Semua Bab TEMAN SEKAMAR: Bab 11 - Bab 20
52 Bab
11 BADAI PERTAMA
Tanpa terasa seminggu telah berlalu dan Agnes semakin tenggelam dalam kesibukannya sebagai seorang freelance fotografer. Ia sama sekali tidak tahu kalau tindakan spontannya yang menyamar sebagai seorang model pengganti tempo hari telah memicu sebuah badai besar dalam dunia fashion. Dengan santai, pada jam makan siang, Agnes lalu menelepon Jacob untuk melepas rasa rindunya. “Halo, sayang….” Suara Agnes yang jernih menyapa seseorang yang menjawab teleponnya di seberang sana. Tatapan matanya pun seketika melembut. “Halo, ma.” Balas Jacob santai. Ia baru saja menyelesaikan kelas fotografinya hari itu dan sekarang adalah jam istirahat. Agnes meneleponnya di waktu yang tepat. Sebagai seorang pemuda remaja, Jacob memiliki penampilan fisik yang luar biasa menarik. Rambutnya berwarna kecoklatan dengan tubuh jangkungnya yang tegap. Matanya yang berwarna sama dengan rambutnya dan selalu berbinar-binar dengan keramahan alami tanpa kepalsuan. Bentuk wajahnya yang
Baca selengkapnya
12 KEPUTUSAN TAK TERDUGA
Wajah Anne di ujung sana tiba-tiba berubah cerah saat mendengar suara Agnes menjawab teleponnya.“Hei, Agnes… apa kabar? Maaf, apa aku menganggumu?” tanya Anne dengan nada sungkan.“Tidak, aku hanya baru saja selesai makan siang. Ada apa?” balas Agnes santai dengan ekspresi sedikit bingung. Anne jarang sekali meneleponnya. Kali ini, pasti ada sesuatu yang cukup penting.“Umm.. ini… tentang Suster Hua.” Jawab Anne lagi. Suaranya terdengar semakin lama semakin kecil.Tubuh Agnes seketika itu juga menegang setelah mendengar nama tersebut.“Ada apa dengan Suster Hua?”“Maaf, Rissa. Penyakit diabetesnya kambuh lagi dan kami tidak punya dana lebih untuk membeli suntikan insulin untuk beliau. Sebenarnya, ini inisiatifku untuk menelepon dirimu karena Suster Hua tahu kalau kau baru saja bekerja dan tidak ingin merepotkanmu dengan masalah kesehatannya. Ia juga berkali-kali melarangku
Baca selengkapnya
13 PERJALANAN PANJANG DI DEPAN
Jojo lalu mengantarkan Agnes pulang ke depan apartemennya. Di sepanjang perjalanan, mereka berdua sama sekali tidak saling berbicara. Agnes sibuk dengan pikirannya sendiri sementara Jojo hanya sesekali meliriknya dengan gugup dan rasa bersalah. Hanya bunyi radio saja yang memecah kesunyian tak berujung diantara mereka berdua. Bagi Jojo, perjalanan pulang hari itu terasa lamaaaa sekali karena biasanya Agnes selalu banyak bercerita pada Jojo. Tentang apapun dan siapapun. Jojo juga. Mereka selalu menjadi pasangan partner in crime yang sempurna dari bangku kuliah. Hari ini, mereka berubah menjadi sepasang orang asing yang berada di dalam mobil yang sama. Hiks… Jojo benar-benar ingin menangis saat membayangkan situasinya sekarang. Cepatlah sampaiii….Dalam waktu 15 menit, mobil Jojo berhenti di sampai di depan apartemen Agnes. Begitu sampai, Agnes lalu segera turun dan segera melangkah masuk ke dalam.“Heiii..kau tidak akan menyuruhku masuk?” tanya
Baca selengkapnya
14 ANJING LIAR YANG KESEPIAN
Panti Asuhan Young GenerousAnne berjalan terburu-buru sambil membawa beberapa obat dan suntikan insulin di dalam tangannya. Nafasnya tersengal-sengal saat ia sampai di depan kamar Suster Hua dan ia lalu berhenti sejenak untuk mengatur nafasnya. Perlahan, ia lalu mengetuk pintu dan mendengar suara lirih Suster Hua yang menyuruhnya masuk.Suster Hua terbaring lemah di atas kasurnya. Ia tergelincir jatuh saat hendak keluar dari kamar mandi dan saat mencoba menahan keseimbangan tubuhnya, ia gagal dan malah betisnya tersayat karena terkena lembaran besi pintu yang setengah terbuka. Sialnya lagi, ia adalah seorang penderita diabetes tipe 2 atau dikenal sebagai penderita diabetes basah. Lukanya terus mengucur keluar dan Anne terus menerus harus mengganti perbannya supaya tidak infeksi.Untunglah Agnes cepat mengirim uang tepat pada waktunya sehingga Anne bisa menggunakan uang tersebut untuk belanja obat-obatan.  Melihat sejumlah besar obat-obatan dan sunt
Baca selengkapnya
15 ANJING LIAR YANG KESEPIAN ( 2 )
 Rumah sakit St Mary tidak pernah sesibuk malam itu. Saat itu, hampir semua tim medis berjuang bersama untuk menyelamatkan seorang gadis remaja dan bayi yang baru berumur 2 minggu. Keduanya benar-benar berada dalam kondisi kritis. Sang bayi hampir saja mengalami pneumonia dan kekurangan berat badan sehingga harus dimasukkan ke dalam incubator sambil terus dipantau kondisinya setiap saat. Sementara ibunya, si gadis belia, mengalami malnutrisi akut dan juga dehidrasi parah. Satu-satunya jalan hanyalah lewat cairan nutrisi yang dimasukkan ke dalam tubuhnya melalui selang infus.Tidak hanya itu, sekujur tubuh si gadis juga dipenuhi dengan luka-luka lebam. Beberapa malah masih sangat baru. Buku-buku jarinya sobek dan mulai mengeluarkan nanah, tapi suster sudah mengobati lukanya dan membalut dengan perban. Sekilas, sepasang tangannya mirip seperti tangan Doraemon. Berbentuk bulat dan berwarna putih.Suster Hua menghela nafas panjang. Menemukan mereka berdua dalam kondis
Baca selengkapnya
16 ANJING LIAR YANG KESEPIAN (3)
Jose hanya bisa menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal setelah mendengar seluruh penjelasan Suster Hua. Entah ia harus menangis atau tertawa setelah mendengar cerita tersebut. Ibu asuhnya ini benar-benar memiliki bakat alami untuk menarik masuk “biang masalah” dalam kehidupannya.Syukurlah, ia berkunjung di saat liburan kuliah sehingga ia bisa menghabiskan waktunya lebih lama di sini. Sekaligus, mungkin ia bisa memberikan sedikit bantuan pendekatan psikologis pada gadis aneh tersebut.“Ok… kebetulan aku sedang libur sehingga aku bisa membantumu mengurus gadis tersebut.”“Anne, tolong rawat Suster Hua. Biarkan ia tinggal di kamarmu sementara ini.”“Dan kalian, untuk sementara ini, bantu Suster Hua ya? Artinya tidak boleh nakal dan harus rajin membersihkan panti asuhan.”Dalam sekejab, Jose lalu memberikan beberapa instruksi singkat pada Anne dan anak-anak asrama segera menganggukkan kepala mer
Baca selengkapnya
17 KELAHIRAN KEMBALI
Mata Suster Hua menyipit saat mendengar keseluruhan cerita tentang gadis malang tersebut dari mulut Jose. Blu? Nama macam apa itu? Seperti nama anjing peliharaan saja. Suster Hua tidak pernah habis pikir kalau ada seseorang yang tega untuk memberi nama seorang anak dengan nama asal-asalan seperti itu. Apalagi seorang ibu, tapi kenyataannya berkata lain. Suster Hua lalu mendesah nafas panjang. Sebuah nama baru lalu tiba-tiba muncul dalam benaknya. Perlahan, bersama dengan Jose, mereka berdua lalu memasuki kamar tidurnya dan melihat gadis itu sedang kembali menjemur dirinya di bawah siraman matahari pagi sambil memejamkan matanya. Mendengar suara langkah yang perlahan mendekatinya, gadis itu membuka matanya dan menoleh ke asal suara. Di sampingnya, Suster Hua duduk mendekatinya dan membelai punggungnya dengan lembut. Tidak ada lagi tatapan kebencian dan kesepian yang dulu ada di dalam sepasang mata biru itu. Raut wajahnya sudah berseri d
Baca selengkapnya
18 AWAL YANG BARU
Seminggu kemudian….. Anne mengamati gadis tersebut di hadapannya. Hari sudah menunjukkan pukul 1 siang dan perut Anne sudah bergemuruh karena lapar tapi Agnes kelihatannya sama sekali tidak peduli akan masalah itu. Sudah 4 jam mereka berdua duduk di ruang tamu sambil mempelajari kemampuan calistung dasar dan Agnes mampu menyerap semua informasi yang diberikan seperti busa spons hanya dalam waktu 3 hari! Pada hari ke 4, Agnes selalu berada di dalam perpustakaan asrama dan membaca semua buku yang ada di sana. Kemampuan dan niat belajarnya sangat besar. Ia benar-benar haus pada semua ilmu baru yang dipelajarinya sekarang. Saat ini, ia sedang mempelajari grammar dan penggunaan tenses dalam Bahasa Inggris. “Arissa?” tanya Anne dengan wajah memelas. Arissa lalu menatap balik ke arahnya dengan tatapan bertanya. “Aku lapar. Boleh aku makan dulu ga?” tanya Anne lagi dengan tak enak hati. Agnes lalu mengangguk ringan dan kembali memfokuskan dirinya pada pelajar
Baca selengkapnya
19 PERPISAHAN
Agnes menatap wajah petugas pengawas tersebut dengan tenang dan menjawab yakin. “Ya…” …………………………………………………………………………….. Sejam berikutnya, Agnes dan Jose sudah berada di dalam sebuah restoran local sambil sarapan bersama. “Dengarkan aku, Agnes. Pengumuman hasil ujian akan diumumkan 3 hari lagi, jika kau masuk dalam 10 Besar Peringkat Nasional, kau akan mendapat beasiswa dan pelatihan gratis untuk menempuh Ujian Paket C dan jika kau juga masuk dalam 10 Besar Peringkat Nasional untuk hasil ujian Paket C, kau akan memperoleh beasiswa penuh di universitas negeri secara otomatis.” Agnes mengangguk. “Ya, ibu sudah memberitahuku masalah itu..” Jose tersenyum. Agnes lalu memandang sepasang mata teduh yang sedang mengamatinya sekarang. Mata yang sama juga memberikan rasa aman dan nyaman di saat bersamaan. Sama seperti sorot mata Suster Hua. Ibu angkatnya. Agnes merasa pipinya sedikit memanas. Lagi. “Aku akan pergi siang ini
Baca selengkapnya
20 KAMAR BARU
Tristan terbangun dengan mata yang masih mengantuk. Malam kemarin, ia baru pulang subuh karena harus membantu Profesor Roberto mengecek hasil laporan dari para mahasiswanya dan jumlahnya banyakkk sekali. Lagipula, profesor juga memiliki penyakit jantung dan sudah dipasang ring untuk memperlancar sirkulasi peredaran darahnya. Otomatis, ia tidak boleh terlalu lelah bekerja. Tristan mengusap-ngusap wajahnya beberapa kali dan ia baru saja mau kembali tidur ketika ia mendengar suara berisik dari arah luar. Seperti suara dari beberapa perabot rumah tangga yang sedang dipindahkan dan beberapa suara asing lainnya. Dengan langkah malas, Tristan menyeret dirinya dan membuka pintu kamarnya. Dalam hitungan sepersekian detik, matanya disibukkan dengan beberapa karyawan yang sedang mendekorasi ulang ruang tamu dan juga beberapa orang lainnya yang sibuk memasukkan beberapa perabot rumah tangga ke dalam kamar Agnes, sementara Agnes sedang sibuk mengawasi dan memberikan perintah deng
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status