Home / Romansa / Pacar Simpanan / Awal perpindahan

Share

Pacar Simpanan
Pacar Simpanan
Author: Inlut

Awal perpindahan

Author: Inlut
last update Last Updated: 2021-03-22 14:03:00

"Ayah yakin! aku harus pindah dari sini  aku saja tidak yakin Ayah kalau aku pindah dari sini aku bisa beradaptasi dengan lingkungan aku yang baru!" seru Luna dengan menatap wajah Ayahnya yang berdiri di hadapannya.

"Luna! kamu harus mengikuti semua apa perkataan Ayah! ini semua Ayah lakukan hanya untuk kebahagiaan kamu," ujar Ayah Luna kepada dirinya. 

"Ayah tahu kan aku susah untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru! memangnya Ayah mau melihat aku sengsara dengan kehidupanku yang baru!" seru Luna kepada Ayahnya.

Luna terlihat sangat tidak ingin mengubah hidupnya dengan cara berpindah di lingkungan yang baru.

"Tidak ada pilihan lain, kamu harus tetap pindah dari sini, kamu kan tahu sendiri bagaimana usaha Ayah di sini, sangatlah menurun jadi kita satu keluarga akan pindah," ucap Ayah dari Luna sembari menatap mata anak gadisnya. 

"Tapi ini tidak adil bagiku Ayah! aku tidak bisa begitu saja pindah dari 

sini!" tegas Luna.

Luna ingin Ayahnya itu memutar otak untuk tetap tinggal di daerahnya itu.

"Apakah kamu tidak bisa mendengarkan apa yang dikatakan oleh Ayahmu?" tanya

Bunda Merlin dengan menatap wajah Luna.

"Bunda bagaimanapun alasannya, aku tidak bisa di paksa seperti ini aku tidak ingin aku pindah dari tempat ini! tolong mengerti Bunda!" tegas Luna dengan nada yang sangat keras tidak ingin dibantah 

 

Bunda Merlin pun terdiam ketika mendengarkan perkataan dari putrinya itu dia sangat menyayangi putrinya dan tidak ingin putrinya itu bersedih.

"Apa maksud kamu membantah apa yang dikatakan oleh orang tua kamu, aku didik untuk menurut kepada aku, tapi kenapa sekarang kamu membantah seperti ini!" tegas Ayah Luna yang kecewa kepada Luna. 

"Aku bukannya membantah apa yang dikatakan oleh Ayah, tapi aku juga berhak untuk memilih sesuatu yang aku inginkan dan aku bisa menolak apa yang tidak aku inginkan, iya kan Ayah!" seru Luna kepada Ayahnya yang sedang berdiri di hadapannya.

Luna selalu saja meminta dan selalu saja memohon kepada Ayahnya untuk tidak memindahkan dirinya dari tempat tinggal aslinya. 

"Tolong mengerti dan tolong kamu pikirkan dengan baik, aku ini Ayah kamu aku kepala rumah tangga di sini! kamu tidak tahu bagaimana kehidupan kita, ekonomi kita! tolong kamu mengerti keadaan Ayah kita harus pindah dari sini!" ujar Ayah Luna dengan sedikit tegas kepada anaknya itu. 

Luna terdiam memandangi wajah ayahnya yang selalu saja menyuruhnya untuk bersiap untuk pindah 

dari wilayahnya itu.

"Kenapa aku harus dipaksa seperti ini Ayah!" tegas Luna dengan menggunakan nada yang keras kepada Ayahnya itu.

"Sudahlah kamu jangan membentak Ayah begitu! semuanya Ayah lakukan hanya untuk masa depan kamu!" seru Ayah Luna dengan memandangi wajah putrinya itu.

Luna sangat sedih ketika mendengarkan perkataan Ayahnya, yang selalu saja ingin dimengerti Luna tidak tahu mengapa Ayahnya berani untuk membentak dirinya karena sebelumnya Ayahnya adalah seseorang yang lembut kepada Luna dan juga tidak pernah memarahi Luna sedikitpun.

Luna pun menangis dan berlari Pergi ke kamarnya untuk menenangkan hati dan juga pikirannya.

Pada waktu yang bersamaan Bunda Merlin berbicara kepada Ayah Rian, untuk membahas Luna yang sedang menangis di dalam kamar. 

"Kamu tidak seharusnya berbicara seperti itu dan membentak Luna seperti itu!" tegas Bunda Merlin 

suaminya itu.

"Aku bukan bermaksud untuk menyakiti hatinya tapi harusnya dia mengerti dengan keadaan kita sekarang! aku memang belum bisa menceritakan apa yang terjadi kepada usahaku dan ekonomi kita, kamu pasti tahu kan, bagaimana sekarang," ucap Ayah dari Luna untuk Bunda Merlin.

Bunda Merlin yang mengetahui semua apa yang dirasakan oleh Ayah Rian pun selalu saja menyemangati Ayah Rian untuk selalu saja bersikap lembut kepada anak gadisnya itu.

"Aku tahu perekonomian kita sedang tidak bagus, tapi alangkah baiknya kamu tidak berbicara seperti itu kepada anak kita!" seru Bunda Merlin kepada Ayah 

Rian.

Ayah pun terlihat sangat sedih ketika mendengarkan perkataan dari istrinya itu! dia merasa sangat bersalah kepada anaknya karena dia telah membentak dan juga kasar kepada anak gadisnya itu. 

"Aku tidak tahu kenapa pikiranku sangat kacau ketika Luna selalu saja membantah apa yang aku katakan kamu tahu sendiri kan? bagaimana aku tidak bisa dibentak apalagi oleh anak aku sendiri!" tegas Ayah Rian 

kepada Bunda Merlin.

Ayah selalu saja memberikan pengertian kepada Bunda Merlin karena dia tidak ingin Bunda Merlin ikut berpikiran negatif kepada Ayah Rian.

"Sudahlah kamu tidak perlu membantah apa yang aku katakan sekarang kamu berusaha untuk sabar menghadapi anak gadis kamu itu! kamu tahu sendiri kan dia adalah orang yang sangat pemarah jika dia sampai dipaksa seperti itu!" tegas Bunda Merlin memberikan pengertian kepada Ayah dari Luna.

Setelah Bunda Merlin memberikan pengertian kepada Ayah dari Luna Ibu Merlin pun bergegas untuk pergi ke kamar untuk melihat anak gadisnya yang sedang berlinang air mata. 

"Kamu ada apa sih? sudahlah jangan dipikirkan apa yang dikatakan oleh Ayahmu itu adalah untuk kebaikan kamu sendiri, mungkin Ayah dan Bunda belum bisa memberitahukan apa sebenarnya yang terjadi tapi Ayah dan Bunda ingin kamu mengerti dan bisa memahami dengan keadaan ini!" tegas Bunda Merlin kepada anaknya yang sedang berlinang air mata di hadapannya. 

"Tapi aku tidak bisa untuk melakukan semua ini Bunda, aku masih bisa kok bertahan di sini!" seru Luna dengan nafas yang tersendat-sendat. 

Begitu banyak air mata yang dia keluarkan karena kekecewaannya kepada Ayahnya. 

"Tidak ada bantahan soal ini kamu harus bisa mengikuti apa yang dikatakan oleh Ayah kamu itu adalah hal yang baik!" tegas Bunda yang menyela pembicaraan Putrinya itu.

 

Bunda Merlin memandangi wajah anak gadisnya itu Bunda pun mengusap rambut dan selalu memberikan semangat kepada Luna.

"Bunda aku bukan bermaksud untuk membentak Ayah tadi, tapi aku hanya kecewa dengan perlakuan Ayah kepadaku yang memaksakan aku untuk pergi dan pindah!" tegas Luna dengan memandangi wajah Bundanya itu. 

"Dia selalu ingin dimengerti karena dia tidak menyukai hal yang dipaksakan oleh Ayahnya, coba kamu dengarkan apa yang dikatakan Bunda ya, kamu tidak boleh membantah apa yang dikatakan oleh Ayah kamu!" tegas Bunda yang selalu memberikan pengertian kepada anak gadisnya itu.

 

Semakin Bunda Merlin memberikan pengertian kepada Luna semakin deras juga linangan air mata yang keluar dari mata anak gadisnya itu.

"Sudahlah kamu juga kan sudah Cukup dewasa kamu tidak perlu menangis seperti ini! Bunda mendidik kamu tuh untuk menjadi seorang wanita yang kuat tidak cengeng seperti ini!" tegas Bunda Merlin dengan wajah yang sangat tegas, memberikan pengertian kepada anak gadisnya itu. 

"Bunda tahu tidak sih apa yang aku rasakan kenapa seperti aku di sini yang di pojokan, tapi aku tidak pernah diberikan perhatian sedikitpun harusnya ada yang membela aku tapi semuanya membela Ayah!" seru Luna yang ingin diperhatikan oleh Ayah dan juga Bundanya. 

"Kamu sudah cukup besar dan kamu juga sudah cukup dewasa kamu tidak melihat kamu mempunyai adik yang masih berumur 15 tahun, dia tidak pernah seputud asa ini!" tegas Bunda Merlin yang membandingkan Luna dengan Lina adik kandung dari Luna.

"Kok semakin ke sini bunda malah membandingkan aku dengan Lina maksud Bunda apa sih! aku salah apa Bunda!" tegas Luna dengan menatap wajah Bundanya itu dan juga semakin deras buliran air mata yang dikeluarkan oleh Luna.

bersambung 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pacar Simpanan    Kedatangan Karina merubah segalanya

    "Sudah lah ya soalnya sedikit lagi dosen kita akan masuk kamu tidak boleh bersedih seperti itu," ucap Gadis yang masih terus mengerti Luna tersenyum ketika mendengarkan perkataan Gadis.Selang 2 jam kemudian ketika telah menyelesaikan kegiatan kampusnya tiba-tiba ketika dia ingin pergi ke kantin bersama Gadis karena datang menghampiri Luna untuk mencaci-maki Luna di hadapan teman-temannya.Karina pun langsung saja masuk ke dalam kelas ketika dosen keluar dari kelas Luna dan juga Brian."Ohh kamu ya yang ngerebut pacar aku! Kamu kira kamu itu cantikn jangan seenaknya saja ya mengambil punya orang!" ucap Karina dengan sangat kasar dengan menunjuk wajah Luna yang sedang duduk dihadapannya.Emosi Luna yang memuncak ketika melihat perilaku Karina yang marah besar kepada dirinya akan tetapi Gadis tak tinggal diam saja dan mendekati Luna agar Luna tidak terlalu takut dan tidak terlalu merasa sendirian."Ada aku disini kamu jangan takut aku tid

  • Pacar Simpanan    Kemarahan Luna

    Luna sangat heran mendengarkan perkataan dari Brian, tingkah laku Brian seakan-akan dirinya tak pernah punya salah.Sebenarnya ada apa dengan Brian Luna pun tak tahu."Kenapa sih kamu tidak merasa kalau kamu itu salah apakah telah melupakan semuanya kejadian yang tadi malam?" tanya Luna dengan sangat kecewa kepada Brian.Brian membahas apa yang sudah terjadi."Kamu kenapa marah-marah terus sudahlah marah-marah nya, kita bicarakan itu hanya berdua jangan kamu melibatkan orang lain dalam permasalahan kita!" Tegas Brian memberitahu Luna agar tidak memberitahu orang lain tentang masalah mereka.Luna yang mendengarkan hal itu pun langsung saja bertambah marah karena menurut Luna dirinya juga berhak bahagia akan tetapi Brian selalu saja menyuruhnya untuk berdiam diri dan tak berkata sama kepada siapapun."Brian, aku ini seorang perempuan aku lemah aku hanya manusia biasa aku juga membutuhkan teman untuk bercerita cara untuk menceritakan sebu

  • Pacar Simpanan    Bercerita tentang semuanya

    "Sebenarnya aku tidak mau jujur kepadamu, tapi aku mau menceritakan semuanya kepadamu," ucap Luna yaang tiba-tiba ingin berbicara kepada Gadis dan mengungkapkan semua perasaannya dan menceritakan keadaan hati dan juga pikirannya kepada Gadis."Ya iyalah apa gunanya aku ada di sini dan menjadi teman kamu, kalau aku tidak bisa mendengarkan semua keluh kesahmu!" tegas Gadis yang mencoba untuk memancing Luna agar Luna berbicara kepadanya karena Gadis tidak ingin melihat Luna sangat murung dan tidak bisa berkata apapun dan sangat terlihat tidak berdaya di hadapan Gadis."Sebenarnya aku mempunyai masalah dengan Brian dan itu menyakitkan sekali aku tak tahu lagi mau berbicara apa tentang dirinya, sungguh aku kesakitan dengan perlakuannya," ujar Luna yang sangat sedih dan menatap dengan tatapan yang kosong."Ketika melihat hal itu dihadapannya Gadis pun merasa sangat tersentuh hatinya karena Luna tak biasanya mempunyai sikap dan sifat seperti orang yang sangat sedih sep

  • Pacar Simpanan    Nasihat untuk luna

    "Ayah cepat sembuh ya Ayah pokoknya tidak boleh memikirkan apapun yang sangat berat ya Ayah," ujar Luna dengan menasehati Ayah Rian karena Luna sangat menginginkan agar Ayahnya sehat kembali seperti dulu lagi dan Ayahnya pun tersenyum manis kepada Luna.Akan tetapi tiba-tiba ayah Rian bertanya kepada Luna tentang Brian."Ayah mau bertanya kepadamu tentang Brian, apakah kamu dekat dengan dia kamu jawab saja dengan yang sebenarnya karena Ayah ingin sekali kamu jujur kepada Ayah," Tegas Ayah Rian dengan menatap wajah Luna.Ketika mendengarkan perkataan dari Ayahnya Luna pun kaget dan bingung hendak berbicara apa kepada Ayahnya dia merasa tertekan dan takut untuk membicara yang sesungguhnya kepada Ayah Rian."Ada apa ya? kok ayah berbicara seperti itu tidak seperti biasanya Ayah menanyakan tentang hal itu kepada aku, memangnya ada apa sih Ayah?" tanya Luna dengan sangat penasaran menatap wajah Ayahnya akan tetapi Ayahnya tak membicarakan apapun kepada d

  • Pacar Simpanan    Kesalahan yang terjadi

    Luna masih saja bersedih karena memikirkan apa yang dilakukan oleh Brian kepadanya ketika itu dia tak bisa berkata apapun dan selalu saja berbaring bahkan semangat untuk kuliah pun tidak ada.Akan tetapi tiba-tiba ponsel Luna pun berbunyi dan akhirnya Luna pun meraih ponselnya di atas meja."Siapa sih yang menelepon aku jam begini rasanya aku males banget deh mengangkatnya! Tapi gimana lagi aku takutnya ada keperluan kampus," ujar Luna dengan sangat pelan dan meraih ponselnya yang di atas meja.Luna pun melihat siapa yang menelponnya dan ternyata yang menelponnya adalah Gadis yang merupakan sahabat terbaiknya.Luna mengangkat telepon Gadis dan berbicara kepadanya."Iya halo... Ada apa sih Gadis tumben banget kamu jam segini menelepon aku ada apa sih?l tanya Luna dengan nada yang sangat datar.Ketika mendengarkan perkataan dari teman itu Gadis penuh rasa sangat heran dan bertanya kepada Luna."Kamu kenapa sih sensi banget seperti

  • Pacar Simpanan    Tak bisa menghargai

    Lagi-lagi Luna merasakan hal yang sangat kecewa dirinya telah mempercayai Brian sangat dalam akan tetapi Brian tak menghiraukan ketulusannya.Luna sekarang tak berarah dirinya masih saja membayangkan bahwa Brian setia kepadanya."Ya ampun aku sedih banget begini sih sudah mau tengah malam aku ingin cerita kepada Gadis tapi aku takut kalau dia menertawakan aku dengan apa yang aku rasakan sekarang," ujar Luna dengan sangat pelan dirinya takut jika Gadis tak menghiraukan dirinya jika dirinya terlalu jadi budak cinta.Luna terus-menerus menangis membayangkan semua yang terjadi pada percintaannya bersama Brian akan tetapi berbeda dengan Brian yang selalu saja merasa bodo amat dengan apa yang terjadi pada Luna.ketika itu Brian langsung saja menemui Syam yang menjadi sahabat terbaiknya itu."Enaknya kayak gini aku langsung ke rumah Syam saja, aku mau menceritakan semuanya kalau aku pendam sendiri aku malah jadi pusing lebih baik aku pergi bertemu Syam sa

  • Pacar Simpanan    Sebuah Pilihan

    "Apa kurangnya aku kenapa sampai kamu berpacaran juga dengannya," ujar Luna dengan mata yang memerah dan emosi."Kalian berdua sama-sama cantik! aku tidak bisa untuk memilih salah satu dari kalian berdua jadi tolong mengerti! Aku tidak bisa memilih antara kamu atau dia," ucap Syam menjelaskan kepada Luna.Akan tetapi Brian tak merasa dirinya melakukan kesalahan dan tak bisa meninggalkan salah satu dari mereka berdua.Luna langsung saja merasa sangat terpukul karena perasaan yang pernah dimainkan oleh lelaki idamannya."Aku tanya kepadamu, apa kurangnya aku, aku telah mempercayaimu dengan sangat dalam tetapi kenapa kamu masih saja berani untuk membohongi aku menyanjungmu di hadapan Ayah dan juga Bunda dan apa yang apakah ini yang kamu berikan kepadaku! "Tegas Luna dengan sangat marah dan kecewa kepada Brian dan menatap wajah Brian dengan sangat penuh kemarahan.Brian yang melihat kemarahan Luna pun tampak biasa saja karena dirinya masih mempun

  • Pacar Simpanan    Meneteskan air mata

    Akhirnya Luna yang melihat sebuah cafe dirinya pun langsung saja turun dan melihat menu makanan di cafe tersebut.Akan tetapi ketika datang di kafe tersebut dan ia mendapati mobil Brian yang terparkir di depan cafe tersebut."Loh, kayaknya aku tahu deh ini mobil Brian! Tapi kok dia di sini ya dan dia tidak mengabari aku sedikitpun memangnya dia bertemu siapa sih dan apa kenapa dia harus di cafe," batin Luna yang mulai penasaran karena dia telah melihat mobil yang terparkir di depan cafe di mana dia ingin membeli makanan untuknya.tanpa basa-basi Luna pun langsung saja masuk ke dalam Cafe dan memastikan sebenarnya Brian datang bersama siapa ke tempat cafe tersebut.Ketika masuk ke dalam Cafe Luna pun melihat Brian bersama Karina yang sangat terlihat bermesraan di hadapan Luna tak kuasa Luna melihat hal itu.Luna pun langsung saja meneteskan air mata dan tak bisa berkata-kata apapun."Ini yang sedangaku lihat benar atau tidak soalnya aku

  • Pacar Simpanan    Makan berdua

    "Ya sudahlah kalau begitu aku mau bersiap-siap dulu dan mengganti pakaianku untuk bertemu dengan kamu, oke aku share lokasi aku sekarang," ujar Karina kepada Brian.Mereka berbuat janji ingin bertemu lagi karena Karina telah mengatakan bahwa dirinya sangat rindu kepada Brian.Brian pun mematikan teleponnya dan bersiap-siap untuk menjemput Karina."Aduh capek juga ya mempunyai dua wanita yang satu ingin ketemu dan yang satunya juga selalu mau dimanja," ucap Brian dengan menyombongkan dirinya bahwa dirinya mempunyai dua orang wanita sekaligus.Ketika Brian sedang bersiap-siap sementara itu Luna pun juga bersiap-siap akan keluar dari dan mencari makan karena dirinya merasa sangat lapar."Ya ampun jam segini tidak biasanya juga aku laper banget gila kira-kira sudah tidur atau belum, tapi kalau aku membangunkan dia pasti aku dimarah oleh Bunda, ya sudahlah aku pergi sendiri saja naik motor hanya mencari makanan juga," ucap Luna dengan sangat pelan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status