Semua Bab Antara Aku dan Dia : Bab 11 - Bab 20
96 Bab
11. Menikmati Malam
Dokter keluar dari ruangan UGD dan langsung disambut Aksa. "Bagaimana, apa lukanya parah? Apa terkena infeksi?" tanya Aksa.Dokter itu tersenyum memandang Aksa. "Tidak apa-apa Tuan, lukanya sudah kami jahit. Meskipun sedikit telat ditangani tapi tidak membuat itu infeksi. Tapi tadi lukanya membengkak, jadi tolong jangan dibiarkan beraktifitas yang berat dulu," ucap dokter itu lalu pamit dan pergi meninggalkan Aksa.Aksa mengangguk, dia akan menyuruh Leta untuk tidak mengurusi Kyra sementara. Dia menoleh ketika pintu itu terbuka kembali dan melihat Leta berjalan keluar. Tangannya tidak diperban melingkar seperti tadi, tapi hanya tertutup pada bagian yang dijahit saja."Apa masih sakit?" tanya Aksa berjalan mendekati Leta."Tidak, dokter memberikan obat bius pada tanganku tadi. Mungkin nanti malam akan terasa ngilu," ucap Leta meringis membayangkan betapa sakit lukanya nanti jika bius itu menghilang.Aksa yang melihat itu menjadi iba pada Leta. "Ayo, kita
Baca selengkapnya
12. Aku Mencintaimu
Leta menyentuh bibirnya. Dia masih teringat dengan ciuman Aksa tadi, membuat dia tersenyum sendiri. Bahkan saat mengingatnya wajahnya bersemu merah. Dia menguburkan wajahnya di bantal. Entah mengapa jantungnya berdetak kencang.Tapi Leta juga sedih, dia tidak bisa memberikan jawaban pada Aksa. Karena jika dipikir, Aletha tak pantas bersanding dengan Aksa. Lelaki berpendidikan tinggi, punya usaha di mana-mana, rumah yang super besar dan ketampanan yang luar biasa.Sedangkan Leta? Dia hanyalah perempuan yang tak punya apa-apa, dia bahkan bekerja sebagai baby sitter, dia merasa tak pantas dicintai oleh Aksa. Tapi hati tak bisa berbohong, jauh di lubuk hatinya, Leta juga mempunyai perasaan kepada Aksa.Semakin memikirkannya semakin membuatnya sedih, dia mencoba melupakan. Selamanya dia tidak akan pantas untuk bersanding dengan Aksa.Leta lalu memejamkan matanya, membuang semua fikiran yang menggangggunya lalu sebisa mungkin tertidur.**Pagi ini Aksa
Baca selengkapnya
13. Bimbang
Meskipun mereka sedang menjalani hubungan. Tapi hubungan mereka tidak diketahui siapapun. Itu karena permintaan Leta. Dia belum siap jika nanti ada yang menghujatnya. Apalagi status Aksa masihlah suami orang.Mereka menjalaninya seperti biasa. Jika di depan orang mereka akan seperti majikan dan baby sitter, tapi jika di belakang mereka selalu memadu kasih.Meskipun kadang Leta menghindari, tapi kelakuan Aksa terkadang membuat dia geli. Karena Aksa terus-terusan membuat alasan agar Leta berada di sisinya.~Malam sudah sangat larut saat Aksa datang ke rumah belakang, mencari Leta dengan alasan Kyra sedang demam. Bibi Prima dan Leta yang mendengar itu langsung panik, bahkan bi Prima ingin ikut menyusul. Bagaimana pun, bi Prima sudah menganggap nonanya itu seperti cucunya. Dia juga merasa kasian setiap kali Kyra ditekan oleh neneknya.Tapi Aksa tak membiarkan hal itu terjadi, Aksa beralasan bahwa bibi Prima haruslah beristirahat. Leta yang mendengar itu juga
Baca selengkapnya
14. Terbongkar
Aksa mengajak Kyra dan Leta pergi jalan-jalan, tadi pekerjaan dia selesai lebih cepat dan dia memutuskan untuk segera pulang untuk menemui dua pujaan hatinya.Saat ini mereka sedang berada di pasar malam, tidak seperti dulu saat Aksa bermain dengan Kyra dan Leta hanya mengikuti. Sekarang giliran Aksa lah yang mengikuti Kyra dan Leta yang bermain.Mereka sangat kompak, berjalan bergandengan tangan. Seperti seorang ibu dan anak. Aksa selalu tersenyum menikmati momen seperti ini.Kyra menggandeng tangan Leta menuju ke permainan komedi putar, mengajak Leta untuk ikut menaikinya juga.Leta menoleh ke arah Aksa yang memandangnya dengan senyuman, saat Aksa sudah mendekat, Leta meminta Aksa untuk membayar karcistnya. Setelahnya dia dan Kyra memasuki permainan itu.Kyra memilih untuk menaiki gajah, dan Leta duduk di sebelah Kyra menaiki kuda. Permainan pun diputar, setiap melewati Aksa, Leta dan Kyra akan melambaikan tangan.Aksa menunggu di bangku yang berad
Baca selengkapnya
15. Meminta Izin
Leta hanya diam dipeluk Aksa, mau menghindar pun percuma. Semuanya memang benar. Dia tak dapat mengelak.Bi Prima belum bersuara, dia masih menangis, dia merasa tak kuat menopang dirinya. Tapi sebelum dia jatuh, dia ditahan suaminya dan menuntunnya untuk duduk. Dia memegangi dadanya yang rasanya sesak."Tuan Aksa, duduklah. Mari bicarakan ini secara terbuka," ucap Paman Gandhi, dia mencoba menerima semuanya meskipun dia juga sebenarnya malu.Aksa mendorong tubuh Leta untuk duduk, kemudian Aksa juga duduk di sebelahnya. Melihat Leta yang hanya menunduk, dengan badan gemeteran menahan tangis."Ada apa ini, kenapa Bibi menampar Aletha?“ tanya Aksa menurunkan suaranya.Diam, tidak ada yang menjawab. Bibi Prima menatap kosong ke arah depan. Sedangkan Paman Gandhi terlihat sesekali menoleh pada istrinya."Maaf Tuan, sepertinya kami tidak bisa bekerja pada Tuan. Kami akan segera pergi dari sini," ucap Paman Gandhi memandang Aksa.Leta yang mendenga
Baca selengkapnya
16. Sakit
Leta belum bangun walaupun matahari sudah menunjukan cahayanya. Dia sulit membuka matanya, dia juga merasa dingin pada tubuhnya. Dia ingin bangun tapi badannya sangat lemas. Dia hanya bisa memejamkan matanya.Bi Prima sudah selesai memasak di ruang utama. Dia menghidangkan masakannya di meja makan. Menunggu tuan rumah untuk sarapan. Setelahnya dia kembali melakukan pekerjaannya.Saat dia tengah mencuci barang yang sudah selesai digunakannya tadi. Dia mendengar suara Aksa memanggil namanya."Ya Tuan," ucapnya berjalan ke arah ruang makan. Melihat Aksa dan Kyra sudah sudah duduk di sana."Kemana Leta, Bi?" tanya Aksa.Bi Prima bingung, bukankah seharusnya Leta sudah bersama Kyra. Tapi melihat Kyra yang hanya bersama Aksa kemungkinan besar Leta masih di rumah belakang."Apa Leta belum ke sini Tuan?" tanya bi Prima."Belum, tadi aku melihat Rossa yang bersama Kyra di kamar. Apa Leta tidak bilang sesuatu pada Bibi," kata Aksa mulai mengambilkan s
Baca selengkapnya
17. Waktunya Pulang
Aksa tak meninggalkan Aletha sedikitpun. Dia masih setia menunggu Leta, bahkan hari ini dia tidak pergi ke kantor.Farrel masuk ke dalam ruangan di mana Leta dirawat. Dia melihat tuannya duduk di samping sepupunya itu. Karena tuannya seperti tak menyadari kedatangannya, akhirnya Farrel beranjak keluar ruangan lagi.Dia duduk di kursi tunggu yang berada di sana. Mengambil handphonenya dan menelfon seseorang.Panggilan berdering dan beberapa detik kemudian suara dari seberang terdengar."Hallo,"..."Hallo Rossa , ini aku Farrel," katanya pada Rossa yang mengangkat panggilan tersebut."Ya mas, ada apa?" tanya Rossa."Bisakah kau memanggilkan ibuku, aku perlu bicara dengannya." ucap Farrel meminta tolong."Ya mas, tunggu sebentar ya," suara Rossa lagi, lalu telefon kembali hening.Tak menunggu lama, kini ganti suara ibunya yang terdengar."Hallo Farrel, bagaimana keadaan Leta?" tanya ibunya."Baik ibu, tapi dia masih belu
Baca selengkapnya
18. Cincin
Mobil mereka melaju membelah malam yang ramai. Farrel duduk di depan mengemudikan mobil. Sedangkan Aksa, Leta dan Kyra duduk di bangku belakang. Farrel sudah mengetahui semuanya setelah diceritakan ibunya. Dia turut senang akhirnya Aksa dekat dengan seorang wanita. Tak disangka wanita itu adalah sepupunya sendiri. Semoga hubungan mereka lancar, itulah yang dipikirkan Farrel.Kyra dengan semangat menceritakan hari-harinya selama tidak ada Leta. Leta dengan senantiasa mendengarkan dan sesekali menanggapi cerita tersebut. Meskipun baru sembuh dari sakit, tapi Leta merasa tubuhnya sudah sehat dan sangat bersemangat karena bisa keluar dari rumah sakit itu.Sedangkan Aksa daritadi fokus pada handphonenya. Dia sedang mengurus sesuatu, dia tersenyum terus memikirkan hal yang akan terjadi sebentar lagi.Mobil mereka memasuki parkiran sebuah restoran. Setelah mendapatkan posisi parkirnya Farrel menghentikan mobilnya. Dia keluar dan membuka pintu untuk Aksa. Setelahnya Aksa b
Baca selengkapnya
19. Rencana Jelita
Farrel tersenyum telah berhasil menjalankan rencana tuannya. Kemarin saat hari pertama sepupunya itu masuk rumah sakit, Farrel mendapatkan tugas dari tuannya, untuk memesankan cincin untuk Aletha.Dia pergi langsung ke Welvs Jewelry dari rumah sakit. Memesan cincin polos dengan nama Aletha di dalamnya, dan cincin bermata permata kecil tapi tampak elegant, tak lupa nama Aksa tersisipkan di cincin itu juga.Darimana dia tahu ukurannya, itu karena Aksa memberikan dia sebuah tali yang sudah melingkar kecil. Tali itu dibuat untuk mengukur jarinya dan jari Leta. Setelahnya dia juga memesan tempat privacy di restoran yang sekarang menjadi tempat Aksa melamar Leta."Om, di mana ice creamnya?" tanya Kyra membuyarkan lamunan Farrel."Oh.. Eh iya om lupa. Kita akan pergi ke minimarket dulu untuk membeli ice cream," kata Farrel tergagap.Kyra mengangguk dalam gendongan Farrel. Farrel hanya meliriknya. Ini juga adalah rencana tuannya karena tak ingin Kyra mengganggu
Baca selengkapnya
20. Menyelesaikan Masalah
Aksa sedang berada di kantornya saat ini. Pembicaraannya dengan Farrel tadi pagi membuat dia harus mengantisipasi apa yang direncanakan oleh bibinya.Dia memanggil Vino, sekretarisnya yang baru untuk segera memanggil jajaran tertinggi di perusahaan karena Aksa menginginkan rapat dadakan setengah jam dari sekarang.Vino pun mengiyakan dan segera melakukan perintah Aksa. Setelah kepergian Vino, Aksa menghela nafas kasar. Dia menyenderkan badannya dan memejamkan matanya.Dia harus segera menyingkirkan parasit itu dari kehidupannya atau kedepannya akan menjadi wabah bagi dirinya. Hah, andai saja dulu dia tidak menerima kedatangan orang tua itu. Pasti semua ini tak perlu terjadi, pikirnya.Aksa berjalan ke ruang rapat. Wajah tegas dan dingin itu selalu tertampang di wajahnya. Mungkin orang yang belum mengenal Aksa akan melihat Aksa adalah orang yang dingin, jarang bicara dan kejam. Tapi hal itu malah membuat sebagian karyawan wanitanya sering curi-curi pandang kep
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status