All Chapters of WARUNG TENGAH MALAM: Chapter 61 - Chapter 70
271 Chapters
61-KALUNG
Malam semakin larut, sinar bulan kini menampakan dirinya kembali. Setelah beberapa hari Kampung Sepuh diguyur hujan yang begitu lebat, akhirnya sang penguasa malam kembali menerangi Kampung Sepuh dengan sinarnya yang menenangkan hati. Aku kali ini duduk di depan warung, badanku aku senderkan ke dinding warung sembari melihat bulan yang terang, juga bintang-bintang yang menjadi pelengkap malam itu. Aku mulai mencoba memberanikan diriku untuk sesekali diam di depan warung. Namun aku tetap waspada, aku tidak mau melangkahkan kakiku terlalu jauh dari warung, dan berakhir di suatu tempat yang akhirnya aku tahu bahwa tempat itu adalah tempat dari para tumbal dari manusia-manusia serakah yang ingin mendapatkan jalan pintas untuk kekayaan dan jabatanya. Hingga banyak dari mereka, menumbalkan seseorang yang tidak berdosa setiap tahunnya. Karena itu adalah satu-satunya cara untuk mereka agar mereka bisa terus mendapatkan kekayaan yang mereka inginkan. Semakin l
Read more
62-KEBERANIAN
Hosh hosh hosh Napasku sedikit terengah-engah, sudah beberapa menit aku berlari mengejar anak kecil itu yang melayang dan terbang entah ke mana, aku tidak sempat berpikir untuk meninggalkan warung dalam keadaan kosong lagi. Namun aku tidak ingin ada kejadian yang mengakibatkan korban yang ada di Gunung Sepuh seperti sebelum-sebelumnya. Sudah cukup banyak para manusia yang menjadi korban di Gunung itu, terlepas apapun penyebabnya. Namun tidak sepantasnya banyak manusia yang menghilang dan berakhir mengenaskan ketika ditemukan, banyak yang tiba-tiba tidak sadarkan diri. Bahkan ada juga yang malah ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa. Teman-teman Aki Karma, A Wawan, juga para konten kreator yang datang dari Kota yang berakhir dengan tragis setelah mereka memasuki Gunung Sepuh. Selain itu mungkin sudah banyak lagi yang menjadi korban selain yang aku tahu, dan itu akan terusmenerus terjadi jika kita membiarkan hal itu. Aku tahu aku tidak punya kekuatan s
Read more
63-TERPENTAL
Entah mengapa, ini bukanlah diriku. Aku yang penakut dan tidak ingin bertemu makhluk-makhluk seperti itu tampak tenang, meskipun dia melarangku untuk mengambil mereka bertiga dengan ancaman yang dia katakan. Hihihihi Hihihihi Aku hanya berdiri di sana, melihat pemandangan yang bagi setiap orang adalah pemandangan yang menakutkan untuk dilihat, dua orang yang tidak sadarkan diri dan seseorang yang sedang terduduk ketakutan di depanku. Juga banyaknya makhluk yang mengelilingi mereka dengan wajahnya yang menakutkan, mereka mengelilingi orang-orang tersebut sembari tertawa dan mengejek mereka dengan riangnya. Juga terlihat sesosok wanita yang ketika pertama kali muncul membuatku mual dan muntah, karena menurut info Mang Darman. Ketika mayatnya di temukan di sungai, tercium bau busuk yang amat kuat dari mayat tersebut, sehingga efeknya bisa dirasakan ketika makhluk itu muncul pertama kali olehku pada saat itu. Untuk orang biasa melihat pemandangan
Read more
64 - TERSADAR
Hihihi hihihi, “Eh, eh, si Aa warung hudang! (Eh, eh, si aa warung bangun! )” “Mana mana mana? ” “Itu, itu, wah karunya loba getih na, (kasihan banyak darahnya, ) sedot yu! ” “Eh ulah! Si aa warung mah lain dunungan urang, teu bisa asal nyedot getih, kan kudu perjanjian heula jeung jelema. Lamun edek nyieun perjanjian jeung urang syaratna kudu nyedot getih ti pamajikanna atau Anakna hihi. (Eh gak boleh! Si aa warung mah bukan tuan kita, tidak bisa asal nyedot darahnya, kan harus ada perjanjian dulu dengan manusia. Kalau mau melakukan perjanjian dengan kita syaratnya harus nyedot darah dari istri atau Anaknya hihi. )” Terdengar suara yang sangat berisik secara samar-samar, suara Anak-anak kecil yang seperti sedang mengelilingiku pada saat itu. Mereka tertawa dan berbicara satu sama lain yang membuatku tersadar secara perlahan. Aku secara perlahan membuka mata, dan seketika aku kaget. Sebuah wajah yang
Read more
65-HARTA
Mentari pagi masih belum menampakan wajahnya di ufuk timur, namun suara bising dari kendaraan dan polusi udara yang keluar dari knalpot motor dan mobil sudah memadati jalanan pada pagi itu. Sibuknya para manusia mengalahkan suara kokok ayam, tanpa kenal lelah mereka sudah berangkat menuju tempat kerja mereka masing-masing meskipun gelapnya pagi masih menyelimuti. Telihat banyaknya manusia yang memadati pusat-pusat transportasi, kereta api, bus, angkot, hingga transportasi online tak luput dari kesibukan di pagi itu dari segala penjuru. Semuanya mengarah pada suatu tempat yang sama, tempat di mana menjadi mimpi para manusia yang hidup untuk bisa bekerja dan mencari rezeki di sana, yaitu Ibu Kota. Namun di satu sisi, sebuah keluarga sedang berduka di rumahnya yang mewah. Sebuah keluarga kecil itu kini tidak bisa lagi lengkap setelah kepala keluarga meninggalkan mereka untuk selamanya, mungkin kepala keluarga tersebut bekerja terlalu keras untuk kesejahteraan or
Read more
66-KEMATIAN
Santet, adalah salah satu keilmuan di tanah Jawa yang bisa mencelakakan manusia dari jarah jauh. Biasanya santet dilakukan oleh paranormal atau dukun yang mempunyai ilmu hitam dan digunakan atas permintaan seseorang yang mempunyai dendam tertentu atau sakit hati kepada orang lain. Santet adalah energi negatif yang mampu merusak kehidupan seseorang yang berupa penyakit, kehancuran rumah tangga hingga kematian. Biasanya mereka menggunakan foto, boneka, dupa, kembang tujuh rupa dan benda-benda lainnya, sebagai media pengiriman santet tersebut. Santet tidak jauh berbeda dengan ritual-ritual yang dilakukan di Gunung Sepuh, yang membedakan hanyalah tujuan dari apa yang mereka ingin lakukan. Gunung Sepuh sangat identik bagi mereka yang menginginkan kekayaan, namun santet adalah keilmuan bagi mereka yang bisa mencelakakan orang. Dua ritual tersebut sangat erat dengan perjanjian dengan para makhluk selain manusia, karena untuk mengirimkan penyakit atau suatu benda ke tubuh ko
Read more
67-RUMAH BARU
Aku hanya terdiam melihat Eva bercerita tentang hidupnya. Aku kira manusia tidak akan sejahat itu, namun ternyata mereka bisa lebih jahat hanya karena balas dendam semata. “Jadi apa yang akan kalian lakukan sekarang?” Tanyaku. “Aku akan tinggal di Gunung Sepuh bersama Kania, aku berterima kasih kepada para manusia yang mengurus mayat itu. Meskipun mereka tidak tahu tentang identitas mayat tersebut, tapi mereka melakukan penguburan yang layak. ” “Dan aku akan berjanji meskipun di Gunung adalah tempat bagi mereka membantu manusia untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan segala ritualnya, namun aku tidak akan seperti itu. aku hanya ingin menetap di sana dengan Kania,” Kata sosok Eva sembari tersenyum. Secara tiba-tiba aku melihat Kania dan Eva perlahan-lahan mengilang. Tubuh mereka hilang secara perlahan menjadi debu yang tertiup angin, namun aku masih bisa melihat senyuman hangatnya yang perlahan-lahan memudar menjadi
Read more
68-HAJATAN
Di beberapa tempat di selatan Jawa Barat, banyak orang yang seperti Mang Darman. Mereka berdagang segala kebutuhan yang para warga kampung butuhkan, biasanya mereka datang dan pergi menyusuri tiap kampung untuk menjajakan daganganya dengan cara berjalan kaki. Namun ada pula para pedagang yang memakai kendaraan bermotor seperti motor ataupun mobil bak terbuka, daganganya pun bermacam-macam. Ada makanan seperti tahu bulat, gorengan, kacang rebus, baso, sate, bahkan bubur ayam juga ada. Selain itu kebutuhan yang biasanya di cari warga, seperti perabotan dapur, sandal, mainan anak-anak, bahkan pakaian dalam wanita. Tentu saja keuntungan memakai kendaraan bermotor sangat banyak, selain dapat membawa barang dagangan lebih banyak juga tidak terlalu menguras tenaga juga dapat menjangkau lebih banyak tempat karena perjalanan lebih cepat di banding harus pemanggul dagangan ataupun memakai gerobak. Mereka biasanya datang dari kota terdekat, sengaja menyetok barang daganganya di
Read more
69-KEBUN DEPAN WARUNG
“Pak Asep ko tumben sudah pulang dari sawah? ” Kataku kepada Pak Asep, seorang petani yang berjalan melewati warung siang itu. “Iya Jang, sengaja si Ibu minta pulang duluan. Soalnya ada hajatan di Kampung sebelah, Katanya ada dangdut sama wayang golek,” Kata Pak Asep. “Hajatan siapa pak?” Kataku “Itu anaknya ketua Kampung, si Rani nikah sama orang Kota. Hajat gede-gedean Jang, siangnya pengajian, sore nya dangdut, malamnya wayang golek,” Katanya sembari bersemangat. “Ya sudah atuh ya, mau lanjut jalan, kasian si Ibu sudah nungguin," Katanya sembari melambaikan tangan. Aku yang sedang duduk di depan warung membalas Pak Asep itu dengan melambaikan tanganku, dia mempercepat langkah kakinya untuk segera pulang ke rumah, mengabaikan panas terik di siang itu yang menyentuh kulitnya. Tujuannya hanya satu, agar segera menemui istrinya dan berganti baju dengan baju yang bagus, juga mengajak anak-anaknya
Read more
70-NENEK
“Mat, beneran jalanya ke sini? ” Kata Mang Nandi sembari memperhatikan jalan yang gelap di depannya. “Bener Mang, jalannya kesini. Menurut info sih memang jalanannya memutar kalau pake mobil, soalnya kalau pake jalan utama harus lewat gang, kalau lewat gang kan mobil gak bisa masuk, ” Kata Mamat meyakinkan Mang Nandi. “Tapi kok serem ya Mat jalanannya? ” Kata Mang Nandi. “Namanya juga di Kampung Mang, wajar kalau serem. Paling ntar tiba-tiba nongol pocong di depan hehe,” Kata Mamat sembari bercanda. “Huss, jangan bercanda ah. Nanti kalau muncul beneran gimana? ” Katanya sembari ketakutan. Mobil mereka melaju di jalanan yang gelap, jalanan yang berbatu dan berdebu. Juga kerikil-kerikil kecil yang sering kali membuat mobil mereka terhenti, dan sering kali Mamat harus turun dan mendorong mobilnya agar bisa melaju kembali. Jalanan yang mereka lalui memang menyeramkan di sisi kanan jalan membenta
Read more
PREV
1
...
56789
...
28
DMCA.com Protection Status