****
Pagi yang indah dengan hawa yang begitu sejuk. Rumah sakit tempat Oceana di rawat memiliki taman yang di penuhi dengan pohon yang rimbun, itu lah yang menyebabkan hawa rumah sakit ini begitu sejuk.
Kenan keluar dari kamar mandi dengan rambut yang basah. Dia sudah memakai pakaiannya di dalam. Kenan berjalan menuju jendela sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk yang berada di pundaknya.
Sinar matahari masuk ke dalam ruangan Oceana saat Kenan membuka jendela tersebut. Dia menatap keluar dan tersenyum menikmati angin yang menerpa wajahnya.
Kenan membalikkan tubuhnya dan menatap ke arah pintu. Seorang suster masuk dengan membawa jatah sarapan Oceana. Kenan berjalan ke arah nya dan mengambil sarapan Oceana.
"Terima kasih," ucap Kenan kepada suster itu. Suster itu tersenyum dan pamit untuk pergi.
Kenan berjalan kearah nakas dan menaruh nampan itu diatas nakas. Ia menatap Oceana yang masih setia memejamkan mata. Ken
****Kepala pelayan Nancy menaikkan selimut hingga ke dada Oceana. Dia menghela napas saat teringat Oceana meminum obat tidur untuk bisa tidur dengan nyenyak. Dia tidak menyangka kalau Oceana akan berakhir seperti ini.Kepala pelayan Nancy berjalan keluar. Dia menutup pintu saat sudah tiba di luar ruangan Oceana. Dia terdiam dan menatap seluruh teman dan keluarga Kenan."Apa Oceana sudah tidur?" tanya Kenan. Kenapa pelayan Nancy diam tidak menjawab."Kepala pelayan Nancy, jawab!" Erlan kesal sendiri karena kepala pelayan Nancy memilih untuk tetap diam.Kenan menghela napas. "Saya tahu kalau Oceana tidak mengizinkan anda berbicara dengan kami. Saya hanya ingin mengetahui keadaan Oceana," kata Kenan dengan sedih.Kepala pelayan Nancy menggeleng. "Tidak tuan. Nona memang tidak mengizinkan saya berbicara dengan kalian semua, tapi saya akan berbicara dengan kalian dan memberitahu keadaan Nona. Saya akan berusaha untuk membuat Nona men
****Hari ini adalah hari ujian kelulusan. Semua murid kelas dua belas tengah sibuk mempersiapkan ujian yang akan menentukan masa depan mereka.Oceana turun dari taksi, dia belum menemukan supir untuk bekerja di rumah nya. Oceana menatap gerbang sekolah, dia menghela napas dan berjalan masuk ke dalam sekolah.Di parkiran Oceana dapat melihat semua teman-temannya tengah berkumpul. Dia menunduk saat melewati mereka semua. Hati Oceana seperti di remas saat teman-temannya tidak ada yang melihatnya ataupun memperdulikan nya, mereka sibuk dengan pembicaraan mereka sendiri.Oceana mempercepat langkahnya saat matanya tidak bisa diajak kompromi. Oceana tiba di taman, dia duduk di bangku taman dan menangis saat mengingat teman-temannya yang tidak memperdulikan nya lagi."Kenapa nangis?"Oceana menoleh ke samping dan melihat Kenan duduk di sebelah nya. Oceana menghapus air matanya dan berniat untuk pergi, namun Kenan menahan tan
****Hari kedua ujian kembali datang, Oceana merasa semua mulai menjauhi nya. Hidupnya sekarang terasa sunyi, tidak ada pelukan dan ciuman hangat dari Kenan, tidak ada candaan dari Adnan dan Bryan begitu pula dengan Zanna dan Adera.Oceana duduk di bangku taman, ujian telah selesai dan memilih untuk duduk di taman terlebih dahulu sebelum pulang. Dia hanya ingin menikmati udara segar.Oceana menyentuh perutnya saat terasa begitu perih. Dia teringat kalau tadi pagi belum sempat sarapan dan saat istirahat dia juga malas untuk makan bekal yang di sediakan oleh kepala pelayan Nancy.Oceana menghela napas dan mengeluarkan kotak bekal yang dibawakan oleh kepala pelayan Nancy. Dia membuka tutup nya dan melihat isinya, ternyata itu adalah sebuah sandwich.Oceana terdiam menatap sandwich itu. Tiba-tiba air matanya jatuh tanpa di minta. Sandwich mengingatkan dia tentang Kenan, Kenan sangat menyukai sandwich apalagi jika Oceana yang membuatnya.&nb
****Mami Galan menatap bangunan tinggi di hadapan nya. Dia menunduk untuk melihat pesan yang tadi di kirimkan oleh yang tidak di kenal.Dia mengangguk sendiri dan kembali menatap bangunan itu. "Iya benar ini apartemen nya," gumam nya.Dia menghela napas dan menyentuh dadanya. "Kenapa perasaan aku enggak enak banget." Dia kembali bergumam.Mami Galan menggeleng. "Enggak, kalau aku pergi sebelum masuk aku akan mati penasaran, tapi kalau aku masuk itu sama aja aku enggak percaya sama anak aku sendiri."Mami memejamkan matanya, dia kembali membukanya dan menatap bangunan apartemen itu dengan tajam. "Aku akan masuk dan cari tahu kebenarannya," ucapnya dan melangkah pergi memasuki bangunan apartemen.Dia kembali melihat isi pesan itu. Setelahnya dia langsung melangkah kearah lift untuk menuju lantai yang sudah diberitahu oleh orang yang mengirim pesan itu.Saat tiba di lantau yang dia tuju, mami Galan langsung menuju ke pintu k
****Hari ini ujian kelulusan berakhir. Saat ini Oceana sedang berada diatas rooftop melihat semua orang tengah berbahagia setelah berhasil melewati ujian ini.Semua orang bahagia, namun tidak dengannya. Hati nya malah sakit saat melihat semua teman-temannya bahagia atas penderitaan nya.Oceana tidak tahu harus apa setelah kelulusan ini. Dia ingin kuliah, namun dia sudah tidak memiliki siapa-siapa di Indonesia. Oceana sudah menelepon orang tuanya dan menyuruh mereka untuk datang ke Indonesia.Oceana terus menatap semua murid kelas dua belas. Mereka terlalu asik bermain warna dan merayakan hari ini.Dulu Kenan berjanji pada nya. Saat hari kelulusan nanti Kenan akan membawanya berjalan-jalan menikmati waktu berdua, namun sekarang janji itu hanya akan tetap menjadi janji tidak akan pernah menjadi kenyataan.Handphone Oceana bergetar membuat Oceana tersadar. Dia buru-buru mengambil handphonenya dan melihat siapa yang menelepon nya. O
****"Oceana salah. Seharusnya —""TUNGGU!!"Semua orang terkejut saat ada seseorang yang menghentikan ucapan Oceana. Mereka melihat kearah pintu, disana terdapat papi Galan yang berdiri di barisan depan bersama dengan istri dan putranya, namun yang membuat bingung dibelakang mereka juga terdapat Vanetta.Papa Kenan maju mendekati sang adik dengan bingung. "Gilbert, ada apa ini?" tanya papa Kenan kepada papi Galan."Kakak, aku mau Kenan bertanggung jawab," ucap papi Galan membuat semua orang terkejut.Oceana memilih untuk menjauh dan mendekati kedua orang tuanya. "Kamu tenang sayang, semua pasti akan baik-baik aja," ucap mama Oceana menenangkan Oceana. Oceana hanya tersenyum dan kembali menatap ke depan."Bertanggung jawab untuk apa?" tanya papa Kenan tidak mengerti."Vanetta," panggil papi Galan. Vanetta berjalan maju dengan kepala yang tertunduk."Jangan takut sayang, papi ada disini
****Dua bulan berlalu semenjak kepergian Oceana. Dihari itu, Kenan pulang seperti tanpa jiwa. Dia lebih banyak diam dan membatasi diri.Kenan mengunci diri di dalam apartemen nya. Mematikan handphone, sehingga tidak ada yang bisa menghubungi nya. Semua orang setiap harinya memasukkan surat dari celah pintu untuk mengabari atau sekedar menanyai kabarnya.Kenan sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mencari keberadaan Oceana, namun semua usaha nya gagal. Dia tidak dapat menemukan Oceana bahkan semua data tentang Oceana dan keluarga hilang bagaikan di telan bumi. Oceana benar-benar pergi dari nya dan tak akan pernah kembali.Hidup Kenan sekarang hancur, dia tidak memiliki tujuan lagi. Tidak tahu harus melakukan apa. Meminum alkohol, merokok dan makan sekali sehari sudah menjadi rutinitas Kenan saat ini.Bel apartemen berbunyi dan menandakan bahwa seseorang baru saja mengirim nya surat. Kenan mengucek matanya dan menggeliat di
****4 tahun kemudianKehidupan Kenan berlalu begitu saja bahkan dia tidak merasakan waktu berjalan begitu cepat. Kini dia telah memiliki perusahaan sendiri yang dia bangun sendiri dengan kerja keras dan harapan tentang Oceana. Kenan juga sudah lulus kuliah dengan cepat.Kenan berdiri di dekat jendela kaca yang berada di ruangan nya. Dia menyereput kopi hangat dengan pelan, lalu menatap ke luar jendela. Dia menghela saat harapannya tidak pernah tercapai.Semua tak terasa seperti berjalan dengan begitu cepat. Oceana sudah pergi selama 4 tahun. Di pikiran Kenan saat ini, apa Oceana–nya akan kembali?Kenan menghela napas dan berjalan menuju meja kerja nya. Dia duduk di kursi dan mengambil foto Oceana yang terleltak diatas meja kerjanya."Honey, kamu dimana? Kamu tahu? Sebentar lagi kak Raquel akan melahirkan, aku udah sabar buat gendong keponakan aku." Kenan menatap foto itu dengan tatapan lembut.Soal Raquel, mem