Semua Bab Betelgeuse: Bab 41 - Bab 50
72 Bab
41. Padam
Isla memasuki ruangan kelasnya dengan langkah yang tergesa dan di dalam ruangan itu ternyata Teresa sudah bersiap menyambutnya. Sahabatnya itu sudah bersiap berlari menghampiri Isla dan memeluknya dengan erat namun tubuh Teresa justru membeku di detik berikutnya. "Isla, kau—""Hm? Ada apa?" Gerakan kedua kaki milik Isla pun memelan secara perlahan dan menatap Teresa dengan pandangan yang sulit diartikan. "Siapa ... " Teresa yang masih terbengong-bengong itu pun berjalan mendekati Isla secara perlahan dan kedua tangannya terangkat, memegang kedua sisi wajah Isla dan menatap gadis itu dalam jarak yang dekat. "Siapa yang melakukan ini, Isla?" ujar Teresa. Ucapan Teresa itu lalu membuat orang-orang yang ada di kelas menoleh dan mereka terkejut melihat keadaan Isla. Memang terlihat tak begitu parah, namun wajah gadis itu terlihat tergores oleh sesuatu di beberapa bagian dan kedua kakinya juga terlihat terdapat beberapa lecet."Ah
Baca selengkapnya
42. Ritual Persembahan
Kedua mata Isla terbuka dan gadis itu langsung mendudukkan tubuhnya dengan napas yang tersengal. Namun hal pertama yang dilihat Isla begitu ia membuka kedua matanya adalah gelap.   Hanya ada setitik cahaya kecil yang berasal dari lilin yang mungkin sebelumnya telah dinyalakan oleh ibunya yang diletakkan di atas nakas tepat di sebelah tempat tidur milik gadis itu. Isla lalu bangun dari posisinya dan ia membuka tirai jendela kamarnya yang sudah ditutup. Kedua matanya membulat saat mendapati kalau keadaan di seluruh kota juga semuanya padam, tak ada satu pun rumah yang listriknya menyala.Apa yang terjadi?Dengan segera Isla keluar dari kamarnya dan menuruni satu per satu anak tangga. "Ibu, kenapa semuanya gelap sekali?" tanya Isla. Gadis itu berjalan menghampiri ibunya yang tengah duduk di sebuah sofa yang terletak di depan perapian yang terasa begitu hangat dan menenangkan. "Entahlah, ibu juga tak tahu ada apa. Beberapa waktu
Baca selengkapnya
44. Wilayah Kekuasaan
Gerbang segera ditutup oleh penjaga tidak lama setelah Isla berlari melewatinya. Gadis itu segera berlari memasuki lobi sekolahnya namun tepat sebelum ia benar-benar masuk, entah kenapa tiba-tiba kedua kaki milik gadis itu tiba-tiba saja berhenti dengan sendirinya bahkan tanpa ia perintah. "Kenapa perasaanku tiba-tiba tak enak?" gumam Isla. Kedua kakinya perlahan bergerak mundur, namun suara penjaga sekolah yang berada tidak jauh di belakangnya itu membuatnya terkesiap pelan. "Apa yang kau lakukan di situ? Kenapa diam saja? Bel jam pertama sudah mau berbunyi jadi cepatlah masuk!" ujar sang penjaga sekolah. Hal itu membuat Isla segera memasuki lobi sekolahnya. Namun di sepanjang koridor perasaannya mendadak begitu tak tenang entah kenapa, padahal tadi ia masih merasa baik-baik saja saat sampai di sana. Kedua kakinya berlari melewati koridor dan menaiki satu per satu anak  tangga menuju kelasnya hingga gadis itu benar-benar sampai di sana. T
Baca selengkapnya
45. Pencarian Tao dan Isla
Kedua lutut Maria seketika langsung terasa lemas sesaat setelah Teresa dan Alex mengantarkan tas milik Isla pulang ke rumah. Kedua remaja itu tampak begitu sedih atas apa yang terjadi kemarin dan terutama Teresa, yang merupakan orang terakhir yang bersama dengan Isla. Gadis itu benar-benar merasa menyesal karena sudah membiarkan Isla pergi sendirian kemarin, padahal dia sendiri harusnya menemani gadis itu dan memastikan kalau sahabatnya itu benar-benar berada di dalam ruang kesehatan dengan aman.  Bahkan hingga hari ini, Maria masih tak bisa menenangkan dirinya sendiri. Beberapa minggu terakhir Isla memang cukup mengalami hal seperti ini dan menghilang secara tiba-tiba tapi hal itu tetap saja membuat Maria dilanda rasa cemas yang begitu luar biasa dan juga bahkan ia tak bisa makan dengan benar dan bahkan untuk masak saja ia rasanya enggan, karena di dalam kepalanya wanita itu hanya memikirkan keselamatan putrinya yang sekarang entah sedang berada di mana dan dengan siap
Baca selengkapnya
46. Pencarian Tao dan Isla (2)
Kedua lutut Maria seketika langsung terasa lemas sesaat setelah Teresa dan Alex mengantarkan tas milik Isla pulang ke rumah. Kedua remaja itu tampak begitu sedih atas apa yang terjadi kemarin dan terutama Teresa, yang merupakan orang terakhir yang bersama dengan Isla. Gadis itu benar-benar merasa menyesal karena sudah membiarkan Isla pergi sendirian kemarin, padahal dia sendiri harusnya menemani gadis itu dan memastikan kalau sahabatnya itu benar-benar berada di dalam ruang kesehatan dengan aman. Bahkan hingga hari ini, Maria masih tak bisa menenangkan dirinya sendiri. Beberapa minggu terakhir Isla memang cukup mengalami hal seperti ini dan menghilang secara tiba-tiba tapi hal itu tetap saja membuat Maria dilanda rasa cemas yang begitu luar biasa dan juga bahkan ia tak bisa makan dengan benar dan bahkan untuk masak saja ia rasanya enggan, karena di dalam kepalanya wanita itu hanya memikirkan keselamatan putrinya yang sekarang entah sedang berada di mana dan dengan siapa
Baca selengkapnya
47. Penghalang
Beberapa pohon yang ada disekitar hutan secara tiba-tiba terpotong hingga menjadi dua bagian. Rhys beruntung karena berhasil menghindari itu karena jika tidak, maka tubuhnya akan ikut terpotong sama halnya seperti pohon-pohon itu. Rhys seketika memberhentikan laju kakinya dan pria itu menoleh ke belakang. "Kau masih mencari keberadaan gadis itu?" Seseorang muncul tidak lama setelahnya. Rhys menatap Aric yang posisinya berada tak jauh darinya. Rhys tak langsung menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh pria itu. "Astaga, Rhys. Kau ini benar-benar khawatir padanya, ya? Mau sampai kapan, hm?" tanya Aric. Pria itu bertanya dengan nada yang mencibir."Aku sedang tak ingin melawanmu. Jadi jika kau memang sedang mencari keberadaan Tao, maka pergilah," ujar Rhys kemudian."Hei, tidakkah kau mau bergabung dengan kami, Rhys?" ujar Aric. "Bukankah sekarang ini tujuan kita memang sama? Kau juga saat ini sedang mencari keberadaan Isla dan juga
Baca selengkapnya
48. Pohon Kehidupan
Telah dipilih dua belas orang sebagai para pelindung Betelgeuse dari segala ancaman baik itu berasal dari faktor luar atau pun dalam. Ke dua belas para prajurit itu memiliki masing-masing dengan kekuatan yang berbeda-beda, namun tugas mereka adalah sama. Selain bertarung sendirian, mereka juga harus dituntut mampu bekerja sama dalam tim karena itulah yang terpenting.Memanglah benar adanya, kalau setiap bintang memiliki sebuah reaksi fusi nuklir yang berada di dalam intinya dan reaksi fusi nuklir itu sendiri akan berlangsung selama jutaan, milyaran tahun atau bahkan lebih dari itu selama kandungan dari hidrogen dan helium yang merupakan salah beberapa komponen penting itu masih ada. Jika unsur-unsur yang membangun reaksi fusi nuklir itu menipis, maka hal itu juga akan mempengaruhi terhadap bintangnya. Para manusia meneliti setiap bintang dan benda-benda angkasa lainnya kurang lebih seperti itu. Namun di Betelgeuse, reaksi fusi nuklir itu tak berarti apa-apa dan b
Baca selengkapnya
49. Masa Lalu
"Isla, saat besar nanti, kau harus selalu menolong teman-temanmu yang sedang kesulitan, ya?" Seorang pria yang berusia sekitar empat puluh tahun itu berujar dengan nada yang begitu lembut. Suaranya yang khas selalu menjadi favorit Isla kala itu, bahkan hingga detik ini gadis itu masih memfavoritkannya. "Kenapa, Ayah?" Gadis kecil dengan jepit rambut yang berbentuk bunga itu berujar. "Jika kau ingin memiliki teman dan juga ditolong oleh orang-orang yang ada di sekitarmu, kau harus berbuat baik kepada mereka semua. Kalian tidak boleh saling membenci dan ingat, jika kau berbuat baik kepada mereka, maka mereka juga akan berbuat  sama baiknya padamu." Pria itu mengusap puncak kepala Isla dengan lembut seraya tersenyum. *** Kedua mata Isla seketika terbuka. Gadis itu langsung mendudukkan tubuhnya dan ia mendapati jubah milik Rhys yang menutupi tubuhnya, sepertinya pria itu memakaikannya beberapa saat yang lalu saat dirinya sudah ter
Baca selengkapnya
50. Masa Lalu (2)
"Lalu apa kau ... mencintainya?" tanya Tao secara tiba-tiba.Kedua mata Rhys berkedip, "Tu-tunggu, kenapa kau tiba-tiba menanyakan tentang hal yang seperti itu? Itu tak ada hubungannya sama sekali, Tao," jawabnya seraya tertawa pelan."Kau begitu peduli padanya sejak awal, Rhys.""He-hei, memangnya jika peduli itu selalu diartikan sebagai rasa cinta, ya? Ka-kau ini jangan yang aneh-aneh. Semua mahluk hidup yang ada di dunia ini memang seharusnya seperti itu, kan? Bukankah kita semua memang diharuskan untuk saling tolong menolong? Astaga." Rhys tertawa.Tao menatap pria yang duduk di sebelahnya itu selama beberapa saat sebelum ia tersenyum tipis. "Tapi ... Gadis itu adalah gadis yang berbeda, kurasa. Mungkin kau benar, kalau gadis itu adalah gadis yang begitu kuat," ujarnya. ***"Sebuah ritual persembahan akan dilakukan ketika terjadinya gerhana matahari, kan?" Aric berujar."Tapi, bukankah gerhana itu masih lama?" Kini giliran H
Baca selengkapnya
51. Rahasia
Isla menguap setelah sesaat ia selesai makan bersama dengan Tao dan juga Rhys. Di sebelahnya, Rhys yang tengah masih memakan potongan ayam yang terakhir itu pun melirik Isla yang duduk di sebelahnya. "Kau benar-benar kekenyangan, ya, sekarang? Padahal beberapa jam yang lalu kau masih merengek-rengek karena merasa lapar," ujarnya."Diamlah. Rasanya aku mengantuk." Isla kembali menguap. Gadis itu berusaha sekuat tenaga menahan kedua kelopak matanya agar tetap terbuka dengan sempurna walaupun ia beberapa kali menguap saat rasa kantuk itu semakin datang menghampirinya."Apa menurut kalian berdua, Kai dan juga yang lainnya tak akan ke sini dalam waktu dekat?" ujar gadis itu. "Kurasa tidak. Pertarungan kemarin benar-benar menguras energi yang cukup besar dan sepertinya jika energi Kai memang sudah kembali, kurasa kemungkinan besar ia akan memfokuskan dirinya dan juga yang lainnya untuk melakukan hal lain," ujar Tao. Pria itu kemudian menatap ke arah
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status