"Iblis wanita?"
Enrico bergumam dengan kedua mata terpejam seraya mengumpat pelan.
"Bagaimana bisa Ratu Hera berubah sebelum bulan purnama?" Erik bahkan sudah mengalihkan perhatiannya lagi kearah King Demon Zeus berada, namun sama seperti sebelumnya, Zeus masih saja diam dengan tatapan terus terarah pada Azzura yang masih bersimpuh di atas lantai.
Azzura menelan ludah, lalu kembali meneruskan bicaranya dan berusaha tetap tenang. Dalam batinnya, Azzura berharap semoga Hera belum sempat membuat kekacauan di luar sana.
"Kami sempat diserang oleh kawanan serigala liar, Yang Mulia. Saya tidak tahu pasti bagaimana Ratu Hera bisa berubah, tapi ketika saya melihatnya, semua Rouge itu tiba-tiba terlempar bahkan sudah mati setelah ...."
"Dimana?"
"Ya, King?"
"Dimana kau melihat Ratu Hera saat itu siluman ular!" Azzura terbelalak terkejut, ketika Enrico tiba-tiba s
Zeus memutar tubuh Hera hingga masuk kedalam dekapannya secara tiba-tiba. Pria iblis itu memeluk Hera dari belakang dengan posesif, sebelum tiba-tiba sebuah kabut putih tebal muncul mengitari keduanya dan ratusan makhluk aneh muncul secara tiba-tiba.Alpha Elios, Delta Rayan dan seluruh warrior goldenmoon pack disana segera mengambil sikap untuk melindungi Zeus dan ratu mereka."Makhluk aneh darimana itu?""Itu hanyalah boneka."Wush!Tanpa aba-aba, semua makhluk itu sudah menyerang maju secara bersamaan. Hera yang masih berada dalam pelukan Zeus sampai terombang-ambing, melihat pemandangan baku hantam yang terjadi sementara dirinya didekap layaknya boneka marmut yang tidak bisa menggigit.Hera melirik kearah Zeus dengan ekspresi wajah kesal, dia juga ingin bertarung dan mengoyak habis makhluk serupa manusia berbulu itu menggunakan kedua tangannya. Tapi bukannya segera melepas
Hera melangkah dengan tergesa-gesa, membuat Marrine yang mengikutinya meringis khawatir. Sementara Anastasya yang merasa sudah tidak sanggup lagi menyusul Hera dan Marrine, memilih untuk putar balik dan masuk kedalam kamarnya sendiri.Usia kandungannya yang sudah mendekati persalinan membuat Ana gampang merasa lelah. Oleh karena itu alih-alih mengurus Hera, Anastasya kini lebih sering menghabiskan waktunya untuk mengurus dirinya sendiri.Hera berpegangan pada lengan Marrine yang menuntunnya dengan hati-hati menuruni anak tangga yang mengarah ke lantai bawah tanah.Setelah melewati puluhan anak tangga kecil dengan menahan napas, mereka akhirnya tiba dan melihat King Demon Zeus bersama Enrico seperti biasa.Tanpa di duga, Hera langsung mengambil alih pedang ditangan salah seorang pengawal yang berjaga di depan pintu masuk.Marrine terbelalak panik ketika melihat ratunya itu
Ester menarik napas, melirik kearah Hera dan Marrine yang masih setia menunggunya. Sementara Anastasya dan Enrico bahkan sudah pergi untuk makan malam.Hera sedang duduk dikursi sofa tak jauh dari jendela, terus mengamati Ester yang masih menggunakan kekuatan sihirnya untuk memulihkan kondisi Jesselyn.Setelah berjam-jam menghabiskan waktunya hanya untuk wanita asing itu, Ester pada akhirnya berdiri dan keluar begitu saja meninggalkan kamar tamu.Hera yang melihat kepergian Ester secara tiba-tiba segera bergegas keluar menyusul Ester diikuti oleh Marrine dibelakang tubuhnya."Ester, bagaimana keadaan Jesselyn. Kenapa kau diam saja?""Dia baik-baik saja Yang Mulia Ratu.""Lalu kenapa kau pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun?""Saya harus mencari obat agar nona itu segera pulih.""Apakah lukanya separah itu?"
Silau matahari yang masuk melalui celah jendela, membuat Hera terbangun dari tidurnya. Wanita itu mengerjapkan kedua matanya perlahan, mengamati wajah damai Zeus yang masih terlelap dalam tidurnya.Hera mengulas senyum tipis, menggerakan jemari lentik tangannya untuk menyusuri wajah tampan pria iblis itu.Dahinya begitu kokoh, dengan hidung mancung, bibir tebal nan menggoda serta rahangnya yang terpahat sexy. Tuhan pasti tengah berbahagia ketika menciptakan iblis dihadapannya itu."Tuhan benar-benar sangat adil, meskipun dia iblis kejam tapi wajahnya ....""Aku tampan bukan?""Eh." Hera terkejut bukan main. Ketika menyadari jemari tangannya masih berada di atas bibir tebal Zeus.Dengan jahil, Zeus membuka sedikit bibirnya dan mengulum ujung jemari wanita itu. Hera hendak menarik tangannya menjauh, tapi Zeus sudah lebih dulu menahannya dan berulangkali mengecupi punggung
Alexa berdiri termenung, membuka jendela kamarnya sambil menatap kearah bulan diatas langit. Tidak bisa dipungkiri bahwa Alexa kini merasa teramat sangat menyesal. Manusia itu menyesal atas sikap kasarnya pada Hera beberapa hari yang lalu.Setelah Alpha Elios menjelaskan semuanya mengenai silsilah iblis, dan mengatakan bahwa Hera kala itu dalam pengaruh iblis yang mulai mendominasi dirinya membuat Alexa semakin murung. Ingin rasanya dia bertemu Hera kembali, dan memeluk tubuh adik iparnya itu untuk meminta maaf. Namun, Hera sepertinya tidak akan pernah mau kembali lagi ke Goldenmoon pack.Perkataannya waktu itu, pasti sudah membuat adik iparnya itu sakit hati.Alexa memang pantas untu Hera benci."Kau sedang apa?"Alpha Elios tiba-tiba sudah berdiri dibelakangnya entah sejak kapan, manusia setengah serigala itu segera melingkarkan kedua lengannya diperut Alexa dari arah belakang dan memberikan
Enrico tengah berbaring diatas pohon besar yang lumayan tinggi, dengan kedua tangan yang digunakan sebagai bantalan.Kedua kakinya saling bertopang.Pria itu terus mengawasi gerak-gerik Jesselyn yang sedang berbincang bersama dengan Hera dan Anastasya.Ketiganya tampak tertawa bahagia, bermain tanah liat seperti bocah di tanah dibelakang kebun Istana yang luas.Enrico berdecak ketika melihat Anastasya yang masih saja tetap cantik meski wajahnya sudah kotor."Sejauh ini, tidak ada yang mencurigakan dari wanita itu." Gumam Enrico, pada dirinya sendiri.Entah apa yang sebenarnya ingin pria itu pastikan, Enrico sendiri bahkan tidak tahu kenapa dia harus repot-repot mengawasi ketiga wanita itu seperti ini.Zeus bahkan tidak pernah memberikannya perintah untuk mengawasi Jesselyn.Enrico melakukannya karena inisiatif dirinya sendiri.
Makan malam kali ini terasa sangat dingin.Semua penghuni Istana Darken sudah kembali kedalam kamarnya masing-masing, meninggalkan Hera dan King Demon Zeus hanya berdua saja di meja makan itu.Hera masih diam disepanjang makan malam. Tampak menikmati makanan yang tersaji dihadapannya dan mengabaikan King Demon Zeus yang tengah duduk tepat diseberangnya.Tidak ada suara dan sangat hening.Hera masih kesal pada Zeus karena pria iblis itu menakuti Jesselyn.Bagaimanapun juga, Jessy adalah sahabat sekaligus pelayan setia yang sangat Hera percaya. Hera tidak senang karena Zeus selalu melihat Jessy seakan-akan wanita itu adalah musuh dalam selimut.Namun Hera sendiri tidak berani menegur iblis kejam itu. Hera masih ingat posisi dan sadar siapa dirinya kini, Hera tidak bisa bersikap seenaknya hingga memancing iblis itu murka.Zeus sela
Enrico segera mengumpulkan semua penghuni Istana Darken setelah meminta ijin dari King Demon Zeus. Pria iblis itu sendiri juga sudah duduk diatas singgasana kebesarannya, membiarkan Enrico bertindak namun masih berada dibawah pengawasannya."Yang Mulia. Sebelumnya hamba memohon tolong ijinkan saya untuk berbicara lebih banyak kali ini. Saya juga ingin agar semua makhluk yang merupakan penyihir wanita di dalam Istana Darken diikut sertakan kedalam rapat kali ini."Zeus menganggukan kepala, mengijinkan Enrico sepenuhnya. Enrico lalu segera memberi perintah pada seorang pengawal untuk memanggil seluruh penyihir wanita yang menghuni Istana Darken untuk datang. Enrico harus mengungkap siapa pengkhianat di dalam Istana ini."Sebenarnya, ada apa ini Tuan Enrico. Mohon maaf sebelumnya karena saya lancang bertanya. Karena diantara semua penyihir wanita yang tinggal di dalam istana ini, ada pasangan saya Yasmin yang akan ikut serta dalam rapa