All Chapters of TRUE LOVE BEAST HUSBAND: Chapter 21 - Chapter 30
76 Chapters
Paksaan Rentenir
“Enakkan solusiku? ... gak usah susah-susah bayar, tinggal nikah saja, sama saya. Gimana Mira?” tanya Rentenir itu sambil berkacak pinggang, dan salah satu kakinya di hentak-hentakkan ke lantai. “Pernah ngaca gak rentenir? Situ sudah tua, koq minta sama Mira. Saya sebagai orang tuanya, tidak setuju,” jawab Bapak Mira membela anaknya.“Rentenir itu cocoknya jadi Kakeknya Mira, tidak cocok kalau jadi suaminya ... sadar diri to Rentenir,” kata ibu Mira pelan. Dia yang selama ini selalu bersikap sabar, akhirnya tidak kuat menahan emosinya, dia juga ikut membela anak satu-satunya itu.“Loh ... kalau saya tidak dijodohkan dengan Mira, maka hutang Bapak, harus dibayar, sekarang juga!” teriak Rentenir geram. Beberapa detik kemudian, datanglah kurang lebih lima orang laki-laki, dari mobil van warna hitam, dan masuk ke dalam rumah Mira dengan tergopoh-gopoh. Setelah itu, mereka berdiri di samping Rentenir dengan membawa pemukul bisbol.“Kalau tida
Read more
Pengawasan dan Pembatasan Rentenir
Namun, Leo tidak menghentikan mobilnya. Dia sadar kalau antara dirinya dan Mira sudah tidak ada hubungan lagi, jadi apapun yang terjadi dengannya, sudah bukan urusannya lagi. Leo sudah mengumpulkan kembali akal sehatnya, meskipun dia masih merasakan rasa sakit yang membakar di dada.Leo memang masih mencintai Mira, namun mengingat ada perjodohan yang terjadi setelah dengannya, membuat hati Leo dongkol. Begitu mudahnya orang tua Mira menjodoh-jodohkan anaknya kepada orang lain hanya karena hutang, itu sangat memalukan. Walaupun sebenarnya, dia merasa iba kepada Mira, karena menjadi korban dari hutang orang tuanya. Akhirnya Leo tiba juga di rumahnya. “Aku harus belajar, tidak mencampuri urusan Mira, dari sekarang,” ucap Leo mengingatkan diri sendiri. Lalu dia keluar dari mobil, dan melangkahkan kakinya seraya berniat untuk melupakan Mira, dan memulai kehidupan tanpanya mulai dari sekarang.***Rentenir melangkah masuk ke da
Read more
Mira Diculik
“Hmm ... Aku mau minta tolong,” kata Mira, wajahnya dipaksa untuk tersenyum.“Minta tolong apa?” tanya Leo masih dengan tatapan dinginnya.“Aku ... mau pinjam uang. Bisakah kamu membantuku?” tanya Mira pelan, nada bicaranya sangat memelas.Leo menarik nafas panjang. Dia sebenarnya tidak tega menjawab ini, namun dia terlanjur berniat untuk kemajuan dirinya, agar melangkah tanpa kehadiran Mira dan tidak mau mencampuri lagi urusannya. “Maaf, Mira. Aku tidak bisa. Kita sudah tidak ada hubungan lagi, dan aku tidak mau mencampuri urusanmu ... lagi,” jawabnya, wajahnya membeku seolah-olah sama dengan hatinya.Wajah Mira merah padam karena malu, hingga rasanya ingin mengubur dirinya sendiri di dalam lubang. “Baiklah kalau begitu ...lebih baik, aku permisi pulang saja. Terima kasih atas waktunya,” kata Mira sambil berdiri secepatnya. Wajahnya tersenyum, tapi hatinya berdarah.Setelah keluar dari rumah Leo, Mira akhirnya menyadari kalau L
Read more
Pertolongan Yang Ditunggu Mira
“Iya ... besok, kita akan menikah hehe,” kata Rentenir sambil menunjukkan senyuman khasnya.“Tapi yang berhak mengambil keputusan hari ini kan saya, Rentenir. Sesuai kesepakatan kita, dua hari yang lalu. Koq tiba-tiba Rentenir mengajak menikah, saya belum bilang apa-apa lo,” bela Mira.“Tidak ada lagi kesepakatan, setelah kamu berusaha lari dari pengawasanku. Lagi pula, solusi apalagi yang bisa kamu berikan? Memangnya kamu punya uang untuk membayar hutang bapakmu? Enggak ada kan. Jadi, solusinya cuma satu ... yaitu, menikah denganku hahaha,” jawab Rentenir, wajahnya sangat bahagia, seperti baru saja memenangkan lomba yang berhadiah ratusan juta rupiah. Mira terpaku, tidak bisa menjawab apa-apa. Di satu sisi, dia merasa apa yang dikatakan Rentenir itu benar, namun di sisi lain dia tidak mau menikah dengannya dengan alasan apa pun.Saat Mira larut dalam pikirannya, Rentenir segera memanggil ke empat istrinya dengan suara suitan yang ke
Read more
Kesadaran Cinta
“Apa-apaan ini? Seenaknya saja datang ke sini tanpa di undang. Keluar kalian! Ini tidak ada hubungannya dengan hidupmu!” teriak Rentenir marah, kepada tiga orang yang baru saja mengacaukan pernikahannya dengan Mira. Air mata Mira langsung berhenti, matanya tiba-tiba saja merasakan energi, sehingga terasa terang benderang. Dia sangat bersemangat, hingga berdiri mengangkat tubuhnya, sambil menatap mantan pacarnya itu. “Leo,” ucapnya lirih, perasaannya hampir saja meledak saat itu.  Leo mendengar panggilan itu, walaupun disuarakan sangat lirih oleh Mira. Mata mereka saling berpandangan, lalu terbentuk senyuman di bibir Leo. Namun tidak lama, lelaki gagah itu kemudian membuang pandangan dinginnya kepada Rentenir. “Hei, lelaki tua, sadar diri dong! Sudah waktunya insaf, dengan segala tingkah laku burukmu,” kata Leo dengan berapi-api. “Brengsek! sapa yang kamu anggap lelaki tua? Coba buka matamu lebar-lebar, aku masih seumuran denganmu,” jawab Rent
Read more
Bukti Cinta Mira Lagi
“Baiklah ... aku akan kembali ke sana, menggantikan Leo. Tapi tolong ... jangan sakiti dia,” jawab Mira memantapkan hatinya. Kedua orang tua Mira seketika terduduk lemas ke lantai, mereka tidak bisa berkata apa-apa, air mata mereka mengalir, mewakili isi hati mereka yang penuh dengan kesedihan. Mira kemudian menutup telepon itu, dan mengembalikannya ke Papa Leo. Kedua orang tua Leo hanya memandanginya dengan rasa iba. “Mira minta tolong, anterin ke rumah Rentenir, ya Om?” tanya Mira kepada Papa Leo, yang segera dijawabnya dengan anggukan cepat. Papa Leo akhirnya mengantarkan Mira bersama kedua orang tuanya, kembali ke rumah Rentenir, dengan menggunakan mobilnya.  Di rumahnya, Rentenir dengan bangganya menunjukkan deretan giginya yang berjendela itu di depan wajah Leo dengan tawanya yang keras, seolah-olah menunjukkan bahwa kemenangan berada di pihaknya. “Haha ... sebentar lagi, Mira akan kembali kepadaku, menggantikan kamu. Percum
Read more
Bukti Cinta Leo Lagi
Leo sangat berat hati, jika harus bertemu lagi dengan Nenek Mira. Memang masalah dengannya telah berakhir bahagia, namun kalau dia mengingat pernah diminta operasi plastik olehnya, juga pernah dipaksa masuk ke klinik kecantikan untuk menghilangkan tompel dengan cara seperti penculikan, membuat tubuhnya begidik setiap mengingat Nenek Mira. “Ya Tuhan, apa ini satu-satunya cara agar Mira terbebas dari Rentenir?” batin Leo merasa tersiksa. Leo tidak mau menunggu terlalu lama untuk menyiapkan mental yang matang sebelum bertemu Nenek Mira. Dia berpikir, mentalnya harus dipaksa kuat. Segera dia mencari nomer kontak Nenek Mira, walaupun saat menyalakan kontak itu, dia masih memejamkan matanya, mencoba untuk kuat.  Setelah nada dering yang ke sekian kali, akhirnya teleponnya diangkat juga.  “Hallow,” sapa Nenek Mira sedikit manja. “Nenek, ini aku, Leo.” “Oh, ada apa Leo? Tumben sekali kamu menelepon Nenek, apa
Read more
Upaya Membebaskan Mira
Leo selalu saja digoda setiap akan pulang padahal hari semakin malam. Mereka kemudian menunggu satu persatu teman Nenek pulang agar bisa segera kembali ke rumah. Akhirnya sampai juga di rumah Nenek Mira, Leo merasa lega sekali, seperti baru keluar dari kandang singa betina. Leo kemudian tertidur, setelah membersihkan riasan di wajahnya. Di dalam kamarnya, Nenek menceritakan pengalamannya arisan bersama Leo tadi, hingga membuat Kakek tertawa mendengarnya. Keduanya kemudian membicarakan Leo. Mereka tersentuh dengan segala perilakunya selama ini. Mereka sebenarnya sadar, kalau Leo bukanlah orang sembarangan, dia berasal dari keluarga terkaya di desanya. Bukan hal yang mudah bagi seorang penguasa muda seperti Leo, mau menuruti keinginan mereka berdua. Mereka menganggap itu dilakukannya karena besarnya cinta Leo terhadap Mira, jadi dia rela berkorban apa saja. Hati keduanya mulai luluh. Keesokan paginya, saat sarapan bersama, Kakek berbicara kepada Leo
Read more
Mira Akhirnya Bebas
Rentenir menyadari kalau pertemuannya dengan Nenek Mira akan membuat dirinya menjadi bukan Rentenir biasanya. Daripada dia malu di hadapan istri-istri dan anak-anaknya, dia kemudian meminta mereka masuk ke dalam kamar masing-masing dan tidak diizinkan keluar, sampai Rentenir membolehkannya.  Istri-istri dan anak-anaknya segera masuk ke kamar sesuai komando Rentenir, tanpa bertanya apapun. Sekarang, yang berada di ruang tamu, hanya tersisa Leo, Nenek Mira, dan Rentenir yang dikelilingi kelima anak buahnya.  Setelah merasa aman, Rentenir melanjutkan bicaranya kembali. “Mi-Mira itu benar-benar cucumu, Maya?” ucapnya dengan penuh kelembutan kepada Nenek Mira, dia sedikit gugup. “Iya, Mira adalah cucuku. Bapak Mira adalah anakku, yang katanya telah berhutang padamu. Benarkah Mas Cokro?” tanya Nenek berusaha berkata seluwes mungkin untuk mulai merayu Rentenir. Tubuh Rentenir tiba-tiba merasa tidak bertulang, kakinya ber
Read more
Kedatangan Sepupu Leo
Leo mengendarai mobilnya dengan berpikir tentang hal yang akan dibicarakan oleh Mira. Kalau mengenai hutang sejumlah sepuluh juta itu, Leo tidak  akan mempermasalahkannya, karena nominalnya sangat kecil sehingga tidak dianggap beban sama sekali. Yang terpenting buat dia adalah Mira bisa bebas dari jeratan rentenir dan dapat memulai hari-harinya seperti biasa.Leo kemudian berpikir lagi, mungkin dia akan membahas tentang hubungan kita. Sebenarnya, lelaki tompel ini berharap bisa bersatu kembali. Kalau itu yang akan diminta Mira, Leo sangat bahagia. Tiba-tiba   perasaannya seperti merasakan sensasi setelah minum soda, rasa yang menggelegar kecil dan menyegarkan.Akhirnya sampai juga mereka di rumah Mira. Leo kemudian keluar dari mobil, dan berdiri di dekat pintu mobil sambil melihat para anggota keluarga Mira masuk ke rumah mereka satu persatu, namun pikirannya sedang berkelana memikirkan apa yang akan dibicarakan Mira. Saat itu, nenek dan kedua ora
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status