Semua Bab Mas Duda Nyebelin: Bab 21 - Bab 30
128 Bab
20. Makan Malam Berdua
Heera tidak bisa menelan nasinya dengan benar, ia gugup dan tidak dapat menikmati makan malamnya seperti biasa karena di hadapannya saat ini hanya ada Sean yang juga sedang menyatap makanan. Semenjak menjadi baby sitter Keenan, Hera memang sering makan malam bersama Sean, tapi kali ini suasananya berbeda sebab tak ada Keenan di antara mereka, alis hanya berdua. Heera dan Sean. Keenan sudah menyelesaikan makan malamnya lebih dulu dan Sean langsung memerintahkan anak itu untuk segera gosok gigi dan pergi tidur. "Kamu dan Arta pacaran?" Heera yang sedang sibuk mengunyah makanannya dengan pelan langsung tersedak mendengar pertanyaan Sean yang tiba-tiba. Dengan sigap Sean memberikan Heera segelas air putih yang segera Heera teguk sampai tuntas. Usai meletakan gelas kosong tersebut, Heera menyeka sisi bibirnya dan berkata. "Maaf mas, saya kaget." cicit Heera sambil menepuk
Baca selengkapnya
21. Ada Yang Aneh
Kenyataan bahwa ketertarikan Sean terhadap Heera itu sebenarnya masih ada. Benih-benih cinta yang berusaha Sean matikan rupanya masih tumbuh secara perlahan di dalam hati berdebu pria itu. Melihat bagaimana cara Sean memandang Heera, cinta tergambar jelas di mata elangnya. Seperti saat ini, mungkin sudah hampir dua puluh menit manik Sean tak lepas menatap kearah dua gadis di depannya. Di balkon kamar tetangga depan, ada Heera dan Jessi yang sedang asik mengobrol. Awalnya hanya Heera sendiri yang melamun di balkon itu, tapi beberapa menit lalu Jessi datang sambil membawa minuman soda untuk Heera.  Sean juga melihat jelas bagaimana raut kesal Heera saat Jessi datang tiba-tiba, namun gadis itu langsung diam ketika Jessi memberinya minuman.  Tanpa sadar, entah untuk yang keberapa kali bibir Sean menerbitkan senyum tatkala melihat ekspresi wajah Heera yang berubah-ubah dan tampak menggemaskan. Sean paling suka jika melihat ekspresi Heera yang sedang mere
Baca selengkapnya
22. Satu Langkah Lebih Dekat
Tepat pukul 6 pagi Heera sudah bersiap untuk pergi ke rumah Sean. Gadis itu sudah rapi dengan pakaian santai namun sopan, usai mengikat rambutnya menjadi satu bagian, tungkai Heera segera beranjak keluar dari kamar. Senyum Heera langsung terbentang melihat Jessi yang dengan lahap memakan sarapannya di meja makan."Pagi, tante Heera!" sapa Jessi sambil tersenyum manis, seketika ia menghentikan kegiatan makannya saat menyadari kehadiran Heera."Pagi, Jes! sarapan apa, tuh?" tanya Heera sambil berjalan menghampiri Jessi."Biasa, nasi goreng telur dadar!" jawab Jessi. "Tapi udah gue habisin nasi gorengnya, Ra, soalnya gue tau lo bakal sarapan di rumah Keenan, kan?" lanjut Jessi, menatap Heera yang kini duduk di hadapannya. Jessi sampai hapal dengan kebiasaan Heera, karena sejak kerja jadi baby sitter Keenan, Heera tidak pernah sarapan di kost lagi."Lo biasanya masakin Keenan apaan, Ra?" Jessi bertanya lagi karena ucapan sebelumnya hanya di balas senyuman tip
Baca selengkapnya
23. Awkward
Suasana sarapan pagi ini di selimuti kecanggungan. Keenan yang sadar ada yang berbeda dengan Heera dan Ayahnya mulai bertanya-tanya. Mata minimalis anak itu menatap bergantian dan penuh selidik ke Sean dan Heera. "Tante Heera dan Ayah sedang marahan lagi?" Keenan tak dapat menahan mulutnya, ia sudah sangat penasaran hingga memutuskan untuk bertanya. Dari tadi matanya memincing curiga ke Heera yang lebih banyak diam dari biasanya. Spontan pertanyaan Keenan membuat Heera mendongak terkejut, manik Heera kini menatap Sean meminta sinyal bantuan. "Jadi kalian sedang marahan?" lanjut Keenan menuntut karena Heera tak kunjung buka suara. Tatapan Keenan kini berubah jengkel, menyorot ke Sean yang duduk tidak setegak biasanya. "Tidak. Ayah dan Tante Heera baik-baik saja." gumam Sean setelah di tendang kakinya di kolong meja oleh Heera. Keterdiaman Sean membuat Heera jengkel, maka dari itu Heera memaksanya untuk
Baca selengkapnya
24. Mas Sean Jatuh Cinta
"Oh, ternyata kamu baby sitternya Keenan, Ra."  Heera mengangguk singkat merespon ucapan Celita yang sedari tadi tak berhenti bertanya. "Kalau aku bawahannya pak Sean di kantor, Ra." lanjut Celita lagi meski Heera tidak bertanya. "Kamu bisa diam tidak?" tegur Sean dengan wajah tak senang. Ia cukup terganggu dengan Celita yang tidak berhenti bicara sedari tadi. Membuat fokus menyetirnya terbagi. "Maaf, pak!" Celita langsung merapatkan mulutnya. "Mas, nanti aku turun di sekolah Keenan aja." Bergantian Heera yang buka suara. Tapi anehnya Sean langsung antusias mendengar suara Heera, matanya melirik Heera melalui pantulan kaca. "Lho, kenapa, Ra?" tanya Sean. Karena biasanya setelah mengantar Keenan, Sean balik lagi ke rumah untuk mengantar Heera. "Gakpapa, mas sama mbak Celita kan mau ke kantor. Aku nanti bisa naik bus atau ojol." jawab Heera. Celita menyimak dengan kening mengernyit, ia sadar ada yang berbeda dengan raut waja
Baca selengkapnya
25. Tolong Jaga Diri
Arta: hari ini jadikan mau nemenin gue?Heera: ya ampun, Ar!Arta: jangan bilang lo lupa?Heera: hehe sorryArta: dimana? gue jemput sekarang. Lo udah mandi, kan?Heera: udah sih, tapi gue lagi ga di kosanArta: dimana? gue jemput ajaHeera: gue di kantor mas SeanUsai mengirim lokasi kantor Sean ke Arta, Heera mengusak rambutnya, ia lupa kalau hari ini ada janji ingin menemani Arta nyari kosan baru karena kosan cowok itu akan di gusur dan di bangun gedung.Setelah menyelesaikan urusannya di toilet, Heera langsung keluar dan berjalan menuju ruangan Sean. Tak peduli dengan pandangan karyawan kantor yang menatapnya penuh nyalang, bahkan beberapa karyawan perempuan membicarakan nya secara terang-terangan. Heera sih santai saja, ia malah bangga karena membuat para karyawan perempuan di kantor Sean iri padanya."Mas," Heera langsung memanggil Sean begitu kakinya menginjak lantai marmer ruangan sang majikan."Ken
Baca selengkapnya
26. Naif
Heera mendelik kesal saat mendapati Adelio yang sedang duduk di depannya, cowok tengik itu sedang sibuk main game bareng temen-teman lainnya. "Ra, oper asbak, dong!" perintah Gibran sambil itu menunjuk tempat abu rokok yang tidak jauh dari Heera. Dengan gerakan malas Heera meraih asbak yang tak jauh dari jangkauannya lalu memberikannya ke Gibran. "Jangan nyebat mulu, cepet mati lo!" ujar Heera dengan nada galak, membuat anak-anak yang lain melirik kearahnya dan tertawa kecil. "Tuh, Bran, dengerin! kapan lagi lo di nasehatin Heera." hasut Vino, cowok yang pernah dekat dengan Heera. Tapi sebulan kemudian Vino menjauh setelah tau kalau Heera memiliki prinsip tidak pacaran sebelum mendapat gelar. Heera cukup banyak dikenal di lingkungan kampusnya, Heera cantik dan pekerja keras, siapapun tau itu. Banyak yang mendekati Heera, tapi mereka semua memilih menyerah pada tahap pertama. Alasannya selalu sama, mereka tau Heera tidak mau pacaran. "A
Baca selengkapnya
27. 'Karena Saya Ingin'
"Naheera?" Sean mengangguk mantap. "Kamu kenal? dia juga kuliah di kampus yang sama seperti kamu." lanjutnya membuat kening sang lawan bicara semakin mengernyit.Rasa penasaran yang semakin besar membuat Sean memerintahkan seseorang untuk mencari latar belakang Heera. Dan yang mengejutkannya, ternyata selama ini adek sepupunya Sean berteman dengan Heera. Maka dari itu Sean langsung memerintahkan sepupunya tersebut untuk datang ke kantornya guna bertanya lebih lanjut tentang Heera."Pasti kamu mengenalnya kan, Yo? Heera bukan cuma teman kampus kamu, tapi mantan partner kerja kamu juga, kan?" suara Sean mulai mencekat napas sang lawan bicara.Ada banyak hal yang Sean ketahui tentang Heera. Tapi ia harus menyaring kembali informasi tersebut, makanya Sean meminta Adelio untuk datang, karena dari info yang ia dapat, Adelio dan Heera pernah bekerja di kelab malam yang sama."Saya kaget pas dengar kamu kerja di kelab malam, mama dan papa kamu tau ha
Baca selengkapnya
28. Ibu Sambung?
"Adelio itu adik sepupu saya." ujar Sean sembari melirik ke Heera melalui pantulan kaca, ia ingin melihat bagaimana ekspresi gadis itu. Tapi anehnya, Heera tidak berekspresi berlebihan, dia hanya mengangguk dengan wajah datarnya. Omong-omong, sekarang mereka sedang di mobil menuju jalan pulang. Suasana mobil sepi karena Keenan sudah tertidur pulas di pangkuan Heera sejak beberapa menit lalu. "Kamu kalau ngantuk tidur saja--" belum sempat Sean melanjutkan ucapannya, pria itu tertawa kecil karena melihat Heera yang sudah ikut pulas bersama anaknya di jok belakang. Sean menghela napas, memandang wajah Heera yang hari ini tidak seceria biasanya, gadis itu tampak kelelahan. Beruntung lampu lalu lintas di depan sana sedang berwarna merah, jadi Sean tidak akan celaka karena saat ini matanya tidak bisa lepas memandang Heera. Tatapan dalam Sean kini tersirat penuh makna, ia tiba-tiba teringat apa yang Adelio ka
Baca selengkapnya
29. Pengakuan Yang Mendadak
"Jes, pinjem baju, dong!" Tanpa mengetuk pintu lebih dulu Heera menerobos masuk ke dalam kamar Jessi. Mendapati Jessi yang sedang sibuk mengerjakan sesuatu di laptopnya."Baju lo kenapa? Di rampok?" sewot Jessi menatap Heera dari atas sampai bawah. Heera selalu mengomel jika Jessi masuk kedalam kamarnya tanpa mengetuk pintu lebih dulu, tapi lihat kelakuan gadis itu sendiri?Heera menggaruk rambutnya yang aut-autan, ia ketiduran dan belum besiap diri untuk pergi kondangan. Sean bilang akan menjemputnya jam 4 sore sekalian menjemput Keenan pulang dari sekolah."Bukan, maksud gue baju pesta. Kayak dress gitu buat kondangan!" sahut Heera berhasil mengambil penuh fokus Jessi."Mau kemana lo?" tanya Jessi penuh selidik.Heera menggaruk tengkuknya, lalu mengeluarkan cengiran canggung yang sebenarnya tersirat kesombongan, "Kondangan sama ayahnya Keenan."Mulut Jessi langsung
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status