Semua Bab Sugar Daddy I Love You: Bab 41 - Bab 50
88 Bab
41. Hilangin Rasa Apa?
"Kau tak apa?" Mark membaringkan sandaran kursi mobil yang Clara duduki.Gadis itu mengangguk. "Aku tak apa Daddy.." jawabnya."Terima kasih sudah membantuku.."Kali ini giliran Mark yang mengangguk."Siapa dia?" tanya Mark dengan serius.Clara menggeleng, "Aku tak tahu.."Sebenarnya Clara takut mengatakan dimana ia mengenal George. Ia bisa digantung jika Mark tahu."Lalu kenapa ia memanggilmu, maaf.. Pelacur?"Clara terdiam."Dia juga mengatakan jika kau adalah pelacur yang tak mau ia sentuh saat di bar??"Ya Tuhan. Bagaimana ini.. Berdo'alah Clara. Jika kau cerita, kau tak akan di gantung oleh Mark."Sebenarnya itu.. Aku.."Clara menatap wajah Mark. Wajah itu masih tenang dan teduh. Tak ada tanda-tanda akan emosi."Saat malam di mana mami datang dan aku
Baca selengkapnya
42. Berubah
"Rasa apa?"  Pertanyaan itu kembali terdengar daru mulut Mark. Dan untuk kesekian kalinya, Clara diam dan tak bisa menjawab.  "Sayang?" Clara terkejut saat Lauren masuk ke dalam. Lauren menatap Clara yang diam mematung lalu menatap Mark yang terlihat santai. "Ada apa sayang?" tanya Lauren lagi pada Mark. Mark tersenyum, "Tak ada apa-apa. Aku hanya menanyakan kunci mobilku pada Clara." "Ooo, aku kira kenapa. Lalu udah ketemu?" Mark mengangguk.  "Ya sudah ayo kita pergi lagi.." Mark tak menjawab. Ia segera memutar tubuhnya dan berjalan keluar.  Saat pintu sudah tertutup, Clara langsung merosot ke lantai. Kakinya seketika lemas dan tak ada tenaga. Sementara Mark, pria itu kehilangan konsentrasinya. Ia tak bisa fokus bahkan saat Lauren berbicara membuat Lauren harus mengulang setiap ucapannya. "Kamu yakin tak apa sayang?" tanya Lauren pada Mark. Untuk kesekian kali
Baca selengkapnya
43. Kekacauan
"Ikut aku ke Indonesia!" hanya kalimat itu yang keluar dari bibir Lauren pada Mark. Walaupun pria itu sudah mengatakan tak bisa karena ia harus mengurus perusahaannya juga di sini. Namun seolah egois, Lauren tak mendengarkan alasan Mark. Bahkan Lauren terus memaksa."Lauren! Dengarkan aku. Aku juga punya perusahaan di sini, aku...""Kau tak mencintaiku?""Ya Tuhan Lauren!""Lalu apa susahnya ikut aku ke Jakarta.""Aku tak bisa Lauren! Kerjaanku sedang menumpuk!"Lauren menatap Mark tajam, "Baiklah! Jika kau tak mau ikut aku ke Jakarta, aku akan bawa Clara kembali.." ancam Lauren."Cih! Kau mengancamku?" "Tidak! Sama sekali tidak!""Clara!!" teriak Lauren memanggil anaknya itu.Clara yang sedari tadi mendengar pertengkaran sesepasang suami istri itu di dalam kamarnya, hanya bisa menghela nafas kasar."Clara!!" teriak Lauren kembali.Dengan jengah. Clara keluar dari kamarnya, "Ada ap
Baca selengkapnya
44. Pengakuan
Malam semakin larut. Namun Clara masih betah duduk di mini market 24 jam yang ia datangi sejak tiga jam yang lalu. Ia tahu dan sadar kalau karyawan mini market tersebut selalu memperhatikannya sedari tadi.Dan jujur, ia sudah malu namun harus bagaimana lagi. Mark memang menawarkan diri membantunya tadi, namun ia tolak. Pasalnya jika ia terima, itu akan membuat suasana semakin kacau.Haaahh..Kembali helaan nafas itu terdengar. Clara lagi-lagi menyeruput minuman kaleng dengan minim kadar alkohol itu dengan santainya. Ia memang sengaja memilih minuman yang beralkohol walaupun itu hanya sekian persen saja.Dengan gusar, Clara memutar-mutar kaleng minumannya lalu kembali meneguk cairan yang ada dalam kaleng tersebut.Clara teringat akan ponsel Mark yang ia ambil tadi. Sampai sekarang ia belum mau menggunakan ponsel tersebut. Jujur ,ia cukup ragu untuk menghubungi papinya di Indonesia. Karena pasti papinya akan semakin khawatir. Ia tak mau membuat papinya
Baca selengkapnya
45. Egheemm..
Mark meletakkan Clara perlahan di atas ranjang. Ia menatap gadis itu dalam. Entah kenapa sekarang semuanya jadi terbalik. Ia menikahi maminya Clara tapi kenapa justru pandangannya tak lepas dari anak sambungnya ini.Ia tak mau dianggap sebagai pria brengsek karena tertarik pada anak sambungnya sendiri. Tapi ia tak bisa melawan hatinya. Semua terasa sakit jika ia melawan hatinya sendiri."Dasar pria aneh.. Doyan tante tante.."Mark menatap Clara horor. Dalam tidur, gadis itu masih sempat-sempatnya menyumpahi dirinya."Apa seperti ini caramu marah?" tanya Mark pada Clara yang tentu tak akan dijawab oleh Clara.Mark berjongkok dan memperbaiki selimut Clara. Setelah rapi, Mark lalu menegakkan kembali tubuhnya dan melihat ke sekeliling kamar. Ini apartemennya dulu. Dulu saat ia belum seperti sekarang. Dulu saat ia baru saja kuliah dan memiliki satu apartemen kecil yang ia beli dari hasil kerja kerasnya sendiri.Ia sengaja membawa Cla
Baca selengkapnya
46. Kau gadis ajaib Cla!!
Clara mundur secara tiba-tiba saat ia memutar tubuhnya dan langsung menangkap sosok Mark berdiri di sana. Tak jauh dari tempatnya berdiri."Siapa yang kau sebut penjahat kelamin?" tanya Mark tak suka.Ia berjalan mendekati sofa dan duduk di sana. Ia merasa sangat lelah. Itu terlihat dari Mark yang tak henti-hentinya memijit pundaknya sendiri. Dan aksi Mark tak luput dari perhatian Clara."Kenapa kau ke sini?" tanya Clara sedikit kesal."Ini apartemenku, jadi tak ada siapapun yang bisa melarangku ke sini.." Clara mencibir seketika.Ia kembali menatap foto besar yang terpajang."Siapa mereka? Anak dan istrimu?"Clara mendadak gugup setelah pertanyaan itu ia lontarkan. Pasalnya Mark menatap Clara dengan tatapan serius."Ke..kenapa kau menatapku seperti itu? Apa aku salah bertanya?"Mark semakin menatap Clara dalam. "Itu fotoku dan mami.."Clara seketika melongo menatap Mark, "ka..
Baca selengkapnya
47. Mencari tahu
Tok tok tok!Suara ketukan pintu seketika mengganggu Indra yang saat itu sedang sibuk menandatangani dokumen kerja sama."Masuk!!" teriaknya.Tak berapa lama, seorang wanita masuk ke dalam ruangan Indra. Dia adalah sekretaris Indra yang nyaris hampir lima tahun ini bekerja dengan Indra."Ada apa Lin?" tanya Indra pada wanita tersebut. "Ada tamu pak. Saya tak kenal siapa. Tapi dia tampan pak.."Indra langsung tertawa mendengar celetukan Lina.Lina tersipu malu, "Ya sudah suruh dia masuk!" perintah Indra yang langsung dilaksanakan oleh sekretarisnya tersebut. Lina langsung memutar tubuhnya ke belakang dan berjalan keluar dari ruangan tersebut.tak Berapa lama pintu kerja Indra kembali diketuk, namun kali ini yang datang bukanlah sekretarisnya lagi melainkan seorang pria tampan dengan wajah campuran Asia dan baratnya. Bisa dikatakan wajahnya seperti blasteran Jepang Amerika.Ia membuka pintu dan memunculk
Baca selengkapnya
48. Kau Tertarik Pada Clara?
Indra menghela nafas kasar. ia yakin Mantan istrinya itu belum berubah sama sekali dan sekarang anaknya sendiri yang dipermasalahkan oleh Lauren. "Saya tak tahu kenapa Lauren bisa melakukan hal tersebut. yang jelas saat saya meminta pilihan pada Lauren antara saya dan Clara, jika keduanya dalam bahaya siapa yang akan dipilih oleh Lauren dan jawaban Lauren sendiri juga membuat saya terkejut. karena Lauren lebih memilih saya dan membiarkan Clara dalam bahaya.."Mark menatap Indra saat ia mendengar umpatan kasar keluar dari mulut Indra. Sepertinya setelah ini banyak pertimbangan yang harus ia pikirkan tentang dirinya kedepan dengan Lauren."Jangan bilang jika wanita itu mencemburui anaknya sendiri?" tebak Indra yang di Iya kan oleh Mark. "Dan semuanya terjadi Sama persis dengan yang terjadi pada anda dulunya...""Maksudmu?" tanya Indra lagi. Mark menghela nafas panjang, "dulu saat Clara ingin mencari beasiswa untuk ke Amerika.
Baca selengkapnya
49. Salah Memilih
"Clara!!" Langkah Clara terhenti saat ia mendengar Harry berteriak memanggil namanya. Padahal pria itu kini berdiri tak terlalu jauh di depannya. Clara melihat Harry berlari menuju ke arahnya."Hai Harry.." sapa Clara sedikit berbasa - basi.Harry tak menjawab. Ia justru melirik tubuh Clara, memutar gadis itu ke sana ke mari, membuat Clara bingung."Harry. Kau mau apa?"""Kau tak apa kan Cla? Kau dihajar daddy mu?"Clara langsung menggeleng. "Aku tak apa. Memangnya kenapa aku harus dihajar daddyku?"Terdengar helaan nafas lega dari bibir Harry. "Kau tahu Clara? kau sudah membuatku dan Jun panik." ucap Harry. Pernyataan Harry membuat Clara diam sejenak."Kalian terlalu berlebihan.." gumam Clara."Kau bilang kami berlebihan??"Clara mengangguk."Itu tak berlebihan Clara. pasalnya saat George mengganggumu dan saat Daddy mu membantumu, Wajah pria itu membuatku gemetar." Clara nya
Baca selengkapnya
50. Sebenarnya Kau Siapa Mark??
Merasa kehilangan adalah satu rasa yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Melainkan itu hanya mampu diuraikan dengan tangis. Hanya air mata yang mampu menunjukkan betapa sakitnya rasa itu. Dan rasa itulah yang sekarang menggerogoti hati Clara. Nyaris dua minggu ia tak bertemu Mark. Ditambah maminya juga selalu menghubunginya dan membentaknya bahkan mengatainya dengan kalimat yang tak pantas diucapkan seorang ibu pada anaknya. Melihat situasi saat ini dengan ucapan-ucapan maminya, ia yakin jika Mark sekarang ada di Amerika dan sedang bersembunyi. Dimana pria itu berada sekarang? Hanya kalimat itu yang bisa Clara putar-putar di kepalanya. Ia tak bisa menerka lebih jauh. Pasalnya ia sendiri juga tak terlalu tahu tentang Mark. Yang ia tahu ,pria itu seorang CEO dan suami dari maminya.  Hanya itu! Tak lebih! Tapi jika untuk hal lain ,ia tahu banyak hal. Apalagi untuk menggambarkan diri Mark. Ia akan sangat ahli. P
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status