Can I Call You BABY ?

Can I Call You BABY ?

Oleh:  Sri Wahyuni  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 Peringkat
61Bab
4.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Esa Dia Esaku. Penerang dalam gelapku, peneduh dari hujanku, penghangat dalam diriku. Leyka Aku tidak tahu apa arti dari nama ku. Seperti untuk kehidupan Esa. Aku tidak tahu apa arti hidupku untuk Esa. Kami dibedakan oleh ekonomi dan disatukan oleh takdir. Aku mengetahui perasaanku pada Esa. Tapi Esa tak pernah tahu akan hal itu. Aku juga tidak tahu bagaimana perasaan Esa kepadaku. Meski kami tidak bisa bersatu, aku akan tetap melindungi dan menyayangi Esa, karena dia adalah Esaku.

Lihat lebih banyak
Can I Call You BABY ? Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Skavivi
semangat kak ...
2021-09-15 17:47:53
0
61 Bab
Esa
Namanya Esa. Nama panjangnya Esa Juniansyah, umurnya sudah menginjak 18 tahun. Hanya beda beberapa bulan saja dengan ku. Esa lahir di bulan Juni. Itulah mengapa terdapat kata 'Juni' di dalam namanya. Kata ibunya agar orang-orang tahu bahwa Esa lahir di bulan Juni. Aku memiliki nama panggilan ku tersendiri untuk Esa, yaitu Abay. Entah kenapa aku sangat nyaman saat memanggilnya Abay dibandingkan Esa. Menurutku nama Esa terlalu bagus untuk orang sepertinya yang memang badboy, jahil dan pecicilan.  Kuakui Abay (Esa) orangnya tampan. Tapi stt, aku tidak pernah bilang begitu kepadanya. Abay adalah  orang yang memiliki tingkat kepedean paling tinggi di dunia ini. Sekalinya ku panggil dia tampan, hidungnya akan langsung terbang dan ia akan langsung menjadi arrogant. Maka dari itu, sekalipun dia tampan dan keren aku selalu memanggilnya si jelek dan lusuh. Aku dan Abay sudah berteman cukup lama. Bahkan sangat....  lam
Baca selengkapnya
Leyka
Jangan salah, meski aku orang miskin dan ibu orang kampung, kami tidak kampungan. Bahkan ibu memberi ku nama yang cukup bagus, keren dan modern.Namaku Leyka, Leyka Mutiara Anatasya. Teman-teman ku biasa memanggilku dengan nama Leyka atau Tiara. Ada juga yang memanggilku Tasya. Keren bukan?Tapi, dari sekian banyak nya nama panggilan keren yang tercantum di dalam nama panjangku. Abay justru memanggilku dengan sebutan 'Debi'. Aku sendiri tidak tahu kenapa ia memanggilku dengan sebutan itu.Suatu hari pernah kutanya kenapa ia memanggilku 'Debi' dan inilah jawabannya."Karena kamu memanggilku Abay.""Memangnya kenapa kalau aku memanggilmu Abay? Dan apa hubungannya dengan Debi? Apa Abay dan Debi seperti kisah Romeo dan Juliet atau Rose dan Jack?" Tanya ku kala itu."Bukan. Aku memanggilmu Debi dan kau memanggilku Abay. Kalau disingkat jadi Debay, lucu bukan?" Gumamnya sambil tersenyum.Aku mengernyitkan dahi tanda tak mengerti.  Abay
Baca selengkapnya
Abay memang menyebalkan!
"Leyka, mamah mu gimana kabarnya?" Tanya tante Juwita, mamah Abay.Ibuku sudah beberapa hari ini sakit, jadi dia tidak bisa bekerja. Alhasil, mamah Abay menyewa pembantu sementara karena aku sendiri tidak bisa menggantikan ibu untuk bekerja disini. Aku harus sekolah, dan sulit membagi waktu.Lagipula, ibu Abay sendiri tidak mengijinkanku untuk bekerja. Ia menyuruhku untuk fokus sekolah."Sudah mendingan tante." Ujarku sambil sedikit tersenyum."Mah, Abay jalan yah." Tanpa salam, tanpa cium tangan, Abay main keluar rumah begitu saja dan menghiraukan ibunya yang jelas-jelas saat itu ada disana."Woy Abay! Salam dulu sama tante!" Ujarku sambil mengejar Abay yang sudah diambang pintu."Udah telat Deb, harus konser nih." Ujar Abay lagi.Abay memiliki sebuah group band bernama "Rising Star" dimana mereka tampil di Mall-Mall. Band ini bukanlah band dari sekolahan.Abay adalah seorang gitaris dan juga vokalis. Suaranya dan
Baca selengkapnya
Mencariku ya?
"Assalamualaikum bu."Aku pulang dengan langkah terhuyung, aku pulang menggunakan angkutan umum. Masih terngiang-ngiang dibenak ku bentakan Abay tadi. Aku pulang meninggalkan Abay yang tadi masih sibuk dengan konsernya. Aku sudah tidak perduli lagi dengan dia, lagipula tadi dia sudah mengusirku."Leyka? Kenapa? Kok mukanya kusut begitu?" Ibu menyadari muka ku yang memang kusut dan lusuh itu."Gak apa-apa bu. Leyka cuman kecapean aja."Saat itu ibu sedang sakit dan pasti kepalanya pusing. Aku tidak ingin memperunyam keadaan dan membuatnya tambah sakit, makannya aku tidak mengatakan masalahku dengan Abay. Karena aku tahu ia pasti khawatir kalau tahu soal itu."Oh, Esa nya mana?"Abay biasanya selalu mampir ke rumahku untuk bertemu dengan ibu. Karena dulu, saat kedua orang tua Abay sibuk bekerja, ibulah yang selalu ada untuk Abay. Jadi wajar saja jika Abay menyanyangi ibuku lebih dari ibunya sendiri.Bisa tahu bukan
Baca selengkapnya
Abay dengan siapa?
"Assalamualaikum tante."Saat urusan rumah sudah selesai, saat aku sudah makan dan memastikan ibu baik-baik saja aku langsung tancap gas menggunakan angkutan umum pergi ke rumah Abay yang rumahnya tidak jauh dariku. Sebenarnya biasanya aku jalan kaki, hanya saja saat ini aku sedang buru-buru, aku ingin segera menemui Abay."Masuk Ley." Setelah dipersilahkan seperti itu oleh tante Juwita, aku langsung saja masuk.Memang rumah Abay sudah seperti rumahku sendiri. Sekalipun tidak ada yang menjawab atau mempersilahkan ku masuk, biasanya aku akan langsung masuk."Abay nya mana tante?"  Tanyaku pada tante Juwita yang pada saat itu sedang sibuk bergulat dengan laptopnya diruang tengah."Tuh dikamar." Ujarnya tanpa melirik ku sedikitpun. Aku memang bukan seperti tamu saat dirumah Abay. Bahkan terkadang, kalau aku haus aku langsung saja ke dapur dan mengambil minuman sendiri.Setelah bersalaman dengan tante Juwit
Baca selengkapnya
Murid Baru
Kelasku memang tidak pernah lepas dari kata ricuh. Kelas 12 M Ipa 3.Ada yang sibuk berdandan, ada yang sibuk menggosip, ada yang sibuk main taruh-taruhan, ada yang sibuk baru mengerjakan PR. Padahal PR sudah diberikan dua hari lalu.Semuanya berbicara dengan suara yang kencang agar tidak terkubur oleh suara lainnya. Ketibang di sekolah, aku merasa bahwa diriku sedang berada di pasar. Semuanya ricuh. "Pak Budi ,pak Budi."Kericuhan mulai tenang dan terhenti saat salah satu guru datang. Dia adalah pak Budi. Beliau merupakan kepala sekolah kami. Seperti namanya, pak Budi adalah orang yang baik dan berbudi. Tapia beliau cukup disegani.Aku melirik Abay, dia dari tadi tidak berhenti memainkan handphonenya. Bahkan saat pak Budi sudah datang.Aku bersyukur karena aku bisa sekelas dan bahkan duduk sebangku dengan Abay. Padahal Abay merupakan murid anak orang kaya.Disekolahku, kelas kami dibagi menjadi tiga bagian
Baca selengkapnya
Tasya Nama-Nya
Selain segala kelebihan yang Tasya punya, Tasya juga pandai dalam bergaul dengan sesama.Hanya dalam hitungan beberapa menit setelah pelajaran usai, Tasya sudah menarik banyak perhatian anak-anak. Ia sudah seperti magnet yang menarik banyak besi untuk mendekatinya. Kini, semua murid berkumpul mengerumuni Tasya dan juga Abay. Ingat bukan bahwa Abay duduk satu bangku dengan Tasya.Dan yang paling parah, bukan hanya anak-anak dari kelas kami, tapi juga dari kelas lain. Ada banyak juga adik kelas yang datang ke kelasku ini. Seperti sedang ada acara bazar murah meriah saja.Hanya aku dan Ina yang tidak menghampiri Tasya. Aku sudah cukup mengenal Tasya. Dan aku juga tidak mau berdesak-desakan dengan yang lainnya. Mereka mengantri seperti hendak menerima sembako dari presiden saja."Memangnya seberapa cantik sih si Tasya itu?" Tukas Ina padaku.Aku sadar betul kalau Ina sangat cemburu dan kurang suka pada Tasya. Bahkan saat ini Daffa ada dian
Baca selengkapnya
Abay Keterlaluan!
Saat semua pelajaran telah usai, aku celingukan sendiri di tempat parkiran. Aku mencari Abay. Entah kemana perginya Abay saat ini. Biasanya kalau tidak langsung pulang ke rumah dan mengantarku. Abay akan ke ruangan musik terlebih dahulu atau sibuk menggrepe perempuan. Tapi kali ini tidak ada. Aku sudah mencari keruangan musik dan tidak ada Abay disana. Murid yang berada disana pun tidak tahu Abay kemana saat kutanyai apakah mereka melihat Abay atau tidak.Lalu aku beralih melihat ke kelas M Ipa 1. Disana ada pacar Abay, Krystal namanya. Aku memang melihat Krystal, tapi tidak ada Abay disana. Dan kurasa Krystal sedang ada masalah dengan Abay.Saat kuhampiri ke kelasnya, Krystal tengah menangis dikelilingi beberapa teman wanitanya. Kutebak jika bukan bertengkar pasti Krystal diputuskan oleh Abay. Terakhir kali Abay pernah berkata kepadaku bahwa Krystal menyebalkan dan selalu mengekangnya. Hal tersebut membuat Abay tidak nyam
Baca selengkapnya
Sakit
Setelah berkata begitu, ibu pergi meninggalkan ku bersama dengan obat-obatan yang sudah berserakan di kasur.Aku sudah mencoba menghentikan kepergian ibu yang tidak tahu akan kemana. Tapi aku gagal dan ibu malah membentaku hingga membuatku tidak bisa berkutik.Sebenarnya aku bisa saja melawan ibu, tapi aku takut penyakit darah tinggi ibu kambuh. Dan aku tidak bisa mengikutinya karena kepalaku benar-benar berat dan tidak bisa untuk diajak berjalan.Aku tidak tahu bahwa efek dari berjalan kaki sebentar saja bisa begini. Seperti orang sedang sakit tipus saja. Tapi sepertinya bukan hanya karena kelelahan, tapi juga karena pikiran. Aku terlalu memikirkan Abay seharian kemarin sampai aku sakit begini.Aku harus berhenti memikirkan Abay dan mulai berpikir ke mana perginya ibu. Ibu tampak marah saat aku mengatakan Abay meninggalkanku dan tidak mengantarkanku pulang. Aku takut kalau ibu kerumah Abay dan melabrak Abay lalu aku takut Abay akan marah pad
Baca selengkapnya
Teman
Aku merenung didalam kamar setelah meninggalkan Abay. Entah kenapa aku merasa aku mendadak jadi bodoh begini. Aku tahu dan sadar bahwa aku menyukai Abay. Tapi kenapa aku berkhianat pada hati kecilku ini. Aku menjauhi Abay, aku cuek dan jutek padanya padahal aku sendiri tidak tega melakukan semua itu.Aku kembali bercermin. Menatap wajahku yang pucat pasi ini. Apa aku pantas menjadi pasangan seorang Esa Juniansyah? Pertanyaan itu kembali muncul di benak ku saat Abay sudah datang ke rumahku."Waalaikumsalam. Hati-hati ya nak."Itu suara ibu. Pasti ibu berbicara dengan Abay, pasti Abay saat ini sudah pulang. Aku naik ke atas kasur lalu mendekap guling dan bantal dan menumpahkan segala kesedihanku.Aku tidak kuat lagi dengan semua ini. Aku sakit, aku terluka. Aku sangat mencintainya, aku ingin memilikinya. Namun kenapa begitu berat bagiku. Kenapa aku tidak bisa melakukannya. Kenapa Abay begitu sulit untuk aku raih? Tidak adakah sedikit pe
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status