satu itu memang walaupun soplak tapi tidak tegaan."Makasih bos, love banget deh!" guman Sisca yang sontak langsung melihat ke jendela, pesawat belum take off, masih terparkir dengan begitu rapi di bandara."Elah, pret!" Arnold mencibir, ia menyumpalkan headset ke telinganya sambil bersandar di kursi pesawat.Love banget katanya, orang dia sukanya sama dokter hewan itu kan? Pakai acara bilang love segala. Dasar tukang ghosting! Arnold memejamkan ma
Read more
Ch. 34 Kegalauan Arnold
Sisca bersorak ketika benar di teras rumahnya sosok itu sudah duduk menanti dirinya. Ia segera melepas seat belt-nya dan melangkah turun. Arnold hanya mendengus kesal melihat betapa antusiasnya Sisca dengan kehadiran sosok itu. Ia buru-buru memarkirkan mobilnya dan ikut melangkah turun guna melihat sosok dokter hewan yang digilai Sisca itu."Hai, lama ya? Sebentar aku ambil koper dulu!" Sisca bergegas membuka pintu belakang, meraih kopernya dan berbisik pada Arnold yang berdiri di dekatnya."Gue izin bentar malam ini, jangan khawatir besok langsung kerja kayak biasanya, oke?" tanpa menunggu jawaban dari Arnold, Sisca langsung menarik kopernya menuju rumah.Cukup lumayan sih penampilan laki-laki itu. Kulitnya bersih, tubuhnya proposional, cukup ganteng untuk ukuran dokter hewan. Pantas saja Sisca sampai tergila-gila! Tapi kalau dibandingkan dengan Arnold, ia tidak kalah ganteng kok. Dan jangan lupa, dia punya banyak uang! Itu bukan nilai plus Arnold yang belum tentu
Read more
Ch. 35 Yess I Will
Sisca terkesiap ketika ia dan Rizal sudah duduk di meja sebuah restoran kenamaan itu. Suasananya begitu apik dan romantis membuat Sisca sampai speechless, tidak bisa berkata-kata lagi. Makan malam di restoran dengan suasana seperti ini? Ah ... Macam pasangan sedang kencan saja!"Silahkan, Nona! Mau pesan apa?" Rizal tersenyum begitu manis sambil menyodorkan buku menu, membuat Sisca terpukau begitu luar biasa. Waktu mengubah Rizal menjadi seorang laki-laki dewasa yang begitu romantis dan luar biasa memukau."Terima kasih," guman Sisca lirih sambil menerima buku menu itu. Sungguh manis sekali Rizal sekarang.Sisca sudah begitu serius dengan buku menu di tangannya, matanya meneliti satu demi satu daftar makanan yang ada di sana, dan pilihannya jatuh pada pasta bolognese dan honey lime soda's. Ia sangat suka makan pasta, dan ia rasa pilihannya tidak salah bukan?"Pasta bolognese sama honey lime soda's ya, Mbak," ujar Sisca pada sang waiters lalu menyerahkan b
Read more
Ch. 36 Patah
Arnold belum memejamkan matanya ketika mobil itu kembali muncul dan berhenti di depan rumah Sisca, ia berdiri di depan jendela kamarnya, mengintip dari balik tirai dan melihat Sisca berserta dokter hewan itu turun dari mobil. Mereka tampak berbincang sejenak, tawa mereka pecah, apa yang mereka bicarakan?"Sialan! Aku bahkan tidak tahu apa yang mereka bicarakan!" gerutu Arnold kesal, ia benar-benar ingin tahu apa yang mereka bicarakan, apa yang membuat tawa mereka pecah begitu meriah.Arnold masih berdiri di balik tirai, tampak tangan dokter hewan itu terulur, mengelus lembut kepala Sisca. Hati Arnold sontak terbakar, ia tidak suka melihat pemandangan itu, sangat tidak suka! Namun dia bisa apa?Arnold mengeram, ia benar-benar cemburu! Arnold terus mengawasi dua sejoli itu, hingga laki-laki yang ia dengar-dengar bernama Rizal itu melangkah dan kembali masuk ke dalam mobilnya. Mobil itu pun bergegas pergi membuat hati Arnold lega luar biasa.Dia sudah pulang, da
Read more
Ch. 37 Rencana
Sisca mengerutkan keningnya ketika mendapati mobil Arnold sudah tidak ada di garasi. Dan rumah itu ... Kok sudah sepi? Kemana bosnya itu? Sisca bergegas merogoh kunci dan membuka pintu rumah sang bos. Benar saja, tidak ada orang! Lantas kemana bosnya itu?Sisca merogoh ponselnya, menekan nomor Arnold guna mengetahui dimana posisi laki-laki itu. Terhubung, tidak ada jawaban! Sisca mengerutkan keningnya, apa jangan-jangan karena ....Ah tidak! Sisca berusaha kembali mengubungi nomor itu, namun sekali lagi tidak ada jawaban. Sisca menghela nafas panjang, satu orang yang terbesit dalam pikirannya untuk dihubungi adalah Jelita! Semoga saja sosok itu sudah berada di kantor sekarang."Hallo, gimana Mbak?" sapa Jelita ramah."Pak bos apa sudah di kantor, Mbak?" tanya Sisca sedikit khawatir."Sudah Mbak, entah tumben pagi bener dia datang, langsung ngamuk-ngamuk nggak jelas."Sisca tertegun, Arnold mengamuk? Astaga! Sedalam itu kah perasaan laki-laki itu t
Read more
Ch. 38 No Ponsel, Oke?
Sisca menghela nafas panjang, ia sudah sampai kembali ke rumah seperti apa yang diperintahkan Arnold kepadanya. Ah ... sosok itu benar-benar marah rupanya. Namun mau bagaimana lagi, Sisca tidak bisa bersama dengannya dengan status itu bukan? Rasanya pasangan yang tepat untuknya adalah Rizal, itu sudah pasti. Dengan lunglai Sisca masuk ke dalam rumah Arnold, hendak membuatkan sosok itu sarapan dan kembali ke kantor sebelum sosok itu makin murka. Sisca sudah berada di dapur ketika iPhone miliknya berdering, dirogohnya ponsel itu dari tas dan menemukan nama Arnold sudah terpampang di layar. “Apa lagi ini?” Sisca mendesis pelan, lalu mengangkat panggilan itu, “Hallo ini baru sampai rumah, Bos.” “Langsung balik ke sini, gue tunggu, oke?” Sisca sontak meloto, dia baru saja sampai dan Arnold sudah memintanya kembali ke sana? Dia kira Sisca bisa sulap apa? Jadi Cuma bilang simsalabim makanan itu sudah otomatis tersedia? Edan betul orang satu itu! “Bos
Read more
Ch. 39 Anak Magang?
"Lho Bos, kita mau kemana sih?" Sisca tidak mengerti, kemana memangnya Arnold hendak membawa dirinya?"Makan lah, lu lupa gue belum sarapan? Udah perih nih perut gue, Sis." gerutu Arnold tak beranjak dari setirnya."Lha tadi kan gue ma-""Kelamaan ah, Sis." Potong Arnold cepat.Sisca hanya menghela nafas panjang, untuk saat ini dia adalah sumber dari segala macam sifat murka Arnold. Karena ia resmi berpacaran dengan Rizal, kan, Arnold jadi seperti ini? Tapi apa salah Sisca sih? Toh Arnold juga tidak berani bicara secara langsung kepadanya perihal perasaan yang dia punya untuk Sisca bukan?Eh ... Tapi malah bahaya kalau Arnold sampai bicara secara langsung kepadanya perihal perasaan itu, terus Sisca mau jawab apa? Menolak Arnold? Berani sekali dia! Bisa melayang gaji sepuluh juta perbulan Sisca kalau dia menolak Arnold. Tapi kalau menerima sosok itu menjadi kekasihnya ... itu sama saja cari masalah bukan? Memang Sisca ini siapa? Dia tahu diri kok.
Read more
Ch. 40 Calon Masalah Baru
"Nah Sis, kenalin ini Dirly yang tadi gue cerita ke elu, dan Dir ...," Arnold menoleh menatap Dirly yang tengah menatapnya dengan seksama itu, "Ini Sisca, personal asisten gue."Dirly menatap Arnold, dari mata itu Dirly paham sepupunya itu sedang memberi kode kepadanya. Dan ia tahu betul kode apa itu. Dia kemudian menatap perempuan yang diperkenalkan bernama Sisca itu, ia menatap sosok itu dari atas sampai bawah, cantik sih. Pantas kalau Arnold tergila-gila, jadi ini perempuan itu? Perempuan yang sudah membuat Arnold begitu galau dan patah hati? Hmmm menarik!"Saya Sisca, salam kenal." perempuan itu mengulurkan tangannya ke arah Dirly yang langsung di sambil oleh Dirly."Santai aja deh Sis sama gue, kayak elu sama bos lu ini saja, jangan terlalu kaku. Gue Dirly," guman Dirly sambil tersenyum."Ah baiklah, selamat datang dan selamat bergabung." Sisca kembali tersenyum.Jadi ini yang namanya Dirly itu? Ganteng sih, wajahnya sebelas dua belas lah deng
Read more
PREV
123456
...
19
DMCA.com Protection Status