“Ya, aku memerintahkan salah satu Decagram untuk melakukan sihir terlarang summoning of life dengan mengorbankan ribuan jantung warga kerajaanku. Dia berhasil melakukannya dan mati setelah menggunakan sihir terlarang tersebut, saat itu juga aku menyuruh seluruh penyihir Kerajaan untuk mencari keberadaan Pentagram di era Superbia ini. Mereka berhasil menemukan keberadaan Putra Putuwardhana di wilayah barat laut Kerajaan Thymus,” tutur Brick.
“Aku mengerahkan seluruh Decagram untuk menangkapnya dan menggunakan sihir terlarang mind control dengan mengorbankan ratusan jantung bayi dari warga kerajaanku. Dari sembilan Decagram yang dikirim hanya tiga yang selamat saking hebatnya Putra, tapi itu tidak masalah karena kami berhasil mengendalikannya. Setelah itu kami juga berhasil menemukan keberadaan Laksmi Laksani di wilayah Dicentra,” sambung Brick.
“Setelah itu aku yakin kau tahu apa yang terjadi Nata, aku menggunaka
“Apa yang terjadi, Elis?” tanya Nata di dalam pikiran Elis, dia hanya bisa merasakan pergerakan mana saja mengelilingi mereka berdua tanpa bisa memastikan apa yang sedang terjadi.“Ada dinding hitam yang muncul mengelilingi kita, aku tidak tahu sihir seperti apa yang mereka gunakan,” jawab Elis di dalam pikirannya.“Dinding hitam?” batin Nata, tapi dia sama sekali tidak merasakan ada pergerakan mana yang agresif di sekitarnya.“Sayang sekali cara kalian menghancurkan tubuh lawan kalian tidak akan berguna kepadaku, sudah sejak lama aku mempelajari Pentagram hingga akhirnya aku mengerti bagaimana cara kalian menghancurkan tubuh lawan kalian,” ucap Brick sembari tersenyum.“Aku tahu setiap anggota Pentagram bisa melenyapkan ribuan musuhnya hanya dengan menjentikan jari, sangat terlihat sederhana namun nyatanya tidak. Kalian sebenarnya menciptakan sih
Elis yang kebingungan langsung menggunakan sihir naga api putih, udara di sekitar mereka berempat terasa begitu panas saat titik-titik api putih di udara mulai tercipta. Perlahan titik-titik api putih itu mulai menyatu membentuk naga api putih yang berkobar, Elis langsung mengarahkannya menuju Brick. Tapi tiba-tiba saja naga api putih miliknya kembali lenyap dan muncul kembali dari sisi Draco.Yang lebih mengejutkannya sihir naga api putih itu kembali melesat menuju Elis dan Nata, lagi-lagi Nata terkejut karena sihir Elis kembali berbalik dengan tekanan yang lebih kuat dari tekanan mana yang Elis gunakan. Nata langsung menggunakan sihir naga angin dari elemen angin tercepat yang langsung diarahkan menuju sihir naga api putih yang datang.‘Ddddhhhoooommmrrrr’Dentuman hebat kembali terdengar saat kedua sihir tersebut berbenturan di udara, tanah kembali bergetar seiring debu-debu dan kerikil yang berhamburan te
Nata saat itu juga langsung menggunakan sihir naga angin dari elemen angin tercepat yang diarahkan menuju naga air yang melesat datang. Riuh angin yang bergemuruh semakin terdengar kencang sesaat sebelum akhirnya dua sihir tersebut saling berbenturan satu sama lain hingga menimbulkan suara ledakan yang cukup keras, debu-debu di dalam kepungan dinding hitam itu langsung berhamburan ke udara.“Apa yang terjadi sebenarnya?” batin Elis karena dia masih belum mengerti sama sekali.“Kelihatannya pria tua disamping Raja Iberis itu adalah penyihir tingkat nawa alias penyihir yang menguasai sihir khusus seperti Elena,” kata Nata di dalam pikiran Elis.“Sihir khusus seperti apa yang dia kuasai?” tanya Elis.“Ada banyak jenis sihir khusus seperti itu, tapi setelah mendengar penjelasanmu tadi kelihatannya sihir khusus yang paling mungkin dikuasai olehnya adalah sihir khu
Nata kembali menciptakan puluhan tombak angin sementara Elis langsung menciptakan puluhan tombak api biasa sesuai dengan arahan Nata, puluhan tombak angin Nata membentur puluhan tombak angin yang dikembalikan Draco sedangkan puluhan tombak api Elis berhasil menahan semua tombak air yang dilesatkan oleh Brick. Namun karena benturan yang terjadi dari tombak air dan tombak api yang setara langsung tercipta kabut putih karena air yang menguap.Di saat itulah Nata dan Elis mulai melakukan rencananya, Elis melesat ke arah Draco sembari menggenggam pedang api biru di tangannya. Meski penglihatan Elis terganggu oleh kabut putih namun dengan arahan Nata yang bisa merasakan aliran mana dalam tubuh Draco membuat Elis dengan tepat melayangkan pedangnya mengincar leher Draco.Namun Draco juga waspada dan melihat pergerakan kabut di sekitarnya, dengan cepat dia langsung mangayunkan tongkatnya untuk menangkis pedang api biru yang digunakan Elis. Suara dent
Terdengar suara dentingan senjata beradu, tongkat besi yang dipegang Draco mulai memerah karena panas. Sadar akan hal itu Draco menarik tongkat di tangan kanannya, Elis tidak membuang kesempatan dan langsung menebaskan kembali pedang api biru miliknya. Tapi hal mengejutkan terjadi ketika tangan kiri Draco dia gerakan ke depan.‘Ttttrrrraaaannggg’Terdengar suara dentingan senjata beradu, kini di tangan kiri Draco sudah terdapat pedang api putih yang tadi diserap olehnya. Tapi belum lepas keterkejutan Elis kini pedang api biru di tangannya langsung lenyap, Draco dengan bebas menebaskan pedang api putih di tangan kirinya mengincar leher Elis.‘Tap’Sekejap mata Nata sudah berada di dekat Elis dan memegang bahu kanannya, tubuh Elis ditarik berputar ke belakang untuk menghindari tebasan yang dilakukan Draco. Nata sendiri langsung menciptakan sihir tombak api diantara dirinya denga
Tanah terasa berguncang hebat seiring dengan udara yang semakin lembab, deru angin terdengar bergemuruh mengerikan. Titik-titik air mulai muncul di udara, saat itu juga Nata menggerakan tangan kanannya dengan telapak tangan terbuka di samping tubuhnya. Seiring dengan pergerakan Nata itulah tanah semakin berguncang hebat sampai beberapa bagian tanah yang mereka berempat pijak mulai retak.Riuh angin yang bergemuruh kini terdegnar semakin menderu kencang, tiupan angin yang semakin kuat seolah terbagi menjadi dua sisi. Angin yang bertiup dari sisi Nata dan juga angin yang bertiup dari sisi Brick, namun riuh angin dari sisi Nata bertiup semakin kencang hingga pakaian Brick dan Draco mulai ikut bergerak tertiup angin.Saat itu juga titik-titik air di udara mulai berkumpul di atas tepatnya di ujung dinding hitam yang ada di atas menaungi mereka berempat, jika dari pergerakan mana yang dirasakan oleh Nata dia bisa menduga bahwa sihir tingkat tinggi
‘Bbbbbhhhaaaammmrrrr’‘Gggggrrrrrr’Suara dentuman dahsyat langsung terdengar menggelegar dari titik benturan kedua sihir tingkat tinggi tersebut, tanah yang ada di dalam sihir terlarang black wall langsung hancur seketika. Bongkahan-bongkahan tanah besar langsung hancur jadi debu, tanah berguncang hebat bagaikan gempa bumi yang dahsyat.Riuh angin bergemuruh di dalam dinding hitam tersebut seakan tidak bisa keluar, kini hanya tanah yang dipijak oleh Nata dan Elis saja yang masih utuh bagaikan tiang bebatuan di tengah-tengah cekungan tanah yang besar. Sementara itu Draco dan Brick masih melayang di udara, lagi-lagi dari benturan dua sihir tingkat tinggi itu Nata bisa menyimpulkan beberapa hal.Dia merasakan ada sedikit pergerakan dari aliran mana dinding hitam yang mengelilingi tempat pertarungan mereka, itu artinya sihir tingkat tinggi bisa memberikan dampak kepada dinding tersebut. Kemung
Nata mulai mengatur nafasnya yang mulai memburu seiring dengan berakhirnya benturan dua sihir tingkat tinggi tersebut, namun Nata langsung dikejutkan oleh luapan mana milik Brick kembali. Lagi-lagi Brick tampak berniat menggunakan sihir tingkat tinggi miliknya secara beruntun, hal yang sangat gila jika dilakukan seorang penyihir setingkatnya.“Nata Digjaya, aku tidak akan membiarkanmu berfikir! Tidak akan aku biarkan!” tegas Brick yang kembali menyatukan kedua telapak tangannya di depan dada. Namun darah mulai keluar dari tepi mulutnya dan juga dari hidungnya, tubuh Brick terlihat mulai bergetar karena memaksakan diri untuk menggunakan sihir tingkat tinggi secara beruntun.“Wahai leluhurku, Lotus, Euphorbia. Bantulah aku menghadapi musuh bebuyutan kalian! Haaaa!” teriak Brick dengan kencang. Seketika itu juga tanah kembali berguncang, udara menjadi lembab lagi saat titik-titik air mulai muncul di udara.