All Chapters of Bad Blood: Chapter 31 - Chapter 40
111 Chapters
Bab 30
Kissing You..“Bukankah aku sudah bilang, aku akan melindungimu dan juga bayimu asalkan kau memberikan darahmu padaku.” Suara aberat itu mengalun begitu saja dari bibir pria itu. Mayya masih diam, bergeming ditempat. Matanya terus menatap pria yang ada didiepannya dengan bingung. Pikirannya ia tak melihat bahwa pria itu sejak tadi ada disini, didekatnya. Apakah pria itu juga melihat kejadian yang baru saja dialaminya?“Bagaimana bisa kau ada disini?” Pria itu memiringkan kepalanya kesamping. Sebuah senyuman simpul tercipta di bibir hatinya. Tentu bukan ekspresi yang sering Mayya temui. Pria yang sama berdiri dihadapannya namun dengan tatapan yang berbeda. Sungguh hal itu pun masih membuatnya merasa ketakutan saat berhadapan dengannya. “Aku kira pertanyaan itu tak ada hubungannya dengan masalah saat ini, Nona.” Ujarnya. Pria itu mengarahkan lehernya mendekati Mayya. Tanpa sengaja ia pun membawa tubuh mungil Mayya masuk ke
Read more
Bab 31
Di dalam sebuah ruangan yang terang, seorang gadis nampak berjalan sendiri dengan raut kebingungan. ia tak mengenal tempat yang sekarang ia singgahi itu. Entah apa yang membuatnya bisa sampai di tempat ini. Semuanya begitu terasa tak nyata baginya.    Ruangan putih yang terlihat kosong itu terasa sangat hampa. Ia bahkan merasakan angin dingin yang menyentak bulu kuduknya. Benar-benar menyakitkan mengalami suasana seperti ini. Ia tak ingin berada di sini. Begitu menyesakkan dadanya.     “Khamila..”    Langkah gadis itu terhenti. Sebuah suara yang entah memanggil siapa berhasil menyentaknya. Ia pun menoleh ke sana ke mari untuk mencari suara itu, namun hanya kekosongan yang ia lihat di tempat ini.    Aku di sini.” suara itu kembali terdengar seolah dapat melihat gadis yang mencar
Read more
Bab 32
 Seorang wanita berdiri dengan seorang anak laki-laki di depan sebuah box yang berisikan dua orang bayi mungil yang tengah terbaring. Di sana, kedua bayi itu tidak tertidur. Salah seorangnya masih membuka matanya, mata berwarna hazel terang.     “Siapa dia?” Tanya sosok laki-laki itu dengan mata merah polosnya. Ia memandang sang nenek yang mengajaknya ke tempat asing ini.    Dibelainya surai gelap rambut cucunya yang lebih tinggi darinya itu. Ia tersenyum samar melihat ada rasa keingintahuan di balik sepasang mata merah itu. “Kau akan bertemu dengannya sesegera mungkin. Dialah belahan jiwamu yang sesungguhnya.”    Laki-laki itu kembali memandang bayi itu. Kini tatapan merahnya bertemu pandang dengan bayi yang kini ikut menatapnya sepasang mata hazel itu nampak memandangnya riang. &nb
Read more
Bab 33
Berubah ..Mimpinya terhenti. Gadis itu merasa terusik dari tidur panjangnya. Meski ia akui terasa sangat asing, namun kehangatan yang melingkupi tubuhnya benar-benar membuat tidurnya nyenyak. Ada sebuah selimut, begitu pikirnya. Benda ini tak memiliki bulu hangat seperti selimut pada umumnya, malah cenderung keras dan berat. Akan tetapi Mayya merasa ini lebih menghangatkan dari pada selimut mana pun yang pernah ia gunakan. Selimir angin hangat terasa berhembus saat ia mencoba untuk semakin mendekatkan dirinya ke dalam selimut itu. Tentu saja perasaan itu sedikit menggelitiknya. Apalagi tak lama ia merasakan sebuah sapuan hangat dan menggelitik pada puncak kepalanya. Apa yang sebenarnya ada disampingnya?Bukankah itu sebuah selimut?Mayya, gadis itu membuka matanya perlahan. Ia menerjabkan matanya dengan cahaya yang mengintip dari kelopak matanya. Ketika matanya sudah terbuka lebar, jajaran pohon dan juga beber
Read more
Bab 34
Merenung ..“Akh..!” Suara rintihan kesakitan menggema di lorong sebuah kastil tua. Beberapa orang berjubah hitam nampak berdiri didepan pintu, begitu ingin mengetahui keadaan orang yang bagi mereka penting disana. Sudah sejak semalaman pria itu terus merintih kesakitan. Malam tadi, seluruh penghuni kastil dikejutkan dengan peamdangan yang tak biasa. Tuan mereka sedang membawa salah seorang bawahannya yang tengah dalam keadaan terluka. Dari apa yang terlihat, leher pria itu terluka seperti sebuah cekikkan yang sangat parah. “Apakah Shed akan baik-baik saja?” tanya salah seorang pria berjubah hitam yang berdiri didepan pintu pada teman serekanannya. Pria disampingnya menggeleng tak tahu. “Aku tak mengerti. Dari lukanya, pasti yang melakukannya adalah orang yang sangat kuat.”“Dan pasti dia bukanlah manusia.” Cetusnya lagi. Tanpa mereka sadari sepasang mata merah pekat tengah mendengarkan pembic
Read more
Bab 35
Tak seharusnya ..“Celeste.. dia mengandung Mayya dan Mikhaela saat keluar dari rumah ini. Dan mereka adalah....”Maximus menunggu. Napasnya seketika berubah menjadi seuah sesakkan. Ia mencoba untuk menarik napasnya dengan pelan namun hasilnya nihil. Ia tetap merasa sesak. “...Mereka adalah anak anda, Tuan.”Suara debuman kencang terdengar, berasal dari salah satu kamar terbesar yang ada di dalam kastil itu. Seorang Pria yang tersungkur diatas lantai beton dingin itu terengah-engah, saat tubuhnya terlempar begitu jauh dari tempatnya berdiri, hingga akhirnya ia berakhir dengan punggung yang menabrak pintu. “Apa kau bercanda?” pria bermata hazel itu berekspresi seolah pria yang baru saja ia hempaskan itu tengah bercanda. Setengah senyuman menyeramkan miliknya membuat siapa saja tergidik ketakutan, termasuk pria itu. Marlon, tubuhnya terasa seperti retak saat ia melayang melewati angin disekitarnya. Tak pernah ter
Read more
Bab 36
Seorang lelaki nampak berjalan ditengah hutan dengan langkah pelannya. Ditangan kirinya, ia menggendong seorang bayi bertumbuh gempal yang sedang memainkan keras bajunya. Sedangkan disebelah kanannya, seorang gadis terlihat berjalan seraya menundukkan tatapannya ke bawah kakinya. Gadis itu terlihat canggung, namun sang lelaki seolah tak memperdulikannya. Ia tetap menggandeng tangan gadis itu sambil berjalan.     “Rowman, bisakah kau melepasnya?”    Mayya mencicit pelan. Ia tak tahu apakah pria itu mendengarnya atau tidak. Tapi ia begitu berharap Rowman mendengarnya. Dirinya merasa canggung ketika kulit dingin itu menyentuhnya. Bahkan untuk rentang waktu yang cukup lama.    “Dan membiarkanmu terjatuh untuk ketiga kalinya? Kukira kau tahu jalan pikiranku, Miss Castella.” Kata Rowman dengan wajah menyeringai.&n
Read more
Bab 37
Masa Lalu yang menyakitkan ..Kau boleh saja bermimpi..Apa saja..Mimpi yang indah atau yang menyenangkan. Akan tetapi disaat kau telah terjaga..Hanya satu hal yang bisa kau lakukan..Menerima dan menjalaninya. Kedua orang itu terduduk disebuah taman mini dibelakang rumah Rowman. Mayya memilih untuk duduk disana karena ia pikir tempat itu adalah tempat yang tenang. Membuatnya lebih rileks untuk menghadapi apa yang akan ia ketahui. Tepat disebelahnya, Max hanya mematung, terdiam membisu. Lelaki itu bingung harus mengatakan apa. Sejujurnya ia merasa berhutang budi pada Rowman yang telah membukakan jalannya untuk berbicara empat mata saja dengan Mayya. Setelah tadi, pria itu membawa masuk Jackson dan Tia, Mayya memutuskan untuk membicarakan hal ini di taman belakang rumah milik Rowman. menghadapi situasi seperti ini seketika membuat perutnya sakit. Entah karena makanan yang dibuat oleh Tia atau mema
Read more
Bab 38
Memutuskan pergi..Sepasang mata merah milik seorang pria masih terus memandangi kedua orang yang tengah duduk di bangku taman belakang rumahnya. Dari balik jendela besar miliknya, Rowman terus mengawasi gerak-gerik Mayya dan Max yang sedang berbicara empat mata disana. Dan sialnya, ia tak bisa mendengarnya. Taman kecil itu diberi sebuah perisai pemanen agar kedap suara. Tak ada satu pun yang bisa mendengarnya, termasuk ia sendiri yang memberikan perisai itu. “Hampiri saja mereka jika kau benar-benar ingin tahu, Dad.”Tia muncul dengan Jackson dalam gendongannya. Bayi itu kini tengah menikmati santapannya, yakni susu. Bukan sekedar susu biasa. Tia sudah menambahkan sedikit darah milik ayahnya didalam sana. Rowman berbalik. Ia menghela napasnya berat. Ia memang sangat ingin mengetahui apa yang dibicarakan Mayya dan juga Max. Sejak tadi kedua orang itu hanya mengobrol sambil berbisik. Salahnya, seharusnya ia tak memberikan p
Read more
Bab 39
Sepasang mata hazel memandang teduh pada langit malam yang gelap namun bertaburan bintang didepannya. Mayya memandangi langit malam ini dari balik jendela ruang tamu. Entah mengapa ia sulit tidur malam ini. Ia terlalu gelisah dengan apa yang baru saja menimpanya sejak kemarin. Rasanya untuk sekedar makan pun ia harus memaksakan diri lantaran kegelisahan ini membuat perutnya mual.    Kenyataan bahwa dirinya bukan manusia biasa benar-benar menamparnya. Ia yang selama ini menghindari apapun dari makhluk pemangsa darah, sebenarnya ialah makhluk itu. Dirinya, merupakan bagian dari mereka yang terlihat menyeramkan dimatanya.    Entah apakah ini sebuat kutukan untuknya atau takdir yang buruk baru saja menimpanya. Ini semua terasa seperti sebuah mimpi baginya. Kakaknya yang seorang half ternyata menjalin hubungan dengan seorang vampir dan melahirkan Jackson. Dan kini, i
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status