Semua Bab The Anaxtra : Petualangan di Pulau yang Hilang: Bab 41 - Bab 50
91 Bab
BAB 41
Roni dan Rani meluncur dengan cepat tanpa ada hambatan, sementara Rey yang masih terjungkal tak mampu menghindar ketika Toto dengan sengaja menabrakan mobilnya. Rey pun segera terbakar di dalam mobilnya yang meledak.Melihat situasi Rey, Juan segera menaikan mobilnya dan melesat di ketinggian menyusul Rani dan Roni.Toto tidak mau menyerah, dia kini beralih mengikuti Juan, membuat gerakan yang mengganggu laju mobil Juan.Titik Fate pertama berada tak jauh di depan, Roni dan Rani berhasil mengambil item senjata, sementara Toto dan Juan hanya mendapatkan item pertahanan.Kejadian berikutnya Roni dan Rani melakukan manuver dan berbelok memutar kebelakang hingga posisi Juan dan Toto berbalik berada di depan. Detik selanjutnya, Roni dan Rani menembakan laser ke arah mobil Juan.Menyadari mobilnya sedang diserang, Juan segera mengaktifkan perisai yang melindungi mobilnya dari tembakan lawan. Namun masalah lain adalah mobil Toto terus mengikutinya seakan
Baca selengkapnya
BAB 42
Sesuatu terjadi di luar dugaan, mobil Juan tiba-tiba seperti kehilangan daya apung dan langsung meluncur ke bawah. Kejadian ini membuat Toto berada di paling depan di susul Rani dani Roni, pada saat yang sama, sebelum mobil Juan benar-benar menyentuh tanah, secara mengejutkan mobil itu berputar dan kembali melayang dan melaju dengan kecepatan yang cepat. Toto berhasil mengambil item sentaja, sedangkan Rani mengambil item pertahanan,sementara Roni yang belum menyadari pergerakan Juan,hanya melaluinya begitu saja, dalam peraturan, satu peserta tidak diperbolehkan mengambil dua item yang sama.  Juan yang berada dibelakang berhasil menyusul mereka dan mengambil item senjata. Hal pertama yang dia lakukan adalah memburu Rani dan menjatuhkannya, meskipun Rani memiliki item senjata dan pertahanan, namun dia lemah di banding Toto. Sementara Roni hanya memiliki item senjata tanpa memiliki pertahanan. Yang artinya dia tak akan bisa bertahan karena trek kedu
Baca selengkapnya
BAB 43
Sorak sorai pengunjung langsung menggema di stadion. Muka Riris yang semula tenggang langsung kembali cerah."Pertunjukan selesai, mari kita pulang" kata Riris yang langsung berdiri."Selagi para penggemar melakukan euforia,kita tak akan terlalu repot untuk keluar dari tempat ini.""Bukankah kau ada janji dengan Juan" kata Lilia tak mengerti.Riris hanya melambaikan tangannya, "lupakan saja, membawa kalian pulang dengan aman lebih penting dari pada menunggu janji Juan yang hanya basa-basi". Riris sudah mulai berjalan ke arah pintu keluar."Aku rasa yang dikatakan Riris ada benarnya" kata Anaxtra."Sebaiknya kita segera mengikutinya untuk segera kembali".Lilia hanya terdiam dengan perasaan tidak puas, ketiganya pun berjalan mengikuti arah perginya Riris.Sementara di suatu tempat beberapa kilometer dari Sludge City, 5 pesawat patroli terlihat terparkir di antara bangkai mobil.Sementara 2 orang pengendaranya sedang menga
Baca selengkapnya
BAB 44
Sabrina mengernyitkan keningnya, "Tapi bukankah disini tidak ada air" Paul ikut berfikir, "mungkin dia makhluk yang sudah hidup selama ratusan tahun dan bermutasi, kalau dari bentuknya, seharusnya Snackhead tidak sampai sebesar ini" "Sebenarnya aku tidak terlalu memikirkan dari mana dia berasal, aku justru memikirkan siapa yang telah memenggal kepalanya" Mendengar penjelasan Paul, Robin dan kedua petugas lainnya yang Max dan Darwin saling berpandangan. "Kamu benar Paul" kata Max memberi pendapat, jika dugaanku tidak salah, awalnya Mahkluk ini menyerang dan membantai pengendara mobil ini, namun seseorang datang dan membunuhnya" "Rudi" kata Darwin tiba-tiba. Sontak yang ada di sana menatap ke arah Darwin. "Kalian ingat laki-laki dengan 2 anak laki-laki dan perempuan yang kita temui tak jauh dari gerbang Sludge City tadi.?" "Ya, aku ingat" jawab Max. "Rudi dan kedua anak itu memang satu-satunya rombongan ya
Baca selengkapnya
BAB 45
Sementara di Sludge City, Anaxtra dan rombongannya telah kembali ke kediaman Rudi, mereka berempat duduk di ruang keluarga yang ada di lantai dua."Kenapa ayah belum kembali juga ya?" Kata Riris yang merasa bingung."Apakah Rudi mengalami masalah" tanya Peter yang menyaksikan Riris berkata sendiri sambil berjalan mondar mandir tidak jelas."Seharusnya tidak ada masalah, Mike yang mengurus data penduduk Sludge City adalah teman baik ayah""Mungkin teman ayahmu sedang sibuk, jadi ayahmu harus menunggunya." Kata Anaxtra mencoba menenangkan Riris."Kenapa kau tak mencoba menghubunginya?" Usul Lilia."Kamu benar" kata Riris seakan baru terpikirkan."Kenapa aku tak berpikir seperti itu" kata riris sambil menekan jam tangan yang ada di pergelangan tangan kirinya, sama seperti jam tangan yang dimiliki Lilia, jam tangan Riris merupakan alat komunikasi 5 dimensi yang mampu menampilkan bentuk  hologram lawan bicaranya.Riris beberapa
Baca selengkapnya
BAB 46
Selang waktu tak beberapa lama, Alarm rumah Riris berbunyi, ada seseorang datang dan menekan tombol bel.Riris menekan tombol pada kotak kecil yang menempel di dinding, lalu pada layar monitor terlihat seorang laki-laki berbaju rapi berdiri di depan pintu."Halo Riris, saya membawa pesan dari tuan Rudi" kata lelaki itu dari layar monitor.Anaxtra, Lilia dan Peter saling berpandangan."Apakah telah terjadi sesuatu dengan ayahku?" Tanya Lilia."Tidak juga, aku hanya disuruh menemui kalian untuk membicarakan perubahan identitas,""Aku rasa tidak nyaman jika aku menyampaikannya dari sini"Riris berpikir sejenak."Baiklah, aku akan membukakan pintu untukmu, lalu naiklah, aku menunggumu di lantai dua"Riris menekan tombol END untuk mengakhiri percakapan sekaligus secara otomatis menutu tampilan layar monitor.Riris berbalik dan berkata kepada Anaxtra."Dia bilang di suruh ayah untuk membicarakan masalah identitas, aku rasa ini ada hub
Baca selengkapnya
BAB 47
Zay membawa Anaxtra dan teman-temannya ke sebuah gedung di tengah-tengah kota. Setelah naik ke dalam lift, mereka keluar setelah indikator lift menunjukan lantai 20.Sebuah koridor yang hanya berjarak 10 meter dengan sebuah ruangan di depannya, pintu secara otomatis terbuka ketika sensor mengenali identitas Zay, mereka lalu masuk ke dalam ruangan itu.Di dalam ruangan ternyata ada ruangan lain yang merupakan ruangan inti, sementara ruang petama sebagai induk seperti sebuah ruang tungu.Ada sekitar 10 orang yang duduk di ruang pertama, Anaxtra dan temannya tidak terlalu memperhatikannya karena mereka pikir ini adalah gedung pusat data, mungkin mereka sedang mengantri untuk melakukan pembaruan atau apapun yang berhubungan dengan identitas mereka.Zay kembali membawa mereka masuk ke ruang kedua.Pada ruang ini hanya ada satu meja berbentuk segi empat dengan delapan kursi yang masing-masing empat di sebelah kanan, dan empat lagi di sebelah kiri.
Baca selengkapnya
BAB 48
Lilia dan Peter kembali duduk"Apa mau kalian?" Kata Anaxtra dingin.Hans cuma tersenyum sinis."Aku cuma ingin tau lebih banyak tentang kaum mu dan tempat tinggalmu, aku dengar kalian mempunyai kekuatan hebat dalam menghadapi monster snakehead.Tempat asal kalian tinggal juga mungkin mempunyai banyak sumber alam yang bisa kami manfaatkan, kalaupun tidak ada, jika ada banyak orang hebat seperti kalian, kami bisa mempekerjakan kalian di pabrik-pabrik SludgeCity.Kebetulan akhir-akhir ini kami banyak kekurangan sumberdaya"Mendengar penuturan Hans, kedua tangan Peter langsung mengepal, seluruh amarahnya seperti mau meledak."Kau tak akan pernah bisa melakukan" kata Peter sambil menarik tubuh petugas yang ada di dekatnya, lalu pukulan keras segera meninju wajah petugas itu yang langsung tersungkur.Melihat temannya jatuh, satu petugas lain yang berdiri di sebelah Lilia bermaksud membantunya, namun Lilia sudah terlebih dulu melompa
Baca selengkapnya
BAB 49
Princes Sabrina membawa Anaxtra, Peter dan Lilia ke sebuah ruangan yang lebih besar. Berbeda dengan ruangan sebelumnya, ruangan ini bisa dikatakan sebuah kamar besar layaknya kamar-kamar kekuarga kerajaan."Semoga kalian nyaman tinggal di sini" kata Sabrina sambil membuka telapak tangannya dan mempersilahkan mereka masuk."Beristirahatlah sejenak, beberapa saat lagi aku akan mengajak kalian ikut pertemuan" ucap Sabrina melanjutkan.Anaxtra dan teman-temannya masih belum berkata sepatah katapun."Baiklah, aku tak akan mengganggu waktu istirahat kalian, aku akan membiarkan kalian menikmati waktu kalian"Sabrina lalu berbalik berniat pergi."Terimakasih, Putri" tiba-tiba Anaxtra bersuara.Sabrina hanya memutar tubuhnya,"Panggil saja aku, Sabrina, Kau tak perlu sungkan"Anaxtra hanya mengangguk, lalu Sabrina kembali berbalik dan melanjutkan langkahnya diikuti para pengawalnya."Apa yang akan kita lakukan, Anaxtra ?
Baca selengkapnya
BAB 50
Sementara di rumah Rudi, Riris masih duduk di ruang lantai 2 sambil sesekali melihat layar monitor yang memperlihatkan depan rumahnya.Selang beberapa menit kemudian, mobil yang dikendarai Rudi masuk ke dalam garasi.Riris memperhatikan monitor dengan seksama, sementara Rudi turun dari dalam mobilnya sendirian dan langsung naik ke lantai dua."Ayah cuma sendiri" gumam Riris seraya berdiri menghadap ke pintu untuk menyambut Rudi."Bagaimana ayah?' kata Riris setelah melihat Rudi masuk ke ruangan dengan wajah berseri-seri"Rudi tak langsung menjawab, dia lalu duduk di sofa sambil menyilangkan kakinya ke atas."Seperti dugaanku, harga jual mereka sangatlah tinggi"Mendengar ucapan Rudi, raut muka Riris langsung berbinar."Benarkah?""Berapa nilai jual mereka, ayah" kata Riris tak bisa menyembunyikan penasarannya.Rudi terkekeh,"Satu orang senilai satu bulan subsidi kebutuhan makanan dan minuman kita""
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status