Semua Bab YOU: Bab 41 - Bab 50
74 Bab
Broken Heart
Dua insan manusia itu saling membisu, menyelami kejujuran di sepasang keindahan bola mata. Keheningan seakan turut mengerti, mencoba membisikkan makna di tengah keraguan. Helaian surai hitam nan indah itu melambai-lambai diterpa angin malam. Tidak hanya itu, sepasang mata sang putri mulai membentuk genangan sungai yang sebentar lagi akan mengalir membawa arus kebahagiaan."Aku pikir kau akan menyerah. Sempat ku menyusun langkah untuk mundur teratur lalu perlahan-lahan menghilang dari kehidupan mu." suara bergetar Kesya menjadi saksi keraguan yang sudah terlanjur singgah. "Aku sangat mengerti, kehidupan kita bagaikan langit dan bumi. Statusku yang terlalu rendah membuatku harus menahan sakit ketika memandang ke arahmu. Kau tidak berada di sampingku yang bisa ku lihat kapanpun yang aku mau..kau berada jauh tinggi di atas ku, sehingga hanya untuk sekedar melihatmu pun terasa sulit bagiku. Andaikan kau yang menyuruh ku pergi maka aku tidak punya alasan lagi untuk bertahan." sahut
Baca selengkapnya
Burning
Ketika membuka mata, cahaya matahari sudah menyelip dibalik tirai. Dia merenggangkan otot-ototnya yang terasa kaku. Perlahan, Sean mencoba bangkit dari posisi tidurnya tetapi diurungkan ketika menyadari sebuah lengan kurus melingkar di pinggangnya.Senyum Sean melebar, dengan tatapan bahagia dia mengamati pahatan sempurna seorang wanita yang tidur di sampingnya. Di bisik sikap jahil, Sean menyusuri seluruh permukaan wajah Kesya dengan bibirnya.Merasa terusik, Kesya menggeram dengan kelopak mata tertutup."Sean?""Apa sayang?" Sean sengaja menjawab dengan menggoda."Berhenti mengganggu ku." suara rengekan Kesya terdengar begitu manja seperti suara khas anak kecil ketika permintaannya tidak dipenuhi."Aku tidak menggangu mu, hanya sedang memberikan sentuhan cuma-cuma padamu." Sean terkikik geli saat melihat kelopak mata Kesya terbuka cepat. "Wah putri tidurku sudah bangun rupanya." sambungnya lagi.Kesya men
Baca selengkapnya
War Zone
PLAK......!!!!!Kesya mengusap pipinya yang baru saja ditampar keras oleh seseorang. Semua pelayan berhamburan menyaksikan gerangan apa yang sebenarnya terjadi di ruang tamu."Apa-apaan ini!" mata Kesya menyorotkan kemarahan yang teramat dalam.Maria tersenyum miring. "Itu balasan karena kau sudah berani menyentuh putriku." desisnya menajam.Mulai memahami kronologi kemarahan Maria, Kesya mengurai bibir tipis."Lanjutkan pekerjaan kalian. Jangan ada yang berani menampakkan diri sebelum ku perintahkan." ujar Kesya mengusir kerumunan para pelayan. "Apa terjadi masalah dengan telinga mu Citra?" sambungnya lagi ketika melihat wanita itu sama sekali tidak bergeming."Maafkan saya nyonya. Kalau begitu saya permisi." Citra membungkuk memberi hormat, disaat punggungnya berbalik disaat itu pula senyum kemenangan terukir di wajahnya.Kesya mengembalikan pandangan pada Maria. "Duduklah terlebih dulu ibu mertua. Menant
Baca selengkapnya
Simple Story
Happy Reading."Aku rasa ini lebih bagus. Lihat saja, warnanya lebih feminim dan semua wanita menyukai hal seperti itu." Dastan menyodorkan sebuah gambar pada Sean."Warna itu memang bagus namun sangat tidak cocok dengan kepribadian wanitanya." Boby bersigap menolak gagasan Dastan. "Bayangkan saja sentuhan dekorasinya selembut itu, bisa-bisa wanita bar-bar itu akan mengejek kemampuan ku." lanjutnya lagi."Memangnya kau tahu selera kesya bagaimana?" kedua mata Dastan mengecil, menantikan kelanjutan dari kalimat Bobby."Apa kau lupa bahwa Tuan Sean yang terhormat ini sudah mengikat jiwa ku." dengan sengaja Bobby melempar tatapan jengkel pada Sean. "Jadi sebagai seorang hamba, aku punya kewajiban untuk mengetahui semua tentang tuanku, termasuk nyonya Kesya." sindirnya sinis."Aku tidak menyuruh mulut mu untuk bekerja Bobby, tapi otakmu." Sean memberi penekanan di kata terakhirnya namun, bukan bermaksud untuk menyakiti.
Baca selengkapnya
Something Wrong
Seorang wanita cantik memasuki sebuah gedung mewah. Seperti sosoknya yang sudah tersohor di seluruh dunia, semua karyawan pun tak lagi memberi pandangan dengan rasa penasaran padanya. Dengan senyum merekah wanita itu turut membalas sapaan para karyawan. Dan yang paling menarik di antaranya adalah kerumunan pada lelaki yang layaknya pasukan semut kompak menatap dalam-dalam padanya. Bagaimana tidak, kecantikan wanita itu mampu menyihir setiap pasang mata. Meskipun dengan dandanan natural dan gaun selutut namun keindahannya tak bisa dibohongi.Di tengah kegiatan yang mengasikkan, tak sengaja pandangan mereka bertemu dengan sepasang mata tajam lelaki yang menyoroti mereka dengan tatapan membunuh. Tanpa menunggu lama langsung saja kerumunan itu bubar mencari perlindungan diri. Ketika menyaksikan semua itu, tidak ada yang bisa dilakukan wanita itu selain tertawa.Membawa kaki jenjangnya memasuki lift khusus para petinggi, jantungnya tak berhenti berdetak kencan
Baca selengkapnya
My Destiny
Matahari menepi tergantikan sinar bulan di atas langit. Bertarung keras di sepanjang hari demi hidup, berselimut ketenangan di malam hari guna melepas lelah. Insan nan mahkluk lain telah terbagi dalam tidur, bertemu mimpi dan tenggelam dalam damai.Sepasang insan manusia seakan tak mengenal leleh. Terbawa arus derasnya lautan asmara, sepasang kekasih itu terlihat saling bergandengan tangan, berjalan menyusuri taman kota.Sean tak henti-hentinya menatap kecantikan wajah Kesya dari samping, bahkan kecantikan wanita itu mampu membuat sang bulan turut cemburu. Kepalanya menunduk, tangannya semakin mengeratkan tautan mereka.Kesya bernyanyi kecil, hatinya begitu bahagia saat ini. Dia bahkan tidak lagi sungkan bersikap layaknya anak kecil di hadapan Sean. Entah kenapa ada kebanggan tersendiri baginya ketika melihat Sean begitu menyukai sikapnya yang seperti itu."Apa kita akan terus berjalan seperti ini sayang?" tanya Sean akhirnya bersuara.
Baca selengkapnya
King Stone
Kesya menyusuri taman dengan pandangan kosong. Sesekali kepalanya menengadah berusaha menahan genangan air mata yang mendesak keluar. Sesuatu hal tampak mengganggu pikirannya saat ini dan tentulah itu bukan perkara kecil sehingga berpotensi untuk menghilangkan sinar kebahagiaan di wajah Kesya.Di tengah keramaian dan remang malam, Kesya merasakan perasaan gelisah yang teramat sangat. Wanita itu sudah sekuat tenaga untuk menyembunyikan kebenaran yang sesungguhnya dari Sean. Namun, hatinya begitu tidak sanggup ketika harus berhadapan dengan wajah Sean yang dipenuhi oleh ketulusan.Menyakitkan bukan jika dengan keadaan terpaksa melakukan sesuatu demi melindungi orang yang dicintai. Tetapi, saat ini Kesya sudah sangat yakin bahwa kebohongan adalah pilihan yang terbaik.Sepasang kaki itu membawa tubuh Kesya tanpa arah. Tidak tahu harus kemana, dia hanya mengikuti bisikan hati saat ini.Kesya terperanjat ketika seseorang meraih tangannya dan membalikkan tubuhny
Baca selengkapnya
Leave Him
Ketika Kesya sudah berdiri di depan mansion semegah istana, entah mengapa dia seakan ingin melarikan diri sesegera mungkin lalu bersembunyi di balik kegelapan supaya tidak terlihat oleh siapapun. Sesungguhnya, keraguan itu sudah menguasai hati dan pikirannya sejak tadi. Keysa menghela napas pendek-pendek, sungguh aneh memang perasaan manusia, bisa berubah dalam setiap detiknya."Silahkan nyonya." dengan sikap sopan Ben menuntun jalan bagi Kesya.Hal yang pertama sekali menyahuti ingatan Kesya adalah sebuah kenangan. Pastinya kenangan yang berbumbu manis ketika Sean dan dirinya berkunjung disini. Mata besar Kesya tertuju ke arah ruang makan yang dulu pernah meninggalkan jejak hangat disana. Pada hari itu, pertama sekali bagi cerita hidup Kesya dapat merasakan arti keluarga. Meskipun diiringi perang dingin namun tetap saja menyelipkan bahagia tersendiri baginya."Nyonya Kesya?" suara berat Ben menyentak kesadaran dari angan indah."Hmm?" jaw
Baca selengkapnya
No Choice
Tubuh Kesya merosot disisi pintu mobil. Bahunya bergetar kuat dikarenakan tangisnya yang begitu menyakitkan. Tidak peduli para pengawal dan pelayan yang melihat dirinya saat ini namun, perasaan sesak itu harus segera meluap.Semua itu tidak luput dalam pengawasan Ben. Dia sudah tahu hal ini pasti terjadi. Sekalipun Charles menyukai sosok Kesya namun, Kingston jauh lebih berarti baginya. Hal itulah yang membuat seisi istana ini bisa bertahan menumpang hidup. Jika Charles lemah maka tidak hanya dirinya hancur tetapi juga semua orang yang menggantung hidup pada Kingston. Perasaan, Charles sudah mengubur perasaan itu dalam-dalam. Baginya lebih baik menjadi sosok yang berlogika daripada berperasaan."Nyonya, lebih baik kita pergi." dengan canggung Ben membungkuk ke arah Kesya.Tangan Kesya bergerak untuk menghapus air matanya. Perlahan dia bangkit dari posisi duduknya."Maafkan aku." ujarnya dengan serak lalu masuk ke dalam mobil.Ke
Baca selengkapnya
The Truth
"Kesya?" suara nada rendah Sean mampu menembus pertahan wanita itu. "Apa yang sedang sedang kau sembunyikan dariku." geramnya tertahan saat tak kunjung juga mendapat jawaban.Dengan dipenuhi ketidaksabaran, Sean mengangkat tubuh Kesya ke pangkuannya dan memberi tatapan mengintimidasi padanya."Katakan." Sean mengambil paksa rahang Kesya supaya tidak bergerak liar."A...ayahmu menyuruhku... untuk meninggalkanmu." dilanda perasaan gugup yang teramat sangat tidak ada yang bisa dilakukan Kesya selain menautkan tangannya sendiri.Ekspresi Sean berubah tegang luar biasa dan Kesya bisa memastikan bahwa detak jantung lelaki itu tidak bekerja normal. Hal itu diketahuinya dengan jarak mereka yang begitu dekat suara detak jantung itu tertangkap jelas di pendengarannya. Pengaruh alkohol itu berangsur perlahan-lahan, kini otak Kesya sudah mampu menyimpulkan bahwa semua rahasia itu sudah terbongkar.Hal itu diketahuinya saat ekspresi Sean sud
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status