Lahat ng Kabanata ng Fantarna: Kabanata 61 - Kabanata 70
77 Kabanata
Bayru Mencari Pekerjaan
Bayru tidak percaya dia berhasil menemukan alamat rumah itu. Portal kristal membawanya tepat ke rumah yang ada di brosurnya. Rumah yang terlihat tidak ada orang karena terlalu tua dan berdebu. Bayru tahu selam dia jalan-jalan di Bumi rumah seperti ini biasanya rumah kosong. Suasana abu-abu dan berdebu di tengah padang rumput gersang yang luas. Bayru tidak yakin, tetapi akhirnya dia naik undakan tangga berderit itu dan mengetuk pintu.“PERGI!”Itu suara yang pertama kali Bayru dengar dari pintu itu. Aneh sekali. Pintunya bisa berbicara, menyuruhnya pergi.“Aku hanya ingin bertanya tentang magang ini. Kurasa kau membutuhkan asisten… untuk apapun pekerjaanmu itu?” Bayru tidak terlalu mengerti apa arti asisten yang dimaksud. “Tidak ada pekerjaan disini. Silahkan pergi!” ujar pintu itu.“Aku rasa tidak begitu, disini terlulis—”“Siapa peduli! Aku tidak menulisnya! Pergilah!&
Magbasa pa
Chéri Fleur de Lis (I)
Arabella sangat suka dengan motif daun melengkung itu, fleur-de-lis. Dan sekolah barunya itu, Orchidia, mempunyai dinding yang penuh dengan motif itu dikelasnya. Pinggiran atas tembok itu diukur dengan motif yang terkenal di Prancis. Dia merasa seperti kembali kesana.Arabella teringat anak biru itu. Entah kenapa dia merasa Falfayria adalah salah satu dari mereka. Sangat sopan, tertutup, dan selalu memakai warna yang sama. Dari rambut sampai kaki warnanya harus sama. Tunggu, dia tidak seharusnya membicarakan orang lain. Tapi dia penasaran dengan gadis itu. Gadis yang hanya selalu dekat dengan Danil seperti hanya remaja itu yang tahu seluruh rahasianya. Dia pernah mengobrol dengan Rayla dan menanyakan hal ini.Baru liburan kemarin Danil sangat dekat dengan Falfayria. Dia juga bingung kenapa Danil jadi begitu tertarik dengan gadis ungu itu. Ups, dia memanggilnya dengan kata yang tidak enak lagi. Tapi bagaimana tidak. Kedua matanya yang bewarna ungu gela
Magbasa pa
Chéri Fleur de Lis (II)
Arabella diminta ayahnya mengunjungi lagi temanya yang ilmuwan itu. Dia sebenarnya agak malas. Dia mendengar ada seorang anak yang bekerja disana. Arabella penasaran anak siapa yang berani dan bisa menaklukkan pria yang keras kepala itu. Sehabis pulang sekolah dia pergi ke ruamh tua reyot itu, hanya sekarang terlihat lebih bersih. Arabella mengetuk pintu rumah. Berharap ada orang yang ramah menyapanya di pintu depan.Bayru bingung harus berbuat apa. Profesor Tomo masih diam di mejanya membaca buku dan kadang menulis sesuatu di buku catatannya. Bayru tidak boleh membiarkan tamu itu terus mengetuk pintu, dan bagaimana kalau dia pergi.“Kau akan diam disitu saja? Atau melihat siapa yang merusak pintu?” kata Tomo.Bayru langsung mengambil langkah seribu. Dia membuka setiap rantai di pintu dan membuka pintu. Gadis itu, gadis yang dilihatnya saat di, entah dimana itu, yang jelas ada limas kaca besar itu. Gadis itu terseyum dan kaget.“Oh, wauw
Magbasa pa
Dilema Dalam Gerhana
Danil mengujungi Ngalau Warnarish tanpa Falfayria. Setidaknya Aquwamarie menemaninya sekarang. Danil begitu terkagum melihat terowongan-terowongan setiap warna yang berisi rumah-rumah setiap warna warnarish. Kedua belas terowongan yang berisi lampu lampu, atau lentera kecil dengan lilin itu berbeda warna setiap gua. Bahkan jika diamati baik-baik seperti membentuk pelangi yang melengkung, terowongan itu begitu besar sampai memuat sebelas warnarish sekaligus.Gua di dalamnya dipenuhi rumah yang tersusun dari atas ke bawah seperti lego. Warnanya berkamuflase dengan terang dan gelapnya warna. Bentuk rumahnya persegi panjang seperti rumah boneka yang diambil atapnya. Jendelanya berbentuk lingkaran dengan terali dan pintunya berbentuk setengah lingkaran. Danil suka dengan berbagai lentera yang berbeda-beda bentuknya di setiap pintu rumah. Di tengah-tengah kota di gua itu ada air mancur kecil dengan puncaknya kristal berbentuk piala menyemburkan air, menyebabkan cahaya-cahaya disana
Magbasa pa
Firasat Fitalitas
“Kudengar, Prancis adalah negeri yang paling romantis,” kata Danang.“Ya, kota cinta. Banyak orang yang kesana untuk bulan madu, apa itu benar?” timpal Armis.Arabella tergelak. Mereka tidak tahu banyak soal Paris. Ditengah kerumunan anak yang sedang asyik mengobrol dengannya. Danil merangsek pergi ke ruang wawancaranya dengan polisi. Arabella bangun melihat Danil dan meninggalkan murid-murid yang sedari tadi bergombal dengannya. Mereka kesal dan cemburu gadis Prancis itu menemui anak paling dibencinya di sekolah.“Danil!” sapa Arabella.Danil mendesah panjang. Harinya diganggu lagi oleh gadis baru itu. Dia tersenyum dengan terpaksa dengan alis yang keduanya terangkat.“Hai, kau, um, sebenarnya aku mau minta maaf tentang kejadian kemarin. Kau benar, aku terlalu ikut campur, eheh. Dan aku juga tidak mau hanya beberapa hari di sekolah aku sudah mempunyai musuh. Jadi, kita bisa berteman lagi, kan?”
Magbasa pa
Gerhana Gila
Bayru menghela napas. Kurasa dia harus tegas untuk bilang pada Tomo bahwa dia akan berhenti. Karena dari tadi sepertinya dia tidak mendengar. “Baiklah. Dan aku juga ingin berbicara sesuatu, tentang aku, maksudku aku yang bekerja disini—”“Tenanglah, kau tidak akan kemana-mana!”“Iya, karena itu—tunggu apa?”“Ah, maksudku, kau tidak mau kemana-mana, kan? Pekerjaanmu akan terganggu jika teman-temanmu itu—”“Oh, maaf. Tapi aku … sudah—aku sudah memutuskan untuk berhenti bekerja!”Kata-kata itu tidak menggubris Tomo. “Oh, begitu. Baiklah tidak apa-apa. Aku hanya kau ke ruangan itu. Dan aku akan melakukan sisanya. Hahhh, akhirnya aku berhasil juga.”“Apa? Tidak! Aku berhenti! Aku tidak akan bekerja lagi disini. Aku minta maaf karena temanku ribut disini kemarin. Dan kurasa aku memang harus berhenti karena mereka mungkin sa
Magbasa pa
Halwa
Danil sebenarnya sudah muak diintrogasi oleh para polisi. Terutama kedua polisi didepannya menanyakan hal yang sama berulang kali. Dan dengan Falfayria yang terlihat pucat dan gelisah memikirkan Bayru setelah suaranya di ponsel Arabella.Danil jadi tidak enak. Dia tahu Bayru orang yang baik, juga Falfayria. Dia bersikap seperti tidak kenal dan tidak peduli pada mereka lagi. Dia tidak lagi fokus mendengarkan kedua polisi itu. Bahkan dia tidak curiga saat kedua polisi itu berdiri dan membelakangi mereka. Danil tahu ini kesempatan yang bagus. Dia menyentil pundak Falfayria dan menunjuk jendela dengan jempolnya. Tanda untuk kabur dari sini melewati jendela itu.“Kurasa ini waktu yang tepat,” guman polisi yang berkepala botak.“Harusnya sih dari tadi. Tapi lihat mereka, beku di tempat. Dan sekolah juga belum terlalu sepi!” sahut pria berkumis itu berbisik.“Kurasa tidak perlu. Kita bawa saja mereka berdua!”
Magbasa pa
Ictus Sang Darah Biru
Aku harus mencobanya! pikir Bayru.Bayru mulai kosentrasi, memejamkan mata. Fokus pada pikirannya dalam pengendalian elemen air. Seluruh sel dalam tubuhnya memimpin tubuhnya untuk mengendalikan setiap kristal air. Dan sekarang dia hanya butuh tangannya itu untuk mengendalikan sedikit sel darah birunya. Saat dia membuka matanya darah biru yang bersisa itu melesat ke ikatan kedua tangannya, seperti pisau kecil.Bayru melempar kain kotor di mulutnya itu dan berusaha membuka ikatan kakinya. Namun, dia kebingungan dengan jenis ikatan ini. Mungkin dia tidak pernah mengenal sabuk? Bayru tidak mau memikirkannya. Darah birunya mengiris tali kulit itu dan kakinya pun lepas. Dia mencoba ke pintu keluar tetapi kemudian terjatuh berdebum di lantai.Mengendalikan darahnya sendiri ternyata lebih sulit dari pada melepaskan dirinya. Bayru berusaha berdiri meskipun kepalanya terasa berat. Tubuhnya bergetar dan serasa ditusuk ribuan jarum. Bahkan untuk mendorong pintu pun
Magbasa pa
Jinayah
Falfayria tidak menduga bahwa pria itu sudah tahu dia berbeda. Bahkan Aquwamarie.Seharusnya kami menyelinap lebih cepat. Danil sekarang terluka. Apa yang harus kulakukan? Aku tidak bisa menggunakan kekuatanku jika Arabella disini! Falfayria membatin.“Dasar pria tua kejam! Apa yang kau lakukan pada Danil?” hardik Arabella.Tomo hanya terkekeh-kekeh. Tidak peduli apa yang dikatakan gadis itu.Arabella semakin kesal. Dia berteriak menerkam Tomo, tetapi Tomo menghindarinya dan menjambak rambutnya, membenturkan ke tembok. Darah mengalir di dahi Arabella, dia pun terjatuh.Falfayria tertegun. Dia saling berpandangan dengan Aquwamarie.Yah, mungkin saatnya untuk menunjukkan kekuatanku.“Nah, dua gadis favoritku! Gadis asing dari planet lain. Kalian juga akan bergabung dengan penelitian besarku. Aku tidak akan memberikan kalian pilihan. Bergabung denganku atau teman kalian tidak akan selamat, kalian tahu,
Magbasa pa
Kriminal Yang Menyamar
Niatnya untuk membantu Arabella menjelaskan semuanya, Arabella sendiri yang menjelaskan semua. Mereka hanya mendengarkan sembari Arabella menjabarkan apa yang terjadi dan menunjukkan-nunjuk ke siapapun yang dia ceritakan. Setidaknya Falfayria bisa tenang sedikit. Tetapi luka di bahu Danil membuatnya bersalah. Dia memandang Danil yang kini sudah siuman di mobil ambulans. Danil tidak mau dibawa ke rumah sakit, dia memaksa. Memang peluru yang mengenainya itu kecil, tetapi tentu saja dia perlu pengobatan yang serius.Di sisi lain, Bayru dan Aquwamarie saling membisu. Tidak ada lagi perdebatan antara pengawal dan tuannya. Bayru masih merasa tidak enak karena dia bertindak senaknya, dan kejadian yang menimpanya ini memang tidak pernah ia pikirkan. Aquwamarie juga merasa begitu, sebagai penjaga Auru dia seharusnya lebih memperhatikan Bayru dan mengawasinya di setiap waktu dimanapun.Semua warnarish menjaga perasaan dan emosi mereka agar mereka tidak sepenuhnya berubah. Untuk
Magbasa pa
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status