Lahat ng Kabanata ng Fantarna: Kabanata 51 - Kabanata 60
77 Kabanata
Kereta Roket Warna (I)
Para Warnarish dan setiap warnanya mulai berdebat tentang prisma raksasa itu. Para penjaga kitab sibuk dengan tafsiran dan pengartian mereka tentang prisma itu. Raja dan Ratu Waemon bertemu para pemimpin yang biasa mereka sebut Menwantri. Para Waemon sekarang tinggal menunggu para Warnarish meledak karena prisma itu dan menghancurkan mereka semua. Dan mereka akan menjadi penguasa di planet itu. Tapi apakah mungkin....?“Menurut Perkamen kitabku yang berbahan kulit, aku tidak pernah melihat debu yang keluar dari puncak itu. Kita akan hancur! Semuanya lari!” seru Penjaga Kitab Biru panik.“Wush, mana bisa kita lari. Lihat saja pulaunya. Lagipula sebagai perwakilan penjaga kitab dari berbagai warna Warnarish, kita harusnya memecahkan masalah ini, bukannya kabur!” tukas Penjaga Kitab Hijau. Kemudian dia mendekap dan memandang kumpulan debu itu.“Wayalah! Tenanglah para penjaga kitab semua. kita pasti bisa menyelesaikan masalah yang belu
Magbasa pa
Kereta Roket Warna (II)
Para Auru terkesiap dan meringis melihat semua kristal mereka terbang pergi. Mereka saling pandang gelisah. Para penjaga kitab masih berusaha mencari cara untuk menyelesaikan perkara ini di almanak, kitab, buku, dan perkamen dari berbagai bahan milik pulau masing-masing. Ketua Mavwa terus menelaah gambar di Kitab Masa Depan Negeri Ungu. Ia dibantu penjaga kitab lainnya yang mempunyai gambar yang memiliki kesamaan atau kelanjutan dan penjelasan lainnya tentang prisma ini.Sejauh ini tidak terlalu baik. Mereka yakin bahwa prisma ini bukan prisma kristal biasa atau pembawa maut. Mereka yakin bahwa ada semacam gerbang yang akan terbuka kapanpun untuk membawa mereka pergi, entah kemana. Kemudian pecahan kristal portal Bumi, yang berasal dari bangsa Waemon, dengan sihir di planet Warnas mereka berhasil menyempurnakannya, mulai bertebrangan ke puncak prisma. Ia menelaah lagi gambar di kitab yang dipegangnnya.Digambar ada gunung yang mungkin adalah prisma tersebut yang diatas
Magbasa pa
Kereta Roket Warna (III)
Falfayria paling benci ketika saat bahagianya dirusak oleh sesuatu yang dilemparkan dan membuatnya kaget dan semua orang panik. Terlebih lagi membuat spektrum warnanya meriak-riak dan hampir hilang saat ledakannya terjadi lagi. Memastikan tidak ada yang tersisa lagi Warnarish yang lainnya. Semua Warnarish mulai berkumpul untuk tetap bersama-sama. Dan untunglah semuanya sudah masuk, yang masih selamat dan terkumpul dan belum jatuh ke dasar tanah terakhir. Mereka belum yakin dengan daratan dan lautan di bawah pulau mereka itu. Tapi Falfayria pernah mendengar kalau disana sangat berbahaya dan juga mematikan kapanpun dan dimanapun. Itulah sebabnya para Warnarish tinggal di pulau melayang. Dan mereka selalu bersyukur dan tidak pernah merasa tinggi sampai mereka menganggap diri mereka dewa atau dewi. Ledakan lagi menyadarkan pikiran Falfayria. Ia melihat spektrum cahaya itu mulai memudar dan hilang lalu muncul lagi, seperti tv yang salurannya selalu rusak. Pintu prisma itu
Magbasa pa
Lihat Kedepan!
Ivoria yakin kalau Pycth tidak terbiasa melihat cahaya terang. Atau mungkin Warnarish Putih memang terbiasa melihat seuatu yang silau. Ia masih melihat Pycth menutupi matanya dengan kedua sikunya. Ivoria memang kesilauan melihat cahaya yang terang di lantai itu, tapi ia hanya menyipitkan matanya. Meskipun yang lain juga terlihat tidak nyaman dengan lantai silau ini.“Entah kapan keanehan semua ini akan berakhir,” guman Ivoria. Ia masih meyipitkan matanya.Ledakan lagi, entah dari badai atau meriam Waemon, musuh bebuyutan mereka. Mungkin mereka bisa saja membinasakan Murghoana, selir sihir mereka kapan saja mereka, para Aurum au. Tapi tidak, mereka berdua sama sekali tidak sama. Lagipula, Murghoana dan seluruh Waemon harus dihukum seberat-beratnya.Emosi mulai bergelora dalam hati Ivoria. Guntur menggelegar. Seperti menjawab permintaan Ivoria, atau hanya perasaanya saja. Ia lalu beranjak ke jendela. Kabut debu masih berjalan. Tapi ia bisa melihat pula
Magbasa pa
Mula Pulau Gua Warnarish
Tentang pendaran cahaya dan halo matahari itu, prisma ini memang sudah siap untuk pergi ke kristal portal planet lain, atau tempat yang paling aman untuk mengungsi sementara. Dan karena di planet Warnas mereka punya kristal portal ke bumi, maka itulah pemberhentian mereka selanjutnya. Prisma roket itu seharusnya bekerja otomatis karena tiba-tiba mereka langsung melesat ke langit dan terbang ke angkasa. Melewati lubang cacing pelangi dan terjun ke pulau tak berpenghuni. Asap pelangi di bagian dasar dan sisi prisma itu membuat kabut dan berkristalisasi menjadi pelangi, di sepanjang perjalanan mereka.Blazore tidak tahu pasti apa yang terjadi tapi setidaknya itulah yang bisa dia simpulkan untuk saat ini. Ia ada di tingkat lantai ketiga paling atas dan saat ia melihat ke jendela ia melihat kristal portal yang sekarang menjadi besar, entah karena diratakan atau memang banyak bijihnya, yang berpendar dan mereka pun lepas landas saat halo matahari itu melebar ke lubang portal yang s
Magbasa pa
Nuansa Baru Menanti
“Jadi gua itu menyimpan kristal portal dari prisma itu. Dan kristalnya bening?” kata Danil.“Benar, meskipun kadang kristalnya memancarkan pelangi seperti air yang menari-nari terkena cahaya. Dan kristalnya sangat keras. Jadi tidak tembus pandang,” ujar Falfayria.“Keren! Kapan aku bisa kesana?”“Kapanpun aku bisa. Hihi.”“Ya, benar. Kau bilang kalau kita sudah masuk ke portal itu, kita akan punya…”“Ini,” Falfayria menunjukkan kaca berukuran dan berbentuk kapsul. ”Kau hanya perlu melemparkanya ke tanah, tapi jangan terlalu jauh. Dan nanti portal kristal akan muncul, dan menghilang. Akan ada permata di tengah atas portal yang berbentuk segiempat itu.”“Lagi-lagi penjelasan yang terlalu mendetail. Kau akan sekolah lagi,kan?”“Bagaimana dengan para polisi itu? Mereka pasti ingin bertemu denganku, dan aku pasti tidak suka.”
Magbasa pa
XTRA STORIES: Danniyyal Discoveries (I)
Aku baru sadar ada sebuah surat di kotak yang kutemukan di gudang waktu itu.Setelah menemukan Jimat Kristal Warna planet Warnarish. Melawan Murghoana dengan mengocar-acir warna ke tubuhnya. Dan berpisah dengan para Auru Warnarish. Semua itu tidak membuatku tenang, malah jadi lebih gelisah dan risau. Terutama saat kami semua dituduh merusak sekolah. Dan Falfayria juga hampir dikeluarkan dari sekolah gara-gara semua itu. Tapi apa gunanya semua itu kalau dia mungkin tidak akan kembali lagi, dia menyerahkan aku untuk menjelaskan semuanya. Ya, lebih baik aku yang mengarang dan beralasan semua cerita itu dari pada dia membeberkan semuanya. Maksudku, aku tidak yakin Falfayria mampu berbicara dan menceritakan bahwa ia adalah anak dari planet lain yang tidak sengaja kemari untuk mencari Jimat Kristal planetnya yang hilang.Dan Jimat itu—Aku tidak habis pikir bagaimana bisa keluargaku bisa menyimpan jimat aneh itu. Dan aku tidak perlu menunggu sam
Magbasa pa
XTRA STORIES: Danniyyal Discoveries (II)
Aku tidak tahu beberapa menit tepatnya, kurasa 150 menit. Aku menemukan kotak kayu tua yang berdebu dan kusam di bawah tempat tidur kakek. Kotak dengan bundaran kaca yang menampilkan tuxedo dengan dasi kupu-kupu ungu kehitaman dan jas dengan kerah panjangnya yang bewarna ungu menyala berkain beludru. Selera yang aneh!Aku meniup debu yang menyelimuti kotak itu. Debunya yang bertebaran hampir membuat mataku perih. Aku mencoba membuka kotak itu. Aku memutar kuncinya dan bau yang tidak enak dihirup itu menyambutku. Bau apek khasnya kotak yang sudah lama tidak dibuka lagi. Aku mengipas-ngipaskan udara dengan tanganku. Dengan tiba-tiba aku menjatuhkan kotak itu dan terbatuk. Kotak itu terjatuh beserta jas tuxedo dan sebuah buku tua tebal. Aku mengatur napsku dan meraih buku itu.“Sialan! Kotak dengan debu yang menyebalkan. Seridaknya aku menemukan apa yang kucari,” gumanku seraya memerhatikan buku itu.Aku meneliti buku tua itu. Buku yang dijilid dengan j
Magbasa pa
Start
The Blue One: Lautan Petualangan Danil tidak menyangka saat Falfayria membawanya ke rumah barunya. Gua kristal yang dipenuhi seluruh kaum Warnarish. Tempat yang paling hebat yang bisa Danil kunjungi dalam waktu luangnya. Dia hanya harus masuk ke portal itu dan menyimpan dengan baik kapsul kristalnya. Bayru juga ingin menjelajahi Bumi dan kembali lagi. Dia ingin seperti Falfayria yang bersekolah dengan Danil. Tapi tidak mungkin sekolahnya memasukkan anak yang tidak dikenal lagi. Dia memutuskan untuk kerja sampingan   Danil terpana dengan prisma yang menjulang sampai ke langit-langit. Cahaya dari lubang di atas membuat prisma itu memantulkan berbagai cahaya, warna-warni. Dinding gua yang tidak diberi hiasan apa-apa pun terlihat berkilauan dengan berbagai kerlap-kerlip yang indah. Danil terlihat terpana. Matanya memantulkan cahaya-cahaya itu. “Ini sangat indah,” gumannya. “Ya, mes
Magbasa pa
A Girl Name Belle
“Ada murid baru?” ujar gadis itu bersama ketiga temannya.“Ya, dan dia berasal dari Prancis. Keren, bukan?” ujar temannya.Danil mendengarnya. Ternyata berita murid baru itu sudah menyebar kemana-mana. Ini baru hari pertama masuk sekolah dan berita utamanya adalah murid baru dari Prancis. Danil heran bagaimana mereka bisa tahu semua itu.“Hai, Danil!” sapa Salih, “Bagaimana liburanmu? Kau tidak nangis sepanjang liburan, kan?”“Jangan ganggu aku!” sahut Danil sinis.“Uhhss, sekarang makin dingin aja. Hei, dimana Falfayria? Dia tidak dikeluarkan dari sekolah, kan?”“Apa?” seru Danil kesal.“Aku hanya bertanya.”Falfayria datang bersamaan saat Salih bilang begitu. Dia diamati oleh seisi kelas, seperti melihat sesuatu menjijikan yang habis dimakan tikus. Kata-kata seperti ‘kenapa dia ada disini?’, ‘kukira dia sudah kelu
Magbasa pa
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status