All Chapters of PEMBALASAN ANAK LELAKIKU: Chapter 61 - Chapter 70

"Raka?! Tumben pagi-pagi udah nyampe sini. Ada apa, Sayang?"Rani yang sedang asik menyirami tanaman di teras rumah bergegas menghampiri putra sulungnya yang baru turun dari mobil. Apalagi hari itu minggu dan tidak biasanya Raka bisa bangun sepagi itu di hari libur."Rio libur, Mah?" tanyanya setelah mencium punggung tangan ibunya."Iya lah adik kamu libur, kan minggu. Ada apa, Ka? Mau pergi jalan-jalan sama Rio? Dia ada di kamar tuh. Tadi habis sholat subuh tidur lagi." Rani menggelengkan kepalanya.Raka tersenyum tipis, lalu mengikuti langkah ibunya memasuki rumah. Sebenarnya, bukan Rio yang ingin ditemuinya hari itu. Tapi dia sendiri tak mengerti kenapa tiba-tiba ingin ke rumah ibunya."Kok sepi?" komentarnya saat sampai di dalam."Sri belum balik dari kampung. Lusa katanya," jelas Rani."Oh …." Hanya gumaman tak jelas dari bibir pemuda itu, tak tahu lagi harus berkata atau bertanya apa pada ibunya."Mayla udah bangun dari tadi, tapi lagi jalan-jalan sama adiknya ke Car Free Day Ben

"May! Itu ... itu kakak kamu kan?" kata salah seorang gadis berseragam putih abu-abu di dekatnya setengah berteriak. Mayla yang sedang berjalan sambil bercanda dengan teman-temannya keluar dari gerbang sekolah, seketika menoleh ke arah yang ditunjuk."Kakak?" Mulutnya bergumam lirih. Dilihatnya Raka sedang berdiri bersandar di bodi mobilnya melihat ke arahnya. Apa kakaknya itu sedang menjemputnya?"Sebentar ya?" pamitnya pada teman-temannya, lalu bergegas menghampiri Raka. Dia bahkan tidak memperdulikan celotehan anak-anak sekolah itu tentang sang kakak. "Kakak jemput Mayla?" tanyanya saat sampai di depan Raka. Raka yang ditodong dengan pertanyaan itu gelagapan. Wajahnya sontak memerah."Ta-di kebetulan lewat. Iy-ya lewat aja. Trus sekalian berhenti di sini pas lihat sudah ada siswa yang keluar gerbang," kilahnya."Oh." Mulut Mayla membulat. Dia sudah terlanjur Ge-er jika kakaknya itu datang khusus untuk menjemputnya dari sekolah. Mengingat beberapa waktu lalu kakaknya itu sempat me

Sebelum sampai di ruko, mobil berbelok ke layanan drive thru di sebuah restoran fast food ternama. Raka memesan banyak sekali makanan untuk dibawanya pulang. Mayla yang melihat itu sampai membelalakkan mata. "Kok banyak banget makanannya, Kak?" "Buat anak-anak di ruko," jawabnya singkat. Saat tiba di ruko, Raka pun segera menyuruh Mayla mengikutinya naik ke lantai 3 setelah meninggalkan 2 bungkus besar plastik berisi makanan untuk para karyawan di lantai dua. Melihat Raka datang bersama seorang gadis remaja berseragam SMA, segera saja terdengar bisik-bisik di lantai itu. Apalagi setelah Raka mengajak Mayla ke lantai atas. Radit, Iqbal, dan Fahri pun hanya saling mengedikkan bahu seolah berkata 'entahlah'.Setelah menyuruh Mayla membersihkan diri, Raka menyuruh Mayla duduk berhadapan dengannya di sofa tak jauh dari dinding kaca."Makan dulu! Habis itu aku mau ngomong sesuatu sama kamu," katanya cepat, hampir tak melihat ke arah Mayla. Namun Mayla yang justru sibuk dengan perasaan ta

"Mayla!! Buka pintunya!!" teriaknya sambil menggedor gedor pintu dengan keras, hingga membuat Rani dan Rio yang memperhatikan tingkahnya dari tadi saling berpandangan, kaget.Ibu dan anak itu kemudian bergegas menghampiri Raka yang sedang berada di depan pintu kamar Mayla."Ka, Kamu ngapain? Jangan teriak-teriak begitu!" ucap Rani mulai panik."Mayla! Buka!" Raka terus saja menggedor pintu kamar yang masih tertutup rapat itu."Kak, sudah. Ada apa sih?" Rio berusaha menghentikan sang kakak."Ka, kamu bisa membuat adik-adikmu takut. Jangan begitu!" Rani mengingatkan. Namun Raka hanya melirik ibunya itu sekilas. Lalu terus menggedor pintu makin keras, hingga akhirnya pintu itu pun perlahan terbuka. Mayla, dengan wajah pucat muncul dari dalam kamar dengan Faya menelungkup di bahunya."Kenapa belum siap siap juga?!" Raka sedikit membentak. Mayla menatap bergantian wajah Raka dan ibunya dengan ketakutan."Ma-af, Kak," ujarnya dengan bibir gemetar."Raka! Sudah! Kamu membuat takut adik-adikmu

Dadanya berdegup lagi saat memasuki ballroom megah pernikahan mantan kekasihnya dengan putra pemilik perusahaan AdIatama. Berkali -kali Raka terlihat menghembuskan nafas dengan tetap bersembunyi di balik ekspresi wajahnya yang nampak tenang. Sehingga jika dilihat, tak ada kejanggalan sama sekali dalam raut wajah pemuda itu.Lain halnya dengan Mayla. Gadis cantik berhijab yang digandengnya memasuki ruangan pesta itu terlihat sesekali menoleh ke arah pasangannya. Dari jarak yang begitu dekat, dia bisa merasakan Raka yang sedikit gugup. Beberapa kali gadis itu ingin mengajak Raka bicara tapi diurungkannya, karena takut salah bicara lagi.Raka menggandeng Mayla menuju meja yang masih kosong tak terlalu jauh dari pelaminan saat sebuah suara menyapanya."Hei, Bro! Gue kira lo nggak dateng." Vanno memeluk hangat sahabatnya. "Apa kabar lo? Cepet bener udah punya gandengan aja?" seloroh Vanno sambil terkekeh senang."Apaan?" Raka menonjok lengan sahabatnya lumayan keras, sebelum akhirnya sadar