All Chapters of Belahan Jiwa: Chapter 31 - Chapter 40
71 Chapters
31). Ratu Baru
Jesselyn menatap kosong kearah cermin dihadapannya. Wajahnya yang sayu terlihat pucat pasi dan tanpa perona di bibir. Tepat dibelakang tubuhnya, ada dua orang perempuan dengan sebagian sisik di wajah mereka tengah menyisir rambut panjang Jesselyn."Ratu Hanna, apakah rambut anda perlu kami hias. Atau kami perlu mengikatnya jika anda mau."Jesselyn tidak menjawab.Terlalu malas baginya untuk sekedar membuka suara. Hingga tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang terdengar mendekat, menghentak lantai memasuki ruangan penuh dengan kaca itu.Jessy dapat melihat sosok King Darius melalui kaca cermin dihadapannya."Salam dari kami, King Darius.""Pergilah!" Kedua dayang tersebut segera membungkuk dan pamit undur diri secepat mungkin. Jesselyn meremas kasar kedua tangannya dengan tubuh menegang kaku. Kedua bola matanya ter
Read more
32). Calon Menantu
"Marrine, Akhir-akhir ini ada sesuatu yang aneh sering terjadi padaku?"Hera menatap pantulan dirinya dalam cermin. Tampak begitu anggun dan cantik setelah dua orang pelayan selesai mempersiapkannya. Marrine yang sedari tadi masih berdiri disebelah tempat duduk Hera, segera memasangkan mahkota Ratu berhiaskan emas permata diatas kepala wanita itu."Hal aneh seperti apa yang anda maksud, Yang Mulia Ratu?"Hera tampak terdiam untuk beberapa saat.Kedua matanya tampak mengerjap, lalu melirik kearah dua orang pelayan yang tampak sedang merapikan peralatan make up diatas meja rias.Lalu, Hera segera berdiri dan mendekatkan diri kearah Marrine."Aku menghisap darah seperti seorang vampir, apakah menurutmu itu wajar?" Bisik Hera tepat ditelinga Marrine, meski begitu dua orang pelayan wanita yang masih tampak sibuk disana bisa mendengar suara ratu mereka dengan sangat jelas.
Read more
33). Kebencian Alexa
"Hera, ada apa?"Sentuhan dibahunya, langsung mengembalikan kesadaran wanita itu. Hera cepat-cepat mengembalikan tubuh Alexandre kedalam gendongan ibunya. Sambil menerima tubuh putranya, Alexa menatap Hera dengan kening berkerut bingung."Hera, kenapa kau terlihat gelisah?"Hera terdiam. Dia sendiri masih tidak mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya akhir-akhir ini. Hera merasakan sesuatu yang aneh. Seperti ada sesuatu yang berusaha untuk terus mengendalikan tubuhnya sendiri tanpa Hera sadari."Luna Alexa, dimana Alpha Elios, aku tiba-tiba merindukannya.""Oh, aku merasa cemburu karena suamiku dirindukan oleh wanita lain.""Yang benar saja. Kau cemburu pada adik iparmu sendiri?"Alexa langsung tersenyum lebar."Aku hanya bercanda. Kau bisa mengunjunginya di barack pelatihan Istana, Queen Hera."Hera memutar kedua bola m
Read more
34). Siluman Wanita Ular
Suara jangkrik, mengiringi setiap langkah kaki Hera menyusuri hutan malam itu. Bulan semakin kehilangan cahayanya karena tertutup pohon-pohon tinggi yang rindang. Dalam gelap, Hera melangkah dengan wajah dingin.Berulangkali Hera telah menginjak tanaman berduri, bahkan sempat terjatuh kebawah karena gaun panjang yang terinjak oleh kakinya sendiri. Hera mengeluh dan segera merobek bagian bawah gaun hingga sebatas lutut menggunakan sebuah panah yang ia temukan menancap disalah satu batang pohon.Wanita itu dapat mendengar suara burung hantu tak jauh darinya. Suara gonggonggan anjing hutan dan binatang lain yang entah tidak Hera tahu apa namanya. Hera hanya terus melangkah, berjalan kesembarang arah tanpa peduli pada tubuhnya yang perih karena luka baret di kedua telapak kaki dan lengannya. Hera menatap kosong hutan gelap yang dipijakinya. Tidak ada rasa takut d
Read more
35). Serangan Rouge
Hera terus melangkah bersama Azzura. Entah sudah berapa lama mereka mengelilingi hutan rimba yang luas itu. Dan selama perjalanan Azzura terus berbicara, menceritakan bagaimana hutan dan para makhluk yang tinggal didalamnya. Azzura bahkan sempat tertawa karena melihat Hera yang berjalan tertatih-tatih ketika mereka melewati tebing-tebing yang curam. Mengejek Hera karena ketakutannya pada ketinggian. Namun Hera tidak peduli. Toh, dia masih membutuhkan Azzura jika memang benar siluman itu bisa membawanya ke dunia manusia. Dunia yang mungkin jauh lebih baik.Namun, entah kenapa Hera tiba-tiba merasakan keraguan merayapinya hingga tanpa sadar wanita itu malah berhenti melangkah. "Kenapa. Kau berubah pikiran?"Azzura menelengkan kepala, menatap Hera dengan ekspresi raut wajah bingung. Namun di detik berikutnya, Azzura memekik bingung ketika satu lengannya ditarik
Read more
36). Ibis Wanita
"Iblis wanita?" Enrico bergumam dengan kedua mata terpejam seraya mengumpat pelan."Bagaimana bisa Ratu Hera berubah sebelum bulan purnama?" Erik bahkan sudah mengalihkan perhatiannya lagi kearah King Demon Zeus berada, namun sama seperti sebelumnya, Zeus masih saja diam dengan tatapan terus terarah pada Azzura yang masih bersimpuh di atas lantai.Azzura menelan ludah, lalu kembali meneruskan bicaranya dan berusaha tetap tenang. Dalam batinnya, Azzura berharap semoga Hera belum sempat membuat kekacauan di luar sana."Kami sempat diserang oleh kawanan serigala liar, Yang Mulia. Saya tidak tahu pasti bagaimana Ratu Hera bisa berubah, tapi ketika saya melihatnya, semua Rouge itu tiba-tiba terlempar bahkan sudah mati setelah ....""Dimana?""Ya, King?" "Dimana kau melihat Ratu Hera saat itu siluman ular!" Azzura terbelalak terkejut, ketika Enrico tiba-tiba s
Read more
37). Boneka Sihir
Zeus memutar tubuh Hera hingga masuk kedalam dekapannya secara tiba-tiba. Pria iblis itu memeluk Hera dari belakang dengan posesif, sebelum tiba-tiba sebuah kabut putih tebal muncul mengitari keduanya dan ratusan makhluk aneh muncul secara tiba-tiba. Alpha Elios, Delta Rayan dan seluruh warrior goldenmoon pack disana segera mengambil sikap untuk melindungi Zeus dan ratu mereka."Makhluk aneh darimana itu?""Itu hanyalah boneka."Wush!Tanpa aba-aba, semua makhluk itu sudah menyerang maju secara bersamaan. Hera yang masih berada dalam pelukan Zeus sampai terombang-ambing, melihat pemandangan baku hantam yang terjadi sementara dirinya didekap layaknya boneka marmut yang tidak bisa menggigit.Hera melirik kearah Zeus dengan ekspresi wajah kesal, dia juga ingin bertarung dan mengoyak habis makhluk serupa manusia berbulu itu menggunakan kedua tangannya. Tapi bukannya segera melepas
Read more
38). Jesselyn Or Hanna
Hera melangkah dengan tergesa-gesa, membuat Marrine yang mengikutinya meringis khawatir. Sementara Anastasya yang merasa sudah tidak sanggup lagi menyusul Hera dan Marrine, memilih untuk putar balik dan masuk kedalam kamarnya sendiri. Usia kandungannya yang sudah mendekati persalinan membuat Ana gampang merasa lelah. Oleh karena itu alih-alih mengurus Hera, Anastasya kini lebih sering menghabiskan waktunya untuk mengurus dirinya sendiri.Hera berpegangan pada lengan Marrine yang menuntunnya dengan hati-hati menuruni anak tangga yang mengarah ke lantai bawah tanah.Setelah melewati puluhan anak tangga kecil dengan menahan napas, mereka akhirnya tiba dan melihat King Demon Zeus bersama Enrico seperti biasa. Tanpa di duga, Hera langsung mengambil alih pedang ditangan salah seorang pengawal yang berjaga di depan pintu masuk. Marrine terbelalak panik ketika melihat ratunya itu
Read more
39). Bumil Manja
Ester menarik napas, melirik kearah Hera dan Marrine yang masih setia menunggunya. Sementara Anastasya dan Enrico bahkan sudah pergi untuk makan malam. Hera sedang duduk dikursi sofa tak jauh dari jendela, terus mengamati Ester yang masih menggunakan kekuatan sihirnya untuk memulihkan kondisi Jesselyn.Setelah berjam-jam menghabiskan waktunya hanya untuk wanita asing itu, Ester pada akhirnya berdiri dan keluar begitu saja meninggalkan kamar tamu. Hera yang melihat kepergian Ester secara tiba-tiba segera bergegas keluar menyusul Ester diikuti oleh Marrine dibelakang tubuhnya."Ester, bagaimana keadaan Jesselyn. Kenapa kau diam saja?""Dia baik-baik saja Yang Mulia Ratu.""Lalu kenapa kau pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun?""Saya harus mencari obat agar nona itu segera pulih.""Apakah lukanya separah itu?"
Read more
40). Kesembuhan Jesselyn
Silau matahari yang masuk melalui celah jendela, membuat Hera terbangun dari tidurnya. Wanita itu mengerjapkan kedua matanya perlahan, mengamati wajah damai Zeus yang masih terlelap dalam tidurnya.Hera mengulas senyum tipis, menggerakan jemari lentik tangannya untuk menyusuri wajah tampan pria iblis itu. Dahinya begitu kokoh, dengan hidung mancung, bibir tebal nan menggoda serta rahangnya yang terpahat sexy. Tuhan pasti tengah berbahagia ketika menciptakan iblis dihadapannya itu."Tuhan benar-benar sangat adil, meskipun dia iblis kejam tapi wajahnya ....""Aku tampan bukan?""Eh." Hera terkejut bukan main. Ketika menyadari jemari tangannya masih berada di atas bibir tebal Zeus. Dengan jahil, Zeus membuka sedikit bibirnya dan mengulum ujung jemari wanita itu. Hera hendak menarik tangannya menjauh, tapi Zeus sudah lebih dulu menahannya dan berulangkali mengecupi punggung
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status