Semua Bab Can I Call You BABY ?: Bab 31 - Bab 40
61 Bab
Kembalinya Ina
Kami, maksudku aku dan Ina menjalani hari-hari yang bisa dikatakan lebih baik dari sebelumnya. Jika biasanya kami dirundung, maka hari ini kami merundung. Merundung dengan cara halus. Entah apa yang ada dipikiran Ina dan entah apa yang ada dipikiran anak-anak.Bisa-bisanya Ina menakut-nakuti mereka dengan mengatakan bahwa sang ayah pernah mengajarkan bagaimana cara membunuh yang baik dan Ina berani membunuh siapapun yang menganggunya dan mengggangguku.Ternyata, hal tersebut berhasil membuat nyali para murid-murid menciut dan tidak berani mengganggu salah satu diantara kami.Kebohongan Ina diperkuat saat dirinya mengatakan bahwa ia rela mendekap dipenjara karena penjara adalah tempat yang nyaman.Entahlah, aku tidak cukup dewasa untuk mengerti semua ini. Yang jelas, tidak ada lagi Krystal dan teman-temannya yang mengganggu kami. Bahkan, bukan hanya Krystal saja. Anak-anak lainpun ikut takut. Ada yang langsung kabur saat melihat k
Baca selengkapnya
Menyelidiki
Akhir pekan merupakan salah satu hari yang aku tunggu-tunggu. Meski terkadang disekolah menyenangkan, akan lebih menyenangkan jika berada dirumah, apalagi jika ada... Abay mungkin.Hari ini bisa dikatakan hari yang cukup spesial, lain dari hari-hari sebelumnya.Aku, Ina dan Predi sudah berjanji akan berkumpul di rumahku. Bisa dikatakan yaa bahwa kami memiliki sebuah misi.Misi penyelidikan, bisa dikatakan seperti itu. Kami melakukan misi ini untuk menguak siapa itu Tasya sebenarnya.Dari hari-hari yang sudah kami lalui, kami memang melihat ada yang berbeda dari diri Tasya. Dirinya tidak terlalu lazim, ia juga tampak jarang berbaur dengan orang lain.Seperti pagi lainnya, pagi ini juga ibu menyiapkan ku sarapan meski aku tidak sekolah.Setelah melahap habis makanan buatan ibu, aku lalu bergegas menuju ke depan untuk melihat apakah Ina dan Predi sudah datang.Mereka benar-benar terlihat sangat antusias. Baru saja aku keluar dengan membu
Baca selengkapnya
Menyelidiki 2
Pagi-pagi sekali aku sudah bangun, lebih pagi dari biasanya.Setelah selesai mencuci muka agar mendapatkan penglihatan yang lebih segar, aku membuka laptop Predi yang kemarin ia pinjamkan kepadaku.Aku memang tidak terlalu mengerti bagaimana cara menggunakan laptop. Seumur hidupku, aku tidak pernah memiliki laptop, paling sesekali meminjam milik Abay, itupun hanya digunakan untuk bermain game.Dan disekolah, sekolahku memang bukan seperti sekolah modern diluaran sana yang menggunakan metode situs browser. Kami masih menggunakan ciptaan Tuhan, manual atau singkatnya tangan dan papan tulis biasa.Tapi saat ini aku mengerti apa yang harus aku lakukan dengan laptop ini. Yakni membuka internet dan mencari nama Tasya beserta kedua orang tuanya. Predi memberi ku nama sekolah masa SMP Tasya pada saat Tasya masih di Singapore dulu, ia mendapatkannua dari sekolah.Melalui situs ini, sekaligus aku akan menguak keanehan-keanehan Tasya yang memang selama
Baca selengkapnya
Mr. Malik
"Leyka itu ada nak Predi sama Ina diluar. Mau  disuruh masuk dulu gak?"Dengan mulut yang penuh akan cemilan, aku berlari keluar kamar untuk segera menemui Predi dan Ina."Hallo." Padahal mulut ku masih kembung sempurna."Dih, bocil!" Ujar Ina meledek ku. Tapi tanggung, tidak mungkin aku memuntahkannya.Aku sudah tahu bahwa mereka akan datang, karena kami memang sudah melakukan perjanjian sebelumnya. Sayangnya, perutku keroncongan meminta diisi di sore-sore hari begini, maka dari itu kuturuti saja keinginan perutku terlebih dahulu. "Langsung berangkat?" Ina dan Predi mengangguk."Bu, Assalamualaikum. Leyka pergi yah." Hanya aku sendiri yang mengucapkan salam. Entahlah, mungkin mereka bisu untuk sesaat."Apa pak Malik emang ada di rumah Ley?" Aku mengangguk sambil meminum air yang sempat kubawa dari rumah."Kata tante Juwita sih ada.""Ohh." Angguk Ina pelan.***"Assalamualaikum tante."Ti
Baca selengkapnya
Maaf pertama
Pagi-pagi sekali aku sudah terbangun karena nada dering handphone ku berbunyi. Aku mendapatkan sebuah telefon dari nomor yang tidak kukenal.Awal mulanya aku enggan menerima panggilan tersebut. Aku masih banyak berpikir mengenai Tasya serta keanehannya. Jadi, jika ada satu hal yang tidak ku ketahui kepastiannya, tidak akan aku layani sembarangan.Seperti pagi ini. Aku melihat jam yang tertera di handphoneku, waktu menunjukan pukul 04:00 dini hari. Dan seseorang sudah menelefonku dengan menggunakan nomor yang tidak kukenal. Tentu aku tidak mau untuk mengangkatnya.Akan tetapi, aku merubah pikiran ku saat sebuah SMS masuk. Nomor yang mengirim SMS ini, sama dengan nomor yang baru saja menelefonku.Disana orang tersebut menuliskan."Tolong angkat, ini aku Abay."Aku mencoba mengerjap-ngerjapkan mataku agar penglihatan ku semakin jelas. Penglihatan seseorang yang baru bangun biasanya sedikit kabur dan buram.Setelah aku berhasil mendapatka
Baca selengkapnya
Maaf pertama
Pagi-pagi sekali aku sudah terbangun karena nada dering handphone ku berbunyi. Aku mendapatkan sebuah telefon dari nomor yang tidak kukenal.Awal mulanya aku enggan menerima panggilan tersebut. Aku masih banyak berpikir mengenai Tasya serta keanehannya. Jadi, jika ada satu hal yang tidak ku ketahui kepastiannya, tidak akan aku layani sembarangan.Seperti pagi ini. Aku melihat jam yang tertera di handphoneku, waktu menunjukan pukul 04:00 dini hari. Dan seseorang sudah menelefonku dengan menggunakan nomor yang tidak kukenal. Tentu aku tidak mau untuk mengangkatnya.Akan tetapi, aku merubah pikiran ku saat sebuah SMS masuk. Nomor yang mengirim SMS ini, sama dengan nomor yang baru saja menelefonku.Disana orang tersebut menuliskan."Tolong angkat, ini aku Abay."Aku mencoba mengerjap-ngerjapkan mataku agar penglihatan ku semakin jelas. Penglihatan seseorang yang baru bangun biasanya sedikit kabur dan buram.Setelah aku berhasil mendapatka
Baca selengkapnya
Kebahagiaan Ina
"Welcome to the class Leyka Anjani." Ina menyambutku dengan begitu bahagia. Dilebarkan tangannya seolah-olah ia hendak memelukku. Sudah beberapa hari ini, aku lihat hubungan Ina dan Daffa menjadi lebih baik. Terutama karena ketidak hadirannya Tasya. Aku turut senang akan hal tersebut. Senangnya Ina, merupakan kesenangan ku juga. Begitupun sedihnya ia.Aku tidak menyangka bahwa pengaruh Tasya akan sebesar ini bagiku dan yang lainnya. Kehadirannya yang begitu tiba-tiba cukup membuatku terkejut. Dan kini, kehilangannya juga cukup membuatku takut. Takut kalau ia kembali lagi dan semuanya kembali kacau.Ina sedang duduk dan ditemani Daffa disampingnya. Mereka juga adalah salah satu pasangan yang memang sering datang pagi. Bahkan lebih pagi dariku."Sini Ley." Selain menyambutku dengan senyuman yang merekah, Ina juga menghampiriku dan menggandeng tanganku lalu membawa ku menghampiri Daffa yang sedang duduk tenang di
Baca selengkapnya
Kisah Cinta Predi
Bayangan bagaimana Abay menggenggam tanganku, menggandeng ku masih saja terus berkerumun mengelilingi kepalaku.Aku menjadi salah tingkah dan terus saja senyum-senyum sendiri."Selamat pagi pak Predi."Seruan anak-anak terhadap kedatangan guru mengejutkanku dan berhasil membawaku kembali ke dunia nyata.Saat ini merupakan bagian pelajaran Sains yang dibimbing oleh Predi. Jika melihatnya menjadi guru, kembali terngiang dibenak ku bahwa aku akan menanyakan alasan mengapa Predi menjadi guru disini. Namun aku masih saja lupa hingga saat ini. Perhatianku terus teralihkan oleh Abay. Tidak hanya Abay, bahkan Ina dan ibu juga cukup menarik perhatianku dan membuat ku sibuk. "Bisa tidak pak tidak usah belajar sehari saja dan membahas masa depan bapak?" Itu Silpa yang berbicara.Silpa memang murid yang bisa dikatakan cukup centil dikelasku. Sudah menjadi kebiasaanya menggoda guru muda dan tampan seperti Predi."Tipe pacar bapa
Baca selengkapnya
Apa kau serius?
Jika seharusnya kami belajar pelajaran sains selama dua jam, kali ini tidak. Jangankan menyita waktu dua jam, mungkin hanya sekitar 10 menit saja Predi menjelaskan sebuah pengertian dalam pelajaran tersebut. Dan jangan tanya soal sisanya. Sisanya, kami membahas soal perasaan Predi yang berujung rasa penasaran.Setelah Predi usai dengan mata pelajarannya dan pergi meninggalkan kami. Anak-anak langsung berkumpul dengan serempak di satu kursi.Apa yang mereka kumpulkan kali ini cukup mencengangkan. Istilahnya mereka menggosip. Dan yang mereka gosipkan kali ini adalah Predi dan mengenai perasaannya tadi.Ada begitu banyak pendapat yang dikeluarkan mereka mengenai Predi yang kebetulan tertangkap oleh telingaku. "He is so sweet.""Aaa jodoh gue.""Predi ku imam ku."Aku hanya mengangkat sebelas alisku dan tersenyum ketir. Tidak habis pikir pada mereka yang tertarik dengan perkataan Predi tadi."Woy!"Saat aku sedan
Baca selengkapnya
Kehadirannya
"Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh." Aku mengucap salam selengkap mungkin."Waalaikumsalam warrahmatullahi wabarrakatuh." Begitupun yang menjawab, lengkap juga."Hallo ib- tante Juwita?"Aku langsung menuju tante Juwita selepas mencium tangan Ibu. Benar apa kata Ibu tadi pagi, tante Juwita memang datang ke rumah kami. Dan pasti Abay juga akan kesini nanti, mungkin masih di dalam perjalanan."Hai Leyka."Aku padahal tidak memeluk tante Juwita, tapi justru ialah yang memeluk ku. Pelukannya sangat erat, bahkan membuatku sedikit sulit bernafas.Cukup lama tante Juwita memeluk ku, dan aku pun tidak berani untuk melepas nya terlebih dahulu.Namun.. tunggu? Apa ini? Tante Juwita terisak? Ia menangis?"Tante?" Setelah aku mendengar suara tangisannya, aku akhirnya memberanikan diri melepas pelukan tersebut untuk memastikan ada apa gerangan.Benar, sudah ada beberapa tetes air mata yang membasahi pipi tante Ju
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status