Semua Bab QUALM: Bab 11 - Bab 20
28 Bab
Bagian 11 : Suami-Istri?
--"Gue pergi semalem si Shira sama Ken udah kawin, gila nggak tuh?!" Gibah pagi hari resmi dimulai."HAH, BENERAN?" Indah yang sedang ngemil hampir saja menyemburkan makanannya."Tadi pagi pas gue masuk rumah, begitu berdosanya lihat Ken telanjang dada dan si shira rambutnya basah," ujar Luna melebih-lebihkan, perempuan satu ini memang pantas disebut 'Ratu Gibah'. Padahal yang sebenarnya terjadi adalah Shira yang baru keluar dari kamar mandi karna rambut panjangnya terkena kecap yang tumpah di dapur dan Ken yang akan mengambil jam tangan di meja depan, kebiasaan lelaki itu memang tidak berubah, selalu menunda memakai baju jika sehabis mandi."Astafirullah, Shir, kamu?" Tatapan tajam Indah serasa ingin menghakimi."Lu kompor banget sih, Lun," ujar Shira kesal.
Baca selengkapnya
Bagian 12 : Kembali Tersakiti.
-"Kamu tau nggak, tempat apa yang akan aku kunjungi setelah sembuh?" Perempuan itu membuka pembicaraan.Bibir mungil itu mengerucut. "Oke, aku paham kalau kamu nggak suka diajak bicara pas nyetir.""Aku pengen banget ke pantai lagi, jalan di tepian terus nunggu ombak dateng, kamu inget nggak pas honeymoon dulu?" Tidak ada jawaban, lelaki di sampingnya tetap saja diam."Ah, itu es cream kesukaanku, kenapa nggak berhenti? Aku bukannya udah pesen kalau mau mampir?" perempuan itu terus saja berbicara.Decitan rem terdengar. "Mas!""Kamu kenapa berhenti mendadak? Gimana kalau tadi kepala aku kebentur?"
Baca selengkapnya
Bagian 13 : Bersama.
 Shira membuka mata, jam masih menunjukan pukul lima pagi tapi matanya tidak bisa tertutup kembali, semalam saat lelaki itu berkata ingin memanfaatkannya, Shira tidak lagi bisa berbicara, lidahnya kelu, tubuhnya lemas, dan otaknya kosong. Lagi pula apa yang bisa perempuan itu harapkan dari lelaki yang sudah berkhianat? Cinta dan kesetiaan? Bodoh jika iya. Memilih bangkit, perempuan itu mengikat cepat rambut panjangnya. "Sudah bangun?" Shira terperanjat, lelaki itu sudah berdiri di depan, semalam dengan tidak tau diri, Ken mengambil tempat tidur istrinya dan dengan bodoh Shira menurut begitu saja. "Kamu banyak berubah, Lashira mana pernah bangun sepagi ini? Hmm?" Perempuan itu tidak mengubris, memilih menjauh dari sang suami, tapi sebuah tarikan membuat tubuh Shira menabrak kasar dada Ken. "Lepas!" Shira mendorong kasar lelakinya. "Kamu boleh membuatku menjadi milikmu kembali, ta
Baca selengkapnya
Bagian 14 : Terserah Kamu.
"Kamu gila?" Sebuah tamparan mendarat mulus di pipi Farrel."Tapi itu kenyataannya, aku dan Shira sudah menikah." Lelaki itu berkata tanpa ragu."Apa kurangnya Sandra? Dia cantik, baik, kaya dan pastinya sempurna!" Saut wanita paruh baya itu membuat tawa Farrel menggema."Baik?" Ulang Farrel tidak percaya. "Wanita selingkuh dan diceraikan suaminya itu baik di mata Mama?"Nuria terpingkal. "Apa bedanya sama kamu yang juga selingkuh dan diceraikan?""Papa tidak peduli! Kamu tidak boleh menikah dengan anak pembohong itu!" Potong Aji marah."Aku dan Shira sudah menikah, restu kalian tidak perlu." Ketika lelaki itu akan keluar sebuah tarikan dan pukulan kembali Farrel dapatkan."Papa!" Teriak Nuria histeris."Anak ini benar-benar kurang ajar jika dibiarkan!""Farrel, tidak bisa kah kamu menuruti kata Papa sekali saja?!" Mata Nuria b
Baca selengkapnya
Bagian 15 : Anak?
"Hujan deres banget ini, Shira balik bareng gue aja sih ya?" Luna mengamati tetesan air yang jatuh dari jendela."Bukannya mau dijemput calon misua?" Kerutan di dahi Shira muncul."Ya nggak apa lah nanti anter lu dulu.""Mau bonceng tiga gitu?" Saut Indah dari dapur."Itulah, puyeng gue juga." Luna menggaruk kasar rambutnya."Udahlah gue balik sendiri juga berani.""Masalahnya kalo ujan kaga ada bus." Luna menyentil dahi sahabatnya."Naik taksi lah." Dengan sombong perempuan itu menyibak kucir kudanya."Duit aman?" Bukan pertanyaan ini lebih mirip ledekan.Shira menghembuskan napas kesal. "Ken punya utang ke gue belum dibalikin, kesel.""Nggak dikasih duit bulanan?" tanya Indah heran."Auk lah males.""Shir, gue merasa aneh banget sih sama lu, bukanya cinta lu sama Farrel itu nggak ad
Baca selengkapnya
Bagian 16 : Terbongkar.
Perempuan itu berjalan perlahan, menutup pintu hati-hati karena takut seseorang terbangun karena dirinya."Hallo Ibu....""........""Shira udah dapet uangnya, besok pagi langsung Shira transfer."".......""Enggak, Bu, Shira nggak mau Shania marah.""........""Tapi, Bu....""Ibu, hallo, Bu...."Shira menggerang ketika telfon dimatikan sepihak, tidak, dirinya tidak boleh pulang kampung! Shania akan sangat murka jika tau kepulangannya."Belum tidur?" Jika tidak secepat kilat Shira menangkap ponsel semi buluknya itu sudah bisa dipastikan benda pipih berwarna putih di tangannya sudah terkapar di lantai."Kenapa?" Walau kesal Shira tetap saja bertanya, menatap garang wajah sang suami."Buat
Baca selengkapnya
Bagian 17 : Tertolak.
Plak...Suara tamparan menyambut kedatangan keduanya."Shania, apa yang kamu lakukan?!"Tarikan kasar perempuan muda itu dapatkan."Setelah membunuh keponakanku, kalian berdua masih berani datang?" Matanya berkaca, tubuhnya merontai dari pelukan sang ibu."Kalian masuk dulu," ujar perempuan paruh baya itu masih memeluk erat anak bungsunya."Tapi, Bu....""Shira, masuklah, Nak Farrel juga." Lelaki paruh baya itu ikut berbicara.Shira terpaksa menurut, tetesan air mata mulai memenuhi pipi, tubuhnya lemas luar biasa. Perempuan itu tidak pernah menyangka kejadian beberapa tahun silam menimbulkan luka sedalam ini untuk ad
Baca selengkapnya
Bagian 18 : Tidak Mengerti.
Perempuan itu menyesap minumannya dengan sebelah tangan yang terus men-scroll layar ponsel. "Hmmm, cantik.""Lalu?" Lelaki itu menekan suaranya."Bagus mana yah, ini atau ini...." Dahinya mengkerut, mengamati benda berbentuk persegi yang berada di tangan."Sandra!""Apa sih, berisik." Lirikan tidak suka perempuan itu berikan."Lalu bagaimana?" Farrel berkata penuh penekanan, emosinya sudah berada di ujung."Terserah kamu." Selalu seperti itu, hal yang membuat Farrel ingin sekali berteriak."Kenapa selalu aku? Kamu tidak pernah mencari cara!" Napas Farrel naik-turun menghadapi wanita licik di depannya.Sandra mengalihkan pandangan dari layar ponsel. "Siapa yang butuh? Aku atau kamu?""Kamu ingin menjadi istri keduaku?" Lelaki itu menantang."Aku? No problem, aku cuma butuh uang,&
Baca selengkapnya
Bagian 19 : Semakin Membingungkan.
  Perempuan itu mengelus pelan pipi bocah yang berada di gendongan lelaki di sampingnya, lalu saat lelaki itu menatap intens wajahnya, seketika Shira membeku, tidak mampu menengok, hatinya selalu bergetar jika diperhatikan seperti itu. "Sheo senang?" Bocah lelaki itu mengangguk semangat ketika sang ayah bertanya. "Besok kalau ada waktu kita belanja lagi, okay?" Shira ikut menimpali. "Oke." Sheo tersenyum lebar."Belalti kita masaknya besok ya, Onti?"  "Iya besok, Nak." Abil menyaut. "Tadi' kan sudah makan di luar, nanti siapa yang mau makan kalau kita masaknya hari ini?" "Oh, iya, besok aja," jawab bocah lelaki itu membuat kedua manusia dewasa itu hanya bisa tersenyum. "Mas mau ke mana?" Shira mengkerut ketika lelaki itu tidak masuk ke dalam rumah. 
Baca selengkapnya
Bagian 20 : Pertengkaran Kecil.
Shira memejamkan mata, entah apa yang akan terjadi hari ini, ketika dirinya benar-benar bertemu dengan Raya, ibu mertuanya. Terakhir kali perempuan paruh baya itu mendorongnya hingga tersungkur, menampar kasar pipinya dan mengusirnya agar menjauh dari sang putra, kenangan yang mengerikan jika kembali dibayangkan."Turun." Suara serak Ken menggema, dengan malas perempuan itu turun dari mobil."Ayo." Lelaki itu menggenggam kuat telapak tangannya dan menariknya masuk.Shira mengatur napas, meremas kuat celana kain yang dirinya pakai, hatinya berdesir, tentu saja, rasanya seperti akan menerima hukuman yang menyakitkan."Farrel?" Tanpa permisi suara itu bergema, menerobos perlahan gendang telinga Shira yang tertutup helaian anak rambut.Lelaki itu menengok, menarik tangan yang berada di genggamannya lalu menuju kursi yang tersedia. "Udah lama?""Baru saja." Lelaki paruh baya it
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status