All Chapters of Terpikat Pesona Dokter Hot: Chapter 21 - Chapter 30
51 Chapters
Bab 20
Sampai tengah malam ternyata Gibran tidak kunjung pulang semejak pergi siang itu dan membuat Anggie tanpa bisa menepis perasaannya menjadi khawatir.“Itu cowok ngambekan kemana aja ya, kok nggak pulang-pulang?” ringisnya menatap jam yang yang menunjukkan waktu yang membuatnya merinding saja.“Ughh ... haruskah aku terus menunggunya atau bobo duluan saja ya? Ugmm ... tapi kata papaku yang masih awet muda itu nggak boleh.”Anggie meremas piyama tidurnya akibat takut bercampur dengan perasaan cemas yang melandanya. Jujur saja memang ia sering pulang hampir tengah malam saat masih tinggal bersama orang tuanya, tapi hal itu karena dia asik keyapan diluar dengan sok jagoan melakukan kegiatan kurang berfaedah seperti balapab motor, gosipin cowok tampan sampai paling kegiatan paling bodoh menghitung jumlah kendaraan lewat dipinggir jalan bersama Kayla. Ditungguin pulang dan bukannya menunggu orang pulang di ruang tengah yang kini terlihat seram dan mencekam karena sepi aki
Read more
Bab 21
Brakk. Anggie melangkahkan kaki jenjangnya dengan anggun keluar dari kamar mandi, membuat Gibran yang masih berada di sana dengan pakaian yang sudah rapih menjadi tercengang. Seketika tatapan Gibran terhipnotis agar terus menatap Anggie dan tidak bisa berpaling.Anggie berjalan seperti model di catwalk yang memamerkan busana, bedanya Anggie malah memamerkan lekuk tubuhnya. Dia acuh seolah tak terganggu akan tatapan aneh Gibran yang sudah seperti predator yang siap menerkam mangsanya.Sesaat sampai di depan lemari Anggie membuka dan meraih pakaian yang hendak digunakan olehnya. Dia tak terlihat akan bergantidi kamar mandi, sebab ketika dirinya mendapatkan pakaiannya Anggie malah terlihat akan memakai pakaiannya di depan lemari di depan Gibran.“Hmm!!” Gibran berdehem keras tak tahan dengan pemandangan yang disuguhkan. Dia tak ingin hilaf dan menjadi berengsek dengan memasakan kehendaknya pada isterinya yang masih trauma dengan hubungan intim.Gibran p
Read more
Bab 22
Pada akhirnya Anggie tetap nekat pergi meskipun tanpa mengantongi izin dari suaminya Gibran. Sipat keras kepala dan pantang mundur sebelum mendapatkan apa yang diinginkannya membuat Anggie enggan memperdulikan risiko pergi dengan seenaknya. Dia bersama Kayla saat ini berada dalam bus perjalanan menuju desa oma-nya.Keburukan Anggie tak hanya sampai di sana. Ternyata selain itu Anggie memaksa Kayla ikut dengannya tanpa izin dari kedua orang tuanya Kayla dan mereka pergi hanya dengan izinnya ibu Kayla.“Kau boleh mengumpat kepadaku Kay, tetapi setelahnya aku jamin kamu akan sangat berterima kasih. Kamu pasti akan sangat menyukai liburan di desa oma yang masih asri dan terletak di kaki gunung. Huhh ... pemandang di sana sungguh sangat menyejukkan mata tau!!”Kayla dengan raut wajah betenya hanya mendengus tak bersemangat. “Tapi setelahnya kita pulang dari sana apa yang akan kita terima pasti takkan ramah didengarkan oleh telinga kita,” cibir Kayla memperingatkan.
Read more
Bab 23
Anggie memayunkan bibirnya disertai air mata yang terus mengalir dikedua belah pipinya sampai menyebabkan bagian wajah yang dilewati air matanya menjadi sembab. Menggigit jari sambil menatap sahabatnya Kayla dengan lirih.“Jangan nangis lagi, Nggie ... bosan ngeliat kamu begitu terus dari sejak sore. Lagipula inikan yang kamu mau, kita bersenang-senang,” cibir Kayla menyindir Anggie dengan kesal.Gadis itu memanglah terlihat lebih kuat dan tenang dari Anggie saat ini, terbukti dengan keadaan yang keduanya alami, meskipun merasa cemas yang disertai takut Kayla tidak histeris seperti Anggie.“Maaf ....” Anggie melirih berkata dengan pelan yang disertai dengan penyesalan.“Telat dan sudah sangat terlambat,” dengus Kayla sebal.“Mmm ... terus kita harus bagaimana Key? Kamu dan aku tidak kenal tempat ini, ditambah nomor ponsel mas Gib-gib yang hanya tersisa dalam kontak teleponku kini tak bisa dihubungi. Nomor t
Read more
Bab 24
Anggie terbangun tengah malam karena merasa ada sesuatu yang berat sesak menimpa tubuhnya. Perlahan Anggie membuka mata dengan malas dan mengantuk, lalu melirik memeriksa apa yang terjadi pada dirinya.Ternyata Gibran kembali tidur berulah, hampir sebagian tubuhnya menyandar menimpah Anggie dengan seenaknya. Tak sampai di sana, sebab kebiasaan buruk Gibran yang suka tidur menghimpit Anggie ke pinggir juga sedang dilakukannya. Oleh karena itu, Anggie yang terganggu sekuat tenaga menggulingkan Gibran dan berhasil.“Sial! Mas Gib-gib kebiasan deh, kalau tidur suka sekali mengambil jatah tempat tidurku, huhh ....” Anggie terengah sambil meringis dalam keadaan mengantuk.Kemudian karena tak tahan dengan kantuknya, Anggie bergegas menaiki tubuh Gibran seperti yang sudah pernah dilakukannya pada malam pernikahan mereka. Anggie tidur di atas tubuh Gibran dengan acuh tak berpikir dua kali.“Hm, kalau sudah begini, kamu tidak bisa lagi menggangu t
Read more
Bab 25
 Anggie resah gelisah memikirkan permintaan mertuanya yang tanpa alasan dan tidak bisa ditolaknya itu. Dia berjalan bolak-balik, ke kiri dan kanan sambil memikirkan sebuah solusi untuk mengatasinya. Sial. Hidup memang tidak adil, sangat tidak adil. Bahkan untuk menikmati perasaan malu sampai memerah pun tak dibiarkan. Entahlah hal itu memang di satu sisi membuat Anggie bersyukur, tapi sekaligus merana ketika dengan bersamaan terjadinya hal itu malah membuatnya susah.“Aku harus apa?” Anggie bingung melampiaskan lewat mengigiti ringan jari-jemarinya. “Enggak enak kalau menolak dan tidak patuh. Kesannya entar aku menjadi menantu yang tidak tahu diri.”Anggie beralih memijat ringan pangkal hidungnya agar pusing yang menerpanya bisa teratasi. “Apa aku lakukan saja perintah mama mertua yang satu itu ya ... hmm ....” Anggie berpikir keras. “Ah, memang itukan satu-satunya solusi. Aku harus patuh agar menjadi menantu yang baik, tapi bagaimana ngomongnya pada mas Gib-gip?” A
Read more
Bab 26
“Aku enggak mau pulang. Kalau kamu pulang, yasudah ... kamu pulang saja duluan aku nggak akan menghalanginya!” Kayla dengan keras kepala menolak ajakan Adrian setelah tahu kalau Anggie dan Gibran menetap beberapa hari.Keduanya berdebat, akibat memiliki keinginan yang berbeda. Adrian sebenarnya juga tak masalah terus menetap, masalah jaringan disekitar penginapan cukup baik dan stabil disebabkan mungkin akses penginapan yang mereka tempati lebih memadadi jauh dibandingkan pelosok desa tempat awal Anggie dan Kayla teresat. Ya, mereka memang sudah keluar dari zona pelosok tersebut sejak semalam dan penginapan mereka cukup nyaman, tapi masalahnya perkerjaan yang membutuhkan tinjauan langsung darinya yang membuatnya menuntut harus secepatnya pulang.Selain hubungan saudara ipar, sebenarnya hubungan keluarga Kayla sangatlah dekat. Bahkan pernah sekali Adrian dan om galak papanya Kayla, sangat dekat. Seperti hubungan seorang anak dan putranya. Akan tetapi hal itu
Read more
Bab 27
Anggie dan Gibran kini kembali pulang setelah menempuh beberapa jam dalam mobil berdua saat perjalanan pulang. Adrian tentunya sudah menemukan Kayla setelah berhasil mendesak Anggie agar jujur kepadanya dibantu oleh Gibran dan mereka juga pulang menggunakan mobil Adrian. Tidak dapat Anggie bayangkan bagaimana nasib sahabatnya setelah insiden tersebut, yang pasti dapat Anggie tebak bahwa Kayla takkan lepas dari amukan Adrian.Anggie. Aku harap kamu baik-baik saja, Key.Kayla Ayu Safira. Jangan khawatir. Adrian bukan siapa-siapa bagiku, jadi dia tidak berhak memarahiku atas tidakan konyolku itu.Anggie. Benarkah? Bukankan dia itu pacarmu? Anggie menatap bunyi pesan yang baru saja dikirimnya pada Kayla dan terpikir tentang hal serupa. ‘Kayla dan Adrian, pacaran? Dilihat dari segi kedekatan keduanya yang tidak normal, Adrian mirip pasangan posesif dan agak garang. Hhmm .... Apa jan
Read more
Bab 28
“Baiklah teman-teman kalian makanlah yang banyak sampai kenyang, karena hari ini aku yang teraktir,” celetuk Anggie pada orang-orang yang lebih mirip antek-anteknya ketimbang teman-temannya. Beberapa orang tersebulah yang merupakan kumpulan mahasiswa yang cupu yang sering kali dimanfaatkan dan diperbudak Anggie selama ini.Tanpa berani menolak beberapa orang tersebut mengangguk patuh. “Jangan lupah tambah dan kamu Monika makanlah yang banyak, jangan membuatku menjadi teman jahat yang membiarkan temannya kurus kurang makan!” tambah Anggie membuat Monika takut sehingga memesan makanan yang lebih banyak.Hobi makan mungkin sangat berterima kasih pada kebaikan Anggie kali ini, tapi bagaimana dengan yang sedang diet dipaksa makan banyak dan itu makanan tidak sehat yang mengandung banyak kalori, mana tidak boleh habis sedikit? Bagaimana nasib orang tersebut .... Entahlah, Anggie tidak perduli hal tersebut, karena yang dibutuhkannya adalah menghabiskan uang yang berada di dalam
Read more
Bab 29
Anggie menatap memperhatikan desain dan interior rumah yang katanya sebentar lagi akan menjadi tempat tinggal mereka, kemudian menatap Gibran yang ternyata juga sedang menatap ke arahnya. Keduanya saling menatap dalam diam sebelum kemudian Anggie beralih menatap hal lain karena tidak tahan menyelami tatapan Gibran yang begitu menghipnotis.“Apa kamu suka?” tanya Gibran dengan lembut membuat Anggie mengerut heran.‘Perasaan baru beberapa saat lalu dia kelihatan kayak iblis yang siap membunuh orang, lah sekarang udah berubah kaya malaikat ganteng yang siap menggoda iman perempuan sih?!’ gerutu Anggie dalam benaknya.Mengenyahkan isi pikirannya, Anggie beralih kembali menatap seisi ruangan rumah dan kemudian menyadari ada hal yang aneh. Desain dan interiornya merupakan impian Anggie. Calon rumah yang akan menjadi tempat tinggal mereka kelak adalah rumah yang sudah diimpi-impikan oleh Anggie dan sekerang hal itu bukan lagi mimpi, melainkan nyata dan sebentar l
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status