Lahat ng Kabanata ng Hati Seorang Perempuan (Indonesia): Kabanata 11 - Kabanata 20
48 Kabanata
Chapter 11(emosi)
Sabda baru saja tiba di kediaman adik bungsu nya, saat telinganya mendengar tangisan memilukan adiknya yang berasal dari arah dapur. Dia sengaja singgah ke rumah adiknya saat membaca komen instagram adiknya yang mengatakan bahwa dia sedang sendirian dirumah, sementara suami sialannya itu sibuk menjadi herder di acara galang dana adik jadi-jadiannya.Didapur Sabda melihat adik kesayangannya itu sedang menangis sedih sambil membersihkan meja makan. Bermacam-macam hidangan yang tampak menggugah selera, telah dimasukkan oleh adiknya kedalam lemari es. Perut buncitnya tampak membuat gerakan adiknya yang biasanya begitu gesit itupun menjadi lamban."Kamu kenapa Tari? Koq nangis hmmm? Apa yang kamu sedihkan? Sini ceritakan sama Abang."Tari yang melihat sosok sang kakak  sedang bersandar di pintu dapur, langsung menghambur dan memeluk sosok gagah itu dengan berurai air mata."Mas
Magbasa pa
Chapter 12(berbahaya)
Setengah berlari Senja mengitari lobby hotel mewah yang luas ini dan berhenti tepat didepan meja resepsionis di hotel Dirga Surya."Se la mat malam Mbak. Saya Senjahari, kemarin malam Pak Aryasatya sudah mendaftarkan nama saya sebagai salah satu peserta yang akan mengikuti wawancara private dengan Bapak Guntur Permadi di President Suite 156. Bisa sekarang saya langsung ke sana Mbak?"Dengan nafas terengah-engah sehabis berlari cukup jauh Senja menjelaskan maksud kedatangannya kepada petugas resepsionis. Kemacetan panjang yang diakibatkan oleh kecelakaan lalu lintas menjadikan Senja terlambat dua puluh menit dari waktu yang dijadwalkan."Oh benar, semalam diinstruksikan di kamar 156, tetapi baru saja tadi staff beliau mengatakan Bu Senja dipersilahkan masuk ke kamar 157, Bu. Ada perubahan mendadak katanya. Nanti ibu langsung masuk saja."Ujar resepsionis cantik bername
Magbasa pa
Chapter 13(memanas)
"Kalau kamu memang sangat membutuhkan uang, kenapa kamu tidak langsung saja minta pada Mas, Nja? Kenapa kamu harus menjual diri seperti ini? Mas melihatmu lahir, merangkak, berjalan, berlari dan tumbuh besar dari hari ke hari dengan bantuan kedua tangan Mas sendiri. Mas sudah mencintai kamu selama itu Nja. Selama itu!Butuh perjuangan selama bertahun-tahun buat Mas demi untuk meyakinkan ibumu, bahwa cinta yang Mas punya buat kamu adalah cinta antara laki-laki dan perempuan. Bukan seperti cinta antara seorang kakak dengan adik perempuannya. Mas hanya melihat pada satu wanita seumur hidup Mas, dan wanita itu adalah Kamu Nja!Bagaimana bisa Mas melewatkan satu sifat buruk kamu yang seperti ini? Dan bagaimana mungkin Mas bisa menyentuhmu lagi, tanpa Mas membayangkan ada laki-laki lain yang juga melakukan hal yang sama. Bagaimana bisa Nja?Bagaimana bisa?!"Abimanyu mencengkram stir mobil begitu erat. Ia seolah-olah ingin melampias
Magbasa pa
Chapter 14(cukup sampai di sini)
Senja mulai mengumpulkan barang-barangnya dan mengepaknya dalam satu kardus besar. Pakaian-pakaiannya sudah dimasukkan semua kedalam kopernya. Setelah perseteruan hebatnya dengan Abi yang diakhiri dengan aksi saling sindir itu membuat Senja mengambil keputusan untuk keluar dari kediaman keluarga Wicaksana. Toh memang kehadirannya disana hanya akan membuat orang-orang yang tahu siapa sebenarnya posisi Senja disana akan semakin menambah kesalah fahaman saja. "Kenapa sih Kamu mau ngekost lagi Nja? Kan lebih baik tinggal disini sama Bapak Ibu. Ada Kamu disini membuat Ibu merasa memiliki anak perempuan Nja. Tetap tinggal disini sama Ibu ya? Sampai Kamu menemukan jodoh yang baru nanti. Mau ya Nja?" Ibu Riani masih kembali berupaya membujuk Senja untuk tidak pindah rumah. Senja tersenyum. Bagaimanapun hubungannya sekarang dengan Abimanyu, tetap saja dia menyayangi Ibu Riani dan Pak Sugeng. Mereka berdua adalah sahabat ibunya sedari kecil. Senja
Magbasa pa
Chapter 15(salah paham, lagi)
Sabda menonton video panas yang diperankan oleh Senja dan dirinya sendiri secara berulang-ulang. Dan anehnya dia tidak bosan. Tapi malah jadi horny pagi-pagi begini. Shit! Demi meredakan ketegangan dirinya yang sudah mencapai taraf tidak bisa mengancingkan celana, ia pun berakhir di kamar mandi dengan ponsel di tangan kiri dan tante lux di tangan kanan. Double shit! Dia merasa seperti abege puber yang tidak bisa menahan birahi sekarang! Sabda merasa hormon testoteronnya akhir-akhir ini sering tidak terkendali, setiap dia teringat kembali tubuh seksi Senja yang pernah dinikmatinya hingga tuntas. Dan demi untuk meredakan keadaan dirinya yang terus menerus on, Sabda mulai punya kebiasaan baru untuk berself service sambil membayangkan tubuh naked Senja. Ia selalu on setiap menonton video panas yang disutradarainya sendiri itu. Setelah masa pub
Magbasa pa
Chapter 16(si perusuh)
"Anda siapa? Maaf saat ini saya sedang berbicara dengan rekan seprofesi saya. Kebetulan juga ia merangkap sebagai bawahan saya di Perguruan Bina Bangsa. Saya sedang membahas tentang etika profesi sebagai seorang guru. Bila Anda tidak ada kepentingan dan kontribusi di sini, tolong jangan mengintervensi."Sabda menaikan sedikit sudut bibirnya dengan ekspresi mengejek. Axel membalas dengan sebuah senyuman bosan yang berkesan malas. Tetapi gesturenya tampak siap berkonfrontasi bila dalam keadaan darurat."Elahhhh... emang kode etik apaan sih yang udah dilanggar Senja di sini, Sab?Lo kaku amat sih sama peraturan? Guru juga manusia kali Sab. Butuh resfreshing juga!"Abyaz heran melihat kesensitifan Sabda terhadap Senja. Malah jatuhnya sudah menjurus seperti sentimen pribadi saja."Kode etik dia sebagai seorang guru, yang seharusnya digugu dan ditiru sikap dan tindak tanduknya. Ap
Magbasa pa
Chapter 17(terkuak)
Abimanyu menatap puas pada formasi lengkap yang saat ini tengah duduk santai di ruang keluarga mertuanya. Sekarang sebutannya masih mertua. Namun sebentar lagi akan berubah menjadi mantan mertuanya. Ia yakin akan hal itu. Saat ini di ruang tamu, duduk ayah mertuanya Fajar Ramadhan. Di samping kirinya duduk ibu mertuanya, Ajeng Trisnawati. Sementara Mega Mentari, istrinya saat ini duduk di sampingnya.Sementara di sisi sebelah kanan ada ibunya, ayahnya dan juga Senjahari, yang saat ini berperan sebagai adiknya. Dan tepat di hadapannya ada Sabda iparnya. Dirinya dan Tari, duduk di tengah-tengah kumpulan lengkap formasi keluarga inti ini."Langsung saja, saya sengaja mengumpulkan kita semua di sini karena ada yang ingin saya perlihatkan."Abi mengeluarkan macbook dari tasnya, dan meletakkannya di tengah-tengah meja. Ia kemudian memasukkan sebuah flash disk.
Magbasa pa
Chapter 18(fitnah keji)
Senja memasuki ruang guru dengan langkah lesu. Sebenarnya untuk dapat mencapai ruangan ini begitu penuh dengan perjuangan. Perjuangan lahir bathin tepatnya. Sebenarnya sejak kemarin malam, setelah dia menerima kiriman video dari dari Dayu, Senja sudah tidak dapat lagi memicingkan matanya barang sekejabpun. Begitu kiriman video itu sampai, Dayu sudah membombardirnya dengan pertanyaan seputar aksi panas sepasang manusia di video berdurasi sekitar empat puluh detik itu. Belum lagi Abi yang seketika mengamuk dan menerjang pintu kamarnya yang memang sengaja dikunci olehnya. Abi menggedor-gedornya tiada henti. Untung saja ada Ibu Riani dan Pak Sugeng yang mencoba menahan laju emosi Abi yang sudah mencapai ubun-ubunnya. Satu sikap yang paling disyukuri oleh Senja adalah kedua orang tua Abi tidak memaksanya untuk bercerita. Mereka mengatakan, bahwa apapun yang mereka lihat divideo itu, mereka akan lebih mempercayai kata-katanya. Karena bagi mereka, empat puluh de
Magbasa pa
Chapter 19(biar waktu yang akan menjawabnya)
"Bagaimana keadaannya Drew? Badannya panas banget itu. Mukanya pucet begitu lagi! Mana belum sadar-sadar juga. Apa dia perlu kita bawa ke rumah sakit sekarang? Gue panggil ambulance aja sekarang ya Drew?"Sabda yang tidak sabar melihat Senja yang tidak sadar-sadar juga selama hampir satu jam, kebingungan sendiri. Sedari tadi ia hanya berjalan mondar mandir gelisah di ruangannya sendiri. Andrew memutar bola mata. Ia pusing melihat Sabda mondar mandir seperti setrikaan kepanasan di depannya"Yaelah, Sab. Lo kalo nanya satu-satu dong, Bro. Jangan borongan gitu. Jadi bingung kan gue mau jawab yang mana dulu."Ck... ck... ck..."Dia nggak apa-apa, Sab. Cuma stress sama kurang istirahat aja kayaknya. Ini kantong matanya nampak sedikit hitam. Imunitas tubuhnya juga sedang lemah-lemahnya makanya, dia demam tinggi begini. Dan ehm suaminya bisa dihubungi nggak, Sab?" ujar dokter Andrew sam
Magbasa pa
Chapter 20(sabar hingga akhir)
Sudah satu minggu ini Senja mengajarkan les private kepada Caca. Anak kakak ipar Marilyn yang direkomendasikan oleh Lily. Sewaktu Lyn mengatakan bahwa iparnya sedang mencari guru private untuk anak semata wayang mereka, Lily langsung saja mengusulkan nama Senja pada Marilyn. Lyn tentu saja setuju mengingat bahwa memang basic Senja adalah sebagai seorang guru. Sebenarnya Senja sangat betah mengajar Caca. Anaknya sangat pintar dan lucu. Masalahnya hanya pada Karin, ibu Caca. Karin ini adalah type seorang istri yang pecemburu. Marilyn sudah terlebih dahulu memperingatinya untuk tidak usah berinteraksi dengan Dexter, ayah Caca. Karin bisa berubah menjadi singa apabila melihat ada wanita yang mendekati suaminya dalam artian harafiah maupun kiasan. Untuk itu Senja selalu menjaga jarak aman dengan ayah Caca.Senja sudah pindah dari rumah orang tua Abimanyu, dan kembali ke-kost-an lamanya di rumah Bude Yanti. Bu Riani dan Pak Sugeng walau dengan sangat berat hati
Magbasa pa
PREV
12345
DMCA.com Protection Status