Semua Bab Terjebak Cinta CEO: Bab 91 - Bab 100
127 Bab
Posisi untuk Darwin
"Kenapa kamu bilang seperti itu?" "Ya, kamu bertanya seperti itu," kata Rachel memanyunkan bibirnya. Satria menghela nafas panjang. Dengan penuh kelembutan, ia mulai menggenggam erat tangan Rachel yang terlipat di dada. "Kamu cantik meskipun tanpa make-up," ucap Satria tersenyum senang melihat senyum manis istrinya merekah kembali. "Benarkah?" "Heem." "Kamu juga tampan jika kamu tersenyum seperti ini," ucap Rachel memegang kedua pipi Satria dan menariknya hingga senyumnya sedikit tertoreh. "Aku mandi dulu, ya!" kata Satria melepas tangan istrinya. "Heem. Aku bantu!" gegas Rachel yang begitu cepat melepas jas yang masih melekat di tubuh suaminya. Satria tersenyum senang melihat Rachel yang begitu perhatian kepadanya. "Kenapa kamu menatapku seperti itu?" tanya Rachel melirik seraya membuka satu persatu kancing baju Satria. "Apa kamu ingin menggodaku?" Pertanyaan Satria membuat Rachel terkejut.
Baca selengkapnya
Oma takjub
  Sesaat, Satria melirik ke arah istrinya yang menggeliat.Ia tersenyum senang akhirnya Rachel terbangun dari tidurnya.  "Sayang, oma ingin bertemu dengan kita," kata Satria menatap istrinya yang berjalan dan merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Satria mengernyit heran. Tak biasanya istrinya sangat malas beraktifitas di pagi hari. "Sayang," ucap Satria menghampiri Rachel yang mendekap guling. "Sayang, aku ngantuk banget! Nanti malam saja ya, kita ke sana," ucap Rachel dengan mata yang sayu. 'Ada apa dengannya? Padahal, tadi malam nggak sampai larut malam? Apa dia baik-baik saja?' gumam Satria menempelkan punggung tangan ke arah kening istrinya. "Tidak panas?" tanyanya seorang diri. "Sayang, I'm fine. Cuman aku ngantuk banget!" kata Rachel mendekap tangan suaminya. "Aku panggilkan Dokter saja, ya? Takutnya tidur kamu nggak wajar," kata Satria membelai rambut istrinya. Satria menghela nafas m
Baca selengkapnya
Tak sesuai harapan
  Dengan cepat, jari jemari tangannya mulai menscroll kontak yang tersimpan di handphone. Dr.Galuh, nama itu mulai muncul dari layar pipih yang ia pegang.  Tok tok tok Ketukan pintu membuat Satria mengurungkan niatnya untuk menghubungi Dokter Galuh. "Pak Satria, oma boss menyuruh Anda ke ruangannya sekarang," kata Neta dengan santun. "Ok!" jawab Satria berdiri seraya memasukkan kembali ponsel ke dalam saku celananya. ***** Rachel menarik nafasnya dalam-dalam, ia mulai menghirup udara yang masuk dari pintu jendela kamarnya. "Rasanya fresh banget," ucapnya tersenyum memandang langit biru yang begitu indah. Ting ting Ting Bunyi khas dari abang bakso membuatnya terperangah. "Kayaknya, siang-siang seperti ini. Enak banget makan bakso bareng-bareng," gegasnya pergi menuju ke bawah. Simbok Darmi terkejut melihat majikannya berlari menuju keluar rumah. "Non, mau kemana?" teriak
Baca selengkapnya
Kalah Tender
Di satu sisi, Darwin tak habis pikir jika apa yang ia bayangkan tak sesuai dengan kenyataan.  "Kenapa oma memberiku jabatan seperti ini? Bukankah dia bilang akan menjadikan aku pemilik perusahaan ini." Darwin kecewa, tangannya mengepal dan memukul meja kerja secara perlahan. "Menjadi HRD dan Monica menjadi Manager trus apa yang harus aku banggakan di depan Satria?" gumamnya seorang diri. Ia mendesah, berdiri dan menopangkan kedua tangan di dada. Tatapannya memicing ke arah foto keluarga Angkasa yang terpasang di dinding ruang HRD tersebut. *** "Nona boss, apa nggak sebaiknya nona boss istirahat saja? Nih, sudah sore lho, Non? Apalagi, sebentar lagi, pak Satria akan pulang!" tutur ibnu yang melihat atasannya tak merespon perkataannya. Kedua matanya berputar menatap ke arah teman-temannya yang menaikkan bahu secara bersamaan. Mereka mulai mencari alasan agar bossnya itu menyudahi permainan catur yang masih berlangsung saat ini. "Iya, Non. A
Baca selengkapnya
Salah Sangka
Di tempat lain,  Darwin terlihat begitu sumringah, setelah mendapat telepon."Kamu sudah melakukan hal yang terbaik. Aku akan segera melakukan apapun permintaan kamu." ("Aku pegang janji kamu!") Suara laki-laki yang merupakan partner Darwin untuk menjatuhkan Satria. "Tentu!" ucap Darwin mematikan ponselnya. Darwin tersenyum tipis. Ia tak menyangka jika kerjasamanya dengan musuh Satria sangatlah menguntungkan baginya. "Sebentar lagi, cepat atau lambat kamu akan kehilangan segalanya, Satria Angkasa. Ini baru awal kamu kehilangan satu tender, aku pastikan kamu akan merasakan bagaimana pahit kehidupan ini. Aku yakin, Rachel nggak akan mau jika kamu sudah tak memiliki apa-apa!" tuturnya sombong. Di rumah Rachel menunggu kepulangan suaminya. Ia tak berhenti mondar-mandir kesana kemari, hingga membuat kelima pengawalnya pusing melihatnya. "Nona boss, ngapain ya?" tanya Bayu mengernyit. "Masih nanya lagi. Ya nungguin pak Satrialah!
Baca selengkapnya
Rencana Darwin untuk menjatuhkan Satria
  "Apa kamu akan menuruti apa yang aku mau?" tanya Rachel manja. "Selama aku bisa, aku akan menuruti semua  yang kamu inginkan," jawab Satria membelai rambut indah istrinya itu. **** Darwin tersenyum senang.  Ia berjalan menghampiri orang yang bekerja sama dengannya.  "Darwin, akhirnya kamu datang juga!" ucap partner Darwin yang tak lain adalah Diego Armando. Mantan bos Darwin dulu, sebelum ia bekerja dengan Monica. "Pak Diego, bagaimana  kabar anda?" tanya Darwin mengulurkan tangan untuk  mantan bossnya itu. "Seperti yang kamu lihat. Duduklah!"  "Terimakasih, Pak!" "Wah ...! Saya tak menyangka kamu bisa masuk ke keluarga itu," kata Diego yang begitu senang melihatnya. "Semua itu karna  saran dari pak Diego, saya bisa dengan mudah masuk  ke dalam keluarga itu." "Bagaimana? Apa kamu masih ingin melanjutkannya?"  "Ya, kenapa tidak? Rasa saki
Baca selengkapnya
Rachel ingin semua orang tahu
"Rachel, kamu bermalam di sini?" tanya Dinda tersenyum tipis menatap istri sahabatnya dari atas sampai bawah. "Iya," jawab Rachel menyapu rambutnya. "Oiya, by the way, mana Satria? Satu jam lagi, ada meeting dengan PT Jayatama. Tolong kamu beritahu dia, ya!" pinta Dinda. "Bu Dinda," ujar Agnes tiba-tiba. Salah satu staf kantor yang terkenal akan biang gosipnya. Ia terkejut, tercengang melihat ada wanita yang berada di ruang kerja atasannya. Kedua matanya tak berhenti memperhatikan wanita yang tak asing baginya. "Bukankah wanita ini?' tebak Agnes dalam hati dan terkejut saat ada tepukan keras mengenai bahunya. "Aduh! Bu Dinda, kenapa Ibu memukul saya?" protes Agnes memegang bahunya. "Kamu tuh, yang apa-apaan. Ngapain kamu liatin atasan kamu seperti itu," kata Dinda dengan nada yang tinggi. "Atasan?" tanya Agnes kaget. "Sudah-sudah, saya panggilkan pak Satria dulu, ya!" kata Rachel menutup pintu tersebut. Agnes ma
Baca selengkapnya
Kekhawatiran Satria
Semua staf tercengang melihat Rachel. "Kamu? Bukankah kamu cleaning servis itu, ya?" tanya Sofi menghampiri Rachel yang terdiam. "Iya, ngapain kamu di sini? Atau jangan-jangan dia yang ngambil data perusahaan dan menjualnya ke perusahaan lain. Iya, kan?" sahut lainnya. "Trus, kenapa kamu nggak pake seragam cleaning servis?" cecar Sofi memicing. Pertanyaan demi pertanyaan bertumpuk mencecar Rachel. Ia bingung harus menjawab apa. Ingin rasanya ia mengatakan kalo dirinya adalah istri atasan mereka. Tapi, ia tak mau mengambil keputusan tanpa persetujuan dari suaminya. "Kenapa diam?" ujar Sari penasaran. "Sudah-sudah, kalian apaan sih? Nggak usah mencecar dia kayak gitu. Bagaimana dia mau jawab kalo kalian bertanya terus tanpa henti," bela Farel. 'Apa aku harus mengatakan yang sejujurnya?' gumam batin Rachel  menatap mereka yang terus menatapnya penasaran. "Ah, aku tau. Jangan-jangan kamu ke sini untuk menggoda pak Satr
Baca selengkapnya
Berstatus menjadi calon Ayah
'Kenapa kepalaku pusing seperti ini?' gumam Rachel dengan pandangan mata yang mulai buram. Gelap dan tak sadarkan diri "Bu Rachel," kata Doni spontan menangkap tubuh ideal atasannya itu. Satria yang turun dari mobil, terbelalak dan terkejut melihatnya. Bisa-bisanya, pengawal pribadinya  berani memegang tubuh istrinya itu. "Doni ...," teriak Satria yang mengejutkan Doni. Doni mengerling. Ia bingung harus bagaimana menyikapi atasannya itu. 'Ingat! Aku tak mau ada yang menyentuh istriku, kecuali aku. Kalian hanya boleh mengawasinya, mengawalnya dan melindunginya. Ok!' kata-kata Satria yang dulu mulai melintas di pikiran Doni. 'Mati aku! Kenapa di saat seperti ini, Satria datang. Pasti, dia akan menghabisiku saat ini juga!' gumam batin Doni mengernyit saat melihat Satria menghampiri dirinya. Tatapannya, raut wajahnya yang terlihat kejam membuat Doni pasrah jika Satria akan menghabisi dirinya pada saat ini juga. "Kenapa
Baca selengkapnya
Satria memberi perlindungan extra
  Darwin terbelalak kaget mendengarnya. Pilihan yang begitu sulit baginya untuk membuat Satria merasakan apa yang ia rasakan. "Apa aku salah menyimpan rasa ini padanya? Tapi, jika rencanaku berjalan dengan lancar. Apa Rachel mau menerimaku kembali?"  Darwin menyandarkan kepala seraya memejamkan kedua matanya. "Kamu mau tau, kenapa aku menyukaimu? Karena kamu selalu melindungi setiap wanita. You are my hero ! I like it!" Kata-kata Rachel yang dulu kini mulai melintas di pikirannya. "Aku mencintaimu karena kamu adalah orang yang bertanggungjawab, penyayang dan bisa melindungiku dari segala macam  mara bahaya yang ingin meleyapkanku." Kata-kata Monica yang sekarang berada dalam ingatannya. Tak hanya kata Rachel dan Monica, tapi pesan ibu Darwin juga melintas di pikirannya. "Darwin, ibu mohon sama kamu. Meskipun hati kamu terluka. Jangan pernah kamu menyakiti hati seorang wanita." Darwin terbangun. Nafasnya t
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status