All Chapters of Antara Dendam dan Cinta: Chapter 41 - Chapter 50
123 Chapters
Pengakuan
Setelah beberapa saat, suasana menjadi canggung. Baik Mulan dan Juan duduk di sofa dalam ruangan itu. Sesekali Mulan melirik pria itu yang tampak sangat kusut. Entah dia harus senang atau malah iba. Bagaimanapun ini semua juga ulahnya.“Ekhem.” Mulan berdehem keras, berusaha mencuri atensi pria itu barang sesaat saja. Dia tidak bisa diam saja di sini, sedangkan otaknya memikirkan banyak hal. Dan lagi, dia juga penasaran apa maksud Juan barusan.Namun, Juan tak bergeming. Dia pura-pura tak berpengaruh. Pria itu sedang berperang dengan pikirannya sendiri. Dia sadar sejak tadi perempuan di sampingnya selalu mencuri pandang.“Kamu kenapa?”Kali ini Juan menoleh, mengulas senyum tipis saat melihat tatapan penasaran perempuan itu. “Tidak apa-apa,” balasnya. Sebelah tangannya terulur dan mengusap surai perempuan itu dengan lembut. “Kamu masih marah sama aku?”“Marah?” ulang Mulan dengan sebelah a
Read more
Ancaman
Beberapa hari ini Mulan merasa sangat puas. Dia sudah mendapatkan laporan tentang perkembangan perusahaan Walter yang belum stabil. Sangat susah untuk memulihkannya bila system keamanan sudah diretas sedemikian rupa. Apalagi model produk yang bocor ke perusahaan lawan. Mereka harus berkerja dari awal.“Sementara biarkan mereka istirahat dulu. Aku memiliki rencana lain untuk bajingan itu.”“Rencana apa?” tanya Alex di seberang sana. Selama ini dialah yang akan menjalankan rencana dari luar, sementara Mulan yang akan menjalankan misi di dalam.Mulan menarik sebelah bibirnya membentuk seringai kecil. “Lihat saja nanti,” katanya penuh misteri.“Baiklah. Ingat, kapanpun kamu butuh, segera hubungi aku.”“Pasti,” jawab Mulan dan setelahnya mematikan panggilan begitu saja.Sekarang dia hanya sendiri di ruang tengah. Suasana rumah yang hanya terisi pelayan dan pengawal tera
Read more
Bertemu Lucy
“Maaf, Sir.”“Ada apa?”“Ini ada titipan dari Sir Bruce.”Mendengar nama tersebut, Kriss yang sejak tadi fokus pada berkasnya, terpaksa mendongak. Dia melihat pria di depannya dan mengambil map tersebut.“Saya permisi.”“Hmm.” Kriss hanya berdehem. Dia membiarkan pria itu meninggalkan ruang kerjanya. Sementara setelah benar-benar sendiri, dia menatap map tersebut dengan lekat. Tangannya bergetar dengan degub jantung yang tak tenang. Jika tidak salah tebak, mungkinkah ini permintaannya waktu itu?Terlalu dimakan rasa penasarannya, Kriss perlahan membuka map tersebut dengan tangan bergetar. Dikeluarkannya beberapa lembar yang memuat banyak informasi tentang seseorang yang telah dicarinya selama ini. Tatapannya bergulir dengan pelan, semakin lama keringat dingin semakin terasa. Tatapannya tak lepas pada setiap kalimat dalam kertas tersebut. Dagub jantungnya semakin keras, sesaat Kriss
Read more
Penyerahan (21+)
“Aku ingin kamu,” ujar Juan dengan lugas.Mulan mengerjap. Tatapannya kembali linglung, dia mengamati Juan, mencari kebohongan atau binar usil di kedua netra itu. Namun dari suara serak dan bagaimana Juan menatapnya dengan sayu sudah cukup membuktikan bahwa pria itu tidak main-main. Juan benar-benar menginginkannya.Mulan merasa gamang, menggigit bibirnya sendiri tanpa sadar. Diamnya ini yang membuat Juan salah paham.Juan pikir perempuan itu menolaknya. Dia berusaha menarik senyum tipis, menenangkan Mulan yang tegang di pangkuannya. Dia tidak akan memaksa, meski keinginan itu sangat besar. Dia ingin memiliki perempuan itu segera, melupakan fakta yang sejak dulu menjadi batas penghalang.“Aku tidak memaksa. Anggap saja tadi aku sedang bercanda. Aku tida—““Lakukan!” sela Mulan sekaligus memotong kalimat Juan. Tatapannya intens, dia berusaha membangun tekadnya.“Kamu bercanda?” tanya Juan
Read more
Penyerahan (21+)
Mulan tidak tahu apakah jalannya sudah benar atau salah. Apakah dia akan menyesali hari ini atau tidak. Namun memikirkan waktunya yang akan habis setelah ini, membuat tekadnya semakin bulat. Dia ingin, setidaknya memiliki sebuah kenangan dengan Juan. Pria yang entah sejak kapan berhasil mencuri sedikit perasaannya. Ya, hanya sedikit. Karena hatinya masih terlampau banyak dikuasai dendam.Juan di bawah sana masih belum berhenti. Pria itu seakan menjanjikan sebuah kenikmatan yang bisa membuatnya melayang. Entah sejak kapan pria itu sudah telanjang bulat. Mulan tidak mau memikirkan hal itu. Dia hanya melihat dengan mata yang sesekali terpejam saking enaknya godaan yang pria itu lancarkan.Juan tidak akan memulai, sebelum tubuh Mulan siap menerima semuanya. Dengan cara ini Juan mencoba makin merangsang perempuan itu. Mencium bagian paling basah di bawah sana. Menyecap, merasakan kenikmatan yang baru saja dirasakannya. Aroma khas yang akan menjadi favoritnya. Juan seakan in
Read more
Mencari Kebenaran
Paginya Mulan bangun dalam keadaan badan yang remuk redam. Selangkangannya terasa sangat sakit dan perih. Mungkin milikya sudah lecet karena semalam. Dia bahkan tidak yakin bisa bangun dalam keadaan badan yang sakit begini. Jangankan berjalan, mengubah posisi tidurnya saja terasa sangat berat.Juan benar-benar menghajarnya habis-habisan tadi malam. Memang pria itu berperilaku sangat lembut, terlampau lembut sampai dirinya pun terbuai. Namun, Juan seakan tidak pernah puas, menghajarnya sampai dirinya mau pingsan. Pria itu seakan melepaskan sesuatu yang sudah lama dipendam. Mulan kembali ingat bagaimana buasnya Juan.Di tengah lamunannya, Mulan merasakan pelukan yang makin mengerat di pinggangnya. Jangan lupa pula kepala yang berada di dadanya dan menggesek di sana. Mulan sampai menahan napas karena sensasi geli akibat ulah Juan. Ini masih pagi dan pria itu seakan ingin terus menggodanya.“Juan, lepas,” pinta Mulan yang merasa risih dengan keadaan bada
Read more
Sisi Lain Bruce
Suara gesekan marmer dan alas kaki mengudara, membuat beberapa orang yang berdiri di depan pintu langsung menundukkan pelana. Bersikap tegak dan hormat pada seseorang yang datang dengan aura mengerikannya. Tidak ada yang berani membuka suara, bahkan melirik pun hanya akan mengantar kepala. “Dia sudah di dalam?” tanya suara itu dengan nada dingin. Tatapannya lurus pada pintu bercat cekelta itu. Banyak emosi dalam tatapan rumitnya yang membuat orang sekitar semakin takut. “Iya, Sir.” Pria yang tak lain adalah Bruce tersenyum dingin. Kedua tangan yang berada di samping tubuhnya mengepal. Rahangnya mengetat dengan emosi yang seperti magma, siap tumpah kapan saja. Dia sudah sangat menunggu waktu ini. Jiwa iblisnya berontak, meminta dikeluarkan secepat mungkin. Setelah anak buahnya membuka pintu, Bruce masuk ke dalam. Setiap hentakan kakinya seperti malaikan pencabut nyawa yang siap menebas pedang kapan saja. Anak buahnya di luar sana hanya bisa meneguk lud
Read more
Fakta 1
Kini Mulan kembali bertemu dengan Alex secara sembunyi. Mulan sedikit merasa longgar karena pengawal sialan itu selalu pergi dan keluarganya sibuk dengan masalah perusahaan. Sedangkan pengawal lain bisa dengan mudah Mulan kelabui. Dia menemui Alex karena ada hal yang akan mereka bahas bersama.Mereka berdua saling berhadapan dengan tatapan berbeda. Mulan tengah berpikir keras sampai lipatan di keningnya makin banyak. Sementara Alex masih duduk dengan tenang dan menyesap teh hangatnya. Pria itu diam-diam mengamati semua perubahan ekspresi yang Mulan tampilkan.‘Cukup menarik,’ batinnya dengan senyum yang terkulum.“Jadi, dugaanku benar,” kata Mulan setelah mengeluarkan napas panjang. Tatapannya kembali bertemu dengan Alex, “Jika memang kami kembar, bagaimana caranya kami terpisah?”“Maya diculik setelah persalinan ibumu.”“Dan Mom tidak curiga sama sekali?” tanya Mulan dengan mulut
Read more
Fakta 2
“Jadi, ada apa?” tanya Mulan tanpa mau basa-basi. Dia berusaha bersikap tenang dengan kedua tangan yang terlipat di depan dada. Tatapannya mengamati pria di depannya yang secara terang-terangan memberi sikap tak suka padanya.Mulan mendecih dalam hati. Ternyata seperti ini sifat asli pengawal itu. Pengawal yang jarang bicara dan bersikap dingin ternyata cukup menyebalkan dan menganggu. Padahal sejak awal, Mulan merasa tidak mengusik pria itu, bahkan tidak membuat masalah sedikit pun. Namun, sepertinya Bruce memang tidak pernah menyukainya karena permainan konyolnya dengan Maya. Peduli setan, bukan Mulan yang memulai. Dia hanya memanfaatkan keadaan.“Kapan permainan kalian berakhir?”Mulan menaikkan sebelah alisnya, pertanyaan itu lagi. Tanpa dijelaskan, Mulan tahu ke arah mana percakapan ini.“Kamu rindu Maya?” pancing Mulan yang mulai melancarkan dugaannya. “Jika kamu rindu, kenapa tidak temui Maya saja dan janga
Read more
Percintaan Kedua (21+)
Juan pulang saat waktu sudah sangat larut. Langkahnya pelan, penuh kehati-hatian memasuki sebuah kamar yang sekarang sering didatanginya. Entahlah, seperti ada magnet tersendiri yang membuat langkahnya kemari. Rasa lelah dan penatnya hilang saat melihat wajah damai wanita di atas ranjang itu.Kesibukan di kantor perlahan memang membuat pikirannya tersita. Bukan hanya itu, waktunya pun terpotong banyak dengan masalah yang belum juga selesai.Sepanjang dia turun ke dunia bisnis, ini pertama kalinya menghadapi masalah pelik yang seakan berdatangan bersamaan. Setelah beberapa pihak meretas keamanan perusahaan, laporan bocor, produk yang mengalami masalah dan terpaksa ditarik dari pasaran, sekarang bertambah dengan beberapa kerja sama yang batal dengan alasan yang di luar nalar.Juan menebak ada sebuah tangan penggerak di belakang masalah ini. Entah kenapa dia yakin, orang-orang ini hanya boneka yang menuruti perintah seseorang. PR besar bagi mereka adalah mencari ta
Read more
PREV
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status