Semua Bab The Way You Love Me: Bab 21 - Bab 30
164 Bab
Bab 21. MASALAH BARU
  Dicky menatap Elle dengan tatapan tajam. "Eleonora Esmod! Mulai sekarang aku tidak akan menghiraukan dan menganggap kamu lagi."  Mendengar Dicky berkata seperti itu, Elle menjadi kesal lalu dia tertawa membalas dengan berkata, "Hahaha ... lucu sekali, bukannya selama ini kamu tidak pernah menghiraukan dan menganggap aku ada."  "Dasar wanita murahan!" maki Dicky.  "Tidak semurah dirimu!" balas Elle dengan penuh emosi.  Dicky seperti tidak menyangka kalau kata-kata seperti itu akan keluar dari mulut Elle. Dia terdiam beberapa detik kemudian bersiap akan melayangkan pukulan tapi dengan cepat Celine maju ke depan Elle untuk menghalangi Dicky. Begitu juga dengan Tania dan Valerie yang berusaha menahan Dicky agar tidak memukul Elle.  "Dicky! Kamu jangan terbawa emosi! Apa kamu lupa dengan apa yang Galant katakan?" kata Valerie yang mencoba menenangkan Dicky.  Elle merasa heran, dia mengernyitkan keningnya
Baca selengkapnya
Bab 22. DUO TROUBLE MAKER
 Elle meminta Celine untuk pulang terlebih dahulu agar Celine bisa beristirahat setelah menemani dirinya semalaman. Sedangkan Elle memutuskan untuk menjaga sendiri ibunya di luar ruangan. Melihat ibunya yang belum juga sadar hati Elle terasa pilu.  "Bagaimana ini, melihat kondisi yang ada sekarang apakah aku harus mensetujui perkataan Galant," ucap Elle lirih.  Sebelumnya Elle juga menggunakan asuransi kesehatan untuk pengobatan Aida—ibunya, tetapi asuransi kesehatan juga ada batasannya. Meski semalam Galant telah mendepositkan uang sebesar 100 juta CAD untuk biaya perawatan Aida namun Elle merasa uang tersebut masih belum bisa mencukupi biaya Aida selama dirawat di ruang perawatan pasca operasi selama seminggu.  "Aku masih membutuhkan banyak uang, ya ... uang yang sangat banyak," ucap Elle yang kemudian dia memejamkan matanya dan menyandarkan diri di tembok ruang perawatan yang dingin.   Elle merasa tubuhnya tidak berten
Baca selengkapnya
Bab 23. MENGALAMI PENCULIKAN
 "Ini, di mana?"  Saat rasa pusing yang menyerang kepalanya mulai mereda. Berangsur-angsur Elle kembali mengingat akan kejadian sebelumnya dimana Edo membekapnya dengan sapu tangan yang telah di beri obat bius hingga membuat dirinya tak sadarkan diri.  "Edo dan ayah menculikku. Apa maksud mereka melakukan semua ini kepadaku?" ucap Elle lirih.  Elle berusaha untuk bangun dan turun dari tempat tidur, namun dia mendapati tubuhnya tidak bisa bergerak.  "Sudah sadar?" seseorang berkata dengan suara dingin dan mengintimidasi. Seketika itu Elle merasa dingin menusuk jantungnya.  "I-itu ... suara Dicky!"  Cahaya di ruangan itu dinyalakan secara tiba-tiba sesaat setelah terdengarnya suara dingin Dicky. Sangat menyilaukan.  Mata Elle menyipit, mencoba untuk melihat sekeliling. Terlihat samar langit-langit dimana tergantung lampu kristal yang indah dan terdapat kaca besar.  Dari kaca be
Baca selengkapnya
Bab 24. PENGHINAAN
 "You will know." Dicky menarik dagu Elle dan menatap wanita itu dengan tatapan dingin.  "Dicky, lepaskan aku!" bentak Elle seraya memberontak. Meski itu hanya percuma, berontak dengan tangannya yang kini sedang terikat.  Dicky tidak menjawab. Dia langsung naik ke tubuh Elle. Mencium dan melumat kasar bibir Elle.   "Lepaskan aku! Lepaskan!" Elle terus berteriak dan bergerak liar agar bisa terlepas dari Dicky.  "Kamu tidak akan bisa menolakku." Dicky menekan tubuh Elle di atas tempat tidur. Tangannya dengan kasar membelai tubuh Elle hingga membuat merinding, semua terasa menjijikkan bagi Elle.   "Apakah dress ini pemberian dari Galant? Tetap terlihat berkelas meski sederhana, rupanya dia bersedia mengeluarkan banyak uang untukmu ya," Dicky berkata dengan sarkastik.  "Lepaskan aku!" Elle berteriak namun tetap tidak bisa menghentikan gerakan Dicky.   "Tolong ... tolong, aah—"
Baca selengkapnya
Bab 25. RESCUE ACTION
 Dicky menatap dingin Elle, ujung bibirnya terangkat.   "1 ... 2 ..."  "3 ...."  BRAK!  Suara yang sangat keras terdengar bersamaan dengan hitungan ke tiga Dicky. Elle berteriak karena terkejut dan ketakutan. Begitu juga dengan Dicky yang juga terlihat terkejut.  "BASTARD!"  "BUGH!"  Galant maju beberapa langkah, memberikan satu pukulan ke wajah Dicky, meraih kerah bajunya dan menarik paksa turun dari tempat tidur kemudian menghempaskannya ke lantai.  "Shit!"  Pandangan Galant beralih ke Elle. Dia meraih selimut kemudian menutupi tubuh Elle. Dia membungkuk berusaha melepaskan satu persatu ikatan di tangan dan kaki Elle.  "It's okey, dont be afraid." (tidak apa-apa, jangan takut). Lima kata sederhana yang terlontar dari bibir Galant tersebut membuat Elle ingin menangis tetapi Elle mencoba menahannya dengan menggigit bibirnya, dia mengangguk. Namu
Baca selengkapnya
Bab 26. WITH THE SAVIOR
 "D-di mana ini?" suaranya terdengar bergetar karena takut.  Setelah mengalami hal mengerikan sebelumnya di tempat asing, wajar jika kini Elle merasa sedikit ketakutan saat kembali berada di tempat yang asing. Sebuah kamar yang besar dengan design minimalis. Meski kamar itu tidak semegah kamar di rumah Dicky, tetapi terasa sangat nyaman.  Galant yang melirik Elle tengah mengedarkan pandangannya ke sekeliling dengan raut wajah cemas, berkata dengan lembut, "Kamu tidak perlu takut. Ini rumahku, kamu akan baik-baik saja di sini."  "R-rumahmu?" Elle berkata dengan gugup. "Kenapa kamu membawaku ke rumahmu?"  "Apakah kamu masih ingin aku memelukmu?" Galant menatap Elle dengan senyuman yang terbit di bibirnya. Bukannya menjawab pertanyaan Elle tersebut, Galant malah melontarkan kata-kata lain yang membuat Elle semakin gugup.  Elle yang tidak menyadari jika sedari tadi tangannya masih mengait di leher Galant dengan cepat
Baca selengkapnya
Bab 27. PENYUKA SESAMA JENIS
 "Hal yang aku katakan pagi tadi apakah kamu sudah memikirkannya?"  Elle terdiam sejenak, dia kembali teringat kata-kata Galant yang menginginkan dirinya melahirkan anak yang berada di perutnya saat ini.  Jika sebelumnya reaksi pertama Elle adalah menolak, sekarang ini dia harus benar-benar memikirkan kembali semuanya, terutama saat kata-kata Dicky 'sebaiknya kamu memenangkan hati Galant' muncul di pikiran Elle.  Sebelumnya Elle tidak benar-benar menganggap kata-kata Dicky itu. Waktu itu Elle hanya menganggapnya sebagai sindiran yang terlontar akibat Dicky sakit hati padanya karena perceraian.   Jika saat ini Elle masih tetap menolak tawaran Galant, kejadian seperti yang dia alami tadi bisa saja kembali terulang dan Elle tidak menginginkan hal itu. Beruntungnya tadi Galant datang menyelamatkannya, kalau tidak bahkan Elle sendiri tidak tahu akan jadi apa dirinya sekarang. Dia yang begitu lemah hingga melindungi diri sendir
Baca selengkapnya
Bab 28. PERHATIAN KECIL
 "Jangan berpikir sembarangan!" Galant yang sedari tadi memperhatikan Elle seolah telah bisa menebak apa yang ada di pikiran Elle.   'Eeh, kenapa dia bisa tahu apa yang ada di pikiran aku?' tanya Elle dalam hati. Suasana pun menjadi canggung.  "Sekali lagi aku peringatkan, jangan berpikir sembarangan!" kata Galant dengan tegas.   Elle mengangguk dengan cepat dengan pipi memerah karena ketahuan telah berpikir sembarangan mengenai Galant. Elle kemudian membaringkan diri di tempat tidur dengan tatapan kosong dia menatap ke Galant.  Tok ... tok ... tok.  Terdengar seseorang mengetuk pintu kamar.  "Masuk." perintah Galant.  Ceklek.  Nampak seorang wanita paruh baya memasuki ruangan.  "Selamat malam Nona Esmond, saya pelayan di sini. Nona bisa memanggil saya Bibi Anna. Ini saya membawakan pakaian yang telah di siapkan oleh Tuan untuk Nona."  "Ter
Baca selengkapnya
Bab 29. GOOD NEWS
 Sinar matahari pagi menembus jendela, menyentuh wajah Elle. Perlahan Elle yang tengah tertidur pulas mulai membuka matanya kala merasakan silaunya matahari yang menyentuh wajahnya. Elle mengerjapkan matanya beberapa kali.   "Sudah pagi rupanya, aku tertidur sangat lelap semalam hingga tak terasa sudah pagi saja." Elle menggeliat dan menguap. Dia beranjak dari tempat tidurnya dan segera melangkah menuju kamar mandi.  Setelah Elle selesai membersihkan diri, tubuhnya kini bersih dan segar. Elle melangkah menuju tempat di mana pakaian telah di siapkan untuknya. Dia memilih memakai dress lengan pendek berwarna mustard, setelah rapi Elle turun untuk sarapan.  Di ruang makan, Bibi Anna telah menunggu Elle, dia memberi Elle sebuah amplop cokelat. "Tuan menitipkan ini kepada saya untuk diberikan kepada anda, Nona. Tuan ada pertemuan penting pagi ini jadi dia tidak menunggu anda untuk bangun dan langsung pergi ke perusahaan pagi-pagi sekali. T
Baca selengkapnya
Bab 30. BERPURA-PURA
 Elle, Celine dan Aida—ibu Elle sedang berbincang ringan di ruang perawatan baru. Aida yang sebelumnya berada di ICU kini sudah bisa bergerak dan berbicara meski perlahan. Elle sangat bahagia karena ibunya dapat pulih dengan cepat.  BRAK!  Terdengar suara pintu didorong dengan kuat. Celine dan Elle terkejut, begitu juga dengan Aida. Saking terkejutnya tubuh Aida menjadi gemetar, nafasnya naik turun dengan cepat.  Melihat hal itu Elle segera menenangkan Aida. "Tenang bu, tenang ... jangan emosi."  Elle menjadi kembali khawatir akan kondisi Aida. Masih dengan rasa cemas yang melanda, Elle membalikkan badan untuk melihat siapa yang melakukan hal itu, membuka pintu dengan kencang. Ternyata Henry Dirk dan Tania Oda—orang tua Dicky telah memasuki ruangan dengan Valerie yang berdiri di samping mereka.  "Kenapa kalian datang kemari?" Elle berkata dengan pelan namun tetap memperhatikan mereka dengan penuh waspada. 
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
17
DMCA.com Protection Status