All Chapters of Kopi dan Lemon: Wanted Husband Series: Chapter 61 - Chapter 70
75 Chapters
Family Matter
Reno merasa Alya sedang marah atau setidaknya ada sesuatu yang menganggu pikiran bosnya itu. Ia yakin seratus persen.Sejak pertama kali memasuki kafe satu jam yang lalu, Alya terus bersembunyi di dalam kantornya. Bahkan tak ada permintaan tak masuk akal dan merepotkan seperti biasanya. Apa ada hubungannya dengan Bang Leo? pikirnya masih sibuk memikirkan Alya meski saat ini ia disibukkan dengan pesanan pelanggan yang berdatangan. Jam makan siang sudah dimulai. Kesibukan di kafe akan mulai lebih terasa dalam satu jam ke depan. Untuk saat ini, Reno dibantu oleh Mario hanya menyiapkan pesanan dua buah meja yang masing-masing diisi oleh seorang pelanggan. Total pengunjung yang datang ke kafe hingga detik itu baru sepuluh orang, sementara dua orang baru menunggu pesanan di sajikan, depalan yang lain hampir selesai dengan hidangan mereka."Kamu tahu apa yang terjadi sama mbak Alya?" Tanya Reno setenggah berbisik. Kali ini mereka hanya berdua saja ka
Read more
The Silly Contract
Leo sebenarnya tidak ingin datang ke kantor pagi itu, bahkan ia sudah meminta ijin kepada Haidar. Tetapi satu jam setelah Haidar menyetujui, laki-laki itu malah memintanya untuk datang ke kantor. Ada masalah penting yang hanya bisa diselesaikan olehnya. Sebenarnya Leo sudah curiga dengan sikap Haidar, tetapi ia tak menduga jika mereka akan menyerangnya, oke, bukan menyerang sebenarnya, tetapi apa yang mereka lakukan di ruangannya? Leo menaikkan alisnya saat pandangannya bertemu dengan Haidar. Haidar mendesah. "Duduklah," kalimat perintah itu disampaikan oleh Omar. Suara laki-laki itu lebih tenang dari sebelumnya.Leo mengalihkan pandang dari Omar kepada Haidar yang kemudian mengangguk. Sambil mendesah, ia menuruti kemauan semua orang, ya, pastinya mereka semua ingin ia duduk di sana dan mendengarkan entah apa saja yang menganggu mereka. Entah itu ramalan, tuduhan atau apapun, sepertinya kali ini Leo harus mendengarnya hingga selesai. Ya,
Read more
Sulcorebutia Rauschii Violacidermis
Sore itu rumah kediaman orang tua Alya benar-benar tidak seperti biasanya. Sore yang biasanya diisi dengan obrolan ringan di ruang keluarga sambil menunggu makan malam disajikan oleh asisten rumah tangga, kali ini seperti restoran. Tidak mungkin lebih tepatnya hotel.  Semua anggota keluarga Alya datang, mulai dari keluarga dari pihak ayah dan ibunya. Benar-benar sesak, apalagi anak-anak berlarian ke sana kemari sambil berteriak, entah apa yang membuat mereka begitu bertenaga. Padahal mereka sudah berlarian sepanjang hari.  Hal yang Alya takutkan benar-benar terjadi. Keponakan-keponakannya itu nyaris mengacaukan semuanya.  "Ya Allah!" keluh Laila yang mendengong, Islam sementara dua putra lainnya jatuh setelah menabrak seseorang yang membawa kue di dalam talam-talam bulat.  Alya mendesah, seharusnya ia memang tidak memberitahu yang lain soal lamaran itu. Mereka, keponakan-keponakannya itu, belum kapok setelah mereka berhasil memecah
Read more
Goodbye? Yeah!
Assalamualaikum guys,  Hai semua. Maaf ya, lama banget ya nunggu bab-bab selanjutnya. Well, sorry guys, been busy and yeah, got sidetrack here and there.  So, maaf ya. Sesuai janji, buku pertama saya dan mungkin satu-satunya di GN ini tidak akan lebih dari 65 bab. Dan, setelah beberapa pertimbangan terutama setelah mendapat email teguran, xoxoxo... akhirnya saya memutuskan, let's end it here.  Ya, jadi saya sudah memutuskan bahwa buku ini tamat sampai disini. Tapi jangan khawatir, yang berminat boleh cek buku saya di WP. Akun saya moonbhakushan. Xoxoxo. Promo nggak papa ya.  Gimana-gimana? Ada pendapat soal cerita ini? Sejauh ini saya memang... well, cukup kecewa karena tidak mendapat respon yang baik, maksud saya, bahkan setelah hampir satu tahun, baru sekian dari user di GN yang mau mampir kesini. Ya, pardon, saya masih amatiran, so dont blame me for seeking attentions. Apalagi ini buku pertama dan harapannya bisa... you know...
Read more
You Look Stunning
Alya terpaku di tempatnya duduk, mamandang Caster yang tengah berteriak seperti orang kesurupan. Tidak. Seperti orang hilang akal. Apa ia sudah gila? Sebesar itukah rasa tidak sukanya kepada Leo hingga mau merusak kebahagian saudaranya sendiri. Alya merasa dunia berhenti berputar. Semua orang membeku. Duduk kaku di tempatnya masing-masing, menatap Caster horor. Tunggu apa yang dilakukan Caster di sana? Apa yang ia bicarakan?  Bukan, kah, semua orang sudah sepakat? Leo sudah menandatangi surat kontrak itu, bukan? Atau ada yang tidak Alya ketahui? Apakah itu jebakan? Caster melempar sesuatu yang berbentuk seperti kertas foto ke udara. Kertas foto itu melayang-layang di udara sebelum berhamburan di depan matanya. Puluhan kertas itu berjatuhan tepat di depan matanya. Menampilkan sesosok laki-laki yang sudah sangat ia kenal dan seorang perempuan asing yang sedang bermesraan.  "He is a cheating bastard !" Caster kembali be
Read more
Let Me Be Your Boyfriend
Siska berdeham saat ia meletakan segelas lemonade pesanan Alya di meja. Dengan hati-hati ia mengawasi dua orang yang saling meneliti itu sebelum berbalik dan mengamati dari jauh. Alya masih dibuat pangling oleh laki-laki itu, juga keadaan.  Jadi, siapa laki-laki itu? Bule? Turis miskin yang datang ke kafenya satu minggu yang lalu? Apakah ia benar-benar memberi tawaran kepada orang asing itu? Begitu saja? Oh, ia pasti terlalu stress memikirkan naskah novelnya hingga ia kehilangan akal. Apa yang membuatnya menawarkan posisi pelayan kepada laki-laki tampan yang tak mungkin menjadi pelayan itu? ia pasti sudah gila. Sialan mas Hendra!  "Have you eat dinner?"  "NO!" Alya mendapati laki-laki itu mengangkat alis, ia pasti terkejut dengan nada kasarnya.  "Pardon, can you tell me, what's exactly did I told you a week ago?" Tanyanya berhati-hati. Ia sudah cukup gila dengan k
Read more
Epilog: Happily Ever After Did Exist!
Tiga tahun kemudian. Pagi itu sangat cerah. Langit biru membentang di atas Jakarta, menjanjinkan keceriaan. Cuaca yang bagus untuk berpiknik di taman atau sekadar berjemur di tepi kolam renang di halaman belakang rumah. Tetapi Alya merasakan hal yang berbeda. Ia merasa begitu tersiksa. Lahir dan batin. Oke. Mungkin kedengarannya sedikit berlebihan, tetapi itulah yang ia rasakan saat ini, rasa mual itu benar-benar membuatnya nyaris gila. "LEO!" pekiknya dengan suara alto yang ia tidak sadar dirinya memilikinya hingga detik itu. Ia meronta di dalam kamar mereka berdua, di atas ranjang besarnya yang sangat lembut dan tentu saja sangat nyaman. Leo yang sedang berada di dapur yang untuk mempersiapkan sarapan mendesah pasrah. Ia merasa hidupnya semakin sulit setelah Alya hamil anak pertama mereka. Ia merasa telah kehilangan harga dirinya sebagai laki-laki macho. Tidak! Bukan berarti Leo tidak menyukai atau bahkan membencinya. Ia hanya berharap kehidupan pernikahannya akan tetap manis s
Read more
Extra Chapter: Hot Daddy's Day
Dua tahun kemudian Di gedung Omar Corp. ada beberapa gosip yang beredar santer di kalangan karyawan. Entah siapa yang memulainya dan bagaimana gosip itu tersebar. Kenyataannya, kini Omar Corp. memiliki nama lain selain biro arsitek, yakni, tempat berkumpulnya 'Hot Daddy'. Mungkin, gosip itu berawal dari pemilik gedung itu sendiri yang dalam beberapa kesempatan membawa buah hatinya ke kantor, atau mungkin ketika nyaris semua laki-laki yang awalnya single tiba-tiba menikah dan membawa buah hati mereka ke kantor dalam beberapa kesempatan. Tidak ada yang tahu pasti. Seperti hari ini. Karyawan sedang disibukkan dengan gosip yang sebenarnya bukan hal hangat lagi, tetapi selalu menjadi topik hangat."Iya, aku dengar bos AHA Architect itu memang tipe suami takut istri!" Seseorang di lobby berbisik kepada rekannya. Mereka baru saja menyaksikan salah satu bos mereka, Leo, datang bersama bayinya yang berusia kurang dari dua tahun, lengkap dengan sebuah tas besar yang biasanya dibawa oleh ibu-
Read more
S2: Morning, Sunshine
Lima tahun yang lalu... Sejak mimpi aneh itu, Alya tidak lagi berani untuk tidur setelah Ashar atau maghrib. Jika sangat mengantuk, Alya akan memaksakan diri untuk membantu Reno di dapur alias memata-matai Reno. Atau Alya akan meluangkan waktu sekitar satu jam untuk tidur siang setelah jam makan siang berakhir. Namun, Alya paling tidak berani menunjukkan wajahnya saat jam-jam sarapan, makan siang atau makan malam. Ia akan berdiam diri, di ruangan kecil yang terletak di lantai dua, ditemani oleh laptop miliknya dan cemilan khusus yang disiapkan Reno. Setelah, dengan cerobohnya ia mengundang laki-laki asing untuk bekerja di kafe dan bahkan memimpikannya, Alya dengan jiwa pengecutnya berharap laki-laki itu tak akan pernah datang lagi ke kafenya. Ia terlalu malu, lebih dari itu ia sangat cemas. Cemas dengan mimpinya. Selama seminggu pertama sejak hari itu, hari Alya berbicara dengan laki-laki tampan berkunjung ke dalam mimpinya, Alya selalu datang terlambat. Ia baru akan tiba di kaf
Read more
S2: It's Done Deal!
Sejak saat itu, Alya selalu menemukan dirinya bersama Leo. Tidak, bukan berarti mereka berkencan atau semacamnya. Sama sekali tidak. Hanya saja. Entah bagaimana, mereka selalu bertemu. Baik itu saat acara keluarga, atau hanya Leo yang sedang mengunjungi kafe untuk makan, acara kumpul-kumpul dengan saudara sepupunya. Alya menemukan laki-laki itu selalu ada di mana-mana dan menghantuinya. Awalnya Alya hanya berani melempar senyum sopan yang kurang tulus, tetapi kemudian mereka saling mengirim pesan meski hanya sekali dalam sehari. Itu pun, karena laki-laki bernama Leonardo itu sering menerornya melalui pesan-pesan singkat. Tak lama, kurang dari tiga bulan, Leo mulai berani mengajaknya pergi makan malam. Bukan di kafe miliknya, bukan juga di restoran mahal dengan suasana romantis, bukan juga di hotel dengan masakan kebarat-baratan, bukan pula restoran jepang. Dan tentu saja bukan warung tenda, meski sebenarnya Alya tak akan keberatan jika Leo yang mengajak. Sayangnya, tidak. Leo
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status