Semua Bab Marriage With Dosen: Bab 11 - Bab 20
32 Bab
Bab 10
          Amalfi Coast, Italia       Adrian dan Stella baru saja menginjakkan kaki mereka di salah satu Villa Treville. Villa yang berada tak jauh dari pesisir pantai, dan berada tepat di atas tebing pantai. Villa dengan 2 tingkat itu memiliki bangunan khas Italia dengan warna putih yang mendominasi.          Adrian dan Stella mendapatkan hadiah honeymoon spesial dari keluarga mereka, bahkan bukan hanya hotel yang di pesankan untuk mereka berdua melainkan sebuah Villa besar tetapi hanya memiliki satu kamar. Entah sudah di rencanakan sebelumnya atau memang villa ini khusus di rancang untuk pasangan pengantin baru.          Seorang pelayan dengan setelan jas hitam dan dasi kupu-kupu sudah bersiaga menyambut mereka dan membawakan barang-baran
Baca selengkapnya
Bab 11
          Adrian dan Stella sudah kembali ke aktivitas sehari-hari mereka. Kini mereka berdua telah tinggal di apartement milik Adrian yang cukup besar. Mereka juga sudah memutuskan untuk pisah kamar dan melakukan perjanjian yang sudah mereka sepakati bersama.          Pagi itu Stella bersenandung kecil sambil megeringkan rambutnya dengan hairdyer. Tubuhnya masih terbalut dengan handuk, bahkan dia bernyanyi sambil menggoyangkan tubuhnya ke sana kemari menikmati alunan musik yang berputar dari media player.          “Ck, kau sungguh gadis yang sangat berisik! Matikan musiknya,” tegur Adrian tetapi Stella tak mendengarnya dan tetap bernyanyi dan menari tanpa sadar kalau Adrian sudah memasuki kamarnya.          “Eh?”          Stella meno
Baca selengkapnya
Bab 12
Stella berjalan dengan kesulitan dan menggerutu karena Dokter Fanni, salah satu Dokter spesialis di AMI Hospital yang menurutnya sangat menyebalkan memintanya membawakan beberapa berkas medis ke dalam ruangannya. Selama perjalanan ia terus saja menggerutu sampai tak melihat jalanan yang ia pijak.          “Whuaaaaa!” ia memekik kaget saat sebelah kakinya anjlok karena tak sadar itu undakan tangga membuat semua berkas yang dia bawa berhamburan ke bawah tangga dan tubuhnya hampir saja ikut jatuh ke bawah kalau saja tangan kekar seseorang tidak menarik pergelangan tangan Stella dan menariknya hingga kepala Stella mendarat mulus di dada bidang seseorang.          Stella yang masih syock dan kaget hanya bisa mengatur nafasnya seraya memeluk erat tubuh ramping nan kekar di depannya. Tubuhnya mendadak panas dingin dan merinding, hampir saja ia terjatuh dari tangga dan entah
Baca selengkapnya
Bab 13
           Adrian baru saja pulang dari rumah sakit, saat ini ia pulang ke rumah orangtuanya karena semua anak dari Pradhika menginap dan berkumpul di sana. Tadi ia mendapat pesan dari Stella kalau dia sudah di rumah orangtua Adrian.          “Baru pulang Rian?” tanya Leonna yang berjalan menuju dapur.          “Iya Kak, belum tidur?” tanya Adrian.          “Kirana pengen susu, ya sudah sana ke kamar dan beristirahatlah. Kau terlihat lelah sekali,” ucap Leonna yang di angguki Adrian. Adrian berjalan menuju ke kamarnya. Ia melihat Stella tengah asik menonton drama korea sambil menikmati cemilannya. Stella hanya melirik ke arah Adrian sebentar dan kembali menikmati cemilannya dan fokus ke layar persegi di depannya. Adrian yang lelah pun malas menyapa Stella dan langsung menuju ke ka
Baca selengkapnya
Baru 14
“Stell,” seruan itu membuat Stella menoleh.          “Bagaimana, sudah dapat yang pasword di facebook?” tanya Lenna.          “Sudah, namanya Nicho anak Jakarta Selatan. Dia udah kerja katanya seorang manager di salah satu perusahaan makanan.”          “Serius? seorang manager?” tanya Lenna yang di angguki Stella.          “Wait!” Stella membuka Iphone nya dan membuka akun facebook miliknya. “Nah ini.”          Lenna melihat picture dari Nicho. “Ini yah, kok berasa aneh.”          “Anehnya?” tanya Stella.          “Fotonya kok keliatan ganteng banget, kayak artis.”         
Baca selengkapnya
Baru 14
“Stell,” seruan itu membuat Stella menoleh.          “Bagaimana, sudah dapat yang pasword di facebook?” tanya Lenna.          “Sudah, namanya Nicho anak Jakarta Selatan. Dia udah kerja katanya seorang manager di salah satu perusahaan makanan.”          “Serius? seorang manager?” tanya Lenna yang di angguki Stella.          “Wait!” Stella membuka Iphone nya dan membuka akun facebook miliknya. “Nah ini.”          Lenna melihat picture dari Nicho. “Ini yah, kok berasa aneh.”          “Anehnya?” tanya Stella.          “Fotonya kok keliatan ganteng banget, kayak artis.”         
Baca selengkapnya
Bab 15
          “Stella, kerjakan laporannya sekarang. Akan aku bantu,” ucap Adrian masuk ke dalam kamar Stella. Stella yang awalnya tengah bermain handphone segera menyembunyikan handphone nya.“Nanti saja,” ucap Stella.          “Ayo Pendek, tidak akan ada dosen yang mau membantu kamu seperti aku. Apalagi mengingatkan kamu untuk mengerjakan laporannya, cepat akan aku bantu.” Stella menghela nafasnya dan beranjak mengambil laptopnya, ia berjalan mengikuti Adrian ke ruang tengah. Stella duduk lesehan di lantai dengan alas karpet bulu tepat di depan laptop sambil mengetik sesuatu, dan Adrian duduk di sampingnya seraya memberi arahan dengan sebuah laporan di tangannya yang terbuka. Stella merasa lelah sekali karena semuanya harus di ketik ulang dan Adrian sangatlah detail. Dia ingin segera merebahkan tubuhnya di atas ranjang sambil bermain game di handphone nya, game yang baru tadi siang d
Baca selengkapnya
Bab 16
          “Huacim!”          Stella terus bersin sejak tadi, padahal ia sudah berganti pakaian, mandi air hangat. Kini Stella tengah rebahan di atas ranjang dengan selimut tebal membelit tubuhnya yang menggigil. Inikah karma karena kemarin dia membohongi dan mengerjai dosennya? pikir Stella.          “Pendek,” panggil Adrian yang masuk ke dalam kamar Stella dan menyimpan nampan berisi segelas air dan kotak obat. Ia duduk di sisi ranjang dan memegang kening Stella. “Makin demam,” ucap Adrian. “Minum dulu obatnya.”          “Hmmm,” gumam Stella merasa tak mampu membuka matanya yang terasa panas dan perih.          Adrian mengangkat kepala Stella membuat Stella membuka matanya sedikit, Adrian menyuapkan obat ke mulut Stella dan memberiny
Baca selengkapnya
Bab 17
Nicho       Kamu dimana?Me       Sudah di tempat makan, kamu dimana dan pakai baju apa?          Stella tengah mengintip di luar restaurant Jepang di salah satu mall. Ia sengaja belum masuk ke dalam dan ingin tau dulu bagaimana wajah teman kencannya itu hari ini. Saat mendengar suara pesan masuk, ia segera membukanya.Nicho       Aku baru saja masuk, aku yang pakai hoddie warna biru.          Mata awas Stella berpencar menyusuri seluruh penjuru restaurant untuk mengetahui dimana pria bernama Nicho itu berada.          “Stella.”          Panggilan itu mengagetkan Stella dari keterfokusannya. Ia langsung berbalik dengan sedikit meloncat dan mengusap dadanya sendiri karena kaget.          “Pak Dosen TMII!” pekiknya.   
Baca selengkapnya
Bab 18
Adrian baru saja masuk ke dalam kamar Stella. Pemakaman Naani Stella sudah di lakukan tadi siang. Tatapan Adrian tertuju pada gadis yang meringkuk di atas ranjang. Ia berjalan mendekati ranjang dan duduk di sisi Stella. Ia menatap Stella yang terlelap nyenyak, wajahnya sembab dan merah. Bahkan masih ada sisa air mata di sela-sela matanya juga pipinya. Adrian ikut merebahkan tubuhnya dengan posisi menyamping menghadap ke arah Stella. Tangannya terulur merapihkan helaian rambut Stella yang jatuh ke wajahnya.Gadis ini begitu cantik, gadis petakilan, ceria, cerewet dan satu-satunya wanita yang selalu melawan Adrian. Tetapi entah kenapa saat ini Adrian merasa sedih dan merasa kehilangan sosok Stella yang seperti biasanya. Sejak kemarin mereka kembali dari rumah sakit, Stella menjadi sosok yang sangat pendiam dan tak berhenti menangis karena kehilangan Naaninya. Adrian menghapus air mata di pipi Stella, Ia lalu menautkan tangannya pada telapak tangan Stella dan ikut terlelap di sis
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status