TRUE LOVE BEAST HUSBAND

TRUE LOVE BEAST HUSBAND

last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-06
Oleh:  Sari YuTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.9
56 Peringkat. 56 Ulasan-ulasan
76Bab
10.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sinopsis

Mira adalah seorang gadis manis yang baru lulus kuliah. Pada suatu siang ibunya bercerita bahwa bapaknya menjodohkannya dengan seorang yang paling kaya di desanya yaitu Leo, dikarenakan hutang. Di satu sisi Mira memiliki seorang kekasih bernama Noval, seorang lelaki tampan, romantis yang bekerja sebagai karyawan swasta di perusahaan ternama. Dari punggung Leo tampak begitu tinggi berbadan kekar dan sangat menawan. Namun, setelah berhadapan langsung dengan Leo, tompel, iya tompel berwarna biru kehitaman menutupi seluruh wajahnya sehingga hampir tidak ada ruang sisa di wajahnya. Mira akhirnya menerima perjodohan demi lunasnya hutang keluarga. Namun yang tak kalah mengejutkan akhirnya dia baru mengetahui karakter Leo setelah menikah. Leo adalah seorang laki-laki gagah yang jarang tersenyum dan memiliki kepribadian suka seenaknya sendiri, keras, kaku, pemarah dan pencemburu. Semua itu dikarenakan masa lalunya. Hingga Mira ‘pun memanggilnya “Beast Husband”. Dengan datangnya Mira dalam kehidupannya, lambat laun merubah karakter Leo menjadi lebih hangat, karena Mira adalah cinta sejati Leo. namun Mira berubah. Mira hanya menilai Leo dari wujud luarnya saja, segala perhatian, kasih sayang dan keromantisan Leo kalah dengan pesona yang selama 2 tahun dia kenal yaitu Noval mantan kekasihnya, apalagi Noval kembali ke kehidupan Mira. Mira menjadi jahat kepada Leo. “Prak!”. Piring berisi bubur ayam buatan Leo ditumpahkan ke lantai oleh Mira. Segala pemberian Leo dibuangnya. “Jangan berikan apapun kepadaku, bahkan jika hatimu yang kamu berikan, aku tak sudi menerimanya! Keluar dari kamarku, aku tak mau memandang wajah burukmu itu!” teriak Mira penuh emosi. Dengan segala tipu daya, Noval ingin merebut Mira kembali, setelah tahu bahwa Mira belum disentuh sekalipun oleh Leo. Apalagi, Mira masih mau bertemu dengannya. Bagaimana perubahan Mira setelah tahu muslihat Noval sesungguhnya dan bagaimana perjuangan cinta Leo dalam menghadapi badai cintanya, baca terus yuk! Jangan lupa beri komentar manisnya ya!

Lihat lebih banyak

Bab 1

Perjodohan yang tidak terduga

“Siap-siap ya! Sepertinya bapak akan kehilangan toko besar ini." Penagih itu memukul-mukul tembok toko dengan tangannya. Wajahnya kaku tanpa senyuman.

“Bapak sudah tiga bulan belum membayar tagihan!” teriak penagih itu, matanya melotot. Semua orang di toko melihat ke arahnya.

“Sa-saya akan bayar secepatnya pak,” ucap Bapak ketakutan, tangannya gemetaran.

Penagih itu hanya memandang tajam mata Bapak tanpa menjawab, matanya dipercingkan seolah-olah mau menelan Bapak hidup-hidup, kemudian pergi begitu saja mengendarai motornya.

Setelah penagih pergi, Bapak memukul kepalanya pelan merasakan penat dengan situasi yang dialaminya. “Siapa yang mau meminjamkan uang 100 juta kepadaku untuk menutup hutangku di bank?” 

Kemudian datang seorang lelaki, membawa dua botol minuman yang dibeli dan menyodorkan uang pembayaran sambil berkata, “Datanglah ke rumah! Saya bisa meminjamkan uang sejumlah itu.” 

“Oh ... Pak Leo. Baiklah, saya akan ke sana,” jawab Bapak senang sambil menghembuskan nafas lega.

Di depan rumah Leo, Bapak merasa ragu untuk masuk. Dia berpikir keras tentang apa yang akan dilakukannya sebagai balasan kebaikan Leo. Namun, dia tetap memantapkan langkahnya hingga akhirnya bertatapan muka dengannya.

“Ini uangnya,” ucap Leo dengan tegas. Mata Bapak mendelik melihat uang yang berjejer rapi dan banyak di hadapannya. 

“Bagaimana kabar Mira? Anak Bapak yang manis itu. Dulu saat SMA saya sering memperhatikannya,” kata Leo sambil berjalan mendekati jendela, matanya menerawang jauh sambil tersenyum.

Bapak melihat perubahan wajah Leo dari tegas menjadi seperti orang yang sedang jatuh cinta ketika membicarakan Mira. Tanpa berpikir panjang Bapak langsung berkata, “Bagaimana kalau Mira saya jodohkan dengan Pak Leo? Apakah berkenan?” Bapak berpikir itulah solusi untuk membalas kebaikan sekaligus agar terbebas dari hutang.

Pak Leo langsung menunjukkan deretan giginya yang rapi, menyodorkan tangan kanannya kepada Bapak, setuju dengan perjodohan itu.

Bapak kemudian pulang ke rumah. Dia memanggil anak satu-satunya itu.

“Mir-Mira, kesini! Ada yang ingin Bapak bicarakan!” Teriakan Bapak cukup keras sehingga Ibu pun keluar kamar merasa penasaran. Ibu duduk disebelah Bapak di ruang tamu, ikut menunggu kedatangan anak semata wayangnya itu.

Mira berjalan perlahan, sambil mengusap air mata menguap merasakan kantuk. Maklum, waktu itu pukul satu siang.

“Ada apa, Pak? Mira mengantuk,” tanya Mira sambil mengusap matanya.

Bapak kemudian bercerita tentang hutangnya dan juga tentang tawarannya menjodohkan Mira dengan lelaki paling kaya di desanya yaitu Leo.

Mira diam seribu bahasa. Kantuknya seketika itu hilang, berubah menjadi rasa bimbang, bingung tidak menentu. Dia berusaha tenang menapaki bumi, setelah merasakan seolah-olah tubuhnya baru jatuh dari ketinggian sekian ribu meter.

“Te-terus bagaimana dengan Mas Noval? Kami sudah berpacaran selama 2 tahun. Itu bukan waktu yang singkat untuk memutuskan hubungan seketika.”

Mira kemudian berdiri dari dudukannya. ”Lagipula, siapa itu Pak Leo? Aku tidak pernah melihatnya, walaupun dia pria terkaya di desa ini. Bagaimana sifatnya? Begitu mudahnya Bapak menjodohkanku dengan lelaki yang tidak pernah kutemui!” Wajah Mira seketika berubah menjadi merah menahan marah.

“Maafkan Bapak Mira, kamu anak satu-satunya yang Bapak miliki. Bapak berharap banyak darimu, Nak. Bapak minta, kamu mengerti keadaan Bapak.” Suara Bapak terdengar memelas.

Mira bergegas masuk ke dalam kamar tanpa berkata apapun. Perasaannya sedang berkecambuk.

“Aku harus bilang apa kepada Mas Noval?” Mira duduk di tepi kasur sambil bergumam dalam hati.

“Bagaimana caraku menjelaskan kepada Mas Noval tentang semua ini?” Mira mengambil bantal dan memasukkan wajahnya dalam-dalam.

Kring!

Suara telepon menghentikan lamunan Mira. Dia meletakkan bantalnya dan mulai mencari asal suara berisik itu datang.

“Hallo!” sapa Mira di telepon sambil melemparkan tubuhnya ke tempat tidur.

“Hallo sayang,” jawab Noval di ujung sana.

“Biasanya masih tidur. Semangat sekali menjawab teleponnya, sedang bahagia, ya?” canda Noval.

Mira langsung duduk dari sikap tidurnya. “Mas, tadi Bapak bercerita kalau ... ” ucap Mira ingin segera mengeluarkan unek-uneknya, namun kemudian terhenti. Dia takut kalau pacarnya itu terkejut.

“Kalau apa?” tanya Noval penasaran. 

Keinginan Mira bercerita sangat kuat, namun ragu-ragu selalu menderanya. “Bapak ingin men ...”

“Kenapa, Sayang? Seperti lagi bingung” Noval mulai menyadari ada yang aneh dari Mira.

Mira menarik nafas panjang pelan, yang tidak terdengar oleh Noval. Setelah itu, dia berusaha menjawab pertanyaan Noval dengan tenang. ”Tidak ada apa-apa, tidak jadi.”

“Ya sudah. Bercerita besok saja, saat kita bertemu. Pukul empat sore seperti biasanya. Aku sangat merindukanmu, Sayang.” Nada manja Noval menutup pembicaraannya dengan Mira.

“Baiklah mas, sampai jumpa besok,” tutup Mira sambil menekan tombol off pada telepon selulernya.

Mira membanting tubuhnya di kasur, memandangi langit kamar dengan gusar. Dia berpikir tentang apa yang akan diceritakan besok kepada Noval. Berkata sejujurnya, atau menutup rapat-rapat, yang telah dikatakan bapaknya siang ini. Semua ini membuat kepalanya serasa berputar.

Akhirnya, dia memutuskan untuk menutup mata, memulai tidur siangnya yang sudah tertunda.

Mira merasakan tidur siangnya lebih singkat dari biasa. Dia membuka mata sambil mengingat kembali apa yang baru saja terjadi. “Ya Tuhan, kuharap Cuma mimpi.” Batin Mira mulai gusar.

Dia kemudian berjalan ke luar rumah untuk menjernihkan pikiran. Kakinya dilangkahkan pelan, sambil menghirup udara segar. Pikirannya menerawang, hingga dia tidak menyadari sosok Leo yang berjalan berlawanan arah dengannya.

“Selamat sore, nona,” sapa Leo ramah.

“Sore juga,” jawab Mira sekenanya tanpa melihat wajah yang menyapa, kakinya tetap melangkah mengikuti jalan beraspal.

Mira kemudian tersadar, dia segera membalikkan badan, mencari asal suara yang tadi menyapanya. Namun, tidak ada orang di sana. Setelah itu, dia melanjutkan perjalanannya, menelusuri jalan memutar yang akan kembali ke rumahnya.

Saat di rumah, Mira melihat ke arah jam dinding yang berada di depannya. “Pukul setengah empat sore, waktunya mandi. Mungkin setelah mandi, aku merasa lebih tenang,” gumam Mira.

Mira memulai langkah kakinya dengan Lunglai menuju ke tempat jemuran, untuk mengambil handuk. Ketika dia berada tepat di depan kamar mandi, Bapak memanggilnya sambil berjalan dengan langkah cepat mendekatinya.

“Mira, besok Pak Leo akan datang ke rumah kita. Bapak mengundangnya untuk makan malam bersama. Kamu berdandanlah yang cantik. Mungkin setelah bertemu dengannya, kamu akan lebih mengenal dan jatuh hati kepadanya.” Bapak menjelaskan dengan senyuman bahagia. Wajahnya berbinar-binar.

Mira terkejut mendengar perkataan Bapak hingga handuk yang dibawanya terjatuh ke lantai. Matanya sampai terbelalak dan mulutnya termenganga.

“Mira belum menerima perjodohan ini, Pak. Mengapa Bapak cepat sekali mengundangnya? Bagaimana kalau Mira marah-marah kepada Pak Leo, karena perjodohan yang tidak terduga ini?”

Mira terdiam sebentar, menahan perasaannya. “Berikan kesempatan kepada Mira untuk menenangkan pikiran dan berbicara dulu dengan Mas Noval. Ini bukan perkara yang mudah, Pak. Ini semua masalah hati, perasaan, Pak.”

Air mata Mira mulai pecah saat membicarakan tentang perasaan. Kedua tangannya ditempelkan ke dada, menunjukkan begitu tertusuk dan sakit hatinya saat itu.

Bapak terdiam mengamati wajah Mira yang meneteskan air mata tanpa bersuara. Bapak mengelus kepala anak satu-satunya itu dengan penuh kasih sayang. “Maaf, kalau Bapak bersikap egois. Semua ini bapak lakukan, juga demi kamu, agar tidak hidup susah.”

Bapak berjalan ke arah meja makan, menggeret kursi makan dengan pelan, dan duduk perlahan, mengambil segelas air untuk membasahi tenggorokannya. Setelah itu, menarik nafas panjang meneruskan penjelasannya. ”Pak Leo orangnya baik dari keluarga kaya. Kita juga dipandang orang berada, karena toko bapak paling besar di desa ini. Bapak tidak ingin kita jatuh miskin dan hidup susah, apa kata orang nanti?”

Glek, glek, glek!

Bapak meneguk air lagi, merasakan sejuk membasahi tenggorakannya, menciptakan aura tenang di wajahnya. 

“Bapak ingin, anak bapak satu-satunya merasakan hidup kaya dan bahagia. Bapak harap, kamu mengerti keadaan ini, dan menerima perjodohanmu dengan Pak Leo.” Bapak mengakhiri perkataannya, dengan memberikan senyuman harapan kepada Mira.

Namun pikiran dan perasaan Mira belum dapat sejalan. Pikirannya bisa memahami perkataan bapaknya, tapi hatinya tidak. Mira sesenggukan dalam tangisnya, tubuhnya terasa tidak bertenaga menahan tekanan di dada. Pelan-pelan dia terduduk dilantai sambil mengusap air mata yang tidak henti-hentinya mengalir.

***

“Ma, akhirnya dia kudapatkan juga,” ucap Leo.

“Siapa?” tanya Mama Leo sambil meyodorkan secangkir kopi kepada anak satu-satunya itu.

“Si Mira.”

“Aku menyukainya dari SMA. Dia gadis yang sangat manis, tidak mudah didekati.”

“Setiap hari, aku selalu mengawasinya.” Senyum Leo terurai ketika mengingat bertemu Mira di jalan, sore tadi.

Leo menyeruput kopinya pelan. “Akhirnya, aku punya cara untuk dijodohkan dengannya. Selama tiga bulan, aku memberikan uang kepada pelanggan-pelanggan bapaknya, untuk membeli barang di toko lain.” Leo tertawa keras, senang dengan keberhasilan rencananya.

“Besok, akan kutunjukkan pesonaku kepadamu, Mira!” teriak Leo penuh kemenangan.

“Kamu akan terkejut,” ucap Leo dengan tersenyum sinis.

                    

                              

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

10
95%(53)
9
2%(1)
8
2%(1)
7
2%(1)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
9.9 / 10.0
56 Peringkat · 56 Ulasan-ulasan
Tulis Ulasan
user avatar
Sari Yu
Terima kasih telah membaca ceritaku...... bagi yang selalu setia menunggu, sudah ada cerita lanjutannya yah..selamat membaca...
2021-10-26 13:45:08
0
user avatar
Triyuki Boyasithe
Bagus ceritanya. Semangat, ya. Kakak
2021-07-05 06:01:38
0
user avatar
Secret.Vee
Greget nyaa
2021-06-21 20:07:58
1
user avatar
MetiMo
Wah. Inspiratif sekali, bahasnya keren suka bgd ka bacanya...... Semangat kak
2021-06-15 19:24:27
0
user avatar
Esi Apresia
Leo aku padamu. Tompel tidak masalah buatku. Lovee cerita ini
2021-05-26 17:48:20
0
user avatar
MerryZumer
mas Leo gak pa2 sama aku aja. mau dunk dikasih sepuluh hadiah kaya neneknya Mira. ditunggu next nya dilamar rentenir tua😆😆
2021-05-26 15:32:55
0
user avatar
Pena_Receh01
Keren karyanya, mangat lanjutkan
2021-05-11 05:58:42
0
user avatar
Leony Ackerman
kasihan mira, aku kagum dia gadis yang kuat dan mau bekorban. astaga, bikin baper ini cerita. lanjut trus thor
2021-05-10 17:17:16
0
user avatar
Ningty
Wah ceritanya bagus. Aku suka
2021-05-10 12:32:09
0
user avatar
absurdaul
Leo sabar yaa, semangat up kak
2021-05-10 12:18:46
0
user avatar
Khadijah Haura
ceritanya bener-beber menarik kak
2021-05-10 12:03:39
0
user avatar
Ainin
Ceritanya bagus, semangat lanjutnya Kak ❤
2021-05-08 21:57:44
0
user avatar
Melisa Satya
semangat update thor
2021-05-08 13:03:24
0
user avatar
Elang Putih
Up yang banyak, thor
2021-05-08 12:59:07
0
user avatar
Wasji
Mantap Thor, ditunggu crita slnjutnya ya😁😁🥳🙏
2021-05-08 12:53:03
0
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
76 Bab
Perjodohan yang tidak terduga
“Siap-siap ya! Sepertinya bapak akan kehilangan toko besar ini." Penagih itu memukul-mukul tembok toko dengan tangannya. Wajahnya kaku tanpa senyuman.“Bapak sudah tiga bulan belum membayar tagihan!” teriak penagih itu, matanya melotot. Semua orang di toko melihat ke arahnya.“Sa-saya akan bayar secepatnya pak,” ucap Bapak ketakutan, tangannya gemetaran.Penagih itu hanya memandang tajam mata Bapak tanpa menjawab, matanya dipercingkan seolah-olah mau menelan Bapak hidup-hidup, kemudian pergi begitu saja mengendarai motornya.Setelah penagih pergi, Bapak memukul kepalanya pelan merasakan penat dengan situasi yang dialaminya. “Siapa yang mau meminjamkan uang 100 juta kepadaku untuk menutup hutangku di bank?” Kemudian datang seorang lelaki, membawa dua botol minuman yang dibeli dan menyodorkan uang pembayaran sambil berkata, “Datanglah ke rumah! Saya bisa meminjamkan uang sejumlah itu.” “Oh ... Pak Leo. Baiklah, sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-03-16
Baca selengkapnya
Pertemuan Pertama Dengan Leo
Hari ini adalah yang paling ditunggu dan mendebarkan bagi Mira. Seakan-akan lupa akan perjodohannya dengan Leo. Dia memang sangat merindukan Noval, sudah sebulan ini mereka tidak bertemu karena kesibukan masing-masing. Wajah Mira bahagia sekali mulai dari mandi. Dia bersenandung beberapa lagu cinta, sambil sesekali tersenyum sipu. “Tapi ... nanti cerita tidak ya, ke Mas Noval tentang perjodohanku? Ah, dipikir nanti saja,” gumam Mira sambil memilah pakaian terbaik yang akan dipakainya.Mira memutuskan untuk memakai kaos polos berwarna putih berlengan panjang, dan bercelana jeans biru tua. Menaburkan sedikit bedak dan lipstik warna natural kesukaannya. Mira memang gadis yang sangat sederhana. Walaupun demikian, dia adalah gadis yang manis, bisa dikatakan gadis yang paling manis di desanya.Sebenarnya, banyak pemuda desa yang jatuh hati kepadanya. Namun, satu persatu mundur karena predikat S1 yang disandang Mira. Maklum, tidak semua orang di desanya
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-03-20
Baca selengkapnya
Pertemuan Mira Dengan Noval
“Aku rasanya ingin menjatuhkan diri dari lantai lima, Mas.” Tangis Mira pecah sejadi-jadinya.“Untuk apa Mira?” Noval berusaha mempelajari situasi.“Aku ingin mengiris pergelangan tanganku.”“Kamu berbicara apa, Sayang?”“Tapi aku takut, itu sakit dan sangat berdosa.” Mira sesenggukan.“Mira jelaskan padaku, ada apa denganmu?”“Argh ... !“ Mira kembali berteriak mengeluarkan emosinya. Kemudian terdiam.“Aku akan menyusulmu sekarang, dimana kamu?” tanya Noval tidak sabar.“Tidak usah mas.”“Kalau begitu, tenangkan pikiranmu. Apa kamu mau membicarakan ini sekarang?”Mira terdiam, lidahnya terasa kaku tidak bisa mengeluarkan suara, pikirannya penuh kemelut sehingga susah untuk diajak berpikir.Noval akhirnya memahami situasi. “Oke, kita bicarakan besok ya! Kita akan bertemu lagi di sini, pagi, pukul sepuluh. Bisa ‘kan Sayang?”“Baiklah, Mas.”“Sekarang, coba
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-03-25
Baca selengkapnya
Desas Desus
“Loh Pak Leo!” seru Bapak penuh rasa kaget.“Kami salah apa?” tanya Ibu memelas.“Oh, ternyata mereka tidak berduaan, ada Bapak dan Ibu Mira di dalam rumah. Saya salah mendengar informasinya. Jadi, saya mohon, warga kembali ke rumah masing-masing,” tegas Leo kepada semua warga yang berkumpul. Warga desa ‘pun, satu persatu mulai meninggalkan pekarangan rumah Mira, sambil mengeluarkan suara keluh kesah.Sekarang, hanya tinggal Leo dan kedua temannya yang diam mematung memandang Ibu dan Bapak Mira dengan tajam, sambil menunggu hingga tidak ada satu ‘pun warga. “Lihatlah! Semua bisa aku lakukan untuk memperdaya banyak orang, berhati-hatilah!”“Aku sudah mengatakan ke Mira untuk tidak lagi bertemu dengan Noval, tapi tidak dihiraukan. Sekarang lihat akibatnya. Aku bisa melakukan lebih dari yang Ibu, Bapak, dan Mira pikirkan.” Leo bersama dua temannya segera meninggalkan Ibu dan Bapak yang masih terdiam, merasa tidak percaya dengan apa yang baru saja
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-03-27
Baca selengkapnya
Pesta Dansa
“Pesta dansa!” teriak Mira.“Iya benar,” jawab Leo santai.“Ta-tapi aku belum pernah datang ke pesta dansa.”“Baguslah kalau begitu, jadikan ini pengalaman pertamamu denganku,” ucap Leo dengan wajah bahagia, karena merasa spesial menjadi yang pertama bagi Mira.Mira masih merasa canggung dengan istilah pesta, di kepalanya terngiang-ngiang atribut pesta, yaitu baju, sepatu, tas dan asesoris. “Seperti apa itu?” pikirnya.Mira masih dalam lamunannya, tiba-tiba, empat pembantu Leo berbaris di hadapannya, masing-masing membawa kotak, yang kemudian diletakkan di meja depannya.“Itu adalah baju, sepatu, kalung, gelang, anting dan terakhir adalah tas. Semua ini untuk keperluan pesta besok.” Leo menunjuk satu persatu kotak dan menjelaskan isinya.“Besok, aku jemput setengah jam sebelum pesta dimulai,” tegas Leo mengingatkan Mira.Setelah pulang dari rumah Leo, Mira membolak-balik undangan pesta itu, berusaha mema
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-01
Baca selengkapnya
Pertolongan Leo
Kedua orang tua Leo dan Mira diminta berkumpul di balai desa oleh Pak RT.“Begini Pak, Bu, semalam kami memergoki Leo dan Mira sedang berciuman di depan rumah Mira. Demi kenyamanan bersama, akan lebih baik kalau keduanya segera dinikahkan,” ucap Pak RT.Leo dan Mira menanggapi pernyataan Pak RT dengan cara yang berbeda. Leo menganggukkan kepala sedangkan Mira menggelengkan kepala.Kedua orang tua mereka sama-sama menggelengkan kepala melihat kelakuan mereka.“Saya harap dua keluarga ini, bisa saling berdiskusi untuk mencari penyelesaian masalah ini. Sekali lagi untuk kenyamanan bersama, tetap, pada akhirnya, mereka harus dinikahkan,” kata Pak RT berusaha menjadi penengah antara Leo dan Mira.Leo dan Mira saling memandang mendengar perkataan Pak RT. Kemudian, bibir Leo mulai melebar menunjukkan senyuman kecil penuh misteri kepada Mira. Tiba-tiba saat itu, timbul rasa curiga di pikiran Mira.“Oh ... ini semua pasti rencanamu
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-02
Baca selengkapnya
Perasaan Mira
“Apa kamu gila? Tidak mungkin aku meninggalkanmu di sini,” ucap Leo.“Aku tidak ingin Bapakku merugi,” jawab Mira.“Nyawamu lebih penting dari motor, barang-barang atau apapun yang ada di dunia ini!” teriak Leo.“Aku berharap orang tuaku tidak mengetahui kejadian ini, kalau mereka tahu, mereka akan khawatir padaku, seumur hidup.” Mata Mira berkaca-kaca.“Baiklah kalau itu maumu. Begini saja, kamu dan barang-barang ini masuk ke dalam mobil. Motormu akan kututup dengan terpal yang ada di bagasi mobilku. Nanti, aku minta salah satu pekerjaku untuk mengurusnya. Bagaimana?”“Baiklah, itu ide yang bagus.”Mira dan Leo memasukkan barang-barang keperluan toko Bapak, ke dalam mobil. Setelah itu, lelaki gagah itu melajukan mobilnya dengan cepat ke rumah Mira.Setelah sampai di depan rumah, Mira mengamati langit di atasnya dan tanah di depannya. “Tidak hujan sama sekali di sini.”Kemudian, Mira terdiam seben
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-05
Baca selengkapnya
Rintangan Pertama
Mira terjatuh tersungkur di lantai, ternyata dia kelelahan karena seharian tidak bisa tidur, mengkhawatirkan kesehatan Leo.Mira benar-benar merasa bersalah karena telah bersikap tidak baik terhadap lelaki gagah bertompel itu selama ini, yang ternyata telah menjadi penyelamatnya. Apalagi, ketika tiba di rumah Leo, mamanya menamparnya dan memberikan penjelasan tentang sakit Leo, membuatnya semakin jatuh dalam penyesalan yang dalam, dan akhirnya tumbang.“Bangun, Mira.” Leo menggerakkan badan Mira perlahan, namun tidak terbangun juga.Leo meminta tolong satpam dan supirnya untuk membawa Mira ke dalam kamar tamu di lantai dua rumahnya.Leo ingin merawat Mira, tapi mamanya melarangnya karena dia sendiri butuh perawatan dari dokter. Akhirnya dia menuruti permintaan mamanya, dengan syarat, setelah dari dokter, dirinya boleh merawat Mira. Mamanya menyetujui permintaan Leo, walaupun dengan berat hati.Dokter mendiagnosa Leo terkena penyakit
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-06
Baca selengkapnya
Bukti Cinta Mira
Bibi Jum berjalan kaki, pagi-pagi sekali, bukan untuk memulai lebih awal rutinitas bekerjanya di rumah Leo, melainkan pergi ke rumah Mira, sesuai dengan rencana Leo. Kemudian, pintu ruang tamu Mira diketok, membangunkan dan mengagetkan seisi rumah itu.“Permisi, Mira ada? Saya Bibi Jum pembantu yang bekerja di rumah Mas Leo” kata Bibi Jum kepada Bapak, yang membuka pintu.“Ada, sebentar saya panggilkan,” jawab Bapak.Beberapa menit kemudian, Mira keluar kamar dengan langkah cepat. Dia memang berharap mendapatkan kabar tentang Leo. Dia sangat khawatir.“Saya Mira, Bi. Bagaimana kabar Leo?” tanya Mira tidak sabar.Bibi Jum tersenyum kepada Mira. Dia menatapnya dengan saksama. “Sepertinya anak ini tulus ke Leo,” pikirnya dalam hati.“Leo semakin hari, semakin lemah kondisinya,” jawab Bibi Jum.“Kenapa seperti itu, Bi?” Mira belum puas atas jawaban Bibi Jum.Tangan Mira di pegang oleh Bibi Jum. “Coba kamu ca
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-08
Baca selengkapnya
Kebenaran Terungkap
Papa Leo keluar dari pintu yang diketuk oleh Mira. “Mira ... sedang apa kamu di sini?” Papa Leo mengingat sesuatu, segera dia tarik tangan Mira untuk masuk ke dalam kamar itu.“Tunggu sebentar di sini!  Mamanya Leo sedang berada di kamar Leo lantai tiga. Om akan mengamati keadaan di luar, kalau sudah aman, akan om beritahu,” perintah Papa Leo. Setelah itu dia langsung keluar kamar, Mira duduk di ujung tempat tidur untuk menunggu kabar darinya.Selama menunggu kabar dari Papa Leo, Mira berjalan mondar mandir di kamar itu, terkadang dia meletakkan daun telinganya ke pintu kamar berharap mendengar sesuatu, dan selalu terus bersikap waspada, jikalau tiba-tiba Mamanya Leo muncul dihadapannya. Otaknya dengan sigap sudah menemukan tempat sembunyi yang tepat, kalau memang itu terjadi.Akhirnya Papa Leo membuka pintu kamar itu, membuat Mira terperanjat. Dia memberi kabar kalau istrinya sudah turun ke lantai satu, jadi Mira bisa segera naik ke lantai tiga ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-08
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status