All Chapters of Suami Mutualisme: Chapter 11 - Chapter 20
147 Chapters
Bab 11 Pergi Besama Dante
Keesokan harinya Yoona bangun dengan hidung yang memerah, ia hanya dapat berendam air hangat sebentar saja akibat jam weker yang tidak bekerjasama dengan baik pagi ini. Sebenarnya bukan jam wekernya yang bermasalah, Yoona selalu sulit bangun di pagi hari sehingga ia mengabaikan jamnya yang berbunyi nyaring dengan membekapnya di bawah bantal. Setelah berpakaian rapi dan menyisir asal rambutnya Yoona meninggalkan rumah tanpa sarapan bahkan wajahnya sama sekali tidak ia beri Vitamin yang tidak pernah terlewatkan olehnya. Yoona menjalankan mobilnya dengan sangat kencang, Fortuner SUV yang baru dibelinya dua tahun lalu namun sering diabaikan begitu saja perawatannya dapat membuat Yoona tersenyum lebar karena fasilitas yang diberikan oleh mobil itu. Mobil itu adalah mobil kesayangannya yang nomor dua karena yang pertama adalah rumahnya. Kedua properti itu masih tahap cicilan, namun Yoona begitu bangga karena tanpa bantuan dari kedua orang tuanya Yoona bisa menggunakan peng
Read more
Bab 12 Bertemu Ibu Mertua
Rumah itu begitu memanjakan mata Yoona, terdapat meja bundar yang sangat besar di tengah-tengah ruangan dengan vas yang tak kalah besar. Banyak lukisan pemandangan yang tak lelah besar dengan meja panjang di bawahnya, lampu yang menyorot ke arah lukisan semakin memperindah tampilan dari hiasan dinding itu. Yoona benar-benar takjub melihat itu semua, belum lagi krystal yang tersusun rapi di dalam lemari besar yang berada di sudut ruangan. Para pelayan membukakan pintu ganda menuju ruang tamu bagi Dante dan Yoona. Di sana sudah ada sepasang suami istri yang terlihat begitu saling menyayangi walaupun terlihat jelas perbedaan budaya di antara mereka, Indonesia dan katakanlah warga negara asing. Yoona sendiri tidak tahu Dante ini keturunan mana, sepertinya Eropa atau Amerika. "Kau sudah sangat terlambat, Son!" ucap pria paruh baya dengan lesung pipinya. "Sorry, Dad. Wanita memang membutuhkan banyak waktu untuk dirinya, padahal tetap saja sama." ucap Dante
Read more
Bab 13 Yoona adalah Nana, Idolaku
Mereka berteriak secara bersamaan, malah lebih gilanya lagi mereka berdua melompat-lompat seperti anak kecil yang baru mendapatkan hadiahnya. "Kangen...!" ucap Yoona menghambur ke dalam pelukan Dion. "Aku juga, Ona...! Aku tidak menyangka ternyata Kamu adalah Kakak iparku!" seru Dion tak kalah heboh dari Yoona. Sementara ketiga pasang mata hanya melongo melihat interaksi kedua manusia yang tampaknya sudah lama tidak saling bertemu. "Aku juga tidak menyangka ternyata Kamu adalah adik iparku!" "Aaaaaa....! Kita akan sering bertemu!" Pekik mereka bersamaan. Dante yang melihat itu merasa tidak senang apalagi melihat wajah Yoona yang berseri dan memperlihatkan keceriaan yang tidak pernah ia lihat. Selama tiga hari mereka bersama Dante memang hanya melihat kemarahan dan kemurkaan Yoona Malik Sidiki. "Kenapa kamu bisa menikah dengan manusia kutub itu, Yoona?" tanya Dion tidak percaya Yoona dapat memenangkan hati kakaknya. "Dia
Read more
Bab 14 Drama Apa yang sedang Kamu Mainkan
Yoona yang sudah tidak tahan dengan rasa mual yang dialaminya, ia mengabaikan ucap Dante dengan tatapan yang seolah membakarnya. Yoona menutup pintu kamar mandi dan menguncinya. Tanpa menunggu lama ia langsung mengeluarkan apapun yang ada di perutnya. Dante yang mendengar dari luar merasa sedikit khawatir keadaan Yoona. Dante menggedur pintu sedikit kasar ketika ia sudah tidak mendengar suara apapun sedikit lama setelah bunyi suara kloset yang siram. "Yoona...! Apa kau baik-baik saja didalam?" tanya Dante di sela hantaman tangannya di daun pintu. "Yoona...! Katakan sesuatu!" Dante mulai merasa panik karena tidak juga mendapat jawaban dari dalam. Ainun dan yang lain mendengar teriakkan Dante meninggalkan meja makan dan menghampiri putranya yang sudah terlihat cemas. Melihat itu Ainun dan Dorian saling pandang beberapa saat sebelum bertanya kepada putranya. "Ada apa Dante? Kenapa Kamu berteriak seperti itu heh?" tanya Ainun yang sudah berdiri di belakang tubuh
Read more
Bab 15 Akan Aku Tunjukkan Seberapa Buas Aku
Melihat wajah putranya yang sudah memasang perisai agar pikirannya tidak mudah terbaca, Ainun mengalihkan pandangannya ke arah Yoona yang terlihat sangat pucat dan ketakutan. "Apa yang kamu rasakan, Sayang? Apa pria menyebalkan itu begitu menguras emosi dan tenagamu sehingga kau melupakan asupan makanan?" tanya Ainun yang kini mulai menggenggam tangan menantunya. Yoona yang sama sekali tidak paham betul dengan perkataan Ainun, ia pun mengutarakan isi pikirannya, "Iya, Mom. Dia sangat mengerikan dan sangat buas. Bahkan Dia tidak membiarkan aku tidur tenang semenjak ia tinggal di samping rumahku," adu Yoona dengan dagu yang terkadang terangkat ke arah dimana Dante duduk. "Kamu benar-benar keterlaluan Dante! Bukan seperti itu cara mencintai wanita. Kasiankan memantu cantik Mommy ini!" Ainun mengambil teh dan memberikannya kepada Yoona. "Minumlah, Mommy sudah membuatkan bubur untuk Kamu dan dokter akan datang beberapa saat lagi." "Tapi Mom, aku hanya masu
Read more
Bab 16 Sentuhan Dante
Persetan dengan Dante yang begitu dekat dengan dirinya. Dengan cepat Yoona membuka telapak tangannya dengan mata yang membulat sempurna karena Dante benar-benar sangat dekat dengan wajahnya. Iris Yoona beradu pandang dengan netra Dante yang berwarna hazel, sangat indah. Hampir saja Yoona tenggelam di sana saat Dante semakin mendekatkan wajahnya. Dengan cepat Yoona mengalihkan pandangannya ke arah lain, tapi sialnya iris Yoona jatuh pada bibir Dante yang berwarna pink alami. Yoona terus memandangi bibir itu, sementar otaknya berusaha keras agar tidak menyesapan bibir indah yang terus saja menggodanya hingga ke titik paling rapuh. Yoona berusaha mengendalikan dirinya, tapi tubuhnya berkata lain, dadanya sedikit terangkat seolah menyambut Dante. Dengan kuat Yoona melawan pikiran sendiri yang sudah mulai gila dan hilang fokus. Yoona menahan tangannya yang ia sendiri tidak tahu entah sejak kapan sudah berada tepat di dada bidang Dante yang keras. Yoona mendorong tubuh Dan
Read more
Bab 17 Kecemasan Hasan dan Sulis
Sementara di kediaman Malik Sidiki suasana sangat mencekam karena beberapa saat yang lalu Hasan mendapat kabar dari Barack Merchant bahwa Yoona tidak masuk kerja karena kelelahan setelah menyelenggarakan pesta pernikahan. Hasan berkali-kali menghubungi ponsel Yona, tetapi ponsel milik Putri bungsunya itu tidak aktif. Sulis sendiri semakin cemas dan ada sedikit rasa bersalah karena kemarin telah memaksa Yoona untuk segera menikah sehingga ia melewati prosesi pernikahan putri yang ia sendiri tidak tahu seperti apa pilihan putrinya itu. "Ini semua gara-gara bunda, Yah. Bunda yang selalu mendesak Yoona untuk segera menikah sehingga dia senekat ini!" ujar Sulis menutup wajahnya dengan telapak tangan yang ia sandarkan di atas meja makan. "Ini semua juga salah Ayah, Bun. Bunda tentang saja kita akan ke rumahnya setelah tahu Yoona ada di mana." Hasan mendekati Sulis dan mengelus punggung istrinya yang kini malah menangis sesenggukan. Kabar yang mereka
Read more
Bab 18 Wanita Aneh
Yoona mengambil tasnya tanpa mengganti pakaian. Setelah barangnya sudah ia bawa semua, Yoona bergegas turun ke bawah takut kalau di tinggal oleh Dante. Saat dibawah ia melihat Ainun dengan tangan penuh paper bag dan mereka pun bertemu pandang. "Yoona, Kamu mau kemana dengan tas itu? Sini ikut Mommy. Mom punya sesuatu untuk kamu." ucap Ainun yang melihat Yoona sudah mengenakan tasnya. Yoona menghampiri Ainun dimana wanita itu sudah mulai membongkar semua belanjanya yang sangat banyak. "Lihatlah, ini semua sangat cocok untuk Kamu." Ainun meletakkan beberapa potong pakaian di pangkuan Yoona saat Yoona sudah duduk di sampingnya. "Mom, ini semua untukku? tapi ini terlalu banyak dan pakaiannya sangat minim bahan." Yoona melihat satu persatu pakaian yang dibelikan oleh ibu mertuanya. "Itu bukan gayanya Mom, Yoona lebih suka memakai pakaian kasual dibandingkan feminim." timpal Dante yang baru saja memasuki ruang keluarga dengan Dorian. "Lagi pula Kami
Read more
Bab 19 Yoona Si Pembangkang
"Sejak kapan Ayah dan Bunda datang?" tanya Yoona bersikap seolah tidak tahu apapun. Tapi Sulis dan Hasan tahu putrinya sedang memainkan peran menjadi anak lugu. Sulis dan Hasan memalingkan wajah ke arah dimana Yoona datang. "Mana yang kamu bilang Suamimu itu, Yoona?" tanya Sulis tanpa basa-basi lagi. 'Bunda memang paling sulit untuk dihindari, bagaimana ini. Bunda lebih pintar dari pada detektif handal soal apapun,' pikir yoona di dalam benaknya yang penuh dengan ide gila. "Apa maksud Bunda? Yoona gak ngerti apa yang bunda bicarakan ...," ucap Yoona tanpa berani menatap keduanya. "Apa Kamu sedang membuat ulah, Yoona? Kenapa mereka bilang bahwa Kamu sudah menikah. Dan siapa pria itu, Yoona?!" Sulis bangun dari duduknya dan berjalan ke arah dimana Yoona berdiri yang tak jauh dari pembatas antara ruang tamu dan ruang tengah di mana kini mereka berada. Hasan menahan pergelangan tangan isterinya yang hendak menghampiri Yoona berdiri, "Bun ... kita
Read more
Bab 20 Gak hamil kan Lo?
Siang itu Yoona dan Sarah bergegas menuju lift karena Alendra sudah menunggu mereka di resepsionis. "Kapan, Yoona?" tanya Sarah saat menunggu lift dari arah atas. "Apanya?" tanya balik Yoona masih terlihat sama seperti tadi pagi. "Pernikahannya? Apa di Bandung saat weekend kemarin?" tanyanya lagi memastikan benar tidaknya info yang dia dengar. "Tidak ... bukan—" Pintu lift terbuka. Di dalam sana ada Mr Merchant dan asistennya Pak Rangga pria tampan tapi garang. Beberapa karyawan yang lain sudah mulai masuk ke dalam lift menyisakan Yoona dan Sarah yang sepertinya enggan untuk masuk. "Apa kalian hanya akan diam saja?" tanya Rangga dengan nada yang tidak bersahabat. "Tidak, Pak. Silahkan lebih dulu. Kami lewati tangga saja, sepertinya dompet saya tertinggal." jawab Yoona yang sudah menggenggam tangan Sarah hendak masuk lagi ke dalam ruangannya. "Apa kamu menghindari saya, Yoona?" tanya Mr Merchant membuat semua yang ada di
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status