Semua Bab Jerat Cinta Pria Pertama: Bab 11 - Bab 20
47 Bab
Keluar Dengan Suhana
Rania mengangkat wajah, air matanya jatuh. 3 hari lagi. Ya, tiga hari lagi suaminya akan menjadi milik orang lain. Tidak lagi mutlak miliknya.    Rania mengusap air matanya, Harris menggenggam erat tangan sang istri.  “Tolong jangan sedih, Abang janji akan menjaga hak Nia, demi Abang dan keluarga ini, tolong ikhlas Sayang.”  Rania mengangguk lemah, dia teringat permintaan ibu mertuanya saat di kamar tadi. Dia harus kuatkan diri, banyak yang bergantung harap padanya, bahkan suaminnya sedang memohon pertolongannya sekarang. “Nia akan coba.” bisiknya pelan.  “Kalau semua sudah deal, biar Papa akan menghubungi pihak keluarga Tan Sri Ja'afar.” ujar dato' Jamal. “Betul itu, call saja atau kita datang ke kediaman mereka Abang?” tanya Datin Maria pada suaminya. “Bersiaplah Ma, kita akan pergi ke rumah Tan Sri.”  “Baik Pa.” Datin Maria bergegas menuju kamarnya.    H
Baca selengkapnya
Hadiah untuk suami
Sepanjang perjalanan menuju KLCC, Rania lebih banyak diam, dia lebih suka menikmati suasana malam hari di bandar Kuala Lumpur, diiringi suara radio yang sengaja dikeraskan volumenya oleh Suhana, lampu gemerlap sepanjang jalan seolah mengajak Rania untuk kembali tersenyum dan melupakan masalah yang memenuhi kepalanya. Suhana yang paham akan masalah wanita di sebelahnya hanya diam, suara DJ dari radio Era FM menghibur mereka dengan candaan-candaan yang lucu.    Tiba-tiba suara DJ berganti dengan lagu yang familiar di telinga Rania, lagu dari artis terkenal bernama Rossa    HATI YANG KAU SAKITI   lirik lagu by Rossa   Jangan pernah katakan bahwa Cintamu hanyalah untukku Karena kini kau telah membaginya Maafkan jika memang kini Harus ku tinggalkan dirimu Karena hatiku slalu kau lukai Tak ada lagi yang bisa ku lakukan tanpamu Ku hanya bisa
Baca selengkapnya
Melepas Suami Menikah Lagi
Harris kaget dan segera melepas tangan Safina setelah ia melihat istrinya sekarang sedang berdiri di depannya. Sementara Safina yang merasa terganggu menghentakkan kakinya ke rumput-rumput taman yang cantik dan tebal. Ia merasa kesal. “Nia sudah balik? Sudah lama sampai rumah?” Harris mendekati Rania, tangan istrinya diraih tapi segera ditepis, Rania masih marah padanya. “Safina, i sudah sampai rumah ada baiknya you balik dulu, sudah malam tak elok di luar sampai larut.”“Oke, i balik. Bye Is, bye Nia.” Safina masuk ke dalam mobil dan pulang dengan sopirnya.  Harris menatap wajah Rania yang datar tanpa ekspresi. “Jom(ayo) masuk, Nia pasti letih kan?” Rania tidak menyahut. Barang belanjaan yang tadi diletakkan di meja taman diambil dan dia melangkah mendahului suaminya. Kebisuan mengiringi langkah keduanya, sakit hati yang Rania rasa seolah bom atom yang akan meledak sewaktu-waktu. Dia seperti dikuasai emosi yang meluap-luap,
Baca selengkapnya
Kesedihan Yang Sempurna
Setelah acara akad nikah selesai dan berjalan dengan lancar, keluarga kedua belah pihak makan bersama menikmati hidangan yang disediakan oleh keluarga Tan Sri Ja'afar, banyak para kerabat yang memberi ucapan selamat pada kedua mempelai.  “Hana, kita pulang dulu bisa nggak sih?” Rania  berbisik pada Suhana ketika mereka berdua kembali ke tempat duduk setelah memberikan ucapan selamat pada kedua mempelai.“Yakin mau balik dulu? Sudah cakap dengan suami kamu?”“Dia nggak akan marah, sekarang prioritasnya bukan sama aku tapi sama istri barunya. Ayo!” Rania melihat Harris masih sibuk dengan tetamu yang lain. Safina begitu erat memeluk lengan suaminya. Ada rasa sakit melihat kemesraan mereka berdua. “Aku cakap dengan Papa dulu.” Suhana meninggalkan Rania sendiri, dia menghampiri keluarganya yang sedang makan di meja tetamu VIP. Sementara Rania keluar menuju ke arah samping rumah besar itu. ‘Untuk apa aku di sini, bertahan
Baca selengkapnya
Alex Rayyan
Rania bangun dari tempat tidur, membiarkan netra suaminya terus menatap padanya, dia berjalan menuju lemari pakaian dan mengeluarkan sebuah kotak hadiah, tadi saat datang ke acara akad nikah suaminya dia lupa membawa hadiah yang dibelinya untuk kado sang suami. Dalam luka hatinya dia tetap ingin memberikan hadiah buat suaminya. Memberikan kebahagiaan padanya.   ‘Kau ini wanita terbodoh di dunia Nia, bodoh!’   Rania memejamkan matanya, membuang kekesalan hatinya, sebutir airmata jatuh mengalir di pipi dan terus jatuh pada kotak hadiah yang dibungkus kertas berwarna emas mengkilat. Jemarinya mengusap bekas airmata di kedua pipinya, dia membalikkan badan dan membawa kadonya pada Harris. Suaminya itu menatapnya tanpa berkedip sambil berbaring dan tangannya dilipat di bawah kepala. “Ini buat Abang dan Safina.” kado diulurkan pada Harris. “Apa ini sayang?” “Something special for both of you from me (sesuatu yang istimewa bu
Baca selengkapnya
Luka Di Balik Ceria
Alex Rayyan menghubungi Alexa pagi ini, adiknya yang berada di Semarang sekarang pasti sudah bersiap untuk pergi kerja.  “Assalamualaikum, Dek.” setelah panggilan tersambung Alex Rayyan segera mengucapkan salam.  (Waalaikumussalam, Kak Ray. Tumben telpon jam segini? Tidak sibuk kerja?) Terdengar suara Alexa di seberang sana.   “Baru saja sampai ruangan, btw apa kabar semua? Mama sehat? Papa? Haikal? Juga Bara? Sudah pintar apa dia?”  (Ish, semua ditanyain kecuali adiknya) nada ngambek dari adiknya membuat Alex Rayyan tersenyum. “Lha, bisa jawab telepon, artinya sehat, kan?” Alex Rayyan tetap mau usil dengan adiknya. (Semua sehat, Kak. Alhamdulillah, Bara sudah bisa berjalan, sekarang lagi temani papanya joging di taman belakang. Kak Ray sendiri, pa kabar? Kapan dong ngenalin calonnya)  Itu lagi, yang ditanyakan pasti soal calon istri lagi.   “Dek, Kakak perna
Baca selengkapnya
Kemarahan Safina
Suara azan Subuh membangunkan Rania dari tidur lelapnya, Harris memeluknya posesif. Aktifitas malam mereka mengantar keduanya pada istirahat yang cukup dan membawa rasa segar saat membuka mata. “Abang, bangun! Sudah subuh.” Rania menepuk pelan pipi suaminya. “Hmmmm.” pelukan Harris makin erat di pinggang Istrinya. Matanya masih terpejam rapat. “Abang! Sudah pagi, sebaiknya Abang kembali ke kamar Safina.” menyebut nama madunya di awal pagi, membuat Rania hilang mood. Ia keluar dari dekapan Harris. Malas untuk bermanja-manja lagi. Cukuplah tadi malam ia kalah dalam rayuan manisnya.“Sayang, masih pagi ini, kan?” Harris mencoba menahan tubuh Rania tapi istrinya mengelak.“Karena masih pagi, harusnya Abang segera masuk ke kamar Safina. Nia tidak ingin ada keributan di rumah ini.” Rania mengambil bathrobe-nya yang tergantung di samping lemari baju. Harris menatap tubuh
Baca selengkapnya
Masa Lalu Rania
Kalimat-kalimat yang menyakitkan itu terus saja terdengar, tanpa mampu ia tepis, keluarga mertuanya terus saja memojokkan ia tentang anak, padahal ada pasangan yang menikah sepuluh tahun baru ada anak, ini kan lagi dia yang baru tiga tahun. Sudah dihakimi dan terus di tuduh macam-macam, istri mana yang tak ingin punya anak, toh itu adalah salah satu tujuan pernikahan, memiliki keturunan. “Iya, Nenda. Nanti Nia periksa.”“Jawaban yang sama, tapi tidak pernah pergi. Sama macam tipu kami. Mama berharap Fina segera hamil, usia Harris makin bertambah, kalau ditunda-tunda terus bisa tidak ada anak, berhenti terus keturunan keluarga.” Datin Maria menimpali. “Sudah lah, kenapa sih selalu memojokkan Nia soal anak, ada rezeki kami nanti, adalah tu.” Harris baru angkat bicara. Entah sejak kapan Harris menjadi pria lemah terutama di depan keluarganya, ia tidak lagi mampu mempertahankan istrinya saat dipojokkan. Bahkan
Baca selengkapnya
Dibenci Mertua
Datin Maria berjalan menghampiri kedua gadis yang duduk di gazebo, sementara Nenda sedang duduk di sebuah kursi di bawah pohon yang rindang, mungkinkah mereka mendengar pembicaraan antara Rania dan Suhana tadi?“Mama.. ”“Saya sudah dengar semuanya, apalagi yang akan kamu jelaskan?”“Nia bukan hamil diluar nikah, Ma. Kami memang menikah tanpa sepengetahuan orang tua, tapi kami nikah sah secara agama.” Datin Maria menatap tajam pada Rania. Gadis polos itu ternyata mempunyai masa lalu yang kelam. Siapa sangka gadis sopan santun dan terlihat lugu itu pernah menikah siri dengan kakaknya sendiri. Menyesal ia dulu merestui anaknya menikah dengan Rania. Ini sangat memalukan kalau sampai orang lain tahu, anak dari keluarga terhormat menikahi seorang gadis yang memiliki masa lalu buruk. “Ini tidak mudah diterima akal, dah lah! Makin panas pula hati ini.”“Auntie, dengar
Baca selengkapnya
FLASHBACK (Alex Rayyan)
Desiran angin seolah membawa angan Rania jauh pergi menjemput masa lalunya, kebahagiaan bersama seorang insan bergelar suami seperti bukan takdirnya. Dua kali pernikahan dua kali juga ia terluka. Pernikahan pertama harus berpisah saat hati telah seutuhnya diberi pada sang suami, pria pertama dan cinta pertamanya. Sekilas wajah mantan suami merangkap kakak tirinya terlintas. Pria yang pernah sangat mencintainya, menjaganya setiap waktu, memberikan seluruh hidupnya hanya untuk gadis biasa seperti Rania, mati-matian ia mencoba menerima takdir dalam hidupnya. Dan lihatlah kini, setelah hatinya sembuh karena usaha keras seorang pria yang kini menjadi imamnya, Harris Iskandar. Tidak bisa dimiliki seutuhnya. Ia harus berbagi dengan wanita lain. Lamunan Rania buyar ketika ia mendengar obrolan manja di samping taman tempatnya duduk sekarang. Itu Safina dengan Harris. Safina sedang duduk di atas pangkuan Harris. Bahagianya mereka. Harris sudah me
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status