Semua Bab The Anaxtra : Petualangan di Pulau yang Hilang: Bab 21 - Bab 30
91 Bab
BAB 21
Meskipun kecepatan Papan Selancar Anaxtra dan teman-temannya bisa mengimbangi kecepatan pesawat tentara Sludge City, namun dari segi daya tahan, Papan Selancar mereka hanya memiliki daya tahan separonya.Terlebih sejak pertama mereka naik dari Lembah Dieng, mereka melakukan perjalanan secara terus menerus tanpa jeda."Sebaiknya kita berhenti sebentar, Anaxtra, Tampaknya Beta perlu istirahat untuk memulihkan energinya" kata Peter.Anaxtra yang merasakan Alpa mulai kehilangan tenaga pun menyetujuinya, "aku akan memeriksa keadaan sekitar dulu, jika aman kita bisa berhenti untuk istirahat"Anaxtra kemudian memeriksa melalui monitor radarnya, "aku rasa aman, mari kita berhenti di sana" tunjuk Anaxtra mengarah ke tanah lapang dengan sedikit bebatuan yang tak rata.Ketiganya mendarat di antara bebatuan yang menonjol setinggi tubuh mereka."Carilah tempat berteduh, mungkin kita perlu merebahkan tubuh sejenak untuk melepas penat, sementara biarkan Pa
Baca selengkapnya
BAB 22
"Permisi, kisanak" Sebuah tepukan lembut membangunkan Anaxtra. Dia membuka matanya perlahan untuk beradaptasi dengan cahaya setelah beberapa saat terpejam.Anaxtra melihat sesosok laki-laki paruh baya berusia sekitar 60 tahunan berjongkok di depannya. Anaxtra bangun dengan posisi masih duduk. Dia menoleh ke sekeliling untuk mencari kedua sahabatnya. Namun pemandangan yang dia lihat sungguh berbeda, tidak ada Lilia maupun Peter. Yang ada hanya barisan batu-batu yang tersusun seperti rumah miniatur dari batu."Dimana mereka?" Tanya Anaxtra dalam hati. Lalu kembali menatap sosok laki-laki tua yang ada di depannya.Laki-laki itu tersenyum ramah, dia memakai pakaian serba putih tanpa jahitan dengan bawahan hanya kain yang di lilitkan yang berwarna putih juga. Sementara di kepalanya memakai sebuah Blangkon yang berwarna putih juga.Blangkon adalah semacam topi yang terbuat dari kain yang dililitkan di atas kepala masyarakat Jawa pada jaman dulu.
Baca selengkapnya
BAB 23
"Siapa yang kau panggil,Anaxtra" kata Peter yang terbangun dari tidurnya karna teriakan Anaxtra, dia duduk memperhatikan gelagat Anaxtra yang aneh.Anaxtra segera sadar, "Aku cuma bermimpi".Dia melihat sekeliling, situasinya benar-benar kontras dari apa yang dia lihat dalam mimpinya,langit yang biru, pepohonan yang rindang, hawa yang sejuk. Berbeda dengan kondisi saat ini. Langit berwarna merah, udara begitu panas, dan sejauh mata memandang, hanya dataran gersang yang keruh.Sesaat dia merenung, "Prambanan".Begitu gumamnya, namun sempat terdengar oleh Peter."Prambanan ?, Apa itu Prambanan ?" Tanya Peter dengan heran."Prambanan adalah komplek candi Hindu terbesar di Indonesia. Bahkan merupakan candi termegah se asia tenggara" tiba-tiba Lilia berkata dan sudah berdiri antara Anaxtra dan Peter.Anaxtra dan Peter langsung menatap Lilia dengan heran. Diperhatikan seperti itu oleh kedua temannya, Lilia berjalan menghampiri Anaxtra dan d
Baca selengkapnya
BAB 24
Anaxtra berdiri dari tempat dia duduk, lalu berjalan beberapa langkah ke depan. Sesaat,dia memperhatikan tempat dimana ia tertidur kemudian menatap lurus ke depan."Kalian perhatikan batu yang paling menonjol di depan sana"Anaxtra menunjuk sebuah batu yang menonjol di depan mereka,"Jika benar seperti apa yang ada dalam mimpiku,harusnya batu di depan sana adalah puncak dari bangunan Candi Prambanan yang paling besar"Lilia dan Peter ikut bangkit dan memperhatikan arah yang ditunjuk Anaxtra."Bagaimana kau bisa yakin?" Tanya Lilia.Anaxtra menjawab dengan tatapan masih lurus menghadap ke batu di depannya."Lelaki tua di dalam mimpiku mengatakan, aku tidur menghalangi jalannya." Kata Anaxtra seraya menoleh kentempat tidurnya tadi."Mungkin tempat aku tidur tadi adalah jalan yang menuju ke Candi utama."Lilia mencoba mencerna apa yang dikatakan Anaxtra barusan."Bisakah kau melakukan screening dengan sinar-x di area
Baca selengkapnya
BAB 25
Jika pada Candi Borubudur ada fase Kamadhatu, pada Candi Prambanan disebut Bhurloka, Bhurloka merupakan ranah terendah makhluk yang fana; manusia, hewan, juga makhluk halus Hantu dan iblis.Di ranah ini manusia masih terikat dengn hawa nafsu, hasrat, dan cara hidup yang tidak suci. Halaman terluar dan kaki candi melambangkan ranah Bhurloka.Fase selanjutnya di sebut Bwahloka, pada Borubudur di sebut Rupadhatu, yang merupakana lam tegah, tempat orang suci, resi, pertapa, dan dewata rendahan. Di alam ini manusia mulai melihat cahaya kebenaran. Halaman tengah dan tubuh candi melambangkan ranah Bwahloka.Dan fase tertinggi adalah Swahloka atau Arupadhatu pada konsep Budda dalam Candi Borobudur.Swahloka adalah ranah tertinggi sekaligus tersuci tempat para dewa. Hapsara Hapsari Bidadari bersemayam, juga disebut Swargaloka. Halaman dalam dan atap candi melambangkan ranah Swahloka.Atap candi-candi di kompleks Prambanan dihiasi dengan kemuncak mastaka ber
Baca selengkapnya
BAB 26
Anaxtra, Peter dan Lilia berlindung diantara bebatuan besar yang menenggelamkan Candi Prambanan. Tidak ada kepanikan dalam wajah Anaxtra, namun berbeda dengan kedua temannya."Berapa jarak mereka, Anaxtra" kata Lilia agak grogi.Anaxtra melambaikan tangannya dan berkata, "mungkin sekitar 50 km dari tempat ini".Peter hanya menatap Anaxtra dengan kegelisahannya."Berapa jumlah mereka"?"Mungkin sekitar 7 atau 8 orang" kata Anaxtra.Peter dan Lilia saling berpandangan."Tunggu !!!" Tiba-tiba Anaxtra berkata sambil lebih menatap layarnya dengan seksama."Sepertinya ada 9""tidak...tidak... Sekarang justru ada 7, 6, 5""Hei apa yang terjadi?" Tanya Lilia penasaran.Anaxtra masih tertegun dengan apa yang dilihatnya."Sepertinya 1 makhluk yang terakhir muncul menyerang 8 makhluk sebelumnya""Makhluk apa yang kau maksud?" Tanya Peter tak kalah penasaran.Anaxtra tak menjawab, dia mempersiapkan
Baca selengkapnya
BAB 27
Sementara di sisi lain, seseorang sedang bekerja keras untuk melepaskan kedua kakinya dari gigitan sebuah mahkluk panjang seperi ular namun bersirip seperti ikan.Dia melakukan tembakan ke wajah monster itu dengan pistol laser di tangannya, namun serangan itu seperti tak memberi pengaruh terhadap monster itu, dia seakan kebal dan semakin ganas melahap mangsanya.Sementara 2 orang lainnya berusaha menolong,namun usaha mereka sia-sia karna kewalahan menghadapi ekor monster itu yang terus menerus melakukan gerakan untuk menghalau mereka, sementara bagian atas monster itu mengeluarkan sirip yang tajam laksana deretan pedang tajam.Disisi lain,seorang wanita bersembunyi di balik bebatuan tak jauh dari mereka, sementara di sudut lainnya, berserakan puing-puing pesawat dan potongan tubuh manusia lainnya, sepertinya monster itu telah menyerang dan memangsa sebagian dari mereka.Anaxtra, Peter dan Lilia yang telah tiba menyaksikan kejadian itu dengan muka tegang.
Baca selengkapnya
BAB 28
Channa Argus telah memangsa habis manusia yang ada di mulutnya, gigi-giginya yang tajam memotong-motong hingga bagian kecil mangsanya.Sementara lelaki tua yang berusaha menolongnya terlempar jatuh karna kibasan ekornya, dan laki-laki satunya yang berusia lebih muda juga mengalami nasib yang sama.Channa Argus berbalik dan menatap lelaki tua itu dan bersiap memangsanya, merasa menjadi incaran monster itu, lelaki tua itu hanya beringsut kebelakang dengan tubuh yang gemetaran karna ketakutan."Larilah, Evan. Lari...!!!" Seru lelaki tua itu."Selamatkan dirimu, jagalah Riris untuk ku"Laki-laki muda yang dipanggil Evan yang juga terjatuh tak jauh dari lelaki tua itu tak bisa berbuat apa-apa, seluruh badannya seakan remuk karna kibasan ekor Channa Argus."Maafkan aku, Paman, mungkin kita tak akan pernah selamat" kata Evan sambil menangis.Di balik bebatuan, wanita yang disebut Riris oleh lelaki tua itu yang ternyata adalah anaknya juga ik
Baca selengkapnya
BAB 29
Channa Argus menerkam ke arah lelaki tua di hadapannya yang hanya berjarak 2 meter. Bersamaan dengan itu, Anaxtra muncul dari samping sebelah kiri dengan kecepatan tinggi dan menyabetkan pedang laser dari bagian tubuh atas sampai ke bagian kepala Channa Argus.Channa Argus bergeser sedikit ke kanan karena serangan Anaxtra yang membuat terkamannya tidak mengenai lelaki tua itu.Lalu dari arah lain Peter menyusul dengan mengayunkan pedang lasernya membuat goresan panjang di bagian punggung Channa Argus.Anaxtra dan Peter bermanuver dan kembali berhadapan dengan ChannabArgus dengan posisi yang saling bersebrangan. Mereka mengepung Channa Argus dari sisi kanan dan sisi kiri.Lelaki tua yang hanya menunggu detik-detik kematiannya menyadari jika ada 2 orang yang telah menyelamatkannya, untuk sementara dia bisa bebas dari maut."Menjauhlah, Pak tua" kata Anaxtra.Lelaki tua itu tanpa pikir panjang berusaha bangkit, namun karna luka-lukanya dia kesu
Baca selengkapnya
BAB 30
Tubuh Channa Argus terpental ke belakang, pada saat yang bersamaan Anaxtra melompat dengan cepat dan  menerjang lalu memotong bagian leher tubuh Channa Argus menjadi dua bagian. Kepala dan tubuh Channa Argus terpisah.Peter yang sudah bersiap pada posisi semula pun menukik di atas Beta dan menembakan sinar laser dari sayap Beta kearah bagian bawah kepala Channa Argus. Kepala itu terpental menjauhi tubuhnya yang masih menggeliat dengan ekornya yang masih meliuk-liuk.Peter mendarat mendekati Anaxtra."Apakah makhluk itu sudah mati ?"Anaxtra menggeleng."Channa Argus adalah ikan yang unik, dia memiliki kemampuan bernafas di darat, meskipun kepalanya terpotong, tubuhnya masih akan bertahan selama beberapa hari""Apa yang harus kita lakukan?" Tanya Peter lagi.Anaxtra memasukan kembali pedang dan panah laser di tangan kirinya. "Meskipun tubuhnya masih hidup,namun dia sudah tidak berbahaya, kita hanya perlu menjauhi saja".Kat
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status