"Mama meninggal lima tahun yang lalu, tepat di hari ulang tahunnya yang ketiga puluh delapan," ucap Levin, memecah keheningan beberapa saat yang lalu, setelah Vio selesai bercerita tentang masalah orangtuanya.Sontak Vio seketika menoleh, memperhatikan wajah Levin yang menatap lurus ke depan. Terlihat jelas raut kesedihan di wajah cowok itu. Merasakan kesedihan yang sama atas kehilangan orang yang dicintai, membuat Vio tergerak untuk menguatkan Levin. Dia menggenggam jemari tangan Levin, menatap lekat wajah cowok itu yang kini berganti menatap sendu dirinya."Kamu tahu, apa yang lebih menyakitkan dari kepergian mama?" Tentu Vio tidak tahu, dia tak bereaksi, namun genggaman tangannya pada Levin semakin erat. "Alasan mama meninggal yang lebih menyakitkan. Bahkan sampai detik ini aku belum bisa maafin mereka."
Read more