Lahat ng Kabanata ng Bad Blood: Kabanata 11 - Kabanata 20
111 Kabanata
Bab 10
HILANG KENDALIBanyak hal yang ingin terucapkan, namun hanya yang berarti yang akan tersampaikan. ...Mayya memasukkan sebuah teflon ke dalam oven. Ketika ia memasuki dapur minimalis dirumah ini, ia terkejut. banyak sekali perabutan mewah didapur ini. Sejenak saat terpaku melihatnya, Mayya mulai meragukan ucapan dua orang yang mengaku vampir itu. Bagaimana bisa mereka memiliki perabotan masak yang mewah sedangkan mereka tak pernah menggunakannya untuk memasak. Mereka vampir, tentu tak butuh waktu banyak untuk mengolah makanan mereka sendiri. Vampir hanya butuh darah, begitu simpulan yang dapat Mayya tangkap. Jari mungilnya, yang senada dengan bentuk tubuhnya memutar aturan waktu pada oven didepannya. Pagi ini ia memilih untuk membuat sebuah sarapan sederhana. Mungkin kue kecil untuk mengisi perutnya yang sejak kemarin pagi tak terisi. Kejadian tempo hari membuatnya hilang selera. Ia bahkan baru menyadari kalau dirinya sangat kelaparan
Magbasa pa
Bab 11
“Kau..”  Mayya dengan reflek langsung memutar tubuhnya. Namun mata hazelnya langsung di perlihatkan dengan dada bidang milik pria itu. perlahan Mayya menaikkan pandangannya ke atas. Dilihatnya mata merah itu menatapnya dengan tatapan datar.  Seketika Mayya merasakan bahwa mata itu begitu mengintimidasinya. Mata merah itu nampak memiliki arti sendiri saat bersitatap dengannya. Mungkin setelah berjam-jam ia berada disini, satu hal yang belum disadarinya. Rowman memiliki mata sipit yang berbentuk seperti musang. Mata pria itu memang memiliki ciri khas bentuk seperti orang asia.  “Kau..” Rowman kembali bersuara. Suara berat miliknya menggema diruangan dapur dengan tajam dan menusuk.  Mayya berulang kali mencoba meneguk air liurnya sendiri. namun mata itu kembali seperti sedang memenjarakannya. Ia hanya bergeming, mematung ditempatnya. Selalu seperti ini. Saat pertama pertemuan mereka, Rowman pun
Magbasa pa
Bab 12
Hate Her?Jika membencimu adalah satu-satunya jalan untuk menutup lubang dilukaku, maka aku akan melakukannya seibu kali lebih banyak dari yang bisa kau bayangkan. ...Mayya berjalan lesu ke arah kamarnya. Setelah kejadian tadi ia lebih banyak memilih untuk mengunci mulutnya rapat-rapat. Ia takut ucapannya akan kembali membawa boomerang baginya. Itu tidak bisa dibiarkan. Selain dirinya, ada Jackson yang mungkin akan terluka karena ulahnya. Bayi itu sudah cukup bernasib buruk kehilangan Mikhaela. Ia tak mau menambah daftar buruk kesialan hidupnya lagi. Andai saja ia tidak diserang pada hari itu, mungkin saat ini ia dan juga Jackson masih bisa menjalani hidup tenang mereka seperti biasa. Mungkin memang sudah salahnya yang memilih masuk ke dalam rumah ini. Dibukanya kenop pintu dan terlihat Tia yang sedang menimang sang anak. Tatapan wanita vampir itu terlihat sangat lembut dari pada dirinya. Caranya menggendong Jackson pun tak canggung,
Magbasa pa
Bab 13
Forgive MeSuasana pagi itu dikediaman Rowman nampaknya tenang, seakan kembali seperti semula. Tak ada kebisingan suara alumunium yang berdentingan, yang biasanya berasal dari dapur. Pagi ini Rowman membaca koran hariannya dengan tenang. Duduk dikursi anyaman dekat jendela, membuatnya begitu nyaman. Dari balik kacamata transparannya, bait demi bait kata ia baca dengan seksama. Entah mengapa berita pagi ini begitu menrik perhatiannya. Jasad seorang lelaki ditemukan tak bernyawa dekat dermaga. Diduga lelaki itu tewas karena serangan hewan buas.Membaca kalimat itu membuat Rowman terkikik geli. Disana diperlihatnya dengan jelas bekas gigitan yang bersarang dileher lelaki malang itu. Tentu baginya bekas itu tak asing lagi. Bukanlah hewan buas yang sanggup membunuh seorang manusia hanya sebuah gigitan. Seperti biasanya, Hewan hanya akan mengikuti nalurinya untuk berburu. Kalau pun ia lapar, bukankan akan lebih baik jika melahap seluruh tubuh mangsanya. Mengapa ha
Magbasa pa
Bab 14
Who’s Her?Ketika fajar mengalihkan pandanganmu, jangan pernah menoleh lagi ke belakang. jika itu kau lakukan, maka hanya ada kegelapan yang akan menyambutmu. ...Tia melihat ayahnya yang baru saja keluar dari kamar Mayya dengan mata penuh selidik. Pria dewasa itu keluar dengan langkah pelan meski tak menyadari jika sang putri tengah memandanginya dari balik pilar yang terbangun didekat anak tangga. Awalnya Tia ingin kembali masuk mengecek keadaan Mayya. Namun langkahnya terhenti ketika melihat pintu kamar gadis itu terbuka dan ayahnya keluar dari dalam sana. Entah apa yang dilakukan pria itu, namun Tia merasa was-was jika ayahnya kembali menakuti Mayya. “Untuk apa Daddy kesana?” gumamnya. Kepala wanita itu miring kesamping sehingga membuat rambutnya yang berponi menutupi sebelah matanya. Seketika Rowman yang tadinya berjalan ke arah lain langsung terhenti tepat setelah Tia bergumam. Pria itu kemudian berbalik dan memandang
Magbasa pa
Bab 15
Accept You...Mayya menerjabkan matanya pelan. Mata hazelnya langsung bertemu pandang dengan lapisan kayu berwarna coklat yang menjadi langit-langit kamarnya. Ia pikir seperti sudah sangat lama ia tak terbangun dengan kondisi seperti ini. Hampir tiga hari pikirnya ia menghabiskan waktu dikamar seharian penuh. Mayya juga melewatkan acara mandi pagi dan sorenya lantaran ia tak memiliki cukup tenaga untuk bangkit dari tempat tidur yang ia tiduri itu. Dengan langkah hati-hati Mayya, bangkit dan berusaha duduk bersandarkan head bed besi dibelakangnya. Sejenak ia memutari pandangan disekitar kamarnya. Tentu meski sudah beberapa hari berada dirumah ini, rasanya Mayya masih merasa asing dengan pemandangan ini. Jika dulu dirumahnya setiap ia terbangun, Mayya selalu disuguhkan dengan pemandangan rerumputan dan taman kecil yang ia buat di halaman rumahnya. Bunga mawar merah yang menjadi bunga kesukaannya tak pernah terlewatkan untuk dia hirup. Namun kini
Magbasa pa
Bab 16
Jackson’s Mom...Akhirnya Mayya kembali menatap Tia. Mata hazelnya lalu turun mengarah pada Jackson yang sedang bermain dengan ujung dress merah yang dipakai Tia. “Aku punya Jackson sebagai kado terakhir yang diberikan Mikhaela untukku.”Tia mengernyit semakin aneh. “Apa maksudmu?”Mayya membawa kaki Jackson mendekat ke wajahnya lalu menciuminya hingga bayi itu kembali terkikik geli. “Jackson, adalah hadiah terakhir yang dilahirkan Mikhaela untukku.”“Mayya..”Tak lama mata hazel itu telah mengeluarkan cairan bening dari sudut matanya. Hidung mungil Mayya memerah dan napasnya tersengal. “Hanya karena Jackson aku mampu bertahan. Dia masih membutuhkanku.”Tia ikut bersimpati pada Mayya. Tak disangkanya dibalik wajah polos milik gadis itu, Mayya menyimpan kesakitan. Ia pikir setelah ia kehilangan ibunya, rasanya dunia hancur lebur. Meski ia masih bayi kala itu, namun ia bisa merasakan rasa sakit itu. masih ia ingat bagaimana senyuman terakhir
Magbasa pa
Bab 17
Greeting...Mayya tersentak dalam kegelapannya. Mata hazelnya langsung terbelalak begitu mendengar suara bariton yang dikenalnya dengan baik. Ia langsung terperanjat dan bangkit dari tempat tidur. Dilihatnya pria bermata merah itu tengah memandanginya sambil bersedekap. Dengan kaos abu-abu berkerah lengan pendek miliknya, otot yang ada disekitar lengannya tercetak jelas. “Rowman...” ucapnya lirih. “Biasakan untuk tak terkejut melihatku.” Ucap pria itu datar. Dari nada bicaranya Rowman terdengar sedikit jengkel dengan reaksi Mayya untuknya. Rowman berjalan ke arah kasur Mayya. Mata merahnya memperhatikan sudut mata sembab milik Mayya. Ia memilik untuk berdiri didekat gadis itu dengan ekor mata musangnya yang terus menatapnya tajam.Sejujurnya Mayya agaknya kurang nyaman dengan tatapan itu. Rowman menatapnya seakan menelanjanginya. Mata merah milik pria itu seolah bisa menembakkan laser dari dalam sana. Aneh memang, ta
Magbasa pa
Bab 18
Knowing You...Seorang gadis berambut cepak berjalan menuruni anak tangga. Pipinya yang merah nampak merona karena memang demamnya belum sepenuhnya turun. Tubuhnya saat ini terasa sangat segar. Mungkin ia terlihat begitu pucat bukan hanya karena sakit, melainkan karena ia sudah lama tak membersihkan dirinya selama kurang lebih tiga hari. dan seharian ini yang ia lakukan hanya bermalas-malasan diatas tempat tidur. Ketika ia terbangun, nyatanya hari sudah mulai sore. Percakapan kedua orang yang tadi pagi menyambangi kamarnya seakan-akan seperti mimpi. Tak pernah dibayangkannya Rowman yang ia kira adalah orang yang bertipe irit bicara, mengeluarkan kosa kata aneh yang membuatnya tergelak dalam tawanya. Saat berjalan menuruni undakan anak tangga, mata hazel milik Mayya mencari ke setiap sudut dimana orang-orang yang biasa ia lihat. Tia memang menyuruhnya untuk memanggil Arca atau dirinya bila perlu sesuatu. Namun Mayya sadar betul siapa dirinya. Ia tak berhak be
Magbasa pa
Bab 19
Welcome Lady...Semilir angin dibulan April berhembus tenang dan teduh. Meski pekat malam menenggelamkan sinar matahari yang terlanjur tak terlihat, namun langit malam ini begitu terang bagi siapa saja yang melihat. Tentu merupakan momen yang pas untuk sepasang insan yang tengah menghabiskan waktu berdua. Namun dari semua praduga itu, kini hanya ada sosok pria yang duduk diatas kursi taman dibelakang rumahnya. Angin menerbangkan rambut brunetnya yang sedikit memajang dibulan ke lima setelah ia memotongnya. Mata merah yang terbingkai oleh bentuk mata bak musang itu memandang sejajar langit diatasnya. Tak diperdulikannya angin malam yang dingin menerbangkan bulu halus pada kulitnya. Toh, rasanya terasa sama ketika suhu itu menerpa kulit pucatnya meski mantel coklat telah membungkus rapat tubuhnya.Rowman memilih taman kecil yang ada dibelakang rumahnya sebagai tempat merefleksikan diri. Sejenak hembusan angin malam seketika menerpa wajahnya dengan kekuat
Magbasa pa
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status