Semua Bab Boss Mafia, I Love You: Bab 41 - Bab 50
131 Bab
Tidak Mau kalah
"Jadi kau pingsan karena Sonya, Ace?" pekik Rose tertawa terbahak. "Bahkan kau saja bisa dikalahkan dengan mudah olehnya."  "Kenapa memangnya?" tanya Allen penasaran. "Dia pernah mengikuti lomba taekwondo membawa nama negara Mexico di olimpiade. Dia bahkan membawa pulang medali emas waktu itu. Sonya juga sering mengikuti lomba tinju jalanan sampai sekarang…," terang Rose menatap satu per satu tiga pria yang duduk mengitarinya. Tawa menggelegar langsung keluar dari mulut Allen dan Liam. Mereka menertawakan kebodohan Ace yang pantas saja bisa kalah, karena melawan atlet negara dan seorang petinju ulung. Sonya pasti sudah banyak bertarung dengan orang-orang hebat sebelumnya. "Aku tidak menyangka kau bahkan terpikirkan untuk menculik Sonya dan mengerjainya Ace. Harusnya sahabatku tidak melepaskanmu begitu saja jika tahu rencana busukmu itu!" ujarnya kesal mendengar apa ya
Baca selengkapnya
Tidak Ingin Berjauhan
"Bagaimana pengiriman untuk besok? Apa semuanya sudah rampung, Ace?"  "Sudah Bos. Nanti sore kita akan kesana mengeceknya lagi."  "Bagus, pastikan barangnya sampai di Spanyol dengan baik."  "Baik Bos."  "Wajahmu sudah lebih baik dari kemarin." Allen tersenyum tipis dan kembali memusatkan perhatiannya pada dokumen penting di atas meja. "Terima kasih Bos," jawab Ace. Bunyi panggilan masuk di ponsel Ace menghentikan langkah kakinya yang akan keluar dari ruangan Allen. Tertulis nama orang kepercayaannya yang ditugaskan Ace untuk mengurusi setiap pengiriman barang mereka. "Ada apa?" "Maaf Bos, kapal kita di bajak oleh seseorang di perairan Australia!" "Apa? Bagaimana bisa?" sahut Ace setengah berteriak. Allen yang masih sibuk dengan dokumen
Baca selengkapnya
Pengkhianat
Satu orang yang ditugaskan Allen untuk membawa kapal miliknya terlihat terikat di dekat roda kemudi kapal, dimana dua orang memakai topeng sedang berada di dalam. Memberikan kode pada Ace yang berdiri di samping kiri dan dia di samping kanan, asistennya membuka pintu ruang komando kapal dengan cepat dan membuat dua orang perompak itu terkejut. Allen langsung mengarahkan timah panasnya ke kepala mereka hanya dalam waktu lima detik saja. Dua orang yang memakai topeng tersebut, meregang nyawa mati di tempat. "Buka ikatannya!" perintah Allen pada anggota Blue Fire yang mengikuti pemimpin mereka sejak tadi. Ace merobek baju dua pembajak tadi untuk melihat siapa lagi yang berani mencari masalah dengan mereka. Tidak ada apa-apa di dada dua pria tersebut. Ace mengernyit dan mencoba mencari petunjuk apapun di tubuh mereka. Matanya terpaku pada jar
Baca selengkapnya
Penyerangan
"Aku curiga masih banyak pengkhianat di tubuh Blue Fire, Bos. Noah pasti hanya salah satu dari mereka." "Ya … kau benar Ace. Kita harus lebih berhati-hati lagi mulai sekarang. Mereka pasti sedang menyusun rencana yang lebih besar lagi untuk menjatuhkan kepemimpinanku disini."  "Tapi Bos, apa mungkin mereka diperintahkan oleh seseorang?" Allen terdiam. Benar … pasti ada seseorang yang menjadi ketua dari pengkhianat-pengkhianat itu pikirnya. Apa kelompok stempel tato kuda sudah masuk dalam tubuh Blue Fire miliknya tanpa dia ketahui?  Ini sangat berbahaya jika apa yang dia pikirkan itu benar adanya. Allen akan kehilangan lebih dari setengah anggotanya jika memang terbukti ada pengkhianat di dalam Blue Fire. "Selidikilah secara diam-diam Ace. Aku tidak ingin ada orang yang tahu selain kita berdua. Mulai sekarang, periksa setiap sudut tempat yang biasa kita jad
Baca selengkapnya
Keluarga
Tiba di Miami, Florida. Allen dan Ace langsung disambut berita kekacauan yang terjadi di markas Blue Fire.  Ternyata kecurigaan dua pria itu terbukti benar adanya. Pengkhianat di tubuh mafia miliknya sudah mulai bergerak dan menyerang markas mereka. Dua kubu antara pengkhianat dan yang masih setia pada keanggotaan mereka, terlibat baku tembak hingga menghancurkan gerbang penjagaan pertama dan kedua markas. Allen maupun Ace begitu terkejut mendapati kabar tersebut, mereka segera meluncur menuju markas Blue Fire dari bandara. "Shit! Berani sekali mereka mencari gara-gara di tempatku!" marah Allen melihat kekacauan yang ditimbulkan para pengkhianat itu. "Bos, mereka sedang bersembunyi saat ini. Kami tidak bisa melihat siapa yang berada di kubu kita dan siapa yang berkhianat!" ujar salah satu anggota yang menjemput kedatangan Allen bersama asisten kepercayaannya. 
Baca selengkapnya
Thats My Girl
"Apa jadwal kita hari ini Rose?"  Rose membuka layar tab dan membacakan kegiatan bosnya selama sehari ini.  Banyak yang harus Allen kerjakan setelah dua hari tidak masuk bekerja. Dan pagi ini, dia datang khusus untuk menjemput Rose di rumahnya. "Baiklah … besok aku akan mengantarkanmu dan daddy-mu ke cluster yang sudah aku beli!" ujarnya lagi setelah mendengarkan jadwalnya. "Tidak perlu Al … sudah aku katakan, aku tidak bisa menerima pemberianmu itu. Aku mohon mengertilah … Daddy juga pasti akan sama menolaknya seperti aku." "Berapa kali harus aku katakan padamu, aku tidak menerima penolakan! Dan untuk daddy-mu, biar aku yang bicara padanya nanti." Rose diam, tidak ingin menanggapi ucapan Allen. Rumah yang mereka tinggali saat ini memang tidak semahal dan seluas yang diberikan Allen pada mereka. Tapi, rumah
Baca selengkapnya
Pelindung
Suara langkah kaki terdengar semakin mendekati tempat dimana Rose bersembunyi. Allen berada satu meter di samping kirinya, ikut bersembunyi di balik pohon besar dalam hutan. Mata tajamnya tidak berhenti memandang ke sekitar mereka. Dua telinganya Allen pasang dengan seksama untuk mendengar derap langkah kaki mereka. Dalam pendengarannya, ada sekitar sepuluh orang yang berjalan mengendap-endap mendekat ke arah dia dan Rose. Allen harus memastikan keselamatan Rose lebih dulu, wanita itu sedang terluka dan sangat membutuhkan pertolongan saat ini. Dia tidak boleh gegabah dalam bertindak. Dengan hati-hati Allen mengintip dari balik pohon, untuk memastikan apa perkiraannya benar atau tidak.  Dia kembali bersembunyi dan memberikan kode pada Rose untuk bersiap. Allen pun mulai membidik musuh di depan mereka yang wajahnya tertutupi topeng. Di
Baca selengkapnya
Singa Jantan
"Hati-hati…."  Rose turun dari mobil dibantu Allen bosnya. Wanita itu dibawa ke mansion mewah berlapis emas milik Bos Mafia ini. "Kenapa membawaku kesini Al?"  "Kita tidak bisa kerumah sakit sekarang, terlalu berbahaya. Aku tidak ingin mengambil resiko untuk itu."  Allen membawa Rose naik ke lantai dua dimana sebuah kamar berukuran tiga kali lebih besar dari rumahnya berada.  Rose pernah tidur disini beberapa kali waktu Allen mengurungnya di mansion ini. "Aku akan membantumu membersihkan badan."  "Apa? Jangan gila! Aku bisa melakukannya sendiri. Kau keluarlah." usir Rose tidak mau pria ini melihat tubuhnya. "Tanganmu sedang terluka, mana bisa kau melakukannya sendiri."  "Aku tidak mau. Panggilkan saja maid-mu untuk membantuku. Aku tidak mau kau yang melakukanny
Baca selengkapnya
Pengkhianat Dua
"Bagaimana keadaanmu Rose?" tanya Sonya dari ujung teleponnya. "Aku baik-baik saja So, kau tidak perlu khawatir."  "Untunglah…," sahutnya menghembuskan nafas lega. "Lalu sekarang kau ada dimana?" tanyanya lagi. "Aku ada di mansionnya Allen. Dia membawaku kesini."  "Kenapa tidak membawamu ke rumah sakit? Memangnya di mansionnya lebih lengkap dibanding rumah sakit?"  "Bukan … bukan begitu, hanya saja…." Rose bingung harus menjelaskan apa pada temannya ini tentang siapa sebenarnya Allen Clarck, sosok yang dikenal Sonya sebagai atasannya di kantor. "Halo … apa kau masih disana Rose?"  "I-iya So. Maaf, tapi aku harus mengikuti pemeriksaan lanjutan hari ini. Nanti aku akan menghubungimu lagi, ok?"  "Baiklah kalau begitu, hubungi aku kalau ada apa-apa. Jaga dirimu Rose."
Baca selengkapnya
Call My Name
"Kau kemana saja Al?"  "Apa kau menungguku seharian ini, hm?" Rose mengangguk. "Aku bosan di mansionmu sendirian. Aku ingin pulang, Al…." "Kau belum sembuh benar Rose. Daddy-mu pasti akan sangat khawatir melihat keadaanmu seperti ini sekarang." "Tapi aku-" "Kemarilah," potong Allen menepuk kursi sofa di sampingnya. Rose berdecak namun tetap mengikuti perintah atasannya itu. "Tunggu setidaknya sampai gips di tanganmu bisa dilepas baru kau bisa pulang Rose." ujarnya lagi setelah Rose duduk. "Itu terlalu lama Al, daddy pasti akan sangat khawatir padaku jika aku terlalu lama tidak pulang." "Kau tenang saja, aku sudah mengurus itu untukmu. Kemarilah, aku ingin berada dekat denganmu." pinta Allen menarik tangan kanan Rose yang bebas gips. "Kau kemana saja tadi?" 
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
14
DMCA.com Protection Status