Semua Bab HYANG YUDA: Bab 11 - Bab 20
75 Bab
11. DEWA PERANG MENUNJUKKAN KEHEBATANNYA
“Terima kasih banyak atas bantuan Hyang Yuda. . .” ucap Hyang Manasija masih dengan membantai sisa pasukan Baluka di hadapannya.  “Tidak perlu berterima kasih, Hyang Manasija. Aku sebagai Dewa Perang yang Agung dari Amaraloka sudah menjadi tugasku untuk maju ketika perang terjadi. . .” jawab Hyang Yuda dengan sedikit merendah.  Hyang Manasija tersenyum mendengar jawaban Hyang Yuda.  “Terima kasih, Hyang Yuda. Setelah ini, Hyang Yuda bisa meninggalkan kami dan membantu kelompok yang lain. . .” tambah Hyang Samirana.  “Hyang Samirana yakin bisa mengatasinya sisanya?” tanya Hyang Yuda sedikit ragu karena melihat Hyang Manasija dan Hyang Samirana yang sedikit kelelahan.  Hyang Yuda sedikit merasa ragu untuk meninggalkan Hyang Manasija dan Hyang Samirana, terutama Hyang Manasija yang sudah lama tidak berurusan dengan perang dan hanya sibuk mengatur perjodohan manusia di Janaloka.  “Kami berdua baik – baik saja.
Baca selengkapnya
12. DEWA PERANG TERDESAK
Sementara itu di Amaraloka. . . “Hyang Tarangga. . .” panggil Hyang Byomanthara. Hyang Tarangga yang sedang sibuk membantu kelompok Hyang Manasija dan Hyang Samirana mengalihkan pandangannya untuk sejenak untuk menjawab panggilan Hyang Byomanthara. “Ada apa, Hyang Byomanthara?” tanya Hyang Tarangga. “Lihatlah. . . Hyang Yuda bertukar tempat dengan Hyang Amarabhawana. Hyang Yuda menggantikan posisi Hyang Amarabhawana untuk menghadapi pasukan Nagendra seorang diri,” jelas Hyang Byomanthara dengan wajah terkejutnya yang penuh dengan rasa kagum.Hyang Tarangga melirik melihat apa yang sedang diperlihatkan oleh Hyang Byomanthara padanya menggunakan Awalokana miliknya.Hyang Tarangga, Hyang Byomanthara, Hyang Basanta, Hyang Amarabhawana dan Hyang Manasija memiliki kemampuan yang sama yang tidak dimiliki oleh para Hyang yang lain. Kemampuan yang disebut Awaloka
Baca selengkapnya
13. DEWA PERANG GAGAL KEMBALI KE AMARALOKA
Hyang Tarangga kembali ke posisinya dengan membawa Sangkar Kausala di tangannya. Melalui Awalokana miliknya, Hyang Tarangga mengawasi jalannya pertarungan antara Hyang Yuda dan pasukan Ashura. Baru sesaat Hyang Tarangga meninggalkan Hyang Yuda untuk mengambil Sangkar Kausala, namun situasi yang dihadapi Hyang Yuda sekarang sudah lebih buruk dari sebelumnya.  Dengan jelas. . . Hyang Tarangga melihat Hyang Yuda sudah benar – benar kelelahan. Tenaga milik Hyang Yuda sudah nyaris terkuras habis sementara pasukan Ashura di hadapannya terus berdatangan seakan tidak pernah habis. Hyang Tarangga beberapa kali mengirimkan Handaru Nara miliknya namun bantuan itu tidak bisa menghentikan langkah Ashura yang terus maju dan mendesak Hyang Yuda.  Sekali lagi. . . dan untuk terakhir kalinya, Hyang Tarangga menghubungi Hyang Amarabhawana melalui saluran komunikasi khusus yang dibukanya.  “Bagaimana Hyang Amarabhawana? Apakah bisa segera memberi bantuan kepada H
Baca selengkapnya
14. DEWA PERANG DITOLONG SASARADA
Hyang Yuda membuka kedua matanya dan dengan samar – samar mengenali tempatnya saat ini berbaring. Hyang Yuda mengutuki dirinya sendiri karena justru datang ke tempat yang paling ingin dihindarinya.  Selama lima ratus tahun lamanya, kurasa bukan hanya satu tempat saja aku pernah memasang Awarana Catra milikku. Tapi kenapa dari sekian banyak tempat, justru tempat ini yang didatangi Sangkar Kausala ketika berusaha menyelamatkanku?Setelah berbicara sendiri di dalam kepalanya, Hyang Yuda mencoba bangkit dari posisi terbaringnya. Namun sekujur tubuhnya masih merasakan rasa sakit yang luar biasa dan beberapa bagian tubuhnya bahkan merasa perih akibat luka – luka bekas pertarungannya. “Tuan sudah bangun?” Suara yang tidak asing di telinga Hyang Yuda, itu membuat Hyang Yuda yang berusaha bangun terkejut dan langsung menolehkan kepalanya melihat ke arah pemilik suara itu. Hyang Yuda melihat pemilik suara itu berla
Baca selengkapnya
15. DEWA PERANG MENJALANI KEHIDUPAN SEBAGAI MANUSIA
Dengan terpaksa, Hyang Yuda akhirnya menghabiskan dua hari waktunya dengan tinggal di rumah Sasarada. Hari pertama di rumah Sasarada, Hyang Yuda ikut pergi bersama dengan Sasarada mencari tanaman obat dan berburu di sekitar hutan tempat tinggal Sasarada. Hyang Yuda yang sudah mengembalikan separuh lebih tenaganya kini dengan mudah memasang Awarana Catra miliknya ketika pergi bersama dengan Sasarada. Sepanjang perjalanan mencari tanaman dan berburu, Hyang Yuda berulang kali berkata dalam pikirannya karena rasa kesal dan malu yang dirasakannya saat bersama Sasarada.  Aku. . . Hyang Yuda, Dewa Perang yang Agung dari Amaraloka kini harus pergi berburu kelinci dan rusa di hutan yang sebelumnya tak pernah kulakukan di Amaraloka hanya untuk makan. Pekerjaan kecil ini sebenarnya sangat mudah dilakukan jika aku menggunakan senjata pusaka milikku dan kemampuan lain yang kumiliki.  Tapi. . . saat ini, aku berdiri di depan ma
Baca selengkapnya
16. DEWA PERANG MENDAPAT SERANGAN
Benar saja seperti yang dikatakan oleh Sasarada, Hyang Yuda dan Sasarada belum juga tiba di rumah ketika malam mulai datang. Keterlambatan itu disebabkan oleh Hyang Yuda yang terlalu banyak menghabiskan waktu di pasar mempelajari manusia di Janaloka dan mendengar cerita Sasarada tentang kehidupannya. Sasarada menarik lengan Hyang Yuda dan memaksanya untuk berjalan sedikit lebih cepat mengimbangi langkahnya. Sementara itu, Hyang Yuda yang sudah berusaha mempercepat langkah kakinya harus beberapa kali nyaris terjatuh dan terpeleset karena belum begitu menghafal jalanan sepertinya halnya Sasarada. Hyang Yuda merasakan beberapa bagian di kakinya perih akibat luka – luka yang tidak sengaja dibuatnya ketika berusaha mengimbangi langkah kaki Sasarada yang semakin gelap semakin cepat.  Andai saja aku bisa menggunakan kemampuan Gaganacara milikku, pasti rasa perih di kakiku saat ini tidak perlu kurasakan.  Gadis ini.
Baca selengkapnya
17. DEWA PERANG MELAWAN AMAROK
Tanpa peduli identitasnya terungkap, Hyang Yuda memanggil Sangkar kausala miliknya untuk memberi perlindungan kepada Sasarada.  “Sangkar kausala. . .” teriak Hyang Yuda.  Dalam sekejap mata, Sangkar kausala miliknya yang berada di dalam rumah Sasarada berada di tangan kanan Hyang Yuda.  Sasarada yang melihat benda milik Hyang Yuda muncul dengan tiba – tiba, hanya bisa terkejut dan berkata, “Bagaimana bisa benda itu dalam sekejap berada di tangan Tuan??” Hyang Yuda mengabaikan rasa terkejut yang saat ini datang pada Sasarada dan memfokuskan dirinya bersiap untuk melawan Amarok di hadapannya.  “Tuanku, apa yang bisa saya lakukan untuk Tuan?” tanya Sangkar Kausala begitu melihat Tuannya.  “Kurung gadis itu ke dalam sangkarmu dan lindungi dia sementara aku melawan Amarok di hadapanku saat ini. Aku harus melepas Awarana Catra milikku untuk bisa melawan Amarok.”  “Baik, Tuan.”  Hyang Yuda ke
Baca selengkapnya
18. DEWA PERANG GAGAL MENGHAPUS INGATAN SASARADA
“Tuan. . .” teriak Sasarada berusaha memanggil Hyang Yuda. Untuk sesaat, pandangan Hyang Yuda yang tadinya gelap perlahan kembali. Guncangan yang diterima tubuhnya berhasil membuat Hyang Yuda mempertahankan kesadaran miliknya. “Tuan. . . Tuan Yuda. . .” teriak Sasarada untuk kesekian kalinya dan ketakutan. Kelelahan yang teramat, perlahan mulai dirasakan oleh Hyang Yuda. Tenaga yang telah dikerahkannya untuk melawan Amarok kini telah terkuras dan nyaris habis. Dengan lemah, Hyang Yuda menjawab teriakan Sasarada yang terus menerus memanggil namanya sambil mengguncang tubuhnya. “Aa. . aku baik – baik saja. . .” Bukannya melepaskan pelukannya, Sasarada justru memeluk erat tubuh Hyang Yuda dan justru membuatnya kesulitan mengatur napasnya yang terputus – putus. “Syukurlah. . . kukira Tuan akan benar – benar pergi dan meninggalkan saya di sini.&rd
Baca selengkapnya
19. DEWA PERANG MENCARI JAWABAN 1
Setelah selesai makan pagi bersama dengan Sasarada dan membersihkan diri, Hyang Yuda kemudian berpamitan kepada Sasarada dan mengucapkan rasa terima kasih atas bantuan yang diberikan Sasarada selama dirinya tinggal. “Apakah setelah ini aku tidak bisa bertemu dengan Tuan Yuda lagi?” tanya Sasarada dengan nada suara sedih. Dari raut wajah Sasarada, Hyang Yuda dapat dengan jelas menangkap raut wajah penuh harap yang tersirat.“Mungkin kita bisa bertemu lagi. . .” Hyang Yuda tersenyum membalas pertanyaan Sasarada sembari mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya jubahnya dan memberikannya kepada Sasarada. Hyang Yuda mengulurkan tangannya ke arah Sasarada, “Berikan tanganmu.” Sasarada melakukan perintah Hyang Yuda dan mengulurkan tangannya. Hyang Yuda kemudian meletakkan sesuatu di atas tangan Sasarada dan berkata, “Hadiah untukmu.” “Hadiah?” tanya Sasarada se
Baca selengkapnya
20. DEWA PERANG MENCARI JAWABAN 2
Hyang Tarangga yang baru saja masuk ke dalam Aula karena mendengar kabar kedatangan Hyang Yuda terkejut mendapati Hyang Yuda yang jatuh berlutut tidak jauh dari pintu Aula Amaraloka.  “Hyang Yuda. . .” teriak Hyang Tarangga dengan sedikit panik yang kemudian berlari menghampiri tubuh Hyang Yuda. Teriakan Hyang Tarangga itu berhasil menarik perhatian Hyang Amarabhawana yang mengira Hyang Yuda telah pergi meninggalkan Aula Amaraloka. Hyang Amarabhawana berlari dari meja kerjanya, mendekat ke arah Hyang Tarangga yang sedang berlutut dan mengguncang tubuh Hyang Yuda yang kehilangan kesadarannya.  “Apa yang terjadi??” tanya Hyang Amarabhawana bingung.  Hyang Tarangga menggelengkan kepalanya dan menjawab, “Saya juga tidak tahu, Hyang Amarabhawana. Begitu saya masuk, saya melihat Hyang Yuda sudah berlutut dalam keadaan tidak sadarkan diri.”  Hyang Tarangga terus mengguncang tubuh dan memanggil nama Hyang Yuda, namun Hyang Yuda sam
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
8
DMCA.com Protection Status